Ouw Peh Tjoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k AP
k Melindungi "Ouw Peh Tjoa": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AP. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
 
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 22:
|gross =
}}
'''''Ouw Peh Tjoa''''', juga dikenal dengan judul [[bahasa Melayu|Melayu]] '''''Doea Siloeman Oeler Poeti en Item''''' (''Dua Siluman Ular Putih dan Hitam''), adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1934. Film ini disutradarai dan diproduseri [[The Teng Chun]]. Diadaptasi dari ''[[Legenda Siluman Ular Putih]]'', sebuah [[mitologi CinaTiongkok|cerita rakyat CinaTiongkok]], film ini mengisahkan seekor ular ajaib yang hidup sebagai manusia namuntetapi akhirnya mati. Film yang kemungkinan [[film hilang|hilang]] ini memiliki satu sekuel, ''Anaknja Siloeman Oeler Poeti'' (''Anaknya Siluman Ular Putih''), yang dirilis tahun 1936.
 
== Alur ==
Setelah bermeditasi selama beberapa ratus tahun, seekor ular putih ajaib berubah menjadi wanita jelita. Pesaingnya, ular hitam, juga melakukan hal yang sama. Keduanya bersaing memperebutkan hati Khouw Han Boen. Akhirnya Khouw setuju menikahi (bekas) ular putih, namuntetapi setelah identitas aslinya terkuak ia berusaha membatalkan pernikahan mereka. Si wanita ular menangis dan memberitahu bos Khouw bahwa mereka akan menikah. Khow lantas terpaksa menikahinya.
 
Seiring waktu berlalu, Khouw melihat istrinya perlahan berubah menjadi ular. TetapiWalaupun begitu, ia selalu berhasil meyakinkan suaminya. Khouw semakin jatuh cinta dengannya dan pernikahan mereka berlangsung bahagia. Setelah beberapa bulan, Khouw didekati seorang pendetasuhu besar, Hoat Hae Sian Soe, yang kemudian berupaya membunuh si wanita ular ini. Ia kabur sambil dikejar-kejar pendetasuhu besar tadi.
 
SiSang pendetasuhu besar menangkap sang ular dan bersiap membunuhnya, namuntetapi dihentikan oleh dewi [[Guanyin|Kwan Im]]., Kwan Imyang memberitahunya bahwa sang ular sedang hamil dan karena itu tidak boleh dibunuh. Sebulan setelah ular tadi melahirkan, sisang pendetasuhu datang lagi. Wanita ular ini menyerahkan anaknya ke Khouw, lalu pasrah pada nasib. Ia dimasukkan ke toples ajaib dan dibawa pergi.<ref>Alurnya diadaptasi dari {{harvnb|Filmindonesia.or.id, Ouw Peh Tjoa}} dan {{harvnb|Biran|2009|pp=148–149}}</ref>
 
== Produksi ==
''Ouw Peh Tjoa'' disutradarai dan diproduseri [[The Teng Chun]] untuk perusahaannya, Cino Motion Pictures.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ouw Peh Tjoa}} Sejak ''[[Sam Pek Eng Tay]]'' yang didasarkan pada legenda ''[[Sampek Engtay]]'' dirilis tahun 1931, The merilis beberapa film berbasis [[mitologi CinaTiongkok|legenda dan cerita rakyat CinaTiongkok]], termasuk ''Pat Bie To'' (1932) dan ''Pat Kiam Hiap'' (1933).{{sfn|Hutari 2011, Sejarah Awal}} Film-film yang menonjolkan [[silat]] ini sukses secara komersial dan memungkinkan The Teng Chun mendominasi industri perfilman Hindia Belanda.{{sfn|Biran|2009|pp=147–150}}
 
Para pemeran [[film hitam putih]] ini tidak tercatat. Dialognya yang direkam sutradara sekaligus produser film ini dibawakan dalam [[bahasa Melayu]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ouw Peh Tjoa}}
Baris 39:
Menurut The dalam wawancara tahun 1970-an, ''Ouw Peh Tjoa'' dirilis tahun 1934.{{sfn|Biran|2009|pp=147–150}} Iklan-iklan surat kabar menunjukkan film ini ditayangkan pada Februari 1935.{{sfn|De Indische Courant 1935, (untitled)}} Film ini lebih ditargetkan pada penonton etnis Tionghoa.{{sfn|Biran|2009|pp=147–150}} Iklan filmnya mencantumkan dialog berbahasa Melayu{{sfn|Filmindonesia.or.id, Ouw Peh Tjoa}} dan menyebut film ini "penuh dengan keheranan ramai dengan perkelahian rupa-rupa jimat ajaib".{{efn|Teks asli: "''Penoe dengan keheranan rame dengan perkelahian roepa-roepa popwee adjaib.''"}}{{sfn|Biran|2009|p=149}} Film ini diekspor ke [[Singapura]], bagian dari [[Negeri-Negeri Selat]], yang sebagian besar penduduknya adalah orang Tionghoa.{{sfn|Biran|2009|p=148}}
 
Kesuksesan ''Ouw Peh Tjoa'' memungkinkan The mengimpor perlengkapan baru untuk studionya (berganti nama menjadi Java Industrial Film) yang kelak dipakai untuk film-film selanjutnya.{{sfn|Biran|2009|p=150}} Pada tahun 1936, film ini dibuatkan sekuelnya, ''Anaknja Siloeman Oeler Poeti''. The terus merilis film yang didasarkan pada legenda CinaTiongkok sampai 1937, satu tahun setelah ''[[Pareh]]'' besutan [[Albert Balink]] mengubah persepsi dalam negeri tentang alur film yang menguntungkan. Film-film terakhir The mengadaptasi cerita yang cocok dengan penduduk [[pribumi Indonesia|pribumi]] Hindia Belanda dan berfokus pada peristiwa kehidupan sehari-hari.{{sfn|Biran|2009|pp=147–150}}
 
Penayangan ''Ouw Peh Tjoa'' terus berlanjut sampai setidaknya tahun 1953.{{sfn|De Nieuwsgier 1953, (untitled)}} Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
Baris 76:
}}
* {{cite web
| last = Hutari
| first = Fandy
| title = Sejarah Awal Industri Film di Hindia Belanda
| trans_title = Early History of Films in the Dutch East Indies
| language = Indonesian
| url = http://www.jakartabeat.net/humaniora/kanal-humaniora/sejarah/item/684-sejarah-awal-industri-film-di-hindia-belanda?tmpl=component&print=1#.UMc9SndPP1I
| work = Jakarta Beat
| location = Jakarta
| date = 5 November 2011
| accessdate = 11 December 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/6CpgFNbPL?url=http://www.jakartabeat.net/humaniora/kanal-humaniora/sejarah/item/684-sejarah-awal-industri-film-di-hindia-belanda?tmpl=component#.UMc9SndPP1I
| archivedate = 11 December 2012-12-11
| ref = {{sfnRef|Hutari 2011, Sejarah Awal}}
| dead-url = yes
}}
* {{cite web
Baris 98 ⟶ 99:
| location = Jakarta
| accessdate = 23 July 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69MKsP77m?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-o010-34-734153_ouw-peh-tjoa#.UAycyaDE_Mw
| archivedate = 23 July 2012-07-23
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Ouw Peh Tjoa}}
| dead-url = no
}}
* {{Cite news
Baris 112 ⟶ 114:
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1935, (untitled)}}
|language=Dutch
|access-date=2013-09-28
|archive-date=2013-09-27
|archive-url=https://web.archive.org/web/20130927172739/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010284762%3Ampeg21%3Ap013%3Aa0247
|dead-url=yes
}}
* {{Cite news
Baris 123 ⟶ 129:
|ref={{sfnRef|De Nieuwsgier 1953, (untitled)}}
|language=Dutch
|access-date=2013-09-28
|archive-date=2013-09-27
|archive-url=https://web.archive.org/web/20130927172635/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010477134%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0055
|dead-url=yes
}}
{{refend}}