Partono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: karir --> karier
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 16:
[[Pilot|<small>Kapt.</small>]] '''Partono Parwitokusumo''' adalah salah satu kapten penerbang berkebangsaan Indonesia pertama dari maskapai [[Garuda Indonesia]] dan kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur Garuda Indonesia pada 1961-1965. Ia juga menjabat sebagai [[Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan Udara]] dalam [[Kabinet Dwikora I]] dan [[Kabinet Dwikora II|Kabinet Dwikora yang Disempurnakan]] pada 2 April 1965 sampai 28 Maret 1966 karena keberaniannya mengambil risiko untuk menerbangkan rombongan presiden melalui rute Tokyo ke Biak pada 20 Januari 1965 tanpa persiapan sebelumnya.
 
== Sejarah dan KarirKarier ==
===Awal hidup dan karier pilot===
Partono Parwitokusumo lahir di [[Semarang]], 29 Juni 1924. Setelah lulus SMA tahun 1945, dia melanjutkan ke sekolah penerbang. Ia lulus dengan memiliki ijazah penerbang militer (''Groet Militair Brevet'' atau Brevet Penerbang Tingkat Atas) dan ijazah penerbang sipil (SOPL). Partono kemudian bergabung dengan [[Angkatan Udara Republik Indonesia]]. Ia termasuk generasi kedua AURI yang mengikuti pendidikan penerbang di [[India]] dan Andir, [[Bandung]]. Di AURI, Partono sempat memimpin [[Akademi Angkatan Udara#Sekolah Penerbangan Andir Bandung|Sekolah Penerbang Lanjutan]] di Andir dengan pangkat Letnan Udara II. Jabatan terakhirnya di AURI adalah Wakil Komandan Pendidikan [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|PU Halim]] berpangkat Kapten Udara.<ref name="historia"/>
Baris 26:
Karier Partono di dunia penerbangan mencapai puncaknya saat ia menjabat sebagai Presiden Direktur Garuda Indonesia pada 1961-1965.
 
=== Penerbangan rombongan presiden dan KarirKarier politik ===
Pada Januari 1965, kunjungan kenegaraan [[Soekarno]] ke Jepang menghadapi masalah ketika akan kembali ke Indonesia, di mana rute terbang melalui [[Okinawa]], [[Hong Kong]], dan [[Manila]] dinyatakan tidak aman. Setelah menerima laporan itu, Sukarno meminta bantuan kepada Kapten Partono, menanyakan apakah sanggup untuk menerbangkan rombongan presiden secara non-stop melalui rute di luar peta penerbangan, yakni dari Tokyo langsung ke [[Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo|Biak]], [[Irian Barat]] (sekarang Papua). Kapten Partono menyatakan kesanggupannya untuk menerbangkan pesawat melalui rute yang panjang itu, "walaupun penerbangan semacam itu, dengan membawa presiden, biasanya didahului dengan beberapa kali penerbangan penjajakan".<ref name="ganisharsono">{{cite book |last=Harsono |first=Ganis |date= 1985 |title=Cakrawala Politik Era Sukarno |location=Jakarta |page=170 |publisher=Inti Idayu Press |isbn=979-421-125-8 |ignore-isbn-error=true}}</ref>
 
Tanpa persiapan sebelumnya dan dengan diam-diam melalui rute yang panjang, Kapten Partono menerbangkan rombongan presiden pada malam hari 20 Januari 1965 dari Tokyo. Pesawat mendarat dengan aman pada subuh keesokan harinya. Di Biak, Sukarno pindah pesawat dan sampai di Jakarta dengan selamat sebelum pukul delapan pagi. Kapten Partono memimpin kembali penerbangan melalui rute itu pada perjalanan berikutnya.<ref name="historia">{{Cite web|url=https://historia.id/urban/articles/pilot-jadi-menteri-PKkGx|title=Pilot Jadi Menteri|last=Isnaeni|first=Hendri F.|publisher=historia.id |access-date=27 Juli 2020}}</ref>
 
Keberanian Partono mengambil penerbangan yang dianggap berisiko itu "memperlihatkan kembali kepercayaan presiden kepada semangat pemuda".<ref name="ganisharsono"/>. Sukarno kemudian melantik Partono sebagai [[Menteri Perhubungan Republik Indonesia|Menteri Perhubungan Udara]] pada 2 April 1965 hingga 28 Maret 1966.
[[Berkas:Captain_Partono_Parwitokusumo_and_family.jpg|jmpl|Kapten Partono Parwitokusumo, beserta istri dan keempat anaknya]]
[[Berkas:Captain_Partono's_Photo_Collage.jpg|jmpl|Kolase foto Kapten Partono semasa bakti sebagai pilot dan Menteri Penerbangan Udara]]