Pointe work: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 7 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q2302727
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Authority control}}
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{judulasing}}
[[Berkas:Pointeshoes.png|200px|thumbjmpl|rightka|Sepatu Pointe]]
Menari '''''en pointe''''' atau dikenal juga sebagai '''''pointe work''''', adalah berjinjit hingga [[ujung jari kaki]] sembari melakukan gerakan-gerakan [[balet]]. Teknik ini dilakukan dengan sepatu khusus yang berujung keras, yang bernama ''point shoes''. Teknik ini memerlukan kekuatan dan keahlian yang besar dari seorang penari balet, dan juga merupakan tujuan utama bagi seorang penari balet wanita (balerina). Meskipun nampaktampak sangat halus, sebenarnya teknik ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan cedera kaki.
 
Pada tahun [[1832]] balerina [[Marie Taglioni]] menarikan sebuah karya romantik berjudul ''La Sylphide'' dengan teknik ''en pointe''. Ia dikenal sebagai perintis teknik ini. Pada mulanya Marie Taglioni melakukan teknik ini dengan sepatu balet lembut biasa (''soft shoes'') yang diperkuat jahitan jarinya.
 
Selain balet romantik, jenis tarian lain juga menggunakan langkah-langkah pendek di atas jari kaki, misalnya tarian [[jazz]], tarian jalanan (''street dance'') dan ''tap dance''. Dalam ''tap dance'' teknik ini dikenal sebagai ''toe stand''.
 
Sekitar tahun 1920-1930-an, [[Harriet Hoctor]], seorang penari panggung komedi, mengenakan sepatu ''pointe'' yang diengkapi sol dan ujung besi, agar dapat mengetuk dan menekuk sembari berada dalam posisi ''en pointe''. Penari lain bahkan memasukan gotri di ujung sepatu mereka agar dapat berputar lebih cepat, namuntetapi praktik ini dihentikan karena berisiko tinggi dengan patahnya sol sepatu besi tersebut.
 
Penari balet masa kini mengenakan sepatu ''pointe'' dari satin dengan sol yang bisa ditekuk, dan ujung jari yang terbuat dari kanvas, serat hessian, kertas, dan lem. Karena sepatu ini sangatlah kaku saat masih baru, para penari melenturkan sepatu itu dengan berbagai macam cara: mulai dari menghantamkan sepatu itu ke atas beton, meremasnya dengan kusen pintu, atau memijat-mijatnya dengan tangan.
Baris 13:
Karena ''pointe work'' bisa menyakitkan, para penari mencoba berbagai cara untuk menghindari lecet dan patah kuku. Penari pemula biasanya menggunakan alas jari yang terbuat dari kain tebal atau dari wol. Penari profesional menggunakan alas jari seminimal mungkin atau tidak sama sekali, untuk memberikan mereka kebebasan bergerak.
 
Sebelum mulai belajar ''pointe work'', beberapa penari menggunakan sepatu ''demi-pointe'' (setengah ''pointe''). Sepatu ini, yang juga disebut sepatu ''pre-pointe'' atau ''soft block'', memiliki karakteristik seperti halnya sepatu balet yang lembut (''soft shoes''), dengan sol yang lemas, namuntetapi penampilan luarnya serupa dengan ''pointe shoe''. Bagian ujung jari dirancang persis sama seperti sepatu ''pointe''. Karena sepatu ''demi-pointe'' tidak memiliki sol keras yang penting dalam mendukung penari ''en pointe'', sepatu ini tidak cukup aman untuk digunakan menari ''en pointe''. Fungsi sepatu ''demi-pointe'' ini lebih untuk membiasakan penari dengan rasa-nya memakai sepatu ''pointe'' saja, sebelum si penari mulai benar-benar menari ''en pointe''.
 
Seorang penari yang ingin menari ''en pointe'' harus memiliki badan yang cukup kuat, kalau tidak kaki, lutut dan sendinya dapat cedera. Menari ''en pointe'' hanya boleh dilakukan kalau si penari sudah berumur sebelas tahun. Kalau lebih muda dari itu, tulang kaki belum benar-benar terbentuk, dan kaki bisa-bisa menjadi cacat.
 
Menari ''en pointe'' memerlukan dukungan seluruh badan, termasuk otot kaki dan otot perut. Latihan seperti ''releve'' sangat membantu dalam pemanasan.
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Balet]]