Pengguna:Wong Langsep/Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memperbaiki pengalihan ganda ke Pengguna:Wong Langsep/Layout stasiun
Tag: Perubahan target pengalihan
 
(134 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Pengguna:Wong Langsep/Layout stasiun]]
{{infobox stasiun
|name = Panyuran
|image =
|caption =
|prov = Jawa Timur
|kabupaten = Tuban
|kecamatan kabupaten = Palang
|kelurahan = Panyuran
|kodepos =
|open = [[12 Agustus]] [[1920]]<ref>{{cite book|title=Indische Spoorweg-Politiek|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref>
|close = [[1989]]
|reopen =
|oldname=
|class = Halte
|kode = PYR<ref>Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api di Indonesia</ref>
|tinggi = ? M dpl
|line =
|operator = [[Daerah Operasi VIII Surabaya]]
}}
 
== [[Divisi pelayaran kereta api]] ==
'''Halte Panyuran''' atau disebut '''Halte Perambatan''' adalah salah satu pemberhentian kereta api nonaktif yang terletak di [[Kabupaten Tuban]]. Halte yang dibuka oleh [[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij]] pada [[12 Agustus]] [[1920]]<ref>{{cite book|title=Indische Spoorweg-Politiek|last=Reitsma|first=S.A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref> ini menjadi bagian dari [[Jalur kereta api Merakurak–Babat]] dan berada dalam lingkup [[Daerah Operasi VIII Surabaya]].
 
{{infobox rail
== Emitologi ==
|railroad_name= Divisi Pelayaran Kereta Api
Nama '''Perambatan''' diambil dari nama Dusun Perambatan, [[Tasikmadu, Palang, Tuban|Desa Tasikmadu]] yang merupakan tetangga [[Panyuran, Palang, Tuban|Kelurahan Panyuran]], [[Palang, Tuban|Palang]], [[Tuban]] yang menjadi letak sebenarnya lokasi [[Halte Panyuran]].
|logo_filename =
|logo_size =
|image =
|image_size =
|image_caption =
 
|abovestyle =
|imagestyle =
|captionstyle =
|headerstyle =
|labelstyle =
|datastyle =
|type=Badan Usaha Milik Negara
|locale=* [[Selat Madura]]
*[[Selat Bali]]
*[[Selat Sunda]]
*[[Sungai Musi]]
*[[Sungai Ogan]]
|products= Barang dan Penumpang
|start_year=1952
|end_year=1989
|predecessor_line =
|successor_line= Diakuisisi oleh
* [[ASDP Indonesia Ferry]] dan
* [[PT. Dharma Lautan Utama]]
|gauge=
|old_gauge=
|length= ?? Km
|hq_city=
|owner= [[Pemerintah Republik Indonesia]]
|parent= [[Balai Besar Perkeretaapian Indonesia]] sekarang menjadi kantor pusat [[PT. Kereta Api Indonesia (Persero)]] di Bandung
}}
 
=== Sejarah ===
<gallery>ImagesHandler-7.jpg|jmpl|Bangunan Halte Perambatan sekitar tahun 1920-1925.</gallery>
Hingga tahun 1944 dalam peta kolonial [[Hindia Belanda]] koleksi [[Universiteit Leiden]], [[Belanda]] tertulis bahwa halte ini masih menggunakan nama Perambatan.<ref>[http://maps.library.leiden.edu/apps/s7#focus Dutch Colonial Maps.library.leiden.edu]</ref> Berbanding terbalik dengan data dalam buku ''Officieele Reisgids Spoor- EN Tramwegen Aansluitende Automobieldiensten op Java en Madoera'' yang diterbitkan tahun 1926 oleh N. V. Sie Dhian Ho-Solo, disebutkan bahwa nama halte ini tidak menggunakan nama ''Perambatan'' lagi melainkan sudah menggunakan nama ''Panjoeran'' (baca: Panyuran) sesuai dengan nama desa tempat halte ini berada.
 
Kegiatan penyeberangan antar
Dalam buku ''Officieele Reisgids........'' terbitan 1931 juga sama isinya dengan buku ''Officieele Reisgids......'' terbitan tahun 1926. Menariknya disini, di antara [[Stasiun Tuban]] dan [[Halte Panyuran]] terdapat satu pemberhentian kereta api lagi bernama Halte Trosobo. Tetapi dalam buku ''Officieele Reisgids.....'' terbitan tahun 1932 nama Halte Trosobo sudah tidak ada lagi. Kemungkinan Halte Trosobo telah ada tahun [[1926]] dan dinonaktifkan sebelum tahun [[1932]]. Sedangkan untuk lokasi Halte Trosobo ini sendiri belum pasti, sedangkan untuk Trosobo sendiri adalah nama sebuah perkampungan di [[Kebonsari, Tuban, Tuban|Kelurahan Kebonsari]], [[Tuban]] yang berjarak kurang lebih 1,5 km di Timur [[Stasiun Tuban]].
pulau di Indonesia sebenarnya telah dirintis oleh Pemerintah dalam hal ini Djawatan Kereta Api (DKA, PNKA, PJKA, PERUMKA lalu sekarang PT. KAI). Fakta sejarah mencatat bahwa Kapal “Taliwang” merupakan rintisan alat transportasi penghubung pertama
dari Pelabuhan Merak – Jawa bagian
Barat dan Pelabuhan Panjang
Lampung tahun 1952.<ref name=":lintas nusa">{{id}}{{Citebook|url=|title=Lintas Nusa dari kita untuk kita 44 th melayani Nusantara|website=www.indonesiaferry.co.id|access-date=2018-08-07}}</ref>
 
Pada tahun 1960 Pemerintah Kerajaan Belanda memberikan hibah kepada Pemerintah Indonesia dalam hal ini Djawatan Kereta Api (DKA) berupa 3 (tiga) unit kapal 2.314 GT yang didatangkan langsung dari Belanda yaitu KM. Halimun C/S PKMH, KM. Krakatau tahun 1961 dan KM. Bukit Barisan tahun 1962 (Km. Bukit Barisan terbakar dan tenggelam saat bongkar muat di pelabuhan Merak tahun 1977).<ref name=":lintas nusa"></ref>
 
Ketiga kapal 2.314 GT tersebut dibuat di Galangan kapal Zaandam Shipyard – Nederlandsche dengan Main Engine Merk Werkspoor 750 DK x 2, digunakan untuk melayani penyeberangan dari Pelabuhan Panjang (Lampung) ke Pelabuhan Merak (Jawa Barat) yang saat ini termasuk wilayah Banten.<ref name=":lintas nusa"></ref>
 
Layanan utama pada lintasan ini hanya penumpang dan barang dan jika ada kendaraan yang akan menyeberang maka akan diangkut keatas deck kapal menggunakan crane itupun dalam jumlah yang sangat terbatas mengingat ketiga kapal tersebut tanpa dilengkapi ramp door. Perluasan dan pengembangan Pelabuhan III, IV dan V Merak yang dioperasikan ASDP saat ini merupakan saksi bisu (dulunya) adalah Pelabuhan yang digunakan [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]] (PJKA) untuk kegiatan bongkar muat armada kapalnya. Seiring berjalannya waktu dan berubahnya Regulasi, di tahun 1989 PJKA menghentikan pengoperasian seluruh armada kapal yang dimiliki dan menyerahkan sepenuhnya untuk dioperasikan dan dikelola oleh PERUM ASDP. Selanjutnya PJKA hanya fokus pada bisnis utamanya yaitu mengelola Kereta Api.<ref name=":lintas nusa"></ref>
 
<ref name=":1">{{id}} {{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=(APKA)|last2=Asosiasi Pakar Perkeretaapian|publisher=CV. Angkasa|year=1997|isbn=|location=Bandung|pages=228-234}}</ref>
 
=== Layanan <ref>{{id}}{{Cite web|url=https://rodasayap.blogspot.com/2015/11/random-facts-of-indonesian-railways-2.html?m=1|title=Random Facts about Indonesian Railways|website=www.rodasayap.blogspot.com|access-date=2018-08-07}}</ref><ref name=":1"></ref>===
{| class="wikitable"
! Lokasi
! Rute
! Armada
! Wilayah
! Keterangan
|-
| Selat Sunda
| Merak-Panjang
|
| PJKA Inspeksi''xx'' Jawa Barat
| Rowspan="4"| semua layanan ini telah diakuisisi oleh PT. [[ASDP Indonesia Ferry]] dan sebagian lagi dikelola oleh [[PT. Dharma Lautan Utama]]
|-
| Selat Madura
| Ujung-Kamal
|
| PJKA Inspeksi IX Eksploitasi Jawa Timur
|
|-
| Selat Bali
| Boom (Banyuwangi)-Gilimanuk
|
| PJKA Inspeksi IX Eksploitasi Jawa Timur
|
|-
| Sungai Musi dan Sungai Ogan
| Palembang-Kertapati
|
| PJKA Inspeksi ''xx'' Sumatera Selatan
|
|-
|}
 
=== Penutupan ===
Divisi ini dibubarkan total pada tahun 1989. Sebab sebab divisi ini ditutup antara lain karena dibangunnya pelabuhan baru di Banyuwangi (Ketapang), di Lampung (Bakauheni), serta ditutupnya jalur kereta api di pulau Madura semakin menambah suram nasib divisi ini. Beberapa saat sebelum dibubarkan, semua karyawan divisi ini diberikan konsekuensi yaitu tetap menjadi pegawai kereta api tetapi harus naik ke darat atau tetap di air tetapi menjadi karyawan ASDP. Setelah ditutup, ASDP mengakuisisinya beserta seluruh armada dan layanannya.
 
=== ReferensiGaleri ===
<gallery>
</gallery>
=== Referensi ===
{{reflist}}