Roti sajian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Baru |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
<!--{{Kehuna and Kohanim}}-->
'''Roti sajian''' ({{lang-he|לחם הפנים ''lechem haPānīm''}}, arti harfiah: "roti kehadiran";<ref name="Jewish Encyclopedia">''Jewish Encyclopedia''</ref> {{lang-en|Showbread}}) adalah suatu jenis roti yang secara khusus dibuat dan dipersembahkan untuk Tuhan dalam tata ibadah [[bangsa Israel]] yang dicatat dalam [[Alkitab Ibrani]]
Alkitab|Keluaran 25:30}}. Pada {{Alkitab|Matius 12:4}} disebut dengan istilah "τοὺς ἄρτους τῆς προθέσεως".
<!--▼
Within the [[Torah]], the shewbread is mentioned exclusively by the [[Priestly Code]] and [[Holiness Code]],<ref name="Jewish Encyclopedia"/> but certain sections of the Bible, including the [[Book of Chronicles]], [[Books of Samuel]], and [[Books of Kings|Book of Kings]], also describe aspects of them. In the Holiness Code, the shewbread is described as twelve cakes/loaves baked from fine [[flour]], arranged in two rows/piles on a table standing ''before God''; each loaf/cake was to contain two ''[[Omer (unit)|Omer]]s'' of flour ({{bibleverse||Leviticus|24:5-6|HE}}). The Biblical regulations specify that cups of [[frankincense]] were to be placed upon the rows of cakes, and the [[Septuagint]], but not the [[masoretic text]], states that salt was mixed with the frankincense; the frankincense, which the [[Septuagint]] refers to as an ''anamnesis'', (a [[hapax legomenon]]), constituted a memorial (''azkarah''), having been offered upon the [[altar]] to God ({{bibleverse||Leviticus|24:7-9|HE}}).▼
== Catatan Alkitab ==
▲
[[Berkas:Temple showbread.JPG|jmpl|ka|220px|Ilustrasi imam-imam dalam Bait Suci mengganti roti sajian setiap minggu sekali.]]
=== Petunjuk pembuatan ===
The cakes were to be left on the table for a week, and then be replaced with new ones on the [[Shabbat|Sabbath]], so that there were always fresh loaves on the table, and those that had started going stale were removed;<ref name="Jewish Encyclopedia"/> the Biblical text states that the [[Kohen|Jewish priests]] were entitled to eat the cakes that had been removed, as long as they did so in a ''holy place'', as it considered the bread to be holy. The narrative of David's sojourn at [[Book of Judges|Nob]] mentions that [[Ahimelek]] (the priest) gave David the ''holy bread'', at his request.<ref>{{bibleverse|1|Samuel|21:4-6|HE}}, cf. {{bibleverse||Matthew|12:4|KJV}}, {{bibleverse||Luke|6:4|KJV}}</ref>▼
Aturan pembuatan roti sajian dicatat dalam [[Imamat 24|Kitab Imamat pasal 24 ayat 5-9]] berupa Firman Tuhan kepada [[Musa]] sebagai berikut:
:<sup>24:5</sup>''"Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya,
::''setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
:<sup>24:6</sup>''engkau harus mengaturnya menjadi dua susun,
::''enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
:<sup>24:7</sup> ''Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun;
::''kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu,
::''yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
:<sup>24:8</sup> ''Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN;
:: ''itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.
:<sup>24:9</sup> ''Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya
:: ''dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus;
: ''itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN;
::''itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."''<ref>{{Alkitab|Imamat 24:5-9}} [[Terjemahan Baru]]</ref>
Karena semua produk yang mengandung ragi dilarang untuk dibawa ke mezbah,<ref>{{Alkitab|Imamat 2:11}}</ref> dan roti sajian itu dibawa ke Ruang Kudus, maka diyakini bahwa roti itu dibuat tanpa ragi.<ref name="Jewish Encyclopedia"/>
Kedua belas buah roti sajian itu melambangkan kedua belas suku Israel dan kesadaran mereka bahwa mereka hidup di hadapan Allah dan harus senantiasa berserah kepada-Nya.<ref name=fulllife>The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.</ref>
=== Para pembuat ===
Menurut [[Kitab 1 Tawarikh]], tugas pembuatan roti dan penataannya diberikan secara khusus kepada bani [[Kehat]], menyiratkan adanya suatu tatacara khusus untuk mempersiapkannya yang hanya diketahui oleh bani itu.<ref name="Jewish Encyclopedia"/> Dicatat dalam [[1 Tawarikh 9#Ayat 32|1 Tawarikh 9:32]] demikian:
:''Dan sebagian dari anak-anak orang [[Kehat]], yakni dari sanak saudara mereka, mengurus roti sajian untuk disediakan setiap hari [[Sabat]].''<ref>{{Alkitab|1 Tawarikh 9:32}} [[Terjemahan Baru]]</ref>
▲<!--
▲The cakes were to be left on the table for a week, and then be replaced with new ones on the [[Shabbat|Sabbath]], so that there were always fresh loaves on the table, and those that had started going stale were removed;<ref name="Jewish Encyclopedia"/> the Biblical text states that the [[Kohen|Jewish priests]] were entitled to eat the cakes that had been removed, as long as they did so in a ''holy place'', as it considered the bread to be holy. The narrative of David's sojourn at [[Book of Judges|Nob]] mentions that [[Ahimelek]] (the priest) gave David the ''holy bread'', at his request.<ref>{{bibleverse|1|Samuel|21:4-6|HE}}, cf. {{bibleverse||Matthew|12:4|KJV}}, {{bibleverse||Luke|6:4|KJV}}</ref>-->
=== Meja roti sajian ===
Meja ([[bahasa Ibrani]]: <big>שלחן</big> {{Strong|''shulkhan''|07979}}) untuk roti sajian itu dalam [[Kemah Suci]] terbuat dari [[akasia|kayu penaga atau akasia]]" dari [[bahasa Ibrani]]: <big>עֲצֵ֣י</big> {{Strong|''‘ă-tsê''|06086}} (="kayu") <big>שִׁטִּ֑ים</big> {{Strong|''shiṭ-ṭîm''|07848}} (="penaga, akasia"),<ref>[http://biblehub.com/text/exodus/25-10.htm Biblehub - Exodus 25:10]</ref> bersalutkan emas murni dan ditempatkan pada sisi utara dalam Ruang Kudus, berseberangan dengan [[Menorah|"Kandil emas"]] dengan "[[Mezbah pembakaran ukupan]]" di antara keduanya.<ref>[[Keluaran 26#Ayat 35|Keluaran 26:35]]</ref> Aturan pembuatan meja ini dicatat dalam [[Keluaran 25|Kitab Keluaran pasal 25]] demikian:
:<sup>25:23</sup> ''"Lagi haruslah engkau membuat meja dari kayu penaga,
::'' dua hasta panjangnya, sehasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
:<sup>25:24</sup> ''Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni dan membuat bingkai emas sekelilingnya.
:<sup>25:25</sup> ''Haruslah engkau membuat sekelilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya
::''dan kaubuatlah bingkai emas sekeliling jalur pinggirnya itu.
:<sup>25:26</sup> ''Haruslah engkau membuat untuk meja itu empat gelang emas
::''dan kaupasanglah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.
:<sup>25:27</sup> ''Gelang itu haruslah dekat ke jalur pinggirnya sebagai tempat memasukkan kayu pengusung,
::''supaya meja itu dapat diangkut.
:<sup>25:28</sup> ''Haruslah engkau membuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas,
::''dan dengan itulah meja harus diangkut.
:<sup>25:29</sup> ''Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan;
::'' haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.
:<sup>25:30</sup> ''Dan haruslah engkau tetap meletakkan roti sajian di atas meja itu di hadapan-Ku."''<ref>{{Alkitab|Keluaran 25:23-30}} [[Terjemahan Baru]]</ref>
Roti yang diletakkan di atas meja itu melambangkan kehadiran Tuhan yang memelihara seluruh kehidupan Israel (bandingkan {{Alkitab|Imamat 24:5-9; Yes 63:9}}). Roti ini menunjuk kepada [[Kristus]], roti hidup itu (Mat 26:26-29; 1Kor 10:16; Kel 16:4).</fulllife>
<!-- Terjemahan [[Septuaginta]] menggambarkan meja itu seluruhnya terbuat dari emas murni, tetapi [[Teks Masoret]] menyatakan bahwa meja itu terbuat dari [[akasia|kayu penaga/akasia]], dan kemudian "disalut" dengan emas murni, serta diberi bingkai emas di sepanjang bagian atasnya.-->
Laporan pelaksanaan pembuatan meja roti sajian oleh [[Bezaleel]] dan rekan-rekannya tertulis dalam [[Keluaran 37|Keluaran 37:10-16]] sebagai berikut:
:Dibuatnyalah meja itu dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
:<sup>37:11</sup> ''Disalutnyalah itu dengan emas murni dan dibuatnya bingkai emas sekelilingnya.
:<sup>37:12</sup> ''Dibuatnyalah sekelilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan dibuatnya bingkai emas sekeliling jalur pinggirnya itu.
:<sup>37:13</sup> ''Dituangnyalah untuk meja itu empat gelang emas dan dipasangnyalah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.
:<sup>37:14</sup> ''Dekat ke jalur pinggirnyalah gelang itu, yakni tempat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut.
:<sup>37:15</sup> ''Dibuatnyalah kayu pengusung itu dari kayu penaga dan disalutnya dengan emas, yaitu supaya meja itu dapat diangkut.
:<sup>37:16</sup> ''Dan dibuatnyalah perkakas yang di atas meja itu, yakni pinggannya, cawannya, piala dan kendinya, yang dipakai untuk persembahan curahan, semuanya dari emas murni.<ref>{{Alkitab|Keluaran 37:10-16}} [[Terjemahan Baru]]</ref>
<!--
The feet of the table are described as having a ring-like enclosure to which four gold rings were fastened, so that rods (made from acacia wood, and covered with gold) could be passed through the rings, and used to make the table portable, in the same manner as the other features of the tabernacle. The biblical text indicates that, when being carried, the table would be covered with a purplish-blue cloth, the loaves and vessels would be placed on the cloth, and another cloth, in scarlet, would be placed over it, with a fine skin being added on top of that.<ref>{{bibleverse||Numbers|4:7-8|}}</ref> In each sanctuary there was only one table, except for the Temple in Jerusalem, which the Book of Chronicles describes as having ten tables within its [[Hekhal|Holy Place]].<ref>{{bibleverse|2|Chronicles|4:8|}}</ref>
Baris 46 ⟶ 94:
As well as the golden cups for the incense, the Mishnah enumerates a number of other dishes (''ke'arot'') and hand-like bowls (''kappot''), including ''menakkiyyot'' (which were probably for dipping) and ''kesawot''; the ''kesawot'' are identified by the Mishnah as being for the wine-[[libation]]s, but the [[Targum]]s argue that they were for the purpose of covering the shewbread.<ref name="Jewish Encyclopedia"/> The Mishnah also suggests that the Table could be dismantled into small portions, so that if any part of it ever became [[ritual impurity|ritually impure]], it could be [[ritual washing in Judaism|regain its ritual purity by washing the parts]] in a [[Mikvah]].<ref name="Yoma"/>
==Dalam kelompok-kelompok zaman dahulu==
There is evidence of Jewish groups around the turn of the common era, such as the [[Qumran]] community at the [[Dead Sea]], and the [[Therapeutae]] in [[Egypt]], which seem to have regarded themselves as part of the main Jewish body worshipping at the Jerusalem temple, despite being geographically isolated from it, and, in the eyes of later Jewish thought, theologically distinct from it.
Baris 54 ⟶ 102:
There is dispute among scholarly groups as to whether the Qumran community was identifiable with the [[Essene]]s, but scholars do generally agree that there was an association between the Essenes and the [[Therapeutae]]. [[Philo]] reported that the Therapeutae's central meal was intended to ''emulate'' the ''holy table set forth in the sacred hall of the temple'',<ref name="ReferenceC">Philo, ''The contemplative life'', 81-82</ref> but though the Qumran community are portrayed in the Dead Sea Scrolls as viewing the Jerusalem service as having failed to achieve priestly holiness, Philo describes the Therapeutae as deliberately introducing slight differences in their practices from those at the Temple, as a mark of respect for the Temple's shewbread.<ref name="ReferenceC"/>
-->
== Lihat pula ==
<!--* [[Challah]]
* [[Typology (theology)]]
* [[Eucharistic adoration]]-->
* [[Kemah Suci]]
* Bagian [[Alkitab]] yang berkaitan: [[Keluaran 25]], [[Keluaran 26]], [[Keluaran 37]], [[Imamat 24]], [[Bilangan 4]], [[1 Samuel 21]], [[1 Tawarikh 9]], [[Matius 12]], [[Lukas 6]]
== Referensi ==
{{reflist|32em}}
== Pustaka ==
* [[B. Baentsch]], ''Exodus-Leviticus'', p. 419, [[Göttingen]], 1900;
* [[Riehm]], ''Handwörterbuch'', ii. 1405 et seq
* M. Black, ''The Scrolls and Christian Origins: Studies in the Jewish Background of the New Testment'' (London: Nelson, 1961)
* M. Barker, ''Temple Theology: An Introduction'' (London: SPCK, 2004)
* {{JewishEncyclopedia}}
== Pranala luar ==
* [http://www.jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=662&letter=S Jewish Encyclopedia (1901-1906), Showbread]
<!--{{Jewish bread}}-->
{{Kemah Suci}}
[[Kategori:Kemah Suci]]
|