Literalisme biblis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(7 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 59:
Steve Falkenberg, professor psikologi agama di [[Eastern Kentucky University|Universitas Kentucky Timur]], mengemukakan pandangannya sebagai berikut:<ref>{{cite web|url= http://www.newreformation.org/literalism.htm |title= Biblical Literalism |last= Falkenberg |first= Steve |year= 2002 |work= New Reformation |access-date= 9 November 2012 |url-status= dead |archive-url= https://web.archive.org/web/20080615062211/http://www.newreformation.org/literalism.htm |archive-date= 15 Juni 2008 }}</ref>
 
:Tidak pernah saya dapati ada orang yang benar-benar percaya bahwa Alkitab itu benar secara harfiah. Saya kenal satu dua orang yang mengaku percaya bahwa Alkitab itu benar secara harfiah, tetapi tidak ada orang yang benar-benar literalis. Jika diartikan secara harfiah, Alkitab berkata bumi itu datar, ditopang tiang-tiang, dan bergeming ({{Alkitab|1 Tawarikh 16:30}}, {{Alkitab|Mazmur 93:1}}, {{Alkitab|Mazmur 96:10}}, {{Alkitab|1 Samuel 2:8}}, {{Alkitab|Ayub 9:6}}). Alkitab berkata bahwa monster-monster laut raksasa ditempatkan untukditentukan mengawal batas-batas samudra ({{Alkitab|Ayub 41}}, {{Alkitab|Mazmur 104:26}}).
 
[[Conrad Hyers]], profesor perbandingan agama di [[Gustavus Adolphus College|Sekolah Tinggi Gustavus Adolphus]], [[St. Peter, Minnesota]], mengritikmengkritik literalisme biblis sebagai suatu mentalitas yang:<ref>{{cite web|url= http://www.religion-online.org/showarticle.asp?title=1332|archive-url= https://web.archive.org/web/20110604031642/http://www.religion-online.org/showarticle.asp?title=1332|archive-date= 4 Juni 2011|url-status= dead|title= Biblical Literalism: Constricting the Cosmic Dance|last= Hyers|first= Conrad|date= August 4–11, 1982|work= Christian Century|page= 823|access-date= 9 November 2012}}</ref>
 
:tidak hanya mengejawantah di gereja-gereja konservatif, kantong-kantong sekolah swasta, acara-acara televisi injili sayap kanan, dan bahan-bahan bacaan yang lumayan banyak di toko buku Kristen yang lumayan banyak jumlahnya. Orang kerap mendapati pemahaman Alkitab dan iman ala literalis dianut orang-orang yang tidak memiliki kecenderungan religius tertentu, atau yang terang-terangan memiliki sentimen antiagamaantireligius. Bahkan di kalangan berpendidikanterpelajar punsekalipun kemungkinanpeluang munculnya teologi-teologi penciptaan yang lebih canggih gampang sekali dikaburkan dengan pembakaran orang-orangan jerami literalisme biblis.<!--
 
Robert Cargill menjawab pertanyaan-pertanyaan para pengamat viewers'dalam questions onsebuah aserial [[History Channel]] seriesdengan explainingmenjelaskan whymengapa academicdunia scholarshipkesarjanaan rejectsakademik formsmenolak ofsegala biblicalmacam bentuk literalisme literalismbiblis:<ref>{{cite web|last =Ngo|first= Robin|url= http://www.biblicalarchaeology.org/daily/biblical-topics/watch-the-history-channels-bible-secrets-revealed-and-submit-your-questions-to-dr-robert-cargill/|title= Bible Secrets Revealed|work= Biblical Archaeology Society|access-date= 13 MarchMaret 2016|date= 19 DecemberDesember 2013}}</ref>
 
:Terus terang saja, alasan dari mengapa anda tidak melihat banyak sarjana tepercaya menganjurkan paham 'kenirsalahan' Alkitab adalah karena, dengan segala hormat, paham tersebut bukanlah suatu klaim yang dapat dipertahankan. Alkitab penuh dengan pertentangan, dan ya, kekeliruan. Banyak di antaranya adalah ketidaksesuaian angka-angka seputar berbagai hal di dalam Kitab Samuel dan Kitab Raja-Raja dengan pengulangannya di dalam Kitab Tawarikh. Semua sarjana Alkitab yang tepercaya mengakui bahwa ada masalah-masalah terkait teks Alkitab karena Alkitab sudah dipindahtangankan dari generasi ke generasi selama berabad-abad. ... Yang perlu dipersoalkan bukanlah ada tidaknya ketidaksesuaian dan, ya, kekeliruan-kekeliruan di dalam Alkitab, melainkan dapat tidaknya kekeliruan-kekeliruan tersebut secara asasi menggerus keandalan teks Alkitab. Bahkan sarjana-sarjana Alkitab yang paling konservatif, percaya, dan beriman mengakui adanya masalah-masalah terkait teks Alkitab. Inilah sebabnya tidak kita dapati ada sarjana yang setuju dengan paham '[[ketidakbersalahan Alkitab|kenirsalahan Alkitab]]' (setahu saya) di dalam acara siaran tersebut.
:If I may be so bold, the reason you don't see many credible scholars advocating for the 'inerrancy' of the Bible is because, with all due respect, it is not a tenable claim. The Bible is full of contradictions and, yes, errors. Many of them are discrepancies regarding the numbers of things in the Books of Samuel and Kings and the retelling of these in the Books of Chronicles. All credible Bible scholars acknowledge that there are problems with the Biblical text as it has been received over the centuries. ... The question is not whether or not there are discrepancies and, yes, errors in the Bible, but whether or not these errors fundamentally undermine the credibility of the text. Even the most conservative, believing, faithful Biblical scholars acknowledge these problems with the text. This is why we don't find any scholars that subscribe to '[[Biblical inerrancy]]' (to my knowledge) on the show.
 
[[ChristianDi Smithdalam (sociologist)|Christianbukunya Smith]]yang wroteterbit inpada histahun 2012 book, ''The Bible Made Impossible: Why Biblicism Is Not a Truly Evangelical Reading of Scripture'', [[Christian Smith (sosiolog)|Christian Smith]] mengemukakan bahwa:<ref name="Smith2012">
{{cite book
|first= Christian|last= Smith
Baris 80:
</ref>
 
:Permasalahan yang sesungguhnya adalah teori biblisis tertentu mengenai Alkitab. Teori ini bukan hanya membuat muda-mudi beriman rentan dibuat menginsyafi kenaifan penerimaan mereka terhadap teori tersebut, melainkan sering kali pula berkonsekuensi tambahan, yakni mempertaruhkan keteguhan iman mereka. Biblisisme kerap mengarahkan muda-mudi yang cerdas dan penuh kesungguhan hati ke dalam suatu situasi sulit yang untuk alasan-alasan nyata mustahil diatasi karena banyak orang yang sebenarnya menggumuli masalah-masalahnya. Jika beberapa di antara muda-mudi tersebut akhirnya berhenti menganut biblisisme dan tidak lagi mempedulikan semua arahan yang diterimanya, maka biblisisme cacat itulah sebagian dari faktor penyebab pupusnya iman mereka.
:The real problem is the particular biblicist theory about the Bible; it not only makes young believers vulnerable to being disabused of their naive acceptance of that theory but it also often has the additional consequence of putting their faith commitments at risk. Biblicism often paints smart, committed youth into a corner that is for real reasons impossible to occupy for many of those who actually confront its problems. When some of those youth give up on biblicism and simply walk across the wet paint, it is flawed biblicism that is partly responsible for those losses of faith.-->
 
== Lihat pula ==