Cakraningrat IV: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mas Hendra (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
'''PangeranPanembahan Cakraningrat IV''', atau nama mudanya '''Raden Djoerit''',<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=jkhyAAAAMAAJ&q=cakraningrat+IV+abdul+kharim&dq=cakraningrat+IV+Raden+Djoerit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjtu-uL2ZveAhURUI8KHaNOCRIQ6AEIKjAA|title=Elite pribumi Bengkulu: perspektif sejarah abad ke-19|last=Setiyanto|first=Agus|date=2001|publisher=Balai Pustaka|isbn=9789796666102|language=id|pages=68}}</ref> adalah seorang pemimpin Madura Barat (bertahta 1718-1746). Seperti pendahulunya, dia menolak kekuasaan raja [[Mataram]]. Dia lebih ingin beradamenjalin dihubungan bawahdagang pelindunganlangsung dengan [[VOC]], sesuatu yang ditolak VOC. Di samping itu, Cakraningrat secara pribadi membenci [[Amangkurat IV]], raja Mataram (bertahta 1719-1726), dan menolak untuk [[Pisowanan|sowan]] ke kraton [[Kartasura]]. Dia juga takut akan diracuni bila ke kraton.
 
Tahun 1726 Amangkurat meninggal, digantikan puteranya yang mengambil gelar [[Pakubuwana II]], yang berumur 16 tahun (bertahta 1726-1749). Hubungan antara Mataram dan Cakraningrat membaik, dan Cakraningrat IV menikahi R. Ayu Lengis / R. Ayu Demis, salah satu adikanak Pakubuwana I. Hubungan antara Cakraningrat IV dan ibu mertuanya, Ratu Amangkurat,Mataram menjadi akrab.
 
Di akhir tahun 1730-an, kekuasaan Cakraningrat di Jawa Timur meningkat dan mengancam kedudukan orang Bali di daerah Blambangan.
 
Pada Juli 1741, pasukan Mataram menyerang [[garnisun]] VOC di Kartasura. Komandan garnisun, Johannas van Elsen, ditangkap dan dibunuh, dan benteng VOC dibongkar. Peristiwa ini adalah lanjutan dari peristiwa [[Geger Pacinan]] di [[Batavia]] (9 Oktober 1740). Pakubuwana memutuskan untuk memihak ke pemberontak Tionghoa yang menantang kekuasaan VOC di daerah [[Pasisir]]. Satu-satunya kekuatan militer yang bisa diharapkan VOC adalah Cakraningrat IV, yangCakraningrat menawarkanIV bantuannyabersedia membantu dengan syarat jika berhasil maka Gunung Lawu ketimur akan di titah perintahkan kepada anak keturunannya dan keluarganya dan VOC menyetujuinya. Cakraningrat IV menyerang Jawa Timur, sedangkan VOC sanggup merebut kembali daerah pemerintahannya di Pasisir.
 
Walau pemberontak Tionghoa sudah dikalahkan VOC, orang Jawa yang bersekutu dengan mereka bukan saja memusuhi VOC tetapi juga mencurigai Pakubuwana. Pemberontak Jawa mengangkat Raden Mas Grendi (juga disebut [[Sunan Kuning]]), salah satu cucu [[Amangkurat III]], yang berumur 12 tahun, sebagai Susuhunan baru.
 
Juni 1742, pemberontak menaklukkan Kartasura dan menjarahnya. Pakubuwana dan Kapten van Hohendorff lari ke Ponorogo. Akhirnya Pakubuwana minta bantuan Cakraningrat IV. Bulan November, pasukan Cakraningrat merebut Kartasura kembali. Kartasura dijarah sekali lagi. Cakraningrat IV diminta VOC untuk mengembalikan kraton ke Pakubuwana. Cakraningrat IV sudah menguasai Kraton beserta Mahkotanya, namun dengan ksatria Cakraningrat IV mengembalikan Kraton yang memang bukan haknya itu kepada yang berhak.
 
Cakraningrat IV menganggap bahwa jasanya memberinya hak atas Jawa Timur. Dia bersekutu dengan pemimpin Surabaya dan keturunan [[Surapati]] yang masih menguasai sebagian Jawa Timur. Dia juga berhenti mengirim upeti beras dan membayar bea pelabuhan Jawa Timur ke VOC. VOC mencoba berunding dengan dia bulan Juli 1744 tetapi ditolak. Pada Februari 1745 VOC menyatakan Cakraningrat makar. Cakraningrat IV angkat senjata dan menyerang Madura Timur. Mula-mula pasukan VOC kewalahan, tetapi arus berbalik. Akhirnya Cakraningrat terpaksa lari ke Banjarmasin. Cakraningrat IV bersama Sasradiningrat, Ranadiningrat, Raden Ayu Roman, Raden Ayu Sugih dan Raden Ayu DhemesDemis meloloskan diri dari Sembilangan menuju Arosbaya dengan tujuan mengungsi ke Banjarmasin. Baru menjelang akhir tahun 1745 Cakraningrat IV berhasil ditangkap di Banjarmasin, saat ia sedang berusaha mencari perlindungan pada armada Inggris yang ada di wilayah tersebut. Ia mencari perlindungan di Banjarmasin, dengan harapan dapat memperoleh dukungan orang Inggris; usahanya sia-sia karena ia ditangkap di sana dan diserahkan kepada VOC yang mengirimnya ke Tanjung Harapan.
 
Sultan Banjarmasin mengkhianatinya dan menyerahkannya ke VOC. Cakraningrat dibawa ke [[Batavia]], kemudian dibuang ke [[Tanjung Harapan]] ([[bahasa Belanda|Belanda]]: ''Kaap de Goede Hoop'') di Afrika Selatan tahun 1746. Karenanya, ia mendapat julukan rakyat sebagai '''Panembahan Siding Kaap'''. VOC memutuskan puteranya untuk menjadi penggantinya, sebagai [[CakraadiningratCakraningrat V]].
 
Dengan kekalahan Cakraningrat IV, ikut campur Madura di Jawa berakhir.
Baris 23:
 
== Referensi ==
 
# Sedjarah tata tjaranya pemerintahan di kepulauan Madura - KRT. Zainal Fatah
# Stamboom Asal-Usul Turunan Radja-radja di Madura Menurut piagam lama, 15 Desember 1955. RP. Moh. Saleh Notoadiningrat.
# Stamboom Bangsawan Pangeran Blega, turunan ke 2. 1949.
# Stamboom Pamekasan, 1954.
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
Baris 31 ⟶ 35:
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=fPlqDwAAQBAJ&pg=PA45&dq=Cakraningrat+IV&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjJpu6d37TdAhUQSo8KHQ6YDwYQuwUIRjAE#v=onepage&q=Cakraningrat%20IV&f=false|title=Soul Catcher: Java’s Fiery Prince Mangkunagara I, 1726-95|last=Ricklefs|first=Merle|year=2018|publisher=NUS Press|isbn=9789814722841|language=en|ref=harf}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=0nHVCgAAQBAJ&pg=PA188&dq=cakraningrat+madura+rulers&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj6wejG3rTdAhUJLY8KHR9mDJEQuwUINzAB#v=onepage&q=cakraningrats&f=false|title=Fragile Nation, A: The Indonesian Crisis|last=Choy|first=Lee Khoon|date=1999-06-02|publisher=World Scientific|isbn=9789814494526|language=en|ref=harv}}
*Riwayat Madoera, R. Roeslan Wongso Koesoemo, RP. Soediro Notosoedjono.
 
{{kotak mulai}}