Jalan Raya Pos, Jalan Daendels: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa +pada masa)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Authority control}}
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{referensi}}
 
[[Berkas:JPOS01.jpg|rightka|thumbjmpl|''Jalan Raya Pos, Jalan Daendels'']]
'''Jalan Raya Pos, Jalan Daendels''' adalah buku karya [[Pramoedya Ananta Toer]] yang terbit pada Oktober [[2005]].
 
Buku ini mengisi kekosongan literatur tentang [[Jalan Raya Pos]] dalam khazanah buku-buku berlatar belakang sejarah dewasa ini. Walau Jalan Raya Pos dikenal dan selalu diajarkan di bangku-bangku sekolah namun tak ada buku yang secara khusus mengungkap sejarah pembuatan dan sisi-sisi kelam di balik pembuatan Jalan Raya Pos. Walau bukan buku sejarah resmi, buku yang ditulis Pram pada masa tuanya ini ([[1995]]) dapat dijadikan buku yang mengungkap dan memberi kesaksian tentang peristiwa kemanusiaan yang mengerikan di balik pembangunan Jalan Raya Pos.
Baris 10:
== Sinopsis ==
 
Buku ini ditulis dengan mengalir, tanpa pembagian bab. Pada halaman-halaman awal Pram menguraikan awal ketertarikannya pada Jalan Raya Pos yang memakan banyak korban jiwa para pekerja paksa yang ia golongkan sebagai [[genosida]]. Ia juga menyinggung beberapa genosida yang awalnya dilakukan oleh [[Jan Pietersz Coen]] ([[1621]]) di [[Bandaneira]], [[Daendels]] dengan Jalan Raya Posnya ([[1808]]), [[Cuulturstelsel]] alias tanam paksa, genosida pada zaman [[Jepang]] di [[Kalimantan]], genosida oleh [[Westerling]] (1947) hingga genosida terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia di awal-awal pemerintahan [[Orde Baru]].
 
Setelah mengurai sejarah tercetusnya ide pembuatan Jalan Raya Pos di benak Daendels, di halaman-halaman selanjutnya Pram membagi bukunya ini berdasarkan kota-kota yang dilewati dan berada di sepanjang Jalan Raya Pos. Pram mencatat dan mengurai 39 kota yang berada dalam jalur Jalan Raya Pos, baik kota-kota besar seperti [[Batavia]], [[Bandung]], [[Semarang]], [[Surabaya]], maupun kota-kota kecil yang namanya jarang terdengar oleh masyarakat umum seperti [[Juwana]], [[Porong]], [[Bangil]] dan lain-lain.
 
Secara rinci Pram mengungkap sejarah terbentuknya kota-kota tersebut, dampak sosial saat dibangunnya Jalan Raya Pos, hingga keadaan kota-kota tersebut pada masa kini. Masa-masa kelam ketika Jalan Raya Pos dikerjakan terungkap di buku ini.
 
Sampai di kota [[Sumedang]] pembangunan jalan harus melalui daerah yang sangat berat ditembus, di daerah [[Ciherang]] Sumedang, yang kini dikenal dengan nama [[Cadas Pangeran]]. Di sini para pekerja paksa harus memetak pegunungan dengan peralatan sederhana, seperti kampak, dan lain-lain. Dengan medan yang demikian beratnya untuk pertama kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5000 orang.
 
Ketika pembangunan jalan sampai di daerah Semarang, Daendels mencoba menghubungkan Semarang dengan [[Demak]]. Kembali medan yang sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga karena sebagian daripadanya adalah laut pedalaman atau teluk-teluk dangkal. Untuk itu kerja pengerukan rawa menjadi hal utama. Walau angka-angka korban di daerah ini tidak pernah dilaporkan, mudah diduga betapa banyak para pekerja paksa yang kelelahan dan kelaparan itu menjadi korban [[malaria]] (hal 94).
 
Sumber [[Inggris]] melaporkan seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan raya Pos sebanyak 12.000 orang. Itu yang tercatat, diyakini jumlah korban lebih dari itu. Tak pernah ada komisi resmi yang menyelidiki.
Baris 24:
Selain mengungkap sisi-sisi kelam di balik pembangunan Jalan Raya Pos, Pram juga senantiasa menyelipkan penggalan kenangan-kenangan masa muda dirinya pada kota-kota di sepanjang Jalan Raya Pos yang pernah ia singgahi. Ada kenangan yang pahit, mengesankan, dan lucu yang pernah dialaminya di berbagai kota yang ditulisnya di buku ini. Sebut saja pengalaman lucu ketika Pram muda yang sedang bertugas sebagai tentara di daerah [[Cirebon]]. Dalam kegelapan malam secara tak disengaja ia pernah buang hajat di sebuah tungku dapur yang disangkanya kakus, padahal tungku itu masih berisi sisa singkong rebus untuk rangsum para laskar rakyat.(hal 79)
 
Buku ini diutup dengan bab "Dan Siapa Daendels" yang ditulis oleh [[Koesalah Soebagyo Toer]]. Dalam bab ini diuraikan biografi singkat Daendels. Selain itu bagian daftar pustaka yang menyajikan sumber-sumber pustaka yang digunakan Pram untuk menyusun buku ini mencakup buku-buku yang terbit pada pertengahan [[abad ke-19]] hingga akhir [[abad ke-20]]. Tak heran jika membaca karya ini pembaca akan mendapatkan hal-hal yang detail mengenai sejarah kota yang dilalui oleh Jalan Raya Pos.
 
Sayang buku ini tidak memuat peta yang secara jelas menggambarkan rute-rute Jalan Raya Pos. Buku ini hanya menyajikan reproduksi dari peta kuno yang diambil dari [[Rijks Museum Amsterdam]] (hal 129). Peta yang tak menggambarkan Pulau Jawa secara utuh dan huruf yang tak terlihat pada peta tersebut tentu saja menyulitkan pembaca untuk memperoleh gambaran akan sebuah jalan yang dibuat Daendels sepanjang Anyer hingga Panarukan ini.
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Pramoedya Ananta Toer]]