Daftar naskah Perjanjian Baru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Subbagian tk. satu dengan tiga "=")
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
Merujuk kepada bukti tekstual [[Perjanjian Baru]], [[Bruce M. Metzger]] menulis,
<blockquote>"Dalam mengevaluasi nilai pentingnya statistik ini ... orang harus mempertimbangkan, dengan kontras, jumlah naskah yang melestarikan teks-teks klasik kuno. ''[[Iliad]]'' karya [[Homer]] ... dilestarikan dalam 457 naskah papirus, 2 uncial, dan 188 minuscule. Di antara naskah tragedi, yang terbanyak adalah karya [[Euripides]]; naskah yang ada sekarang meliputi 54 papirus dan 276 perkamen, hampir seluruhnya bertarikh dari zaman Bizantin ... selang waktu dari pembuatan kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] dan salinan yang ada sampai sekarang tergolong sangat singkat. Bukan berselang satu milenium lebih, sebagaimana karya-karya pengarang kuno, beberapa naskah papirus yang memuat bagian-bagian Perjanjian Baru merupakan salinan masih dalam rentang waktu kurang dari seabad dari pembuatan dokkumendokumen aslinya."<ref>''The Text Of The New Testament: Its Transmission, Corruption & Restoration'', 1992, Third Enlarged Edition, [[Bruce Metzger]], p. 33-35</ref><ref>Dalam catata kaki untuk komentarnya, [[Bruce Metzger|Metzger]] juga menulis, "Lest, however, the wrong impression be conveyed from the statistics given above regarding the total number of Greek manuscripts of the New Testament, it should be pointed out that most of the [[New Testament papyrus|papyri]] are relatively fragmentary and that only about fifty manuscripts (of which the [[Codex Sinaiticus]] is the only [[Uncial script|Uncial manuscript]]) contain the entire New Testament." ''The Text Of The New Testament: Its Transmission, Corruption & Restoration'', 1992, Third Enlarged Edition, Bruce Metzger, p. 34</ref></blockquote>
 
Hampir setiap tahun ditemukan sejumlah naskah tulisan tangan Perjanjian Baru dalam format bahasa Yunani asli. Penemuan substansial adalah tahun 2008, ketika 47 naskah kuno ditemukan di [[Albania]]; paling sedikit 17 di antaranya tidak dikenal oleh pakar Barat.<ref>Michelle A Vu, [http://www.christiantoday.com/article/nt.scholar.on.discovery.of.giant.trove.of.bible.manuscripts/18204.htm "NT scholar on discovery of giant trove of Bible manuscripts,"] ''[[Christianity Today]]'', 21 April 2008</ref> Ketika membandingkan satu naskah dengan yang lain, dengan perkecualian fragmen-fragmen yang kecil, tidak ada dua salinan yang 100% seluruhnya sama. Paling sedikit diperkirakan ada 400.000 variasi di antara naskah-naskah ini (dari abad ke-2 sampai ke-15) yang lebih dari jumlah kata dalam Perjanjian Baru. Variasi-variasi ini tidaklah signifikan karena merupakan perbandingan antara bahasa. Yang terpenting adalah variasi di dalam satu bahasa sendiri, dan ini jumlahnya jauh lebih sedikit. Kebanyakan berupa kesalahan penyalinan yang tidak disengaja oleh para jurutulis dan dengan mudah dapat diidentifkasi, misalnya: "haplografi" (penghilangan kata), "homoioteleuton" (baris disalin berulang), salah ejaan, perubahan urutan kata. Sejumlah variasi tampaknya disengaja, dan sering membuat lebih sulit ditentukan apakah perubahan ini merupakan koreksi dari contoh yang lebih benar, atau harmonisasi antara bacaan-bacaan berbeda, atau dimotivasi oleh suatu ideologi.<ref>Ehrman 2004, pp.480f</ref> Untuk itulah diterapkan [[palaeografi]], yaitu ilmu yang mempelajari tulisan kuno, dan kritisisme tekstual, yaitu studi naskah-naskah untuk merekonstruksi kemungkinan teks asli.
Baris 10:
The difficulty is in where the manuscripts are coming from. Often, especially in monasteries, a manuscript cache is little more than a former manuscript recycling center where imperfect and incomplete copies of manuscripts were stored while the monastery or scriptorium decided what to do with them.<ref name="Ehrman 2005">Ehrman 2005</ref> There were several options. The first was to simply "wash" the manuscript and reuse it. This was very common in the ancient world and even up into the [[Middle Ages]]; such reused manuscripts are called [[palimpsest]]s. The most famous palimpsest is probably the [[Archimedes Palimpsest]]. If this was not done within a short period of time after the papyri was made, then washing it was less likely since the papyri might deteriorate and thus be unusable. When washing was no longer an option, the second choice was burning (since they contained the words of Christ, they were thought to have had a level of sanctity).<ref name="Ehrman 2005"/> Burning them was considered more reverent than simply throwing them into the nearby garbage pit, although that was not unheard of as in the case of [[Oxyrhynchus 840]]). The third option was simply to leave them in what has become known as a manuscript gravesite. When scholars come across manuscript caches, for example that at [[Saint Catherine's Monastery]] in the [[Sinai]] (source of the [[Codex Sinaiticus]]), or Saint Sabbas Monastery outside [[Bethlehem]], they are not finding libraries, but storehouses of rejected texts<ref name="Ehrman 2005">Ehrman 2005</ref> (sometimes kept in boxes or back shelves in libraries due to space constraints). These texts were unacceptable because of their scribal errors and contain corrections inside the lines<ref>http://www.codexsinaiticus.org/en/</ref> possibly evidence that monastery scribes were comparing it to what must have been a master text. In addition, texts thought to be complete and correct but which had deteriorated due to heavy usage and/or had missing [[wikt:folio|folios]] would also be placed in these [[Treasure trove|caches]]. Once in a cache, [[insects]] and [[humidity]] would often contribute to the continued deterioration of the documents.<ref name="Ehrman 2005" />
-->
Teks lengkap dan yang disalin dengan benar biasanya segera dipakai dan karenanya cepat menjadi aus, sehingga harus dibuat salinan yang baru. Lagipula, pembuatan salinan memakan biaya dan waktu yang lama, sebab membutuhkan juru tulis yang ahli serta pemeriksaan yang saksama, maka suatu naskah Alkitab hanya dibuat bila ada pesanan khusus, dan ukuran kertas, jenis tulisan, hiasan (meningkatkan ongkos kerja), cara penjilidan (satu buku atau kumpulan buku) ditentukan oleh pemesan yang membiayai produksi naskah tersebut. Ide untuk menyimpan cadangan salinan mungkin dianggap pemborosan dan tidak perlu karena bentuk dan penampilan suatu naskah seringkalisering kali disesuaikan dengan selera estetik pembelinya. Ini merupakan sebagian alasan mengapa lebih sering ditemukan potongan-potongan naskah yang tidak lengkap, dan kadang kala mengandung sejumlah ketidak sesuaian isi (varian bacaan), dan jarang sekali didapatkan karya yang utuh dan konsisten.<ref name="Ehrman 2005" />
 
=== Distribusi naskah Perjanjian Baru bahasa Yunani menurut abad ===
[[Berkas:BookOfDurrowBeginMarkGospel.jpg|jmpl|ka|Permulaan [[Injil Markus]] dari [[Kitab Durrow]].]]
[[Berkas:SinopeGospelsFolio29rChristHealingBlind.jpg|jmpl|ka|200px|Sebuah halaman dari [[Sinope Gospels]]. Gambar miniatur di bawah menunjukkan [[Yesus]] menyembuhkan orang buta.]]
Baris 232:
|}
 
=== Transmisi ===
[[Berkas:Escribano.jpg|jmpl|210px|ka|Ilustrasi seorang jurutulis sedang bekerja di Eropa pada zaman kuno.]]
Tugas penyalinan naskah umumnya dilakukan oleh jurutulis yang merupakan seorang profesional terlatih dalam bidang penulisan dan penjilidan buku. Beberapa naskah dibaca ulang dan para pakar yang memeriksa dengan teliti naskah-naskah kuno tersebut kadang mendapati tulisan asli dan koreksi oleh orang lain pada sejumlah halaman. <!-- In the 6th century, a special room devoted to the practice of manuscript writing and [[illuminated manuscript|illumination]] called the [[scriptorium]] came into use, typically inside medieval European monasteries. Sometimes a group of scribes would make copies at the same time as one individual read from the text.<ref>[http://www.earlham.edu/~seidti/iam/mss_trans.html Seid]</ref>
 
===Manuscript construction===
Baris 253:
Manuscripts became more ornate over the centuries, which developed into a rich [[illuminated manuscript]] tradition, including the famous Irish [[Gospel Book]]s, the [[Book of Kells]] and the [[Book of Durrow]].
-->
=== Penyusunan Katalog ===
 
[[Desiderius Erasmus]] menyunting edisi cetak pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani pada tahun 1516, mendasarkan karyanya pada beberapa naskah karena dia tidak memiliki karya tunggal yang lengkap dan karena setiap naskah mengadung kesalahan-kesalahan kecil. Pada abad ke-18, [[Johann Jakob Wettstein]] adalah salah satu pakar Alkitab pertama yang mulai membuat katalog naskah-naskah Alkitab. Ia membagi naskah-naskah tersebut berdasarkan bentuk tulisannya ([[uncial]], [[minuscule]]) atau format ([[leksionari]] dan lain-lain) serta berdasarkan isi ([[Injil]], [[Surat-surat Paulus]], [[Kisah Para Rasul]] + [[Surat-surat Am]], dan [[Kitab Wahyu]]). Ia memberi nomor pada setiap surat uncial dan minuscule maupun leksionari untuk setiap kelompok isi, sehingga sejumlah naskah diberi nomor atau kode huruf yang sama.<ref>Aland 1995, p. 72</ref>
Baris 259:
Naskah-naskah yang memuat Perjanjian Baru secara lengkap, misalnya [[Codex Alexandrinus]] (A) dan [[Codex Ephraemi Rescriptus]] (C), kode-kode huruf ini dipakai dalam semua kelompok isi. Namun, untuk naskah kuno penting seperti [[Codex Vaticanus Graecus 1209]] (B), yang tidak memuat Kitab Wahyu, huruf B juga dipakai untuk menandai sebuah naskah kuno Kitab Wahyu dari abad ke-10, sehingga menimbulkan kebingunan.
 
==== Tischendorf ====
 
[[Konstantin von Tischendorf]] menemukan salah satu salinan (hampir) lengkap tertua seluruh Alkitab, [[Codex Sinaiticus]], lebih dari satu abad setelah sistem katalog Wettstein diperkenalkan. Karena Tischendorf menganggap naskah itu sangat penting, ia memberi kode dengan [[huruf Ibrani]] [[alef]] (א).<!-- Eventually enough uncials were found that all the letters in the [[Latin alphabet]] had been used, and scholars moved on to first the [[Greek alphabet]], and eventually started reusing characters by adding a [[superscript]]. Confusion also existed in the minuscules, where up to seven different manuscripts could have the same number or a single manuscript of the complete New Testament could have 4 different numbers to describe the different content groupings.<ref>Aland 1995, pp. 72-73</ref>
-->
==== Von Soden ====
 
[[Hermann, Freiherr von Soden]] menerbitkan sistem katalog yang kompleks untuk naskah-naskah kuno pada tahun 1902-1910.<ref>Hermann von Soden, ''Die Schriften des Neuen Testaments, in ihrer ältesten erreichbaren Textgestalt hergestellt auf Grund ihrer Textgeschichte'' 4 vols., Berlin: Glaue, 1902-1910.</ref> Ia mengelompokkan naskah-naskah berdasarkan isinya, dengan memberi kode awalan huruf Yunani: δ untuk Perjanjian Baru lengkap, ε untuk kitab-[[kitab Injil]], dan α untuk bagian-bagian selebihnya. Namun, pengelompokkan ini mempunyai kelemahan karena sejumlah naskah yang diberi kode δ tidak memuat [[Kitab Wahyu]], dan banyak naskah yang termasuk kelompok berkode α memuat juga [[Surat-surat Am]] ataupun [[Surat-surat Paulus]], tetapi tidak dua-duanya. Setelah awalan huruf Yunani, Von Soden memberi nomor yang secara kasar berkaitan dengan tarikh suatu naskah (misalnya δ1-δ49 berasal dari sebelum abad ke-10, δ150-δ249 dari abad ke-11). Sistem ini ternyata menjadi problematik pada waktu suatu naskah diubah perkiraan tarikhnya, atau ketika lebih banyak naskah ditemukan daripada cadangan nomor yang disediakan untuk abad tertentu.<ref>Aland 1995, pp. 40-41</ref>
 
==== {{anchor | Gregory-Aland}}Gregory–Aland ====
 
[[Caspar René Gregory]] menerbitkan sistem katalognya pada tahun 1908 dalam karyanya ''Die griechischen Handschriften des Neuen Testaments''. Sistem ini masih dipakai sampai sekarang.<!-- Gregory divided the manuscripts into 4 groupings: papyri, uncials, minuscules, and [[Lectionary|lectionaries]]. This division is partially arbitrary. The first grouping is based on the physical material ([[papyrus]]) used in the manuscripts. The second two divisions are based on script: uncial and minuscule. The last grouping is based on content: lectionary. Most of the papyrus manuscripts and the lectionaries before the year 1000 are written in uncial script. However, there is some consistency in that the majority of the papyri are very early because parchment began to replace papyrus in the 4th century (although the latest papyri dates to the 8th century). Similarly, the majority of the uncials date to before the 11th century, and the majority of the minuscules to after.<ref>Aland 1995, pp. 73-77</ref>-->
 
Gregory memberi kode setiap naskah papirus dengan awalan huruf '''P''', seringkalisering kali ditulis dalam jenis tulisan ''[[blackletter]]'' (<math>\mathfrak{P}</math><sup>n</sup>), dengan nomor yang ditulis dalam format ''superscript''. Uncials diberi awalan angka "0", dan huruf-huruf naskah utama tetap dipakai untuk ''redundancy'' (misalnya [[Codex Claromontanus]] diberi kode '''06''' dan juga '''D'''). Naskah-naskah minuscule diberi nomor biasa. Leksionari diberi awalan huruf '''''l''''', sering dalam bentuk tulisan tangan ('''ℓ'''). [[Kurt Aland]] meneruskan pekerjaan Gregory dalam menyusun katalog pada tahun 1950-an dan seterusnya. Karenanya, sistem penomoran ini sering disebut sebagai "nomor Gregory-Aland".<!-- The most recent manuscripts added to each grouping are <math>\mathfrak{P}</math>[[Papyrus 124|<sup>124</sup>]], [[Uncial 0318|0318]], [[Minuscule 2882|2882]], and ''ℓ'' 2281. Due to the cataloging heritage and because some manuscripts which were initially numbered separately were discovered to be from the same codex, there is some redundancy in the list (''i.e.'' the [[Magdalen papyrus]] has both the numbers of <math>\mathfrak{P}</math>[[Papyrus 64|<sup>64</sup>]] and <math>\mathfrak{P}</math>[[Papyrus 67|<sup>67</sup>]]).<ref>Aland 1995, pp. 73f</ref>
 
The majority of New Testament textual criticism deals with Greek manuscripts because scholars believe the original books of the New Testament were written in Greek. However, the text of the New Testament is also found, both translated in manuscripts of many different languages (called ''versions''), and quoted in manuscripts of the writings of the [[Church Fathers]]. In the [[critical apparatus]] of the [[Novum Testamentum Graece]], a series of abbreviations and prefixes designate different language versions (it for Old Latin, lowercase letters for individual Old Latin manuscripts, vg for [[Vulgate]], lat for Latin, sy<sup>s</sup> for [[Sinaitic Palimpsest]], sy<sup>c</sup> for [[Curetonian Gospels]], sy<sup>p</sup> for the [[Peshitta]], co for Coptic, ac for Akhmimic, bo for Bohairic, sa for Sahidic, arm for Armenian, geo for Georgian, got for Gothic, aeth for Ethiopic, and slav for Old Church Slavonic).<ref>NA<sup>27</sup> 1996, pp. 64*-76*</ref>
-->
=== Perkiraan Tarikh Pembuatan Naskah Perjanjian Baru ===
 
Kitab-kitab Perjanjian Baru rupanya sudah lengkap pada abad pertama, tetapi tidak ada naskah asli (''autograph'') yang terlestarikan sampai sekarang. Yang ada hanya salinan-salinan dari abad-abad berikutnya. Tarikh naskah-naskah salinan itu ditentukan berdasarkan "[[Paleografi]]", yaitu ilmu yang menganalisanyamenganalisisnya [[tipografi]] tulisan untuk memperkirakan tanggal penulisannya. Cara ini merupakan yang paling akurat dan objektif. Kelompok-kelompok tulisan tertentu dapat dikaitkan dengan suatu generasi, dan perubahannya dapat dicatat dengan tingkat akurasi yang tinggi dalam rentang waktu yang pendek. Penentuan tarikh bahan naskah dengan tes radiokarbon membutuhkan sebagian kecil bahan untuk dihancurkan dalam prosesnya; kurang akurat dibandingkan dengan Paleografi.<ref>[http://original.britannica.com/eb/article-73398/biblical-literature#597996.hook Britannica Online: Types of manuscript errors]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Baik metode radiokarbon dan paleografi hanya dapat memberikan kemungkinan rentang waktu pembuatan naskah, dan masih diperdebatkan seberapa sempit rentang waktu ini. Pada umumnya metode radiokarbon memberikan rentang antara 10 sampai lebih dari 100 tahun. Mirip dengan itu, pentarikhan menggunakan metode paleografi mempunyai rentang antara 25 sampai lebih dari 125 tahun.<ref>Egypt on the Pentateuch's Ideological Map By F. V. Greifenhagen</ref>
 
=== Naskah-naskah tertua Perjanjian Baru yang terlestarikan ===
Naskah tertua [[Perjanjian Baru]] adalah fragmen seukuran kartu bisnis dari [[Injil Yohanes]], [[Rylands Library Papyrus P52]], yang diperkirakan dibuat pada pertengahan pertama [[abad ke-2]]. Salinan lengkap pertama dari satu kitab dalam [[Perjanjian Baru]] muncul sekitar tahun 200, dan salinan lengkap Perjanjian Baru, [[Codex Sinaiticus]] bertarikh [[abad ke-4]].<ref>Ehrman 2004, pp. 479-480</ref> Tabel berikut memuat daftar naskah tertua yang ada sekarang untuk kitab-kitab [[Perjanjian Baru]].
{| class="wikitable"
Baris 475:
[[Surat 1 Petrus]]
| |
MS 193<ref>{{Cite web |url=http://www.schoyencollection.com/Coptic.htm#193{{dead link|title=Salinan arsip |access-date=November2017-09-25 |archive-date=2007-03-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070302072201/http://www.schoyencollection.com/Coptic.htm#193 |dead-url=yes 2011}}</ref>
| |
abad ke-3
Baris 541:
None of the original documents of the New Testament is extant and the existing copies differ from one another. The textual critic seeks to ascertain from the divergent copies which form of the text should be regarded as most conforming to the original.<ref>Bruce M. Metzger, ''The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration''.</ref> The [[New Testament]] has been preserved in three major manuscript traditions: the 4th-century-CE [[Alexandrian text-type]], the [[Western text-type]], and the [[Byzantine text-type]], which includes over 80% of all manuscripts, the majority comparatively very late in the tradition.
 
Since the mid-19th century, eclecticism, in which there is no ''a priori'' bias to a single manuscript, has been the dominant method of editing the Greek text of the New Testament (currently, the United Bible Society, 4th ed. and Nestle-Aland, 27th ed.). In [[textual criticism]], eclecticism is the practice of examining a wide number of text witnesses and selecting the variant that seems best. The result of the process is a text with readings drawn from many witnesses. In a purely eclectic approach, no single witness is theoretically favored. Instead, the critic forms opinions about individual witnesses, relying on both external and internal evidence. Even so, the oldest manuscripts, being of the [[Alexandrian text-type]], are the most favored, and the critical text has an Alexandrian disposition.<ref name="ISBN 903900105790-390-0105-7">Aland, B. 1994: 138</ref> Modern translations of the New Testament are based on these copies.
-->
 
=== Daftar ===
 
* [[Daftar Papirus Perjanjian Baru]]