Basileus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20211009)) #IABot (v2.0.8.1) (GreenC bot
 
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 18:
 
=== Zaman Klasik ===
Pada [[Zaman Klasik]], sebagian besar negara-negara Yunani lebih memilih bentuk pemerintahan demokrasi atau oligarki. NamunDi adanegara jugakota beberapa[[Athena klasik]], ''arkhon basileus'' bertugas untuk mengawasi lembaga ritus keagamaan dan memimpin persidangan untuk pembunuhan.<ref name="Ath Pol 57.4">{{cite web|last1=Pseudo-Aristotle|title=Atheneion Politeia|url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0046%3Achapter%3D57%3Asection%3D4|website=Perseus|publisher=Perseus Tufts|accessdate=8 February 2016}}</ref> ''Arkhon basileus'' dipilih dari kalangan bangsawan Athena dan memiliki batas waktu jabatan.

Di tempat lain, ada juga yang menggunakan sistem dinasti turun-temurun dengan ''basileus'' sebagai gelar resmi pemimpin mereka, seperti [[Sparta]], [[Kirene]], dan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]]. Bangsa Yunani juga menggunakan gelar ''basileus'' untuk menyebut para pemimpin suku non-Yunani, seperti penguasa [[Trakia]] dan [[Illiria]]. Penguasa Iran menyandang gelar ''xšāyaθiya xšāyaθiyānām'' (Raja Diraja) dan gelar ini diterjemahkan dalam bahasa Yunani sebagai ''Megas Basileus'' (Basileus Agung) atau ''Basileus Basileōn''. Aristoteles memberi pembedaan bahwa ''basileus'' adalah penguasa yang dibatasi hukum. Untuk penguasa absolut, digunakan gelar ''[[arkhon]]'' atau ''[[tiran|tyrannos]]''.
 
''Basileus'' dan ''megas basileus'' digunakan oleh [[Aleksander Agung]] dan penerusnya di Makedonia, [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir]], dan Asia ([[Kekaisaran Seleukia|Seleukia]], [[Dinasti Attalidon|Attalidon]], dan [[Kerajaan Pontos|Pontos]]). Pada masa ini, ''basileus'' dapat disepadankan sepenuhnya dengan "raja".
Baris 26 ⟶ 28:
[[Berkas:Herod coin1.jpg|jmpl|Koin tembaga [[Herodes Agung]] yang bertuliskan ''Basileōs Hērōdou'' (ΒΑΣΙΛΕΩΣ ΗΡΩΔΟΥ). Herodes Agung adalah raja bawahan dari Kaisar Romawi yang menguasai kawasan Palestina pada abad pertama SM.]]
 
Namun pada abad ke-4 M, ''basileus'' digunakan secara khusus untuk penguasa yang kedudukannya dipandang setara dengan Kaisar Romawi, yakni Raja Diraja Iran dan, pada tingkat yang lebih rendah, [[Kekaisaran Aksum|penguasa Aksum]].<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | pages=35, 42 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Romawi, Iran, dan Aksum dipandang sebagai negara adidaya pada masa itu, selain Tiongkok di Asia Timur.<ref>{{cite book |last= Munro-Hay|first= Stuart|date= 1991|title= Aksum: An African Civilisation of Late Antiquity|url= https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr|location= Edinburgh|publisher= Edinburgh University Press|page= [https://archive.org/details/aksumafricancivi0000munr/page/17 17]|isbn= 0748601066}}</ref> Hal ini menjadikan ''basileus'' menjadi berkonotasi sebagai "kaisar". Saat Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 M, para penguasa setelahnya tidak disebut sebagai ''basileus'' dalam bahasa Yunani, tetapi ''rēx'' atau ''rēgas'' yang merupakan turunan dari bahasa Latin ''rex'' "raja".<ref name="ODB263"/>
 
Penggunaan resmi pertama kali ''basileus Rhomaíōn'' yang terdokumentasikan justru berasal dari Iran, yakni pada surat dari [[Khosrau II]] untuk Kaisar [[Maurikius]]. Khosrau II menyapa Maurikius dengan gelar Yunani ''basileus Rhomaíōn'', bukan gelarnya dalam bahasa Persia Tengah ''kēsar-i Hrōm'' sebagaimana tradisi. Khosrau II sendiri menyebut dirinya sebagai ''Persōn basileus'' (Basileus Persia), bukan ''Basileus Basileōn'' seperti penggunaan resmi pada masa-masa sebelumnya.<ref>{{citation | title=The Title ΒΑΣΙΛΕΥΣ in Early Byzantine International Relations | first=Evangelos K. | last=Chrysos | journal=Dumbarton Oaks Papers | volume=32 | year=1978 | publisher=Dumbarton Oaks | page=70 | doi=10.2307/1291418 | jstor=1291418}}</ref> Ini menandakan bahwa gelar ''basileus'' sudah dipandang sebagai padanan dari maharaja, kaisar, atau raja diraja, sehingga tidak perlu lagi menggunakan imbuhan ''megas'' (agung) atau pengulangan (''basileus basileōn'') sebagaimana pada masa-masa sebelumnya.
Baris 38 ⟶ 40:
 
=== Yunani modern ===
Setelah masa Romawi, gelar ''basileus'' kembali bermakna "raja". Perubahan ini sebenarnya telah dimulai dalam penggunaan informal dalam karya-karya beberapa penulis Bizantium klasik. Gelar ini dieja ''vasilefs'' (Βασιλεὺς) dalam Yunani modern. Dalam Konferensi London 1832, diputuskan bahwa negara Yunani baru berbentuk monarki. Penguasa pertamanya, [[Otto dari Yunani|Otto]], bergelar ''Vasilefs tes Elládos'' (Βασιλεὺς τῆς Ἑλλάδος), yang bermakna "Raja Yunani".
 
== ''Basilissa'' ==
Padanan perempuan untuk gelar ''basileus'' adalah ''basilissa'' (βασίλισσα), ''basileia'' (βασίλεια), ''basilis'' (βασιλίς), atau bentuk kuno ''basilinna'' (βασιλίννα). Perempuan biasanya menyandang gelar ini melalui pernikahan, yakni sebagai istri ''basileus''. Meski demikian, ada juga perempuan yang menjadi ''basilissa'' atas namanya sendiri.
 
''Basilinna'' adalah gelar untuk istri ''arkhon basileus''. Salah satu tugas terpenting dari ''basilinna'' adalah menjalani ritual pernikahan dan bersetubuh dengan Dewa [[Dionisos]] dalam perayaan Anthesteria, dengan ''arkhon basileus'' menjalankan peran sebagai Dionisos.{{sfn|Dillon|2002|p=102}}{{sfn|Robertson|1993|p=210}} ''Basilinna'' juga bertanggung jawab untuk memberikan sumpah kepada ''gerarai'', pendeta wanita Dionisos yang tampaknya ditunjuk oleh ''arkhon basileus''.{{sfn|Robertson|1993|p=213}}
 
Ejaan modern untuk gelar ini adalah ''vasílissa'' (Βασίλισσα). Para permaisuri [[Kerajaan Yunani|Raja Yunani modern]] secara resmi menyandang gelar ini.
 
Beberapa perempuan yang secara resmi menjadi penguasa juga menyandang gelar ''basilissa'', seperti [[Kleopatra|Kleopatra VII]] yang berkuasa pada abad pertama SM. Setelah Irene naik takhta Romawi pada 797, dia menggunakan ''basileus'' dalam beberapa kesempatan sebagaimana kaisar laki-laki. Meski demikian, dia lebih sering menggunakan gelar ''basilissa'' sebagaimana saat dia masih berstatus sebagai permaisuri kaisar.<ref>Liz James, "Men, Women, Eunuchs: Gender, Sex, and Power" in "A Social History of Byzantium" (J. Haldon, ed.) hlm. 45,46; terbit 2009; {{ISBN|978-1-4051-3241-1}}</ref>
 
== Catatan ==
Baris 50 ⟶ 58:
 
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book|last=Dillon|first=Matthew|year=2002|title=Women and Girls in Classical Greek Religion|publisher=Routledge|location=New York|isbn=0415202728}}
* Jochem Schindler, "On the Greek type ''hippeús''" in ''Studies Palmer'' ed. Meid (1976), 349–352.
* Robert Drews, ''Basileus. The Evidence for Kingship in Geometric Greece'', Yale (1983).
* {{cite journal|last=Robertson|first=Noel|title=Athens' Festival of the New Wine|journal=Harvard Studies in Classical Philology|volume=95|year=1993|doi=10.2307/311383|jstor=311383}}
 
== Pranala luar ==