Kalisumur, Bumiayu, Brebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 20:
Nama sebuah desa atau wilayah biasanya tidak lepas dari sejarah atau kisah terbentuknya wilayah pemukiman penduduk pada mulanya. Nama sebuah desa atau wilayah kadang dikaitkan dengan mitologi yg dipegang oleh masyarakat setempat yg mendiami desa atau wilayah tersebut, selain mengambil dari keadaan alam atau wilayah tersebut. Seperti nama Kalisumur yg tidak lepas dari kisah sebuah sungai kecil yang membatasi Desa Kalisumur dan Desa Pamijen di sebelah timur.{{fact}}
 
Dahulu sebelum dijadikan pemukiman penduduk, Kalisumur masih berupa tanah kosong yang diselingi pepohonan dan ilalang yg masuk wilayah Kadipaten Lebaksiu. Disana terdapat sungai yg mengalir dari mata air di kaki Gunung Slamet yang bernama Kali Keruh. Air sebagai sumber kehidupan menjadi sangat penting dan alasan orang-orang dahulu membangun pemukiman di sekitar sumber mata air atau sungai seperti yg dilakukan nenek moyang orang Kalisumur. Karena air sungai Kali Keruh selalu berwarna coklat lumpur sepanjang tahun dan dalam musim apapun, mereka membuat lobanglubang-lobanglubang besar yg tidak begitu dalam untuk mendapatkan air yg lebih jernih dan bersih untuk mereka konsumsi. Mereka membuat galian sumur tersebut di dataran yg lebih rendah dan sering dialiri air ketika hujan agar lebih mudah mendapatkan mata air dan lubang itu tidak hanya satu namun semua orang membuatnya. Lubang tersebut dibuat sepanjang tanah rendah yg berada pada bekas aliran air hujan yg panjang sampai pada wilayah Kaliwadas.
Kalisumur konon ditemukan oleh putra seorang Wdana, wedono ( kepala pemerintahan pada zaman kerajaan yg setingkat pemimpin kawedanan atau diatas kecamatan dan di bawah kabupaten ) yang kelak melahirkan seorang tokoh pejuang yg berperan sebagai penyiar agama sekaligus pemimpin pemerintahan desa yaitu Haji Marzuki. Putra wedana tersebut bernama Wangsadireja.
 
Musim hujan tiba. Hujan yang begitu deras membasahi rongga rongga tanah seperti retakan yg diakibatkan kekeringan selama musim panas dan bekas aliran air yg dilalui air hujan menuju sungai pun dialiri kembali. Namun kali ini aliran aliran-aliran tersebut telah diisi lobanglubang-lobanglubang untuk mendapatkan sumber mata air. Akhirnya aliran air hujan itu berubah jadi genangan air yg dalam dan panjang. Lalu orang disitu menyebut Kali Sumur, Kali atau sungai yg terbentuk karena adanya sumur yg berjajar memanjang. Begitulah kisah kisah/peristiwa yg menciptakan nama sebuah desa bernama Kalisumur.
Dahulu sebelum dijadikan pemukiman penduduk, Kalisumur masih berupa tanah kosong yang diselingi pepohonan dan ilalang yg masuk wilayah Kadipaten Lebaksiu. Disana terdapat sungai yg mengalir dari mata air di kaki Gunung Slamet yang bernama Kali Keruh. Air sebagai sumber kehidupan menjadi sangat penting dan alasan orang-orang dahulu membangun pemukiman di sekitar sumber mata air atau sungai seperti yg dilakukan nenek moyang orang Kalisumur. Karena air sungai Kali Keruh selalu berwarna coklat lumpur sepanjang tahun dan dalam musim apapun, mereka membuat lobang-lobang besar yg tidak begitu dalam untuk mendapatkan air yg lebih jernih dan bersih untuk mereka konsumsi. Mereka membuat galian sumur tersebut di dataran yg lebih rendah dan sering dialiri air ketika hujan agar lebih mudah mendapatkan mata air dan lubang itu tidak hanya satu namun semua orang membuatnya. Lubang tersebut dibuat sepanjang tanah rendah yg berada pada bekas aliran air hujan yg panjang sampai pada wilayah Kaliwadas.
 
Musim hujan tiba. Hujan yang begitu deras membasahi rongga rongga tanah seperti retakan yg diakibatkan kekeringan selama musim panas dan bekas aliran air yg dilalui air hujan menuju sungai pun dialiri kembali. Namun kali ini aliran aliran-aliran tersebut telah diisi lobang-lobang untuk mendapatkan sumber mata air. Akhirnya aliran air hujan itu berubah jadi genangan air yg dalam dan panjang. Lalu orang disitu menyebut Kali Sumur, Kali atau sungai yg terbentuk karena adanya sumur yg berjajar memanjang. Begitulah kisah kisah/peristiwa yg menciptakan nama sebuah desa bernama Kalisumur.
 
== Demografi ==
Kalisumur hampir keseluruhan penduduknya beragama islam oleh karena itu tradisi atau budaya masyarakat Kalisumur yang jawa mengikuti budaya jawa, juga memiliki tradisi2 yang dipengaruhi oleh kebudayaan islam. Seperti pada masyarakat jawa pada umumnya, warga Kalisumur memiliki adat atau tradisi islam-jawa seperti; Muludan, Rajaban atau Nyadran, Ruwahan, Badahan, upaca untuk kematian Matangpuluh, Nyatus, Mendak dsb. TENPOR
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Bumiayu, Brebes}}
{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}