Kesultanan Mataram: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Inayubhagya (bicara | kontrib) k Mengembalikkan istilah 'Kuta' ke semula |
||
Baris 39:
| map_caption = Peta wilayah Kesultanan Mataram
| capital = [[Kutagede, Mataram|Kutagede]]<br /><small>(1587–1613)</small><br/>[[Karta, Mataram|Karta]]<br /><small>(1613–1645)</small><br/>[[Plered, Mataram|Plered]]<br /><small>(1646–1680)</small><br/>[[Kartasura, Mataram|Kartasura]]<br /><small>(1680–1755)</small>
| admin_center =
| admin_center_type = Pusat pemerintahan
| languages_type = '''[[Bahasa resmi]]'''
Baris 56:
'''Kesultanan Mataram''' ({{lang-jv|ناڬاري كسلطانن ماتارام, {{ruby|{{Jav|ꦤ}}|na}}{{ruby|{{Jav|ꦒ}}|ga}}{{ruby|{{Jav|ꦫꦶ}}|ri}}{{ruby|{{Jav|ꦏ}}|ka}}{{ruby|{{Jav|ꦱꦸ}}|su}}{{ruby|{{Jav|ꦭ꧀}}|l}}{{ruby|{{Jav|ꦠ}}|ta}}{{ruby|{{Jav|ꦤ}}|na}}{{ruby|{{Jav|ꦤ꧀}}|n}}{{ruby|{{Jav|ꦩ}}|ma}}{{ruby|{{Jav|ꦠ}}|ta}}{{ruby|{{Jav|ꦫ}}|ra}}{{ruby|{{Jav|ꦩ꧀}}|m}}|Nagari Kasultanan Mataram}}; {{lang-id|Negara Kesultanan Mataram}}; {{lang-ar|دولة نوبل ماتارام}} ''{{transl|ar|Daulat Nuubil Mataram}}'', <small>[[Arti harfiah|har.]]</small> 'Negeri Mataram yang Luhur') adalah negara berbentuk [[kesultanan]] di [[Jawa]] pada abad ke-16. Kesultanan ini didirikan sejak pertengahan [[abad ke-16]], namun baru menjadi negara berdaulat di akhir [[abad ke-16]] yang dipimpin oleh dinasti yang bernama [[wangsa Mataram]].<ref name="joglosemar">{{cite web | title = The Mataram Kingdom & Royal Palaces | publisher = joglosemar.co.id | url = https://www.joglosemar.co.id/mataramking.html | accessdate = 20 Agustus 2020 | archive-date = 2021-03-03 | archive-url = https://web.archive.org/web/20210303165956/https://www.joglosemar.co.id/mataramking.html | dead-url = yes }}</ref><ref name="Britannica"></ref>
Sepanjang abad ke-16, tepatnya pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan [[Sultan Agung|Anyakrakusuma]], Mataram adalah salah satu negara terkuat di Jawa, kesultanan yang menyatukan sebagian besar pulau [[Jawa]], [[pulau Madura|Madura]], dan [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]] ([[Kalimantan Barat]]). Kesultanan ini terdiri dari wilayah ''
Kesultanan ini secara [[de facto]] merupakan negara merdeka yang menjalin hubungan perdagangan dengan [[Kerajaan Belanda]]. Kedua pihak saling mengirim duta besar. [[Sultan Agung|Anyakrakusuma]] di bawah kepemimpinannya tidak mengizinkan Serikat Dagang Hindia Timur (VOC) untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai utara. Hal ini ditolak karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai utara akan dikuasai dan melemah. Penolakan ini membuat hubungan keduanya sejak saat itu merenggang.{{Butuh rujukan}}
Baris 120:
Dalam mengurusi rumah tangga karaton tugas diserahkan kepada seorang ''Wedana Lebet'' yang terdiri dari Wedana Gedong Kiwa, Wedana Gedong Tengen, Wedana Keparak Kiwa, dan Wedana Keparak Tengen. Para wedana tersebut dikepalai oleh ''Patih Lebet'', dan setiap ''wedana'' dibantu oleh ''kliwon'' (asisten di bawah wedana), ''kabayan'' (asisten di bawah kliwon), dan 40 ''mantri jajar'' (salah satu sebutan untuk priyai di lingkungan karaton).<ref>Widada, dkk. (2001). Kamus Basa Jawa (Bausastra Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Wurianto, Arif Budi. (2001). Gung Binatara: Kekuasaan dan Moralitas Jawa. Jurnal Ilmiah Bestari</ref>
Adapun untuk mengurusi pemerintahan di Nagaragung, sultan menyerahkannya kepada ''Wedana Jawi'' yang dikepalai oleh seorang ''Patih Jawi''. Masing-masing ''wedana'' juga dibantu oleh ''kliwon'', ''kabayan'', dan 40 ''mantri jajar''. Semua ''wedana'' tersebut bertempat di
Untuk mengurusi wilayah di luar
Sebagai pengontrol gerak-gerik para lembaga negara maupun para bupati di daerah, maka sultan mengangkat dinas rahasia yang disebut telik sandi atau ''Abdi Kajineman''.<ref name=Kartodirdjo95>{{cite book|author=Kartodirdjo, A. Sartono, dkk.|year=1995|title=Negara dan Nasionalisme Indonesia; Integrasi, Disintegrasi, dan Suksesi|location=Jakarta|publisher=Grasindo}}</ref> Selain para pejabat tinggi pusat tersebut, di bawahnya masih terdapat sekitar 150 macam jabatan dibawahnya. Mereka dikhususkan ke dalam berbagai macam jabatan, mulai dari prajurit, panglima, pengadilan, keuangan, perlengkapan, kesenian, keagamaan, dan lainnya. Semua jabatan tersebut merupakan bentuk birokrasi sebagai pelaksana roda pemerintahan.<ref name=Moedjanto87></ref>
Baris 129:
Struktur administratif Mataram menganut pola konsentris. Berdasarkan sudut pandang konsentris yang diterapkan dalam sistem ketatanegaraan di Mataram, wilayah dibedakan dalam beberapa pembagian sebagai berikut:<ref name=Suwarno89>{{cite book|author=Suwarno, P. J.|year=1989|title=Sejarah Birokrasi Pemerintahan Indonesia Dahulu dan Sekarang|location=Yogyakarta|publisher=Universitas Atma Jaya}}</ref><ref>Serat Pustaka Rajapuwara, Koleksi Reksapustaka Mangkunegaran, Surakarta, No. MS 113.</ref><ref name=Moertono85>{{cite book|author=Moertono, S.|year=1985|title=Negara dan Usaha Bina Negara di Jawa Masa Lampau, Studi Tentang Masa Mataram II, Abad XVI Sampai XIX|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia}}</ref>
* '''''
# Siti Narawita (ibu kota), sebagai pusat pemerintahan.
# Karaton (istana), sebagai pusat kegiatan pemerintahan.
* '''''Nagaragung''''' (''Nagara Agung'') merupakan wilayah yang mengitari
# Daerah Siti Ageng atau Bumi Gede, suatu wilayah di antara Pajang dengan Demak, kemudian dibagi menjadi daerah ''Siti Ageng Kiwa'' dan ''Siti Ageng Tengen''. Terletak di sebelah barat daya Semarang, ± daerah Ungaran dan Kedungjati
# Daerah Siti Bumi atau Bumija yang terletak di sekitar daerah Kedu
|