Keadaan antara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k wkf |
k Bot: +{{Authority control}} |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{About|doktrin Kristen dengan istilah ini|doktrin Buddhis dengan istilah yang sama|Bardo}}
Dalam beberapa bentuk [[eskatologi Kristen]], '''keadaan antara''' (disebut juga '''keadaan peralihan''' atau '''keadaan sementara''') mengacu kepada keberadaan seseorang "antara" kematian dan [[kebangkitan universal]]. Selain itu, terdapat keyakinan akan [[Penghakiman khusus]] tepat setelah seseorang meninggal dunia dan suatu [[
Kalangan Kristiani menantikan [[eskatologi Kristen|akhir dunia]] yang telah dekat dan banyak di antaranya memiliki sedikit minat akan 'keadaan sementara' antara kematian dan kebangkitan. [[Kekristenan Timur|Gereja Timur]] menerima adanya keadaan antara seperti demikian, tetapi tidak berupaya untuk mendefinisikannya agar tidak mengaburkan perbedaan keadaan definitif di dalam [[Surga (Kekristenan)|Surga]] dan [[Pandangan Kristen tentang neraka|Neraka]]. [[Kekristenan Barat|Gereja Barat]] berlaku berbeda dengan mendefinisikan keadaan antara ini, dengan adanya bukti dari ''Kisah Sengsara'' Santa [[Perpetua dan Felisitas]] (203 M) yang berkeyakinan bahwa [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] dapat dibersihkan melalui penderitaan dalam [[kehidupan setelah kematian]], dan bahwa [[purgatorium|penyucian]] dapat dipercepat melalui campur tangan mereka yang masih hidup di dunia ini. Kalangan Kristen Timur juga percaya bahwa [[Doa bagi orang yang telah meninggal dunia|mereka yang telah meninggal dunia dapat dibantu dengan doa]].<ref>Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article ''purgatory''</ref>
Baris 7:
Dalam Kekristenan Timur dan Barat, secara tradisi mendoakan mereka yang berada dalam keadaan antara, misalnya melalui [[Requiem|Misa Requiem]]. Di Timur, mereka yang diselamatkan dikatakan beristirahat dalam terang sedangkan mereka yang terkutuk terkurung dalam kegelapan. Di Timur, doa didaraskan untuk menolong mereka yang berada di ''[[Pandangan Kristen tentang Hades#Ortodoks Timur|Hades]]'', termasuk [[paganisme|kaum pagan]].<ref name="ReferenceA">"Dead, prayer for the." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005</ref> Di Barat, [[Agustinus]] menguraikan bahwa [[doa]] berguna bagi mereka yang berada dalam persekutuan dengan Gereja, dan mengimplikasikan bahwa nasib akhir setiap [[Jiwa#Kekristenan|jiwa]] ditentukan pada saat meninggal dunia.<ref name="ReferenceA"/> Di Barat, doa semacam itu kemudian terbatas hanya bagi jiwa-jiwa di ''[[Purgatorium]]'',<ref name="ReferenceA"/> yang idenya memiliki "akar-akar kuno" dan terkandung dalam tulisan-tulisan [[Gereja perdana|Gereja awal]].<ref name="Zaleski">{{citation |url=http://www.britannica.com/eb/article-9061946/purgatory |author=Carol Zaleski |title=Purgatory |publisher=Encyclopædia Britannica |accessdate=April 13, 2016}}</ref> [[Gereja Katolik Roma]] menawarkan [[indulgensi]] bagi jiwa-jiwa di purgatorium atau api penyucian, yang merupakan evolusi dari praktik remisi kanonik terdahulu.<ref name="Indulgences">"Indulgences." Cross, F. L., ed. The Oxford dictionary of the Christian church. New York: Oxford University Press. 2005</ref> Sementara beberapa kalangan [[Protestan]], seperti [[Anglikan]] dan [[Lutheran]], membenarkan perlunya [[Doa bagi orang yang telah meninggal dunia|doa bagi mereka yang telah meninggal dunia]],<ref name="Tappert1959">{{cite book|last=Tappert|first=Theodore Gerhardt|title=The Book of Concord: The Confessions of the Evangelical Lutheran Church|accessdate=30 September 2015|date=1 January 1959|publisher=Fortress Press|language=English |isbn=9781451418941|page=267|quote=We know that the ancients spoke of prayer for the dead. We do not forbid this, but rather we reject the transfer of the Lord's Supper to the dead ''ex opere operato''. The ancients do not support the opponents' idea of the transfer ''ex opere operato''.}}</ref><ref name="Quivik2005">{{cite book|last=Quivik|first=Melinda A.|title=A Christian Funeral: Witness to the Resurrection|accessdate=30 September 2015|date=1 July 2005|publisher=Augsburg Books|language=English |isbn=9781451414547|page=55|quote=In "The Babylonian Captivity of the Church," Luther called upon pastors to pray for the dead without giving masses for the dead. Such prayers are approved in the Lutheran confessional writings. Philipp Melanchthon's "Apology" specifically held out the possibility of such prayer: "We know that the ancients spoke of prayer for the dead. We do not prohibit this, but we do reject the transfer, ''ex opere operato'', of the Lord's Supper to the dead" (Kolb and Wengert, pp. 275-76). Such prayers can be found in past Lutheran practice. Evidence exists that such prayers were offered up in some Lutheran orders of the sixteenth century. Philip Pfatteicher's commentary on ''LBW'' explained that hte dead have not left the body of Christ by dying but remain members of the body (pp.475-82).}}</ref> kalangan Protestan [[Nonkonformis]] lainnya kebanyakan tidak lagi mendoakan mereka yang telah meninggal dunia.
Secara umum, kalangan Protestan menolak doktrin
== Lihat pula ==
* [[Barzakh]]
* [[Doa bagi orang yang telah meninggal dunia]]
* [[Gehenna]]
* [[Munkar dan Nakir]]
Baris 18:
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Eskatologi Kristen]]
|