Tantu Panggelaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 32:
 
== Analisis ==
'''Tantu Panggelaran''' berisi tentang [[etiologi]] alam semesta. '''Tantu Panggelaran''' ditulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan etiologis, misalnya, mengapa ada gempa bumi, mengapa ada gerhana matahari, mengapa ada gunung-gunung yang tersebar di pulau Jawa, mengapa ada manusia di pulau Jawa, mengapa ada biji hijau, hitam, putih, tetapi tidak ada biji kuning, mengapa ada bahasa, mengapa manusia membuat rumah, pakaian, dsb. Pertanyaan-pertanyaan etiologis ini dijawab dalam cerita '''Tantu Panggelaran'''. Cerita yang menjawab pertanyaan etiologis ini banyak terdapat dalam dunia oriental kunakuno. Contoh yang paling mudah didapat adalah di dalam kitab suci umat [[Kristen]] ([[Alkitab]]). Di sana diceritakan juga, bahwa manusia dibuat dari tanah liat dan menurut rupa Tuhan, manusia semula berbahasa satu dan berkumpul bersama di [[Babel]] membangun menara ([http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Tower_of_Babel lihat artikel Zikkurat dalam Wiki Inggris]), yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru bumi, dan pertanyaan-pertanyaan etiologis banyak dijawab dalam [[mitos]]-mitos tersebut.
 
Selain itu cerita ini mementingkan proses pengaturan alam semesta, dari dunia yang khaos menjadi dunia yang teratur (kosmos). Hal ini juga dapat ditemui dalam cerita-cerita [[orientalis]] kunakuno. Para Dewa sangat menghargai dunia yang teratur. Motif ini dijumpai dari cerita-cerita Yunani kunakuno sampai cerita-cerita India.
 
Juga terdapat motif "pembangunan masyarakat beradab" atau cerita etiologis tentang munculnya peradaban manusia. Hal ini juga dapat dibandingkan dengan Kodex [[:en:Hammurabi|Hammurabi]] di [[Babilonia]] yang berisi hukum-hukum bagi keteraturan masyarakat setempat.
Baris 40:
Di samping itu terdapat perbedaan teologis antara cerita Jawa Pertengahan ini dengan teologi Hindu di India. Di dalam kisah ini diceritakan bahwa Batara Guru adalah ayah dari dewa-dewa yang lainnya.
 
Gunung menjadi tempat yang keramat, tempat para dewa. Motif ini juga terdapat dalam dunia teologis orientalis. [[Ishak]] dipersembahkan di gunung [[Moria]] (Yerusalem). [[Zarathustra]] atau [[Zoroaster]] ketika berkotbah juga naik ke gunung. [[Firaun]] membuat [[piramida]] yang juga melambangkan gunung. Agama masyarakat Indonesia kunakuno juga membuat punden berundak-undak yang juga melambangkan gunung. Dsb.
 
Singkat kata, Tantu Panggelaran adalah sebuah produk bagian dari orientalis kunakuno? Ini adalah sebuah hipotesis yang dapat diuji ulang.
 
== Pranala luar ==
 
{{wikisource|{{PAGENAME}}}}
* {{id}} [http://www.isi-dps.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/SIMBOLISME-AIR-DALAM-TEKS-TANTU-PANGGELARAN-3rd-SSEASR.pdf Artikel pada Seminar Internasional Waters in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion 3rd SSEASR Conference, Bali Island, Indonesia "Simbolisme Air Dalam Teks Tantu Panggelaran"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140801190110/http://www.isi-dps.ac.id/wp-content/uploads/2009/08/SIMBOLISME-AIR-DALAM-TEKS-TANTU-PANGGELARAN-3rd-SSEASR.pdf |date=2014-08-01 }}
* {{en}} [http://www.gunungbagging.com/wp-content/documents/How-Java-Got-Its-Mountains.pdf Artikel "How Java Got Its Mountains (and Stopped Wobbling)"]