Masjid Nurul Hilal Dato Tiro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image =Nurul Hilal Dato Tito.png
|caption =Masjid Nurul Hilal Dato Tiro
|building_name = Masjid Nurul Hilal Dato Tiro
|location =[[Bontotiro, Bulukumba|kecamatan Bontotiro]], [[Kabupaten Bulukumba]], [[Provinsi Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]].
|website =
|architect =
|Grand Imam =
|architecture_type = [[Masjid]]
|architecture_style =
|groundbreaking =
|year_completed =
|inauguration_date =
|renovation_date =
|construction_cost =
|capacity =
|dome_quantity =
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity =
|minaret_height =
}}
'''Mesjid Nurul Hilal Dato Tiro''' (sebelum tahun [[1997]] bernama Masjid Hila-Hila) adalah masjid yang terdapat di [[Bontotiro, Bulukumba|Kecamatan Bonto Tiro]], [[Kabupaten Bulukumba]], [[Provinsi Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]].<ref>[http://regional.kompas.com/read/2012/08/12/10070554/Masjid.Tertua.di.Bulukumba.Berumur.400.Tahun Masjid Tertua di Bulukumba Berumur 400 Tahun - Kompas.com]</ref> Masjid peninggalan Al Maulana Khatib Bungsu atau [[Dato Tiro]], seorang ulama penyebar agama Islam, ini merupakan masjid tertua di Bulukumba yang didirikan pada tahun [[1605]] M. Masjid ini terletak sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Bulukumba. Keunikan masjid ini adalah kubahnya yang berbentuk menyerupai rumah adat Jawa yang terdiri dari tiga tingkat, sedangkan arsitektur dinding jendela diambil dari rumah khas Sulawesi Selatan, [[Tongkonan]]. Di luar masjid terdapat dua buah menara setinggi 20 [[meter]], sedangkan di dalam masjid ini terdapat empat buah tiang dan sejumlah tulisan kaligrafi yang berada di sudut dinding masjid. Di samping masjid ini terdapat sebuah [[kolam]] yang dinamai kolam hila-hila atau sumur panjang. Konon kabarnya, mata air yang keluar dari dasar kolam tersebut awalnya berasal saat Dato Tiro membuat garis menggunakan tongkatnya hingga mengeluarkan air yang berkelok-kelok seperti ular. Kolam inilah yang menjadi daya tarik pariwisata, selain makam Dato Tiro yang terletak sekitar 100 [[meter]] dari masjid. Masjid ini telah mengalami lima kali renovasi. Renovasi pertama kali dilakukan pada tahun [[1625]], sedangkan renovasi terakhir kali dilakukan pada tahun [[
== Referensi ==
<references/>
{{Masjid di Indonesia}}▼
[[Kategori:Masjid di Sulawesi Selatan]]
▲{{Masjid di Indonesia}}
|