Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Membalikkan revisi 19108456 oleh 116.206.9.12 (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(56 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[FileBerkas:Creation of Adam.jpg|thumbjmpl|rightka|.'''Kisah [[Penciptaan]]penciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia]]. Kisah [[penciptaan]] masih diyakini [[manusia]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
{{inuse|12 April 2011}}
'''Teologi penciptaan''' adalah kajian dalam ilmu teologi yang menyelidiki pandangan [[Kristen]] tentang penciptaan dunia. Hal itu berkaitan dengan kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan 'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1: [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref>
 
[[File:Creation of Adam.jpg|thumb|right|.'''Kisah [[Penciptaan]]''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia]]. Kisah [[penciptaan]] masih diyakini [[manusia]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
 
''' [[Teologi Penciptaan]] ''' merupakan paham [[penciptaan]] yang menyangkut kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh keedulian ini mengandung pertanyaan'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1 : [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref> Kitab pertama dalam [[Alkitab]] menyatakan pada mulanya [[Allah]] menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1) dan kitab terakhir menyatakan [[penciptaan]] "langit yang baru dan bumi yang baru" (Wahyu 21:1). <ref name="Karman">{{id}} Karman, Yonky. 2009. '' Bunga Rampai: Teologi Perjanjian Lama ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 18.</ref> [[Penciptaan]] kurang mendapat perhatian dalam khotbah, diskusi teologi, atau pun pengajaran. ".<ref name="Karman"></ref> Tema [[penciptaan]] baru akan dibahas dalam debat mengenai [[penciptaan]] dan evolusi. <ref name="Karman"></ref> Padahal tema[[penciptaan]] di dalam [[Alkitab]] memiliki arti teologi yang penting. <ref name="Karman"></ref> Selama berabad-abad orang Kristen menerima [[penciptaan]] yang tercatat dalam [[Alkitab]] sebagai karya Yang Maha Kuasa dalam ruang dan waktu.<ref name="Karman"></ref> [[Penciptaan]] sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kenyataan.<ref name="Karman"></ref> Sampai hari ini umat Kristen mengikrarkan pengakuan iman dalam ibadah bersama dan mengatakan "Aku percaya kepada [[Allah]] Bapa, Pencipta langit dan bumi."<ref name="Karman"></ref> Pengakuan iman ini mengasumsikan dunia ciptaan sebagai sebuah karya [[Allah]] yang transenden dan Sumber Kehidupan.<ref name="Karman"></ref> [[Allah]] berkenan mewahyukan diri, kodrat, dan kehendak-Nya dalam dunia ciptaan (Mazmur 19:2; Roma 1:20).<ref name="Karman"></ref> Ketika [[manusia]] jatuh ke dalam dosa, maka dunia ciptaan tidak lagi memadai sebagai jalan untuk mengenal [[Allah]] dengan baik.<ref name="Karman"></ref>
 
== Mite penciptaan di dunia timur dekat kuno==
Agama dari masyarakat timur kuno sangat menekankan asal para dewa dalam [[penciptaan]]<ref name=" Major "> 34-38</ref> Salah satu dewa yang terkenal dalam masyarakat timut kuno adalah Enuma Elish.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Mite Enuma Elish di Babilonia memperlihatkan bagaimana Marduk membuat dunia baru menjadi tertib. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dia menggunakan tubuh dari satu dewa untuk membentuk permukaan bumi, bahan lain untuk membuat umat [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
Pada [[Priester]] menekankan selesainya peristiwa [penciptaan]] ketika [[Allah]] memperhatikan hasil ciptaan, dan tidak lagi menciptakan sesuatu. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ada beberapa ayat-ayat yang digunakan untuk menggambarkan [[penciptaan]] (1:26-28) [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[manusia]] diciptakan untuk menguasai dunia yang dibuat menurut [[gambar]] [[Allah]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] menciptakan bumi adalah permukaan darat dengan kubah yang mencakup seperti mangkuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Kubah ini mencegah air di atasnya dari banjir ke atas bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Di bawah bumi adalah tempat kekacauan dan kegelapan yang masih belum terbentuk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam visi [[Priester]], seluruh dunia "sangat baik".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Tidak ada konflik antara makhluk. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Semua memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lainnya. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
== Penciptaan menurut Perjanjian Lama ==
=== Kitab Kejadian ===
== {{main|Penciptaan menurut PBKitab ==Kejadian}}
CeritaDalam [[penciptaanPerjanjian Lama]], dipada dalammulanya Kejadian 1 dan Kejadian 2 tentang [[penciptaan]]Allah menciptakan langit dan bumi berbeda-beda dan cara pengungkapan dan sumber cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno">{{id}}Dan Abineno,selanjutnya J.L.Ch.dijelaskan 1987.pada ''[[manusiaKejadian 1]] Dan Sesamanya Di Dalam Dunia''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1-12.</ref> Dalam [[Kejadian 1 2|dan 2 [[penciptaan]], penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang [[penciptaan]] langit dan bumi dalam [[Kejadian 1]] berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada permulaan [[pembuangan ke Babel|pembuangan bangsa Israel ke Babel]].<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang [[penciptaan]] langit dan bumi dalam [[Kejadian 2]] diduga diambil dari suatu sumber yang lain yaitu YahwisYahwist yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
[[Allah]] adalah transenden,hal diyang manamelampaui segala sesuatu dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah diajdikan. [[Allah]] berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. Dia[[Allah]] tetap bekerja sendirisampai sekarang. <ref name=" Major "> 34-38</ref>[[Allah]] menciptakan Jadwal kerja-Nyadunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat sebagai tanda bahwa karya-Nya telah selesai. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam strukturwaktu enam hari yang sederhana, [[Allah]] mengatur karyanyasegala dengan caranya sendirisesuatu yang logisdicipta-Nya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada tiga hari pertama, ia[[Allah]] menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada hari-hari keempat, kelima, dan keenam, ia[[Allah]] menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, makakemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. <refSetelah name="[[Allah]] Majorselesai "> 34-38</ref>menciptakan semua Setelah setiap ciptaanitu, ia mampu berdiri kembali dan[[Allah]] menilai bahwa semua itu baik. <ref name=" Major "> 34-38</ref>Dia[[Allah]] menciptakan semua itu melalui FrimanFirman-Nya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[TuhanAllah]] juga memanifestasikanmenyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
==== Penciptaan menurut Priester ====
beberapa orang menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
# "[[Tuhan]] berkata"
# "Jadilah"
# "dan jadi"
# yang khusus karya penciptaan
# penamaan [[Tuhan]] atau berkat dari makhluk tersebut
# [[Tuhan]] mengatakan bahwa semuanya itu baik, dan
# "Jadilah petang dan pagi".
 
[[Allah]] menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. Kejadian 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan semuanya itu baik. Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] dan rupa [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptaan lain.
Cerita [[penciptaan]] dalam kisah ini dimulai dari sekelompok imam Israel ([[Priester]]) yang memelihara cerita tradisional dengan hati-hati, hukum,dan tulisan-tulisan lain yang orang Israel telah berkembang selama berabad-abad.<ref name=" Major ">{{en}} Joan ‘brien Wilfred. 1982. '' In The beginning Craetion Myths From Ancient Mesopotamia, Israel and Greece''. USA: American Academy Of Religion. 34-38.</ref> [[Priester]] memelihara tulisan-tulisan selama pengasingan sekitar 550-500 SM untuk menjamin bahwa iman Israel tidak akan melupakan hal itu. <ref name=" Major "></ref>
 
Kemudian, bumi itu menjadi tempat [[manusia]] hidup. [[Manusia]] adalah makhluk bumi, sebab [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah). [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]] menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya ({{Alkitab|Kejadian 2:7}}). Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya (Yohanes 3:31).
Meskipun cerita [[penciptaan]] menggunakan metafora dalam Himne [[penciptaan]], [[Priester]] lebih bergantung pada logika dan struktur untuk menyampaikan pesannya. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Struktur mengungkapkan proses yang teratur di mana [[Allah]] menciptakan dunia. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Hal ini jelas bahwa [[Tuhan]] mempunyai rencana yang komprehensif untuk [[penciptaan]] dan setiap bagian dari yang sederhana sampai keseluruhan secara harmonis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Allah]] bergerak dari bumi ke makhluk tertentu yang akan mengisi bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Ciptaan-Nya dimulai dengan massa kacau dan kemajuan langkah demi langkah dari kekacauan pada [[penciptaan]] ruang kerja, untuk objek yang mati, untuk organik yang hidup, dan akhirnya pada [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang memakanmakan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya, [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
[[Allah]] adalah transenden, di mana Dia berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. Dia bekerja sendiri. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Jadwal kerja-Nya selama enam hari teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat sebagai tanda bahwa karya-Nya telah selesai. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Dalam struktur enam hari yang sederhana, [[Allah]] mengatur karyanya dengan caranya sendiri yang logis. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada tiga hari pertama, ia menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.<ref name=" Major "> 34-38</ref> Pada hari-hari keempat, kelima, dan keenam, ia menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, maka ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Setelah setiap ciptaan, ia mampu berdiri kembali dan menilai semua itu baik. <ref name=" Major "> 34-38</ref>Dia menciptakan semua itu melalui Friman. <ref name=" Major "> 34-38</ref> [[Tuhan]] juga memanifestasikan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, langit dari bumi. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
[[Priester]] menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh frase yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata: 1) "[[Tuhan]] berkata", 2) "Jadilah", 3) "dan jadi", 4) yang khusus karya [[penciptaan]] ; 5) penamaan [[Tuhan]] atau berkat dari makhluk tersebut; 6) [[Tuhan]] mengatakan bahwa semuanya itu baik, dan 7) "Jadilah petang dan pagi".<ref name=" Major "> 34-38</ref> Hanya pola yang diberikan secara penuh. <ref name=" Major "> 34-38</ref> Namun untuk kreasi lain, cukup menggunakan frase tersebut untuk menunjukkan bahwa pola ini diikuti setiap kali [[Allah]] menciptakan. <ref name=" Major "> 34-38</ref>
 
==== Penciptaan menurut Yahwist ====
Cerita [[penciptaan]] di dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2 tentang [[penciptaan]] langit dan bumi berbeda-beda dan cara pengungkapan cerita yang dipakai oleh masih-masing nas tidak sama.<ref name="Abineno"></ref> Dalam Kejadian 1 dan 2 [[penciptaan]] langit dan bumi disampaikan secara tematis. Kejadian 1 dan Kejadian 2 berasal dari dua sumber yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang [[penciptaan]] langit dan bumi dalam Kejadian 1 berasal dari sumber Codex telah ada pada permulaan pembuangan bangsa Israel ke Babel.<ref name="Abineno"></ref> Cerita tentang [[penciptaan]] langit dan bumi dalamKejadian 2 diambil dari suatu sumber yang lain yaitu Yahwis yang berasal dari zaman raja-raja.<ref name="Abineno"></ref> Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda.<ref name="Abineno"></ref> Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.<ref name="Abineno"></ref>
 
Sumber cerita [[[[Yahwist]] berusaha memberikan keterangan tentang hal-hal aneh yang ada di dunia ini.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Cerita semacam itu disebut cerita keterangan (aetiologis). Kitab Kejadian menceritakan isi cerita secara berbeda <ref name="Wahono">82</ref> Misalnya, cerita dalam Kejadian 1 digambarkan suatu dunia yang basah, hijau, dan makmur. <ref name="Wahono">82</ref> Cerita tersebut berbeda dengan cerita di dalam Kejadian 2:4b-7 memperlihatkan suasana dunia yang gersang.<ref name="Wahono">82</ref> Padang yang gersang itu disuburkan oleh ‘kabut yang naik... dan membahasi sampai ke seluruh permukaan (2:6).<ref name="Wahono">82</ref> Keadaan itu menjadi tempat [[manusia]] hidup.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] adalah makhluk bumi, karena [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah).<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]], kemudian menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan nafas hidup kepadanya (2:7).<ref name="Wahono">82</ref>
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Setiap orang yang memakan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas.<ref name="Wahono">82</ref> Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan.<ref name="Wahono">82</ref> Namun, pada akhirnya, [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta.<ref name="Wahono">82</ref> [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.<ref name="Wahono">82</ref>
 
=== Mazmur ===
Kisah [[penciptaan]] yang diungkapkan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya sebagaiyang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. <ref name="Abineno"></ref> {{Alkitab|Mazmur 74: 13-15}} tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepada darikepala ular-ular naga di atas muka air. <ref name="Abineno"></ref> Mazmur –mazmur– mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya [[penciptaan]] AlalhAllah. <ref name="Abineno"></ref> Pernyataan tentangmengenai [[penciptaan]] langit dan bumi tidak hanya terdapat dalam “ajaran” saja yang membahas soal-soal percaya, tetapi juga dalamdan penghayatan iman. <ref name="Abineno"></ref> Dalam mazmur karya [[penciptaan]] [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi olehmelalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay.ayat 5), yangdan [[Allah]] dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay.ayat 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay.ayat 18). <refKitab name="Abineno"></ref>Mazmur juga Dalam mazmur-mazmur menunjukkanmengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. <refCerita name="Abineno"></ref> Dalam mazur-mazmur [[penciptaan]] dan sejarah selamatkeselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel. <ref name="Abineno"></ref>
 
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Air itu mendukung sorga[[Sorga]] (Mzm.{{Alkitab|Mazmur 78:23}}). <ref name=" Hadiwijono "></ref> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang berbentuk besar. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang menyelubungi bumi dan memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "></ref> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
=== Ayub ===
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini aialahialah Ayub dalam keluhankeluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub sendiri. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dalam {{Alkitab|Ayub 38:4}} tertulis “di “dimanakahmanakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? <ref name="Abineno"></ref> Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! <refAyub name="Abineno"></ref>bertanya Siapakah“Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? <ref name="Abineno"></ref> ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat [[penciptaan]] [[Allah]] ialah supaya mujizat [[penciptaan]] -Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkasedangkan mujizat [[penciptaan]]-Nya sebagai saksi. <ref name="Abineno"></ref>
 
Dalam "Ayub 28" merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. <ref name="Abineno"></ref> Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). <ref name="Abineno"></ref> Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpanyamenimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-dosanya[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar memenuhidicobai jalanuntuk buntu.meninggalkan <ref name="Abineno"></ref>Allah yang menciptakan hikmat dan akal budi.
 
[[Allah]] menjawab permintaan tanggung jawabpertanggungjawaban dari Ayub melalui pernyataan hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat di sini diindikasikanmemberi daritanda adanya rahasia [[penciptaan]] yaitu tatanan yang pada suatusatu pihak terdapat dalam [[penciptaan]], tetapi pada pihak lain terlepas dari [[penciptaan]] dan berfungsi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tersembunyi bagi [[manusia]] dan hanya [[Allah]] yang mengetahuinya. <refAyat name="Abineno"></ref>terakhir Ayat terakhirdalamdalam Ayub 28 menjelaskan makna hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hikmat berarti takut dan hormat akan Dia[[Allah]] . <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang benar ialah menjauhi kejahatan dan segala ketidakbenaran. <ref name="Abineno"></ref> Pengetahuan yang dimaksud di sini ialah akal budi. <ref name="Abineno"></ref>
 
==== Penciptaan menurut Priester[[Perjanjian Baru]] ====
 
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang [[penciptaan]]. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:15-17}} yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra yangdi mana mereka menilai rasulRasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam rupawujud [[manusia]]”. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:22-31}} berisi pemberitaan yang terkenal dari rasulRasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
== Penciptaan menurut PB ==
 
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang [[penciptaan]]. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, Kisah Para Rasul 14:15-17 yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra yang menilai rasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam rupa [[manusia]]”. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, Kisah Para Rasul 17:22-31 berisi pemberitaan yang terkenal dari rasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan itu juga bertolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Roma ===
Surat Roma dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma menggunakan bahasa yang lain dari padadaripada bahsa yang digunakannya dalam surat Kisah Para Rasul. <ref name="Abineno"></ref> DiaPaulus menulismengungkapkan bahwa “kekuatan [[Allah]] yang kekal dan keilahian-Nya sejak [[penciptaan]] yang nampaktampak dalam karya-karya-Nya. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, Paulus melakukan pendekatan terhadap orang-orang kafir dengan bertitik tolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
dan bumi. <ref name="Abineno"></ref>
 
=== Kolose ===
Kolose berisi pujian yang memuliakan [[Kristus]] sebagai “perantara” [[penciptaan]] dan “penguasa” dari seluruh kosmos. <ref name="Abineno"></ref> Paulus mempunyai maksud lain dalam penulisan pujian itu. <ref name="Abineno"></ref> Ia ingin suratnya sebagai alat untuk melawan penghormatan yang diberikan oleh orang-orang Kolose kepada penguasa-penguasa kosmis melalui pernyataan bahwa penguasa-penguasa kosmis itu diciptakan oleh [[Kristus]] sehingga mereka takhluk kepada-Nya. <ref name="Abineno"></ref> <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, hal hendak ditekankan oleh Paulus ialah bukan hanya [[Kristus]] sebagai “perantara” [[penciptaan]], tetaitetapi juga kekuasaan [[Kristus]] melebihi penguasa-penguasa kosmis yang saat itu ditakuti oleh orang-orang Kolose. <ref name="Abineno"></ref> Pemberitaan mengenai [[Kristus]] adalah “perantara” [[penciptaan]] yang sangat kuat dipengaruhi oleh paham Perjanjian Lama mengenai hikmat. <ref name="Abineno"></ref> Hal yang hendak ditekankan Paulus, bukan menjelaskan peranan kristus[[Kristus]] dalam [[penciptaan]], tetapi menekankan bahwa [[Kristus]] adalah “rahasia” [[penciptaan]] dan [[penciptaan]] didasarkan atas Dia[[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
== Manusia sebagai gambar dan rupa Allah ==
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] takhlukharus tunduk kepada [[Allah]] . <ref name="Abineno"></ref> Meskipun, [[manusia]] diciptakan se[[gambar]]segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhlukciptaan. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] bukan ilah, tetapimalaikat jugadan bukansemua makhluk ilahiciptaan, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan nafasnapas hidup ke dalam hidungnya. <ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. <ref name="Abineno"></ref> Setelah [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi., <ref name="Abineno"></ref> Dia[[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. <ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, Diadan menghembuskan nafasnapas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh, yangjiwa berjiwadan roh. <ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjuk berartimenunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm.{{Alkitab|Mazmur 103:1; Mzm.Mazmur 104:1,35; dan MzmMazmur 146:2}} tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
Perbandingan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2:
== Manusia sebagai gambar Allah ==
# Cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus.
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu daripada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
# Cerita dalam Kejadian 1 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. Cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”.
 
Kedua cerita penciptaan dalam pasal 1 merupakan gambaran umum penciptaan manusia itu sedangkan pada pasal 2 merupakan detail atau gambaran khusus tentang penciptaan manusia. Dengan kata lain, antara cerita penciptaan di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. [[Manusia]] tidak diciptakan hanya dengan melalui firman Allah saja seperti ciptaan yang lainnya tetapi dikerjakan dengan sempurna oleh tangan Allah yang maha kuasa lalu diberikan nafas kehidupan sehingga manusia memiliki hubungan atau [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. “Sebenarnya dalam pikiran manusia ada naluri alamiah untuk mencari Tuhan,” kata John Calvin. Kita dilahirkan dan hidup untuk tujuan yang jelas, yaitu mengenal dan mengasihi Allah. Dia adalah sumber kehidupan kita, dan hati kita selalu gelisah sebelum datang kepada-Nya.
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] takhluk kepada [[Allah]] . <ref name="Abineno"></ref> Meskipun, [[manusia]] diciptakan se[[gambar]] dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhluk. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] bukan ilah, tetapi juga bukan makhluk ilahi, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. <ref name="Abineno"></ref> Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Dia membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. <ref name="Abineno"></ref> Setelah itu, Dia menghembuskan nafas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki tubuh yang berjiwa. <ref name="Abineno"></ref> Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjuk berarti bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. <ref name="Abineno"></ref> Misalnya, dalam Mzm. 103:1; Mzm. 104:1,35; dan Mzm 146:2 tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]]. <ref name="Abineno"></ref>
 
== Referensi ==
Perbedaan antara cerita [[penciptaan]]dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. <ref name="Abineno"></ref> Pertama, cerita [[penciptaan]] memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai [[penciptaan]] langit dan bumi. <ref name="Abineno"></ref> Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” (Kej. 2:4-5). <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan [[penciptaan]] [[manusia]]. <ref name="Abineno"></ref> Kedua, cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. <ref name="Abineno"></ref> [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang ada hubungan khusus. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan “ke dalam hidungnya nafas hidup”. <ref name="Abineno"></ref> Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus. <ref name="Abineno"></ref> Ketiga, Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. <ref name="Abineno"></ref> Keduanya tidak ada perbedaan derajat. <ref name="Abineno"></ref> Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan substansi yang sama. <ref name="Abineno"></ref> Keempat, dalam cerita di Kejadian [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. <ref name="Abineno"></ref> Dalam cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”. <ref name="Abineno"></ref> Keduanya memiliki tugas yang sama yaitu sebagai pengelola dan pengurus. <ref name="Abineno"></ref> Dengan kata lain, antara cerita [[penciptaan]] di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. <ref name="Abineno"></ref> Kesamaan dari kedua cerita [[penciptaan]] adalah [[Allah]] yang menciptakan [[manusia]] dan bahwa [[manusia]] lain dari pada makhluk lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. <ref name="Abineno"></ref> [[Manusia]] memiliki [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. <ref name="Abineno"></ref>
{{reflist}}
 
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Pembaca Setia Alkitab]]
 
== referensi ==
{{reflist}}