Kawasan Karst Maros-Pangkep: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anhar Karim (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: obyek → objek (bentuk baku) |
||
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 35:
| photo_caption = Seorang petani menanam padi disekitar Kawasan Karst Maros-Pangkep di [[Salenrang, Bontoa, Maros|Desa Salenrang]], [[Kabupaten Maros]].
| photo_width = 250px
| map =
| relief =
| map_alt = Kawasan Karst Maros-Pangkep
| map_caption = Lokasi di Sulawesi
| map_width = 250px
| location = [[Kabupaten Maros]] dan [[Kabupaten Pangkep]], [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]
| area ={{convert|46200|ha|km2|}}
| nearest_city = [[Turikale (kota)|Kota Turikale]]{{br}}[[Pangkajene, Pangkajene dan Kepulauan|Kota Pangkajene]]{{br}}[[Kota Makassar]]
| coordinates = 04°42'49"S 119°55'13"E
| coords_ref = <ref name=":55"/>
|label_position = right
|lat_d = 04
|lat_m = 42
|lat_s = 49
|lat_NS = S
|long_d = 119
|long_m = 55
|long_s = 13
|long_EW = E
|region = INA
| established =
| visitation_year =
Baris 51 ⟶ 61:
| url =
}}
[[Berkas:Jokes with friend in bulusaraung.jpg|jmpl|ka|[[Lanskap]] dari puncak Gunung Bulusaraung 1.353 [[mdpl]], titik tertinggi di Kawasan Karst Maros-Pangkep, [[Tompo Bulu, Balocci, Pangkajene dan Kepulauan|Desa Tompo Bulu]], [[Kabupaten Pangkep]] (Bagian 1)]]
[[Berkas:Final destination in bulusaraung.jpg|jmpl|ka|[[Lanskap]] dari puncak Gunung Bulusaraung 1.353 [[mdpl]], titik tertinggi di Kawasan Karst Maros-Pangkep, [[Tompo Bulu, Balocci, Pangkajene dan Kepulauan|Desa Tompo Bulu]], [[Kabupaten Pangkep]] (Bagian 2)]]
'''Kawasan Karst Maros-Pangkep''' (disingkat '''KKMP''') adalah sebuah kawasan [[karst]] yang terletak secara administratif di dua kabupaten di [[Provinsi]] [[Sulawesi Selatan]], yakni [[Kabupaten Maros]] dan [[Kabupaten Pangkep]]. Kawasan ini merupakan sebuah rangkaian [[pegunungan]] atau [[perbukitan]] [[karst]] yang berada di utara [[Maros]] dan selatan [[Pangkep]], [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]. Titik tertinggi Kawasan Karst Maros-Pangkep berada di puncak Gunung Bulusaraung yang berada di ketinggian 1.353 [[mdpl]]. Kawasan ini memiliki luas ± 46.200 [[hektare|ha]] atau 462 km².<ref name=":55"/> Wilayah seluas ± 22.800 [[hektare|ha]] pada kawasan ini masuk kedalam wilayah [[Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung]] ([[Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung|TN Babul]]) yang memiliki jumlah luas ± 43.750 [[hektare|ha]].<ref name=":55"/> Dengan luas tersebut, Kawasan Karst Maros-Pangkep menjadi kawasan karst terluas di [[Indonesia]] dan terluas kedua di dunia setelah karst yang ada di [[Guangzhou]], [[Cina]]. KKMP memiliki tipe tower karst sejenis di Cina Selatan & Vietnam, KKMP selain dimanfaatkan sebagai bahan galian untuk bahan bangunan & bahan baku semen, dimanfaatkan nilai jasa lingkungannya (''environmental services'') seperti sumberdaya air, keanekaragaman hayati, keunikan bentang alam, objek wisata alam, situs arkeologi, dan areal peribadatan
Indonesia memiliki potensi bentang alam karst sekitar 154.000 km² atau sekitar 0,08% dari luas daratan Indonesia. Sulawesi Selatan memiliki kawasan karst yang tersebar di beberapa wilayah kabupatennya. Namun yang paling terkenal adalah kawasan karst yang terletak di [[Kabupaten Maros]] dan [[Kabupaten Pangkep]]. Kawasan Karst Maros-Pangkep (KKMP) merupakan yang terbesar dan terindah kedua di dunia setelah kawasan karst di Cina. Keunikan kawasan karst Maros Pangkep yang tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst lainnya di Indonesia karena mempunyai bentang alam yang unik dan khas yang biasa disebut menara karst (tower karst). Di kawasan itu, bukit-bukit kapur menjulang tinggi dengan tebing yang menantang. Bahkan bersama kawasankarst di Pegunungan Sewu, kawasan karst Maros-Pangkep diusulkan sebagai situs warisan budaya dunia (World Heritage) kepada UNESCO. Namun sayangnya kawasan karst Maros-Pangkep belum dapat menjadi situs warisan budaya dunia. Untunglah saat ini, sebagian besar kawasan karst Maros-Pangkep telah ditetapkan menjadi taman nasional dan telah menjadi satu-satunya kawasan taman nasional karst di Indonesia.<ref name=":55">{{Cite book|last1=Ahmad|first1=Amran|last2=A. Siady Hamzah|first2=|date=2016|url=http://ksdae.menlhk.go.id/assets/publikasi/Laporan_Karst_Lengkap1.pdf|title=Database Karst Sulawesi Selatan 2016|location=Makassar|publisher=Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref>
Baris 62 ⟶ 72:
Kawasan Karst Maros-Pangkep sudah ditunjuk sebagai kawasan [[Taman Nasional]] melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 398/Menhut/11/2004, tanggal 18 Oktober 2004, tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam, Taman Wisata Alam, Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Tetap menjadi [[Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung]] di [[Kabupaten Maros]] dan [[Kabupaten Pangkep]], Provinsi Sulawesi Selatan, seluas ± 43.750 [[hektare|ha]]. Kawasan tersebut sebelumnya terdiri dari kawasan Cagar Alam seluas ± 10.282,65 [[hektare|ha]], Taman Wisata Alam seluas ± 1.624,25 [[hektare|ha]], Hutan Lindung seluas ± 21.343,10 [[hektare|ha]], Hutan Produksi Terbatas seluas ± 145 [[hektare|ha]] dan Hutan Produksi Tetap seluas ± 10.355 [[hektare|ha]].<ref name=":56"/>
== Sejarah kawasan ==
# Agustus–Oktober 1857, Alfred Russel Wallace (Naturalis asal Inggris) melakukan eksplorasi di Maros dan mempublikasikannya dalam buku “The Malay Archipelago”.
# 1902-1903, Fritz Sarasin dan Paul Sarasin (Naturalis dan Etnolog asal Swiss) melakukan kajian prasejarah di gua-gua di Maros dan mempublikasikannya dalam buku Reisen in Celebes: Ausgefhrt in Den Jahren 1893-1896 Und 1902-1903;
# 1970–1980, di Kawasan Karst Maros-Pangkep telah ditunjuk/ditetapkan 5 kawasan konservasi seluas ± 11.906,9 ha, yaitu TWA Bantimurung, TWA Gua Pattunuang, CA Bantimurung, CA Karaenta, dan CA Bulusaraung;
# 1989, Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Sulawesi Selatan mengusulkan '''Taman Nasional Hasanuddin''';
# 1993, Kongres XI International Union of Speleology merekomendasikan Kawasan Karst Maros-Pangkep sebagai '''Warisan Dunia''';
# 1995, NCP (''National Conservation Plan'') memuat calon '''Taman Nasional Hasanuddin''' seluas 86.682 ha;
# 1997, Seminar Lingkungan Karst PSL-[[Unhas]] merekomendasikan perlindungan Kawasan Karst Maros-Pangkep;
# 1999, Unit KSDA Sulsel I & Unhas melaksanakan penilaian potensi calon '''Taman Nasional Hasanuddin''';
# Mei 2001, The Asia-Pasific Forum on Karst Ecosystems and World Heritage merekomendasi konservasi Kawasan Karst Maros-Pangkep.
# 12–13 November 2001, Bapedal Regional III menyelenggarakan Simposium Karst Maros-Pangkep merekomendasikan Kawasan Karst Maros-Pangkep sebagai [[Taman Nasional]] maupun '''''World Heritage Site''''';
# 2002, Dalam rangka perubahan fungsi kawasan hutan, Tim Terpadu dibentuk oleh Pemprov Sulsel;
# 2002-2004, Tim terpadu melaksanakan tugasnya sampai dengan terbitnya rekomendasi dari Bupati, DPRD & Gubernur
# 18 Oktober 2004, Menteri Kehutanan menerbitkan keputusan Nomor: SK.398/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung Bulusaraung seluas ± 43.750 ha terdiri dari Cagar Alam seluas ± 10.282,65 ha, Taman Wisata Alam seluas ± 1.624,25 ha, Hutan Lindung seluas ± 21.343,10 ha, Hutan Produksi Terbatas seluas ± 145 ha, dan Hutan Produksi Tetap seluas ± 10.335 ha yang terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan menjadi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.
== Geologi ==
Baris 99 ⟶ 124:
[[Kategori:Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan]]
[[Kategori:Karst]]
{{Commonscat|Maros-Pangkep Karst Area|Kawasan Karst Maros-Pangkep}}
|