Teologi penciptaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 19108456 oleh 116.206.9.12 (bicara)
Tag: Pembatalan
 
(16 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Creation of Adam.jpg|thumbjmpl|rightka|.'''Kisah penciptaan''' merupakan awal sejarah kehidupan [[manusia]] di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan [[Allah]] di tengah-tengah kehidupan [[manusia]]. Kisah penciptaan masih diyakini [[manusia]] sebagai suatu kesaksian dan pengakuan iman.]]
'''Teologi penciptaan''' adalah kajian dalam ilmu teologi yang menyelidiki pandangan [[Kristen]] tentang penciptaan dunia. Hal itu berkaitan dengan kepeduliaan [[manusia]] akan keberadaannya, sejauh kepedulian ini mengandung pertanyaan 'dari mana' dan meluas sampai mencakup kosmos dan sejarah.<ref name="Dister">{{id}} Dister,Nico Syukur. 1999. '' Teologi Sistematika 1: [[Allah]] Penyelamat ''. Yogyakarta: Kanisius. 41.</ref>
 
== Penciptaan menurut Perjanjian Lama ==
=== Kitab Kejadian ===
{{main|Penciptaan menurut Kitab Kejadian}}
PadaDalam [[Perjanjian Lama]], pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. DalamDan selanjutnya dijelaskan pada [[Kejadian 1]] [[Kejadian 2|dan 2]], penciptaan langit dan bumi disampaikan secara tematis. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam [[Kejadian 1]] berasal dari sumber [[Codex]] yang telah ada pada permulaan [[pembuangan ke Babel|pembuangan bangsa Israel ke Babel]]. Cerita tentang penciptaan langit dan bumi dalam [[Kejadian 2]] diduga diambil dari sumber Yahwist yang berasal dari zaman raja-raja. Perbedaan di antara kedua nas ini terlihat dari sifat kesaksian masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu, kedua kesaksian itu perlu dipahami dalam “keberlainannya”.
 
[[Allah]] adalah hal yang melampaui segala sesuatu dan segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu yang telah jadi dari segala sesuatu yang telah diajdikan. [[Allah]] berada di luar dan di atas ciptaan-Nya. [[Allah]] tetap bekerja sampai sekarang. [[Allah]] menciptakan dunia selama enam hari secara teratur dan mengambil hari ketujuh untuk beristirahat. Dalam waktu enam hari [[Allah]] mengatur segala sesuatu yang dicipta-Nya. Pada tiga hari pertama, [[Allah]] menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos: pertama langit, air, dan kemudian lahan kering.Pada hari keempat, kelima, dan keenam, [[Allah]] menciptakan penduduk wilayah ini: pertama matahari dan bulan, kemudian ikan dan burung, dan akhirnya hewan dan [[manusia]]. Setelah [[Allah]] selesai menciptakan semua itu, [[Allah]] menilai bahwa semua itu baik. [[Allah]] menciptakan semua itu melalui Firman-Nya. [[Allah]] menyatakan kuasa-Nya dengan memisahkan cahaya dari kegelapan, serta langit dari bumi.
beberapa orang menekankan kesetiaan dari metode [[Allah]] secara logis dengan pengulangan dari tujuh langkah secara teratur yang menggambarkan proses itu dengan menggunakan beberapa kata:
# "[[Tuhan]] berkata"
# "Jadilah"
Baris 16 ⟶ 17:
# "Jadilah petang dan pagi".
 
[[Allah]] menciptakan segala sesuatu di dunia selalu menggunakan pola dengan tujuh langkah yang telah disebutkan di atas. Kejadian 1: 9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan semuanya itu baik. Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] dan rupa [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptaan lain.
Dan semuanya itu baik. Makhluk hidup menerima berkat [[Tuhan]]. Umat [[manusia]] diciptakan menurut [[gambar]] dan rupa [[Allah]] dan diberi kuasa atas seluruh ciptaan. Tidak ada permasalahan yang terjadi di antara makhluk. Semua manusia memiliki tempat dalam dunia, di mana dunia telah dirancang untuk [[manusia]] dan ciptan lain.
 
Kemudian, bumi itu menjadi tempat [[manusia]] hidup. [[Manusia]] adalah makhluk bumi, sebab [[manusia]] terbentuk dari ‘debu tanah’ (bahasa Ibraninya, Adamah). [[Manusia]] yang dibentuk oleh [[Allah]] menjadi makhluk hidup ketika [[Allah]] menghembuskan napas hidup kepadanya ({{Alkitab|Kejadian 2:7}}). Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya ( Yohanes 3 :31 ).
 
[[Manusia]] ditempatkan dalam taman Eden dengan suatu tanggung jawab. Dalam taman Eden terdapat pohon pengetahuan yang baik dan buruk.<ref name="Wahono">{{id}} Wahono, S. Wismoady. 1986. '' Di Sini Kutemukan: Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan [[Alkitab]] ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 79.</ref> Pohon ini merupakan pohon pengetahuan segala sesuatu yang tidak terbatas. Setiap orang yang makan buah dari pohon itu, maka ia akan mengetahui segala sesuatu. [[Manusia]] ingin mengetahui segala sesuatu yang tidak terbatas. Apabila hal itu terjadi, maka [[manusia]] telah melanggar hak yang hanya menjadi milik [[Allah]] yaitu kekekalan. Namun, pada akhirnya [[manusia]] tergoda oleh pencobaan dan semua menjadi kacau. [[Manusia]] menjadi makhluk yang memberontak terhadap Sang Pencipta. [[Manusia]] tidak mampu menerima bahwa pengetahuannya terbatas dan dirinya bukan pusat atas alam semesta.
 
=== Mazmur ===
Kisah penciptaan dalam kitab Mazmur mengungkapkan tentang perjuangan [[Allah]] melawan ular naga dan samudera raya yang menjadi lambang dari kekacauan, kegelapan, dan kematian pada zaman purba. {{Alkitab|Mazmur 74: 13-15}} tertulis bahwa “Engkau yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. Mazmur – mazmur mengekspresikan aspek yang essensial dari kepercayaan yang ditimbulkan oleh karya penciptaan Allah. Pernyataan mengenai penciptaan langit dan bumi terdapat dalam “ajaran” dan penghayatan iman. Dalam mazmur karya penciptaan [[Allah]] diberitakan supaya umat dapat memuji dan merayakan kekuasaan-Nya. Hal itu biasanya terjadi dalam ibadah, sebab mazmur-mazmur biasa dibacakan, dinyanyikan, dan didoakan dalam ibadah. Misalnya, Mamzur 33 menperlihatkan [[Allah]] yang meciptakan langit dan bumi melalui perkataan dan perbuatan-Nya (ayat 6), dipuji sebagai [[Allah]] yang setia (ay.ayat 5), dan [[Allah]] dari sorga memperlihatkan “semua anak [[manusia]]” (ay.ayat 11) dan “mereka yang takut akan Dia” (ay.ayat 18). Kitab Mazmur juga mengungkapkan perbuatan-perbuatan [[Allah]] yang besar dalam sejarah Israel. Cerita penciptaan dan sejarah keselamatan disampaikan secara berdampingan sebagai karya yang mengagumkan dari Yahwe, [[Allah]] Israel.
 
[[Alkitab]] mengungkapkan bahwa di atas bumi ada air yang menjadi tempat kediaman [[Allah]]. <ref name=" Hadiwijono "/> Air itu mendukung [[Sorga]] ({{Alkitab|Mazmur 78:23}}). <ref name=" Hadiwijono "/> Gambaran Israel mengenai bumi yaitu bumi terapung-apung di atas air samudera yang raksasa. <ref name=" Hadiwijono "/> Bumi diibaratkan sebagai kapal selam yang besar. <ref name=" Hadiwijono "/> Langit diibaratkan sebagai tutup kubah yang memisahkan bumi dari air. <ref name=" Hadiwijono "/> Sekalipun bumi berada di dalam lautan besar, tetapi bumi kokoh, sebab [[Allah]] telah memberikan dasar alasnya.<ref name=" Hadiwijono ">{{id}} Hadiwijono, Harun. 1990. '' Iman Kristen.''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 156- 163.</ref>
 
=== Ayub ===
Hal yang menjadi penekanan dalam kitab ini ialah Ayub dalam keluhannya yang panjang dan terperinci meminta pertanggungjawaban kepada [[Allah]] terhadap “mala petaka” yang menimpanya. [[Allah]] menjawab keluhan Ayub bukan dalam bentuk pertangungjawaban, melainkan dalam bentuk pernyataan hikmat melalui pertanyaan yang tidak perlu dijawab oleh Ayub sendiri. [[Allah]] tidak perlu memberikan pertangungjawaban kepada siapa pun juga terhadap pimpinan dan pemerintahan-Nya. Dalam {{Alkitab|Ayub 38:4}} tertulis “di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengetahuan! Ayub bertanya “Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?” ...”.Maksud Ayub menyebutkan mujizat penciptaan [[Allah]] ialah supaya mujizat penciptaan-Nya dapat berfungsi sebagai saksi-saksi-Nya, sedangkan mujizat penciptaan-Nya sebagai saksi.
 
Dalam "Ayub 28" merupakan surat “syair pengajaran“ yang berdiri sendiri dan yang baru kemudian, karena sebab-sebab yang tidak diketahui. Secara formal “puji-pujian akan hikmat” muncul sesudah berlangsung suatu diskusi yang hebat antara Ayub dan sahabatnya (Elifas, Bildad, dan Zofar). Mereka mempersalahkan Ayub dan berkata bahwa “malapetaka” yang menimpa Ayub merupakan hukuman dari [[Allah]] atas [[dosa]]-[[dosa]]nya. Dalam diskusi itu memperlihatkan pengetahuan [[manusia]] sangat terbatas. Di sini Ayub benar-benar dicobai untuk meninggalkan Allah yang menciptakan hikmat dan akal budi.
 
[[Allah]] menjawab permintaan pertanggungjawaban dari Ayub melalui pernyataan hikmat. Hikmat di sini memberi tanda adanya rahasia penciptaan yaitu tatanan yang pada satu pihak terdapat dalam penciptaan, tetapi pada pihak lain terlepas dari penciptaan dan berfungsi sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tersembunyi bagi [[manusia]] dan hanya [[Allah]] yang mengetahuinya. Ayat terakhir dalam Ayub 28 menjelaskan makna hikmat. Hikmat berarti takut dan hormat akan [[Allah]] . Pengetahuan yang benar ialah menjauhi kejahatan dan segala ketidakbenaran. Pengetahuan yang dimaksud di sini ialah akal budi.
 
== Penciptaan menurut PB[[Perjanjian Baru]] ==
Dalam Perjanjian Baru ada beberapa nas yang membicarakan tentang penciptaan. Pertama, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 14:15-17}} yang memuat pemberitaan rasul Paulus kepada orang-orang kafir di Listra di mana mereka menilai Rasul Paulus sebagai “dewa yang turun di tengah-tengah mereka dalam wujud [[manusia]]”. Pemberitaan ini bertolak dari keyakinan mereka terhadap [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi dan menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan seperti menurunkan hujan dari langit dan memberikan musim-musim subur kepada [[manusia]]. Kedua, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:22-31}} berisi pemberitaan yang terkenal dari Rasul Paulus di Athene terkait dengan tulisan “kepada [[Allah]] yang tidak dikenal” yang dilihatnya di sebuah mezbah kafir di kota itu. Pemberitaan itu juga bertolak dari peran [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
 
=== Roma ===
Surat Roma dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma menggunakan bahasa yang lain dari padadaripada bahsa yang digunakannya dalam surat Kisah Para Rasul. Paulus mengungkapkan bahwa “kekuatan [[Allah]] yang kekal dan keilahian-Nya sejak penciptaan yang nampaktampak dalam karya-karya-Nya. Dengan kata lain, Paulus melakukan pendekatan terhadap orang-orang kafir dengan bertitik tolak dari [[Allah]] sebagai Pencipta langit dan bumi.
 
=== Kolose ===
Kolose berisi pujian yang memuliakan [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan dan “penguasa” dari seluruh kosmos. Paulus mempunyai maksud lain dalam penulisan pujian itu. Ia ingin suratnya sebagai alat untuk melawan penghormatan yang diberikan oleh orang-orang Kolose kepada penguasa-penguasa kosmis melalui pernyataan bahwa penguasa-penguasa kosmis itu diciptakan oleh [[Kristus]] sehingga mereka takhluk kepada-Nya. Dengan kata lain, hal hendak ditekankan oleh Paulus ialah bukan hanya [[Kristus]] sebagai “perantara” penciptaan, tetapi juga kekuasaan [[Kristus]] melebihi penguasa-penguasa kosmis yang saat itu ditakuti oleh orang-orang Kolose. Pemberitaan mengenai [[Kristus]] adalah “perantara” penciptaan yang sangat kuat dipengaruhi oleh paham Perjanjian Lama mengenai hikmat. Hal yang hendak ditekankan Paulus, bukan menjelaskan peranan [[Kristus]] dalam penciptaan, tetapi menekankan bahwa [[Kristus]] adalah “rahasia” penciptaan dan penciptaan didasarkan atas [[Allah]].
 
== Manusia sebagai gambar dan rupa Allah ==
[[Manusia]] adalah ciptaan [[Allah]], sehingga [[manusia]] harus takhluktunduk kepada [[Allah]] . Meskipun, [[manusia]] diciptakan segambar dengan [[Allah]], tetapi [[manusia]] tidak sama dengan [[Allah]]. [[Allah]] adalah pencipta, sedangkan [[manusia]] adalah makhlukciptaan. [[Manusia]] bukan ilah, tetapimalaikat jugadan bukansemua makhluk ilahiciptaan, melainkan makhluk biasa yang diciptakan oleh [[Allah]]. Kejadian 2 ayat 6-7, “Tetapi kabut naik ke atas bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi, ketika itulah [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah, [[manusia]] itu menjadi makhluk yang hidup”. Setelah [[Allah]] datang ke dunia, kemudian Ia menjadikan langit dan bumi. <re name="Abineno"></ref>, [[Allah]] membentuk [[manusia]] dari debu tanah yang dibasahi oleh kabut. Setelah itu, [[Allah]]dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidung [[manusia]], sehingga [[manusia]] menjadi makhluk hidup. [[Manusia]] memiliki tubuh, yangjiwa berjiwadan roh. Kata tubuh, roh, dan jiwa digunakan secara bergantian menunjukkan bahwa [[manusia]] merupakan suatu makhluk yang diciptakan [[Allah]] secara utuh. Misalnya, dalam {{Alkitab|Mazmur 103:1; Mazmur 104:1,35; dan Mazmur 146:2}} tertulis bahwa “jiwaku memuji [[Tuhan]].
 
PerbedaanPerbandingan antara cerita penciptaan dalam Kejadian 1 dan Kejadian 2. :
# ceritaCerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus.
# cerita penciptaan memberikan suatu uraian yang telah dipersiapkan dan tersusun rapi mengenai penciptaan langit dan bumi. Hal itu berbeda dengan cerita dalam Kejadian 1 yang mengungkapkan bahwa “waktu [[Allah]] menjadikan langit dan bumi, belum ada semak apa pun di bumi, sebab [[Allah]] belum menurunkan hujan di bumi” ({{Alkitab|Kejadian 2:4-5}}). Kejadian 1 hanya menceritakan hal-hal yang penting-penting saja dan ada kaitannya dengan penciptaan [[manusia]].
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari padadaripada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
# cerita dalam Kejadian 1 memperlihatkan bahwa [[manusia]] diciptakan “menurut [[gambar]] [[Allah]]”. [[Allah]] sebagai Pencipta dan [[manusia]] sebagai makhluk yang memiliki hubungan khusus. Kejadian 2 menceritakan bahwa [[manusia]] dibentuk dari debu tanah, tetapi [[Allah]] menghembuskan napas hidup “ke dalam hidungnya”. Jadi, antara [[Allah]] dan [[manusia]] memiliki hubungan ([[relasi]]) khusus.
# Cerita dalam Kejadian 1 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. Cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”.
# Kejadian 1 memperlihatkan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan bersama-sama. Keduanya tidak ada perbedaan derajat. Kejadian 2 memperlihatkan bahwa laki-laki diciptakan lebih dahulu dari pada perempuan, meskipun demikian perempuan merupakan “penolongnya yang sepadan dengan dia” dan dibentuk sesuai dengan unsur yang sama.
# Cerita dalam Kejadian [[manusia]] memperoleh tugas untuk “menguasai”. Cerita di Kejadian 2 [[manusia]] memperoleh tugas untuk “mengusahakan dan memelihara”.
 
Kedua cerita penciptaan dalam pasal yang1 berbedamerupakan digambaran kitabumum Kejadianpenciptaan memilikimanusia persamaanitu yaitusedangkan manusiapada sebagaipasal pengelolah2 danmerupakan pengurusdetail atau gambaran khusus tentang penciptaan manusia. Dengan kata lain, antara cerita penciptaan di Kejadian 1 dan Kejadian 2 tidak ada pertentangan. Kesamaan[[Manusia]] daritidak keduadiciptakan ceritahanya penciptaandengan adalahmelalui firman [[Allah]] saja seperti ciptaan yang menciptakanlainnya [[manusia]]tetapi dandikerjakan [[manusia]]dengan lainsempurna darioleh padatangan makhlukAllah lainnyayang sepertimaha binatangkuasa danlalu tumbuh-tumbuhan.diberikan [[Manusia]]nafas kehidupan sehingga manusia memiliki hubungan atau [[relasi]] yang khusus dengan [[Allah]]. “Sebenarnya dalam pikiran manusia ada naluri alamiah untuk mencari Tuhan,” kata John Calvin. Kita dilahirkan dan hidup untuk tujuan yang jelas, yaitu mengenal dan mengasihi Allah. Dia adalah sumber kehidupan kita, dan hati kita selalu gelisah sebelum datang kepada-Nya.
 
== Referensi ==
Baris 59 ⟶ 58:
 
[[Kategori:Teologi Kristen]]
[[Kategori:Pembaca Setia Alkitab ]]
 
[[Kategori:Pembaca Setia Alkitab ]]