Sepauk, Sintang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad) |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tiga "=" pada Subbagian tk. 1 - Penggunaan kode HTML pada Wiki) |
||
(13 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Sintang
|luas=- km
|penduduk=-
|kelurahan=-
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km
|provinsi=Kalimantan Barat
}}
'''Sepauk''' (disebut juga [[Nanga]] Sepauk) adalah [[kecamatan]] yang berada di [[Kabupaten Sintang]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]]. Terletak dipertemuan Sungai Sepauk dengan [[Sungai Kapuas]].
Selain penduduk asli suku bangsa [[Dayak]], dan [[Melayu]]. Sepauk di huni oleh
Menurut cerita orang tua, orang orang [[Hakka]] datang dari [[Meixien]] di [[Cina]] selatan dengan tujuan mencari emas di akhir abad 19 (tahun 1800an). Setelah menetap beberapa lama, timbul perselisihan antara pencari emas ini dengan pemerintah penjajah belanda. Perairan sungai Kapuas sempat di blokir oleh tentara Belanda selama beberapa lama. Tentara Belanda berharap dengan di blokir mereka akan menyerah karena kehabisan sumber makan. Ternyata para pencari emas telah menjalin hubungan tukar menukar dengan orang dayak se tempat. Bahkan banyak yang telah ber cocok tanam dan hidup berkecukupan se iring dengan orang dayak setempat.
Perlahan lahan mereka tidak lagi ada pikiran untuk pulang ke Tiongkok, suatu yang sangat jarang terjadi di bagian dunia lain pada waktu itu. (<small>sumber: Encyclopaedia Britanica dan cerita lisan</small>)
Beberapa kali pada abad 20 terjadi pengungsian dari Sepauk. Ini terjadi karena berbagai sebab: ekonomi, sosial, pendidikan, dan juga kekerasan. Biasanya anak anak muda yang baru dewasa keluar dari Sepauk untuk mencari ilmu atau mencari kerja di
Orang asli sepauk memiliki adat dan tradisi yang berbeda dengan orang daerah lainnya, sebab orang asli sepauk adalah orang dayak seberuang. Suku dayak seberuang adalah orang yang sangat ramah, dayak seberuang telah lama menghentikan tradisi 'mengayau', yaitu memotong kepala manusia untuk berbagai kebutuhan. Sejak itu, karena orang dayak seberuang tidak melakukan tradisi mengayau lagi, mulai lah berdatangan gelombang transmigrasi yang pada saat itu datang dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, namun
Penduduk [[Hakka]] di Sepauk hidup terisolasi dari dunia luar lebih dari seratus tahun, tidaklah heran terjadi pembauran dengan penduduk asli [[dayak]]. Karena rasa identitas yang kuat, pembauran ini agak terbatas di bidang transaksi ekonomi. Pembauran ini juga terbukti di kata kata dan istilah asing yang muncul di bahasa masing masing.
Keturunan penghuni Sepauk dan sekitarnya sekarang tersebar di kota kota besar di [[Indonesia]] dan bahkan luar negri. Terutama di [[Jakarta]] dan [[Pontianak]]. Di Jakarta, mereka di
[[Dayak]] | [[Mualang]] | [[Republik Lanfang]]
|