Pernikahan adat Surakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
|||
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
== Lamaran ==
Keluarga calon mempelai pria mendatangi (atau mengirim utusan ke) keluarga calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka. Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat lebih jauh mengenal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis pernikahannya:
* ''
* ''
Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai mengurus segala persiapan pernikahan.
Baris 24:
=== Hiasan Pernikahan ===
Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan akan dihiasi janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan daun-daunan:
* 2 [[pohon pisang]] dengan setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia
* ''Tebu Wulung'' atau [[tebu]] merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan pikiran sehat.
* ''Cengkir Gading'' atau [[buah kelapa]] muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
Baris 33:
Sebelum ''Tarub'' dan janur kuning tersebut dipasang, ''sesajen'' atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: [[pisang]], [[kelapa]], [[beras]], [[daging sapi]], [[tempe]], [[buah|buah-buahan]], [[roti]], [[bunga]], bermacam-macam minuman termasuk [[jamu]], lampu, dan lainnya.
Arti simbolis dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat
Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah ''Kembar Mayang'' yang akan digunakan dalam upacara ''panggih''
Baris 57:
Sesajian merupakan hal yang dianggap penting dalam upacara Jawa. Sesajian untuk ''siraman'' terdiri dari berbagai macam sajian:
* ''Tumpeng Robyong'', [[nasi
* ''Tumpeng Gundhul'', nasi
* Makanan seperti ayam, tahu, telur.
* Buah-buahan seperti pisang dan lain-lain.
Baris 76:
* Sang pengantin duduk dengan kedua tangan diletakkan di depan dalam posisi berdoa.
* Mereka menuangkan air ke atas tangannya dan sang pengantin berkumur tiga kali.
* Lalu mereka menuangkan air ke atas kepalanya, muka, telinga, leher, tangan dan kaki masing masing tiga kali.
* Setelah orang tua menyelesaikan prosesi ''siraman'' disusul oleh empat orang lain yang dianggap penting.
* Orang terakhir yang memandikan sang pengantin adalah ''Pemaes'' atau orang lain yang dianggap spesial. Sang pengantin dimandikan dengan sabun dan shampo (secara simbolik).
* Setelah itu acara ''pecah kendi'' yang dilakukan oleh ibu pengantin perempuan.
=== Pecah Kendi ===
Baris 89 ⟶ 88:
=== Ngerik ===
Setelah acara Siraman, pengantin perempuan duduk di dalam kamarnya. ''Pemaes'' lalu mengeringkan rambutnya dan memberi pewangi di rambutnya. Rambutnya lalu disisir dan di''gelung'' atau dibentuk konde. Setelah ''Pameas'' mengeringkan wajah dan leher sang pengantin, lalu ia mulai mendandani wajah sang pengantin. Lalu sang pengantin akan dipakaikan baju [[kebaya]] dan kain batik.
Sesajian untuk upacara ''Ngerik'' pada dasarnya sama untuk acara ''siraman''. Biasanya supaya lebih mudah sesajian untuk ''siraman'' digunakan / dimasukkan ke kamar pengantin dan dipakai untuk sesajian upacara ''Ngerik''.
Baris 96 ⟶ 95:
=== Dodol Dhawet ===
Kedua orang tua pengantin wanita berjualan minuman ''dawet'' yaitu minuman manis khas Solo, tujuannya agar banyak tamu yang datang.
=== Temu Panggih ===
Baris 111 ⟶ 110:
== Upacara Midodaren ==
Acara ini dilakukan pada malam hari sesudah ''siraman''. ''Midodaren'' berarti menjadikan sang pengantin perempuan secantik dewi [[Widodari]]. Pengantin perempuan akan tinggal di kamarnya mulai dari jam enam sore sampai tengah malam dan ditemani oleh kerabat-kerabatnya yang perempuan. Mereka akan bercakap-cakap dan memberikan nasihat kepada pengantin perempuan.
Orang tua pengantin perempuan akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab suaminya.
=== Peningsetan ===
Baris 126 ⟶ 125:
* Sejumlah [[uang]] untuk digunakan di acara pernikahan.
Acara ini disebut juga acara ''serah-serahan'' - bisa diartikan sang calon mempelai perempuan 'diserahkan' kepada keluarga calon mempelai pria sebagai menantu mereka atau calon mempelai pria ''nyantri'' di kediaman keluarga calon mempelai perempuan.
Pada masa kini, demi alasan kepraktisan, kedua belah pihak kadang-kadang dapat berbicara langsung tanpa upacara apapun. Selain menghemat waktu dan uang, juga langsung pada pokok persoalan.
Sesajian untuk upacara ''midodaren'':
Baris 163 ⟶ 162:
== Pawai (untuk anggota kerajaan) ==
Untuk pernikahan anggota kerajaan Surakarta, setelah upacara panggih diakhiri dengan pawai yang meriah agar seluruh warga kota Solo dapat melihat anggota kerajaan yang baru menikah. Pada acara ini seluruh anggota keraton termasuk tentara keraton berpakaian serba tradisional.
Jika yang menikah adalah seorang pangeran, maka sang pangeran mengendarai kuda di bagian paling belakang pawai, di belakang kereta kerajaan yang berisi sang istri pangeran.
Prosesi pawai mengelilingi halaman [[keraton]] selama satu kali kemudian iring-iringan akan memasuki halaman keraton.
'''Upacara panggih/temu''' (mengawali acara resepsi)
Pada upacara ini ''kembar mayang'' akan dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat.
* Berbentuk seperti gunung, tinggi dan luas, melambangkan seorang laki-laki harus berpengetahuan luas, berpengalaman, dan sabar.
* Hiasan menyerupai [[keris]], pasangan harus berhati-hati di dalam hidup mereka.
Baris 213 ⟶ 212:
'''''Dahar Kembul / Dahar Walimah'''''
Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah dan senang dan saling menikmati milik mereka bersama. ''Pemaes'' akan memberikan sebuah piring kepada pengantin perempuan (berisi nasi kuning, telur goreng, kedelai, tempe, abon, dan hati ayam). Pertama-tama, pengantin pria membuat tiga bulatan nasi dengan tangan kanannya dan menyuapkannya ke mulut pengantin perempuan. Setelah itu ganti pengantin perempuan yang menyuapi pengantin pria. Setelah makan, mereka lalu minum teh manis.
'''''Rujak Degan'''''
Baris 228 ⟶ 227:
'''''Sungkeman'''''
Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orang tua. Pertama-tama ayah dan ibu pengantin perempuan, kemudian baru ayah dan ibu pengantin pria. Selama ''sungkeman'', ''Pemaes'' mengambil keris dari pengantin pria, dan setelah ''sungkeman'' baru dikembalikan lagi.
'''Resepsi'''
Baris 234 ⟶ 233:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://intranet.usc.edu.au/wacana/solo/kawin.htm Pernikahan Kerajaan yang ada di dalam Kraton Kasunanan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070829052614/http://intranet.usc.edu.au/wacana/solo/kawin.htm |date=2007-08-29 }}
* {{id}} [http://www.pernikahansemarang.com/ Portal Informasi dan Direktori Pernikahan Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130510203331/http://www.pernikahansemarang.com/ |date=2013-05-10 }}
* {{en}} [http://home.wanadoo.nl/javas/Cultuur/Joglosemar-Wedding/WeddingCeremony.htm Traditional Javanese wedding Ceremonies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080229082726/http://home.wanadoo.nl/javas/Cultuur/Joglosemar-Wedding/WeddingCeremony.htm |date=2008-02-29 }}
{{Upacara pernikahan}}
|