#ALIH [[Tamjidillah II]]
{{noref-bio|date=Februari 2010}}
{{Infobox_Monarch
|name =Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah
|title =Sultan Tamjidullah II<br />Pangeran Tamjid
|image =
|caption =
|reign =[[3 November]] [[1857]]-[[25 Juni]] [[1859]]
|predecessor =[[Adam dari Banjar|Sultan Adam al-Watsiq Billah]]
|successor =[[Sultan Hidayatullah Khalilullah]]
|reg-type =[[Sultan]]
|regent =[[Daftar Sultan Banjar|''Lihat daftar'']]
|consort =[[Ratu Banjarmas]]?
|royal house =[[Dinasti Banjarmasin]]
|father =[[Pangeran Sultan Muda Abdur-Rahman]]
|mother =[[Nyai Besar Aminah]]
|date of birth =[[1817]]
|place of birth =[[Kesultanan Banjar|Banjar]]
|date of death =
|place of death =
|}}
'''Sultan Tamjid Allah II''' bin Pangeran [[Abdur Rahman dari Banjar|Sultan Muda Abdur-Rahman]] adalah Sultan Banjar tahun [[1857]]-[[1859]] <ref>http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin</ref>yang dilantik oleh pemerintahan Hindia-Belanda, walaupun bertentangan dengan wasiat Sultan Adam, raja Banjar pendahulunya.
Hindia Belanda sebelumnya sudah mengangkat Pangeran Tamjid sebagai Sultan Muda sejak [[8 Agustus]] [[1852]] merangkap jabatan mangkubumi dan kemudian menetapkannya sebagai sultan Banjar menggantikan kakeknya Sultan Adam. Sebagai mangkubumi (rijksbestuurder) dan Putra Mahkota, Pangeran Sultan Muda Tamjidullah II memperoleh gaji f 12.000 dan hasil ''peramasan'' (tambang emas) senilai 40 tahil @75 - 3.000 setahun.
Pada [[3 November]] [[1857]] Tamjidullah II diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar, padahal ia anak selir keturunan Tionghoa meskipun ia sebagai anak tertua dan kemudian Belanda mengangkat Hidayatullah II sebagai mangkubumi. Pengangkatan Tamjidullah II ditentang segenap bangsawan karena menurut wasiat semestinya Hidayatullah II sebagai Sultan karena ia anak permaisuri.
Sehari setelah pelantikannya Sultan Tamjidillah II menandatangani surat pengasingan kandidat sultan lainnya pamannya sendiri Pangeran Prabu Anom bin Sultan Adam yang diasingkan ke Bandung pada [[23 Februari]] [[1858]].
Jauh sebelumnya Sultan Adam pernah mengutus surat ke Batavia agar pengangkatan Tamjidullah II sebagai Sultan Muda (Putra Mahkota) dibatalkan. Sebelum wafatnya Sultan Adam sempat membuat surat wasiat yang menunjuk cucunya Pangeran Hidayatullah II sebagai Sultan Banjar penggantinya dan mengutuk siapapun yang tidak menaati surat wasiat tersebut, inilah menjadi dasar perlawanan segenap bangsawan terhadap Hindia Belanda
Pada [[25 Juni]] [[1859]], Hindia Belanda memakzulkan Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar kemudian mengirimnya ke [[Buitenzorg]].
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Sultan Banjar]]
|