Ha (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
k Sub
 
(16 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| Image = Bali Ha.png
| Nama = Ha
| LatinAksara = HaBali
| Latin = Ha, A
| Warga = Kanthya ([[konsonan velar]]){{br}}Aspirat (bunyi desahan)
| IAST = Ha
| Unicode = 1B33
| Warga = kanthya
| Fonem = [h]
| Gantungan = [[Berkas:Bali G.Gantungan Ha.png|50px|Gantungan Ha]]
}}
 
'''Ha''' adalah salah satu aksara wianjana dalam [[aksara Bali]] yang melambangkan bunyi {{IPA|/ha/}} atau {{IPA|/a/}}. Jika aksara Ha dialihaksarakan dari [[aksara Bali]] menjadi [[huruf Latin]], maka ditulis "Ha". Selama tidak ada tanda [[vokal]] (Pangangge suara) yang melekatinya, Ha tetap dibaca /ha/. Meskipun ia termasuk aksara wianjana (huruf [[konsonan]]/huruf mati), kadangkala pengucapan Ha disamakan dengan [[A (aksara Bali)|A]], huruf vokal.
 
== Fonem ==
Ha termasuk ''warga kanthya''. Sebagian besar ''warga kanthya'' merupakan golongan [[konsonan langit-langit belakang]],<ref>Untuk keterangan lebih lanjut, baca artikel [[IAST]].</ref> misalnya [[Ka (aksara Bali)|Ka]], [[Ka (aksara Bali)|Kha]], [[Ga (aksara Bali)|Ga]], [[Ga gora|Gha]], dan [[Nga (aksara Bali)|Nga]]. Meskipun termasuk ''warga kanthya'', sesungguhnya Ha bukanlah konsonan langit-langit belakang, karena Ha melambangkan bunyi /h/, [[frikatif|bunyi frikatif]] [[konsonan glotis|glotis]]. Jadi secara [[fonologi]], Ha termasuk [[konsonan glotis]] atau celah suara. Karena sumber bunyi Ha berasal dari [[kerongkongan]], maka secara tradisional ia dimasukkan ke dalam ''warga kanthya''.
 
BunyiHa melambangkan bunyi /h/ yang dilambangkan oleh Ha dibaca seperti huruf H pada kata "hawa" ([[bahasa Indonesia]]), ''hari'' ([[bahasa Sanskerta]]), "hana" ([[bahasa Jawa]]), "hen" ([[bahasa Inggris]]). Suara /h/ tersebut merupakan suara hembusan, sehingga ia disebut aksara aspirat.<ref>Surada, hal. 1.</ref> Dalam [[bahasa Bali]], huruf Ha tidak dibaca saat digunakan pada permulaan kata. Biasanya, meskipun dalam penulisan kata menggunakan huruf Ha, desahannya tidak timbul, yang diucapkan hanya vokalnya saja. Contohnya, dalam penulisan kata "Hujan", dipakai huruf Ha di depan kata. Namun pada saat membaca kata "Hujan", orang Bali lebih memilih tidak mengucapkan desahan kata "Hu"/hu/, melainkan hanya mengucapkan huruf vokalnya saja, yaitu "U"/u/. Jadi yang diucapkan adalah kata "Ujan"/udʒan/.<ref>Tinggen, hal. 16.</ref>
 
== Penggunaan ==
{| class="infobox"
|-
! ''Kanthya'' (tenggorokan)
|-
!
|-
! bgcolor="white"|Langit-langit belakang
|-
| bgcolor="white"|[[Berkas:Velaar.svg|Center|180px]]
|-
|
|-
! bgcolor="white"|Celah suara/glotis
|-
| bgcolor="white"|[[Berkas:Laryngaal.svg|pus|180px]]
|}
Selama tidak ada tanda [[vokal]] ([[bahasa Bali|Bhs. Bali]]: ''pangangge suara'') yang melekatinya, Ha tetap dibaca /ha/ atau /a/. Meskipun ia termasuk ''aksara wianjana'' (huruf [[konsonan]]), kadang kala pengucapan Ha disamakan dengan [[A kara|A]], huruf vokal. Dengan demikian, Ha berbagi fungsi, bisa digunakan untuk menulis kata-kata yang mengandung bunyi /h/ maupun /a/. Dan bila dilekati oleh tanda vokalisasi (''pangangge suara''), maka bunyinya berubah sesuai dengan nilai yang dikandung oleh tanda vokalisasi tersebut.
 
Ha digunakan untuk menulis kata-kata yang mengandung bunyi /h/ maupun /a/. Kata-kata dalam [[bahasa Bali]] asli (bukan bahasa Bali serapan) cenderung ditulis menggunakan Ha meskipun diucapkan /a/.<ref name="Ting">Tinggen, hal. 11.</ref> Contohnya antara lain: ''amah'' (ditulis: hamah; dibaca: /amah/), ''aba'' (ditulis: haba; dibaca: /abə/), ''apang'' (ditulis: hapang; dibaca: /apaŋ/), ''ajum'' (ditulis: hajum; dibaca: /aɟɔm/), dll.
 
Kata-kata dalam [[bahasa Bali]] asli yang diserapdiawali daridengan bahasabunyi non-Bali,vokal yang mengandung bunyi(selain /a/) atau /ə/, tidak pantascenderung ditulis memakai hurufmenggunakan Ha,.<ref tetapiname="Ting"/> memakaiContohnya hurufantara [[A kara]]. Contohnyalain: ''Arjunailang'' (dariditulis: bahasahilang; Sanskertadibaca: Arjuna/ilaŋ/), ''aksaraubet'' (dariditulis: bahasahubet; Sanskertadibaca: ākshara/ubət̪/), ''agamaenggal'' (dariditulis: bahasahenggal; Sanskertadibaca: āgama/ɛŋɡal/), ''artaolih'' (dariditulis: bahasaholih; Sanskertadibaca: artha/oːleh/), dan lain-lain. Kata-kata tersebut layak ditulis memakai A karadll.
 
Kata dalam [[bahasa Bali]] yang diserap dari bahasa non-Bali, yang mengandung bunyi /a/, tidak pantas ditulis memakai huruf Ha, tetapi memakai huruf [[A kara]].<ref name="Ting"/> Demikian pula pada bunyi vokal lainnya, harus memakai huruf yang sesuai dengan vokal yang dimaksud ([[I kara]], [[U kara]], dan sebagainya). Contohnya: ''Arjuna'' (dari bahasa Sanskerta: Arjuna), ''ica'' (dari bahasa Sanskerta: icchā), ''utara'' (dari bahasa Sanskerta: uttara), ''eka'' (dari bahasa Sanskerta: eka), dan lain-lain.
Gantungan Ha mirip bentuknya dengan huruf [[Pa (aksara Bali)|Pa]]. Letak penulisannya di bawah huruf (menggantung). Gantungan Ha juga dapat dipakai sebagai gantungan [[A kara]], karena A kara tidak memiliki gantungannya sendiri.
 
Gantungan Ha mirip bentuknya dengan huruf [[Pa (aksara Bali)|Pa]]. Letak penulisannya di bawah huruf (menggantung). Gantungan Ha juga dapat dipakai sebagai gantungan [[A kara]], karena A kara tidak memiliki gantungannya sendiri.
Bunyi /h/ juga dapat ditulis dengan menggunakan [[bisah]], namun penggunaannya sebatas pada suku kata terakhir saja. Apabila terdapat bunyi /h/ di tengah kata, dan tidak diikuti oleh huruf vokal, Ha dapat berfungsi sebagai pengganti bisah. Contoh kata yang mengandung bunyi konsonan /h/ di tengah kata: <i>"ci<u>h</u>na"</i> (bahasa Bali), <i>"Bra<u>h</u>ma"</i>, <i>"ji<u>h</u>wa"</i> (bahasa Sanskerta), dan sebagainya.
 
Bunyi /h/ juga dapat ditulis dengan menggunakan [[bisah]], namuntetapi penggunaannya sebatas pada suku kata terakhir saja. Apabila terdapat bunyi /h/ di tengah kata, dan tidak diikuti oleh huruf vokal, Ha dapat berfungsi sebagai pengganti bisah. Contoh kata yang mengandung bunyi konsonan /h/ di tengah kata: <i>''"ci<u>h</u>na"</i>'' (bahasa Bali), <i>''"Bra<u>h</u>ma"</i>'', <i>''"ji<u>h</u>wa"</i>'' (bahasa Sanskerta), dan sebagainya.
== Lihat pula ==
* [[A kara]]
* [[Bisah]]
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
 
== ReferensiLihat pula ==
* [[A kara]]
* [[Bisah]]
 
=== Referensi ===
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.
 
 
{{aksara Bali}}
 
[[Kategori:AksaraHuruf Bali]]