Tanailandu, Mawasangka, Buton Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
A. SEJARAH SINGKAT TANAILANDU
{{rapikan}}
 
Seiring dengan perkembangan waktu, suku Wasindoli menyebar dan mendiami daerah-daerah dataran rendah disekitarnya, sebagian besar bermukim di Perkampungan yang biasa disebut dengan dhana (Wae Dhana) kata dhana berarti alang-alang yakni di ambil dari nama tumbuhan yang tumbuh mendominasi wilayah pemukiman baru (Kampo Baru) dan masih dipimpin oleh Bonto Hasimu.
'''Sejarah'''
 
'''Tanailandu''' adalah [[desa]] di Kecamatan [[Mawasangka, Buton|Mawasangka]], [[Kabupaten Buton]] dan , [[Sulawesi Tenggara]]. Berdasarkan [[Uu No. 15 Tahun 2014|UU No.15 Tahun 2014]] tentang Pembentukan [[Kabupaten Buton Tengah]], maka [[Desa tanailandu]] masuk daerah [[Kabupaten Buton Tengah]]. [[Desa Tanailandu|Desa tanailandu]] biasa orang menyebutnya Wasindoli atau kampobaru (kampung Baru), 6 km dari pusat kecamatan Mawasangka dengan jalan aspal dan pengerasan.
 
DesaTanailandu merupakan bekas wilayah Kerajaan dan [[Kesultanan Buton]] yang telah eksis sejak zaman dulu. Pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6 dan juga Sultan Buton ke-1 bernama Murhum, rakyat Tanailandu diriwayatkan patuh dan setia kepadanya
 
KeberadaanTanailandu juga tertuang pada Undang-Undang Murtabat Tujuh (sekitar tahun 1610), yakni undang-undang Kesultanan Buton pada masa Sultan Buton ke-4, La Elangi (Sultan Dayanu Ikhsanuddin). Disebutkan bahwa Kesultanan Buton terdiri atas 72 kadie yang diduduki oleh 30 menteri dan 40 bobato. Sedangkan sisanya menandakan kaum yang memegang pemerintahan di pusat. Dari 70 bagian tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian besar yakni Pale Matanayo dan Pale Sukanayo. Lakina Lakudo, mengepalai wilayah Kadolo, Lawa, Tangana-lipu, Tongkuno, Gu, Wongko Lakudo, dan Wanepa-nepa (Distrik Gu). Lakina Bombonawulu menduduki wilayah Bombonawulu-kota, Rahia, Wakea-kea, Uncume, Wongko-bombonawulu (Distrik Gu). Kedua lakina tersebut merupakan kadie di wilayah Pale Matanayo
 
Di wilayah Pale Sukanayo, Menteri Peropa mengepalai beberapa wilayah salah satunya Ballo di Distrik Kabaena (termasuk wilayah Talaga saat ini), Menteri Gundu-Gundu mengepalai Kooe dan Kantolobea (Distrik Mawasangka), Menteri Melai mengepalai Boneoge (Distrik Gu), Menteri Lanto di Lalibo (Distrik Mawasangka), Menteri Wajo di Wajo (Distrik Gu), Menteri Tanailandu di Wasindoii (Distrik Mawasangka). Selanjutnya Lakina Boneoge di Boneoge, Madongka, Tanga, dan Matanayo (Distrik Gu), Lakina Baruta di Baruta (Distrik Gu), Lakina Mone di Lambale dan Wakuru (Distrik Gu), Lakina Lolibu di Lipumalangan II dan Tongkuno (Distrik Gu), dan Lakina Inulu di Lamena, Lagili, dan Wakengku (Distrik Mawasangka)
 
Asal usul desa Tanailandu berawal dari Komunitas Kakaha Yang Dipimpin oleh Seorang Kolaki yang bernama La Ode Dhawudu (Ma Wa Tanggiri). Dimasa kepemimpinan Kolaki Kakaha bergantung pada sistem pertanian berpindah-pindah tempat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Sehingga suatu ketika penduduk liwu Kakaha berpindah dan membentuk suatu perkampungan ke Wasindoli dan dipipimpin oleh seorang Bonto yang bernama La Ynse (Maangkuta) dan sampai pada akhir hayatnya kemudian digantikan Oleh Bonto berikutnya Yang Bernama La Rani ( Ma Wele) dan sampai pada akhir hayatnya pula Bonto La Rani ( Ma Wele) di gantikan oleh Bonto Hasimu.
Seiring dengan perkembangan waktu, komunitas suku Wasindoli menyebar dan mendiami daerah-daerah dataran rendah disekitarnya, sebagian besar bermukim di Perkampungan yang biasa disebut dengan dhana (Wae Dhana) kata dhana berarti alang-alang yakni di ambil dari nama tumbuhan yang tumbuh mendominasi wilayah pemukiman baru (Kampo Baru) dan masih dipimpin oleh Bonto Hasimu.
Setelah terbentuknya pemukiman baru, Kampo Baru menjadi lumbung pangan. Sehingga kampo baru dikenal dengan kesuburan tanaman dan tanahnya. Sehingga pasca kepemimpinan Bonto Hasimu sampai terbentuk suatu desa secara adminisratif di beri nama Desa Tanailandu ( Desa Tanah Yang subur).
Berikut Adalah Nama-Nama Kepala Desa Tanailandu secara administratif :
Bapak Samuli
Bapak Usman Hasan
Bapak Suruhi Bidi
Bapak La Didi
Bapak La Haya
Bapak La Patola
Bapak Suruhi Bidi
Bapak Harisu
Bapak Darman M.
 
B. NAMA-NAMA KEPALA DESA TANAILANDU SECARA DEFINITIF
 '''Keadaan Fisik/Geografis'''
 
1. Bapak Samuli
- Keadaan Topografi Desa
2. Bapak Usman Hasan
3. Bapak Suruhi Bidi
4. Bapak La Didi
5. Bapak La Haya
6. Bapak La Patola
7. Bapak Suruhi Bidi
8. Bapak Harisu
9. Bapak Darman M.
10. Bapak RAFIUDIN,S.Sos
 
C. KEADAAN FISIK/GEOGRAFIS
Secara Administrasi Desa Tanailandu berada di wilayah Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah yang memiliki kondisi topografi relative datar dengan karakteritik pantai yang landai dan umumnya memiliki subsrat lumpur
 
1. Keadaan Topografi Desa
- Luas Wilayah
 
Secara Administrasi Desa Tanailandu berada di wilayah Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah yang memiliki kondisi topografi relativ datar dengan karakteritik pantai yang landai dan umumnya memiliki subsrat lumpur
Seacara geografis Desa Tanailandu Memiliki  luas wilayah   5.010. Ha
 
- Batas2. Luas Wilayah
 
Batas-batasSeacara wilayahgeografis Desa Tanailandu sebagaiMemiliki luas wilayah berikut5.010. :Ha
 
3. Batas Wilayah
Ø  Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kanapa-Napa
 
Batas-batas wilayah Desa Tanailandu sebagai berikut:
Ø  Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Banga
 
Ø  Sebelah TimurUtara berbatasan dengan Desa PolnduKanapa-Napa
 
Ø  Sebelah BaratSelatan berbatasanBerbatasan Dengandengan SelatDesa SpelmanBanga
 
Ø Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Polndu
 '''Keadaan Penduduk'''
 
Ø Sebelah Barat berbatasan Dengan Selat Spelman
Jumlah Penduduk Desa Tanailandu sebanyak 1.136 Jiwa dengan rincian sebagai berikut:
 
4. Keadaan Penduduk
Ø  Laki – Laki sebanyak   553  Jiwa
 
Jumlah Penduduk Desa Tanailandu sebanyak 1.260 Jiwa dengan rincian sebagai berikut:
Ø  Perempuan sebanyak   583  Jiwa
 
Ø Laki – Laki sebanyak 608 Jiwa
Jumlah Kepala Keluarga sebanyak  305 KK dengan rincian sebagai berikut :
Ø Perempuan sebanyak 652 Jiwa
Total jumlah penduduk sebanyak 1260 Jiwa,
Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 322 KK dengan rincian sebagai berikut:
Ø Laki- laki sebanyak 269 KK dan Perempuan sebanyak 53 KK
Total Kepala Keluarga 322
 
 
Ø  Laki- laki sebanyak  236   KK dan Perempuan sebanyak  69   KK
5. Nama Dusun
 
Desa tanailandu Terdiri atas Lima Wilayah Dusun,
Baris 68 ⟶ 62:
Desa tanailandu juga mempunyai Hutan Mangrove (bakau) yang cukup luas dan subur di sepanjang garis pantainya dan menjadi tempat hidup kepiting, walaupun mengalami berbagai kerusakan akibat pembukaan tambak.
 
6. Sumber Mata Pencaharian
Dengan [[penduduk]] sekitar 1136 jiwa, yang seluruhnya ber[[agama Islam]], mata pencaharian penduduknya adalah sebagai [[petani]] dan [[nelayan]]. Komoditas yang dihasilkan antara lain; jambu mete, rumput laut, ubi, jagung, rumput laut, dll.
 
Fasilitas Pendidikan: TK Sangia Jampaka (TK Negeri), SDN Tanailandu, SMPN 3 Mawasangka dan SMKN 1 Mawasangka . Fasilitas ibadah satu buah Masjid, yaitu Masjid Babuttaqwa, Fasilitas lain PDAM yang merupakan bantuan dari LSM Internasional (Jerman) yang berasal dari sumber mata air alam yang sangat jernih di dalam goa di hutan sekitar 10 km dari kampung, yang juga melayani di desa sekitarnya; desa Banga, keluarahan Mawasangka, Polindu, Tampunawau, dll. Fasilitas kesehatan berupa puskesmas, Penerangan PLN 24 jam. jembatan
Dengan [[penduduk]] sekitar 1260 jiwa, masyarakat Desa Tanailandu memiliki mata pencaharian Yaitu
a.petani
Komoditas yang dihasilkan antara lain; jambu mete,Kelapa,Jati,ubi, jagung dll.
b. Nelayan
Antara lain Nelayan Tangkap (memancing,jaring dan Bubu) Nelayan Budidaya (Udang Vaname, Bandeng dan Rumput Laut)
 
D. FASILITAS UMUM DESA TANAILANDU
 
Fasilitas Pendidikan:
1. TK Sangia Jampaka (TK Negeri)
2. SDN 19 Mawasangka
3. Sekolah Jarak Jauh Dusun Kaudani
4. SMPN 18 Buton Tengah
5. SMKN 1 Mawasangka
 
 
Fasilitas ibadah
1. Masjid Babuttaqwa (Masjid Raya Desa Tanailandu yang terletak di Pusat Desa disusun Batuawu
2. Masjid Ashabul Maimanah yang terletak di Dusun Oelabale
3. Masjid Al-Muqarramah yang terletak di Dusun Kaudani
 
FASILITAS TPA
1. TPA AL-MUQARAMAH
2. TPA AL-HIDAYAH
3. TPA AL-IKHLAS
4. TPA AL-BABULJANNAH
5. TPA AL-HAFIDZ
6. TPA AL-IBTIDAIYAH
 
FASILUTAS AIR BERSIH
 
PDAM yang merupakan bantuan dari LSM Internasional (Jerman) yang berasal dari sumber mata air alam yang sangat jernih di dalam goa di hutan sekitar 10 km dari kampung, yang juga melayani di desa sekitarnya; desa Banga, keluarahan Mawasangka, Polindu, Tampunawau
 
FASILITAS KESEHATAN
Satu buah POSYANDU dan PUSTU yang aktif 24 jam
Fasilitas jaringan Listrik PLN 24 Jam
 
Fasilitas Tambahan
1. Lapangan Sepak Bola
2. Lapangan Bola Voli
 
E. TOKOH-TOKOH DESA TANAILANDU
 
1. Prof. Dr. Erman, M.Pd (Dosen Univ. Negeri Surabaya)
Tokoh-tokoh Tanailandu
1La Suruhi (Mawasangka-Buton). H2. La DaisaRifai (Balikpapan)
3. La Wahid, SP (Balikpapan)
2. Dr. Erman, M.Pd (Dosen Univ. Negeri Surabaya)
34. La RifaiEdi Nur Harisu (Balikpapan)
4.H5. La DaisaOsi, ST (Balikpapan)
56. La Wahid, SPPatola (BalikpapanMawasangka)
67. La EdiHanafi, Nur HarisuM.Si (BalikpapanAmbon)
78. La Osi, STHarisu (BalikpapanTanailandu)
9. Rafiudin S.Sos (Tanailandu)
8. La Patola (Mawasangka)
910. La Hanafi,DARMAN M.Si (AmbonTanailandu)
1011. Drs. Hasan Pesa, MM.Irfan (Tanailandu)
11. La Harisu (Tanailandu)
12 Rafiudin S.Sos 13. DARMAN M.
 
{{reflist}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Desa di Sulawesi Tenggara]]