Gao Kaidao: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ibukota → ibu kota |
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 6:
Tahun [[617]], Gao menyerbu Beiping (sekarang [[Qinghuadao]], Hebei) dan mengepung kota itu selama lebih dari satu tahun. Pada awal tahun [[619]], Jenderal Li Jing (李景, bukan [[Li Jing]] 李靖 dari Dinasti Tang) yang mempertahankan kota itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia kabur meninggalkan kota sebelum Jenderal Deng Gao datang dengan bala bantuan. Kota itu pun akhirnya jatuh ke tangan Gao, selain itu ia juga berhasil menduduki Yuyang (sekarang di wilayah [[Tianjin]]). Setelah kemenangan ini, ia mengangkat dirinya sebagai Pangeran Yan dan mendeklarasikan tahun pemerintahan ''Shixing'' (始兴) sebagai tanda kemerdekaan dari Dinasti Sui. Ia menjadikan Yuyang sebagai ibu kota kerajaannya.
Sementara itu, seorang pemimpin pemberontak lain di dekat wilayah kekuasaannya bernama [[Gao Tansheng]], seorang mantan [[biksu]], berhasil mencaplok Huairong dan mengangkat diri sebagai Kaisar Dacheng/ Kaisar [[Mahayana]]. Gao Tansheng mengirim utusan pada Gao Kaidao untuk mengajaknya bergabung sebagai bawahannya, Gao menyetujuinya. Gao Kaidao mendapat gelar Pangeran Qi sebagai tanda penyerahan dirinya,
== Penyerahan diri dan pemberontakan terhadap Tang ==
Pada musim panas [[620]], Dou mengepung Li Yi, yang telah menyerah pada pemerintah Tang. Li meminta bantuan pada Gao yang menyanggupi permintaannya dengan memimpin secara pribadi pasukan [[kavaleri]] berkekuatan 2000 orang dan berhasil memukul mundur Dou. Setelah itu Gao menyatakan tunduk pada pemerintah Tang melalui Li. Pada musim dingin tahun itu juga, Kaisar Gaozu mengangkatnya sebagai komandan militer di Weizhou (sekarang sekitar Zhangjiakou), ia juga mendapat gelar Pangeran Beiping dan hak menyandang marga Li sehingga ia juga dikenal dengan nama Li Kaidao. Ketika mengabdi pada Dinasti Tang inilah sejarah mencatat sebuah kejadian yang memperlihatkan kegagahan sekaligus kekejamannya. Suatu ketika dalam pertempuran, Gao terluka oleh sebatang anak panah yang mengenai wajahnya. Ia meminta seorang ahli bedah untuk mencabut panah itu dan mengobatinya. Ahli bedah itu mengatakan bahwa mata panah itu menancap terlalu dalam sehingga ia tidak sanggup mencabutnya, sebuah jawaban yang membuatnya marah dan menghukum mati ahli bedah itu. Ia memanggil ahli bedah lain yang menjawab, “Hamba bisa mencabutnya,
Pada musim dingin [[621]], wilayah Youzhou yang dikuasai Li Yi terkena bencana kelaparan. Gao menyetujui permintaan bantuan pangan dari Li dan memperlakukan utusan yang dikirim Li untuk meminta bantuan dengan baik. Merasa yakin dengan ketulusan Gao, Li mengirimkan 3000 orang beserta ratusan kereta dan seribu kuda dan keledai ke Weizhou, wilayah kekuasaan Gao, untuk mentransportasikan bahan pangan. Namun Gao malah mengambil semua itu untuk dirinya sendiri sehingga menghancurkan hubungannya dengan Li Yi dan pemerintah Tang. Setelah menyatakan berontak ia bersekutu dengan Tujue Timur di utara dan [[Liu Heita]], mantan pengikut Dou Jiande, di selatan. Ia melakukan penyerbuan terhadap Yizhou (sekarang wilayah [[Baoding]], Hebei) namun gagal mendudukinya. Setelah serangan gagal ini, ia dan pasukannya sering melakukan perampokan di prefektur-prefektur kekuasaan Li Yi dan jenderal Tang lainnya.
Pada musim semi [[623]], ia bersekongkol dengan [[Jiali Khan]] (Ashina Duobi), kepala suku Tujue Timur dan Wan Junzhang, mantan bawahan pemberontak [[Liu Wuzhou]], Dingyang Khan menyerang benteng Tang di Yanmen (sekarang [[Xinzhou]], [[Shanxi]]), namun serangan ini pun kembali dipatahkan oleh pemerintah Tang. Selanjutnya ia tetap sering melakukan serangan terhadap wilayah-wilayah kekuasaan Tang, biasanya ia bekerjasama dengan suku Tujue atau Xi. Tahun itu juga ia membantu serangan Jiali Khan berikutnya terhadap Mayi (sekarang [[Shuozhou]], Shanxi) dan berhasil mendudukinya,
== Kematian ==
Hingga musim semi 624, Dinasti Tang telah menaklukan sebagian besar pesaing-pesaingnya. Gao mulai khawatir cepat-lambat akan menjadi sasaran berikutnya dan mempertimbangkan untuk menyerah,
Tahun [[623]], Liu Heita kalah dan dihukum mati oleh [[Li Jiancheng]], putra mahkota Tang. Salah seorang jenderalnya, Zhang Junli, melarikan diri ke wilayah Gao. Ia bersama Zhang Jinshu berkomplot untuk menggulingkan Gao. Pada suatu malam, Zhang Jinshu memerintahkan para bawahannya untuk diam-diam memotong tali busur para pengawal istana serta menyembunyikan pedang dan tombak mereka. Ketika orang-orang telah tidur, ia dan orang-orangnya menyerang kediaman Gao. Para pengawal menyerah dalam waktu singkat setelah mengetahui senjata mereka rusak atau hilang. Gao menyadari sudah tidak ada jalan keluar baginya,
[[Kategori:Kematian 624]]
|