Tangsi Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: diseberang → di seberang (WP:BAHASA)
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Tangsi Belanda''' merupakan kompleks bangunan yang dahulunya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pertahanan bagi para tentara Belanda. Benteng Belanda ini diperkirakan berdiri sekitar tahun [[1800]]-an dan dibangun oleh kolonial Belanda dan masyarakat Siak, khususnya di [[Benteng Hulu, Mempura, Siak]]. Dalam tangsi terdapat berbagai macam bangunan yang antara lain berfungsi sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan lainnya. Benteng peninggalan belanda yang berdiri ditepian sungai ini menurut cerita dibangun tak lama setelah -[[Istana Siak]]. Benteng ini sudah diakui sebagai peninggalan sejarah dan telah menjadi hal milik daerah untuk diusahakan sebagai objek wisata. Saat ini pemeliharaannya diawasi oleh [[Dinas Pariwisata]] setempat. [[Tangsi]] ini dilengkapi dengan meriam. Meriam Siak terletak di Benteng Istana lama yang dikendalikan oleh suku Bintan. Setiap hari sedadu Belanda mengadakan patroli kekampung-kampung guna menakut-nakuti rakyat. ''Dahulu fungsi dari Benteng Belanda ini untuk memata-matai pergerakan Sultan Siak yang ada diseberang. Mereka takut kalau sewaktu-waktu sultan melakukan penyerangan mendadak, maka mereka membuat benteng ini sebagai tempat berlindung dan pertahanan mereka.''
{{noref}}
'''TangsiBenteng Belanda''' merupakan kompleks bangunan yang dahulunya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pertahanan bagi para tentara Belanda. Benteng Belanda ini diperkirakan berdiri sekitar tahun [[1800]]-an dan dibangun oleh kolonial Belanda dan masyarakat Siak, khususnya di [[Benteng Hulu, Mempura, Siak]]. Dalam tangsi terdapat berbagai macam bangunan yang antara lain berfungsi sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan lainnya. Benteng peninggalan belanda yang berdiri ditepian sungai ini menurut cerita dibangun tak lama setelah -[[Istana Siak]]. Benteng ini sudah diakui sebagai peninggalan sejarah dan telah menjadi hal milik daerah untuk diusahakan sebagai objek wisata. Saat ini pemeliharaannya diawasi oleh [[Dinas Pariwisata]] setempat. [[Tangsi]] ini dilengkapi dengan meriam. Meriam Siak terletak di Benteng Istana lama yang dikendalikan oleh suku Bintan. Setiap hari sedadu Belanda mengadakan patroli kekampung-kampungkampun guna menakut-nakuti rakyat. ''Dahulu fungsi dari Benteng Belanda ini untuk memata-matai pergerakan Sultan Siak yang ada diseberangdi seberang. Mereka takut kalau sewaktu-waktu sultan melakukan penyerangan mendadak, maka mereka membuat benteng ini sebagai tempat berlindung dan pertahanan mereka.''
 
Setiap ruangan yang ada pada benteng ini juga memiliki fungsi tersendiri. Pada lantai atas biasanya Belanda menggunakan sebagai asrama atau tempat peristirahatan atau kamar tidur. Sedangkan fungsi setiap ruangan bawah pada bangunan Benteng Belanda ini bermacam-macam antara lain: Sebagaisebagai kantor pusat pemerintahan Belanda di Siak, Sebagai ruangan pertemuan atau musyarawarah Belanda dalam mencapai kesepakatan, Sebagai ruang penjara, Sebagai tempat untuk penyimpanan senjataberikut.
 
1. Sebagai kantor pusat pemerintahan Belanda di Siak
 
Kantor pusat ini adalah ruang utama pada benteng Belanda yang berfungsi untuk menerima maupun memberi informasi serta sebagai tempat atau pun wadah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan melindungi aset berupa dokumendokumen Belanda. Ruang kantor ini sekarang banyak terdapat kerusakan terutama lantai dan atapnya.
 
2. Sebagai ruang pertemuan atau musyawarah Belanda dalam mencapai kesepakatan.
REFERENSI
 
Ada 2 ruang pertemuan pada benteng Belanda ini yang letaknya bersebelahan. Ruang pertemuan atau ruangan untuk musyawarah ini bisa juga dibilang sebagai ruang rapat. Diruangan inilah tempat berkumpulnya kolonial Belanda untuk membahas suatu masalah.
[[Benteng Hulu, Mempura, Siak]]
 
3. Sebagai ruang penjara
<ref>{{Cite journal|last=Novrianto|first=Riangga|last2=Marettih|first2=Anggia Kargenti Evanurul|date=2018-12-13|title=Self-efficacy dan Optimisme sebagai Prediktor Subjective Well-Being pada Mahasiswa Tahun Pertama|url=http://dx.doi.org/10.21776/ub.mps.2018.004.02.4|journal=Mediapsi|volume=4|issue=2|pages=83–91|doi=10.21776/ub.mps.2018.004.02.4|issn=2477-6459}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=H. Hoed|first=Benny|date=2010-10-01|title=Henri Chambert-Loir (ed.), Sadur; Sejarah terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Jakarta/Bandung: Kepustakaan Populer Gramedia, École franςaise d'Extrême-Orient, Forum Jakarta-Paris, Pusat Bahasa, Universitas Padjadjaran, 2010, 1160 pp. ISBN 9789799102140.|url=http://dx.doi.org/10.17510/wjhi.v12i2.124|journal=Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia|volume=12|issue=2|pages=399|doi=10.17510/wjhi.v12i2.124|issn=2407-6899}}</ref>
 
Ruang penjara berfungsi untuk memenjarakan masyarakat yang memberontak pada Belanda sehingga ditangkap dan diringkus didalam tahanan ini. Menurut informasi yang penulis dapat, yang dipenjara pada penjara ini bukan hanya masyarakat Siak saja, tetapi juga berasal dari masyarakat dari luar Siak
 
4. Sebagai tempat untuk penyimpanan senjata
 
Ruang senjata ini berfungsi untuk menyimpan senjata kolonial Belanda. Senjatanya meliputi senapan, pistol, meriam dan lainnya. Ruang senjata ini sempat roboh dan menewaskan 2 orang remaja yang kala itu sedang duduk-duduk dibawah bangunan ini.
 
 
 
REFERENSI