Pertempuran Perlintasan Ciater: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cat
 
(46 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox military conflict
|conflict=Pertempuran Perlintasan TjiaterCiater
|partof= [[Pertempuran Jawa (1942)|Pertempuran Jawa]] dalam [[kampanye Hindia Belanda]]
|date = 5–7 Maret 1942
|image = Bandung Pillbox.png
|caption = Sebuah ''[[pillboxbenteng pengintai]]'' Belanda di perlintasan TjiaterCiater
|place = Perlintasan [[Ciater, Subang|TjiaterCiater]], [[Jawa Barat]]
|result = Kemenangan Jepang
* Hindia Belanda menyerah
|combatant1 = {{flagicon|Belanda}} [[Pemerintahan Belanda di pengasingan|Belanda]]
*{{flagicon|Netherlands}} [[Hindia Belanda]]
{{flag|Britania Raya}}
|combatant2 = {{flagcountry|Kekaisaran Jepang}}
|combatant1 = {{flagcountry|Belanda}}<br/>{{flag|Britania Raya}}
|strength1 = 9.000<br>27 pesawat
|strength2 = 3.000<br>39 pesawat
|commander1 = {{flagicon|Belanda}} {{ill|[[Jacob Pesman|nl|Jacob Pesman (1888-1950)}}]]{{Surrendered}}<br/>{{flagicon|Belanda}} W.J. de Veer{{KIA}}
|commander2 = {{flagicon|Kekaisaran Jepang}} [[Toshinari Shōji]]
}}
{{Campaignbox Pertempuran Jawa}}
'''Pertempuran Perlintasan TjiaterCiater''' (atau '''CiaterTjiater''') adalah sebuah pertempuran yang terjadiberlangsung antaradari 5 danhingga 7 Maret 1942 padasebagai bagian dari [[kampanye Hindia Belanda]] antara pasukan invasi Jepang danmelawan pasukan kolonial Belanda, yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur dari [[Angkatan Udara Britania Raya|Angkatan Utara Britania Raya]]. Pertempuran tersebut untukini memperebutkan Perlintasan Tjiater,Ciater sebagaiyang bagianmemiliki dariperanan strategis dalam upaya pertahanan kota [[Bandung]].
 
Setelah pasukan Jepang mendarat di pulauPulau Jawa dan merebut [[Lapangan Udara Kalijati]], tentara Belanda mundur dari kota [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] (kini Jakarta) dan [[Bogor|Buitenzorg]] (Bogor),. danMereka juga mempersiapkan garis pertahanan di perlintasan gunung menuju Bandung untukguna menunda pasukan Jepang hingga satuan-satuan tentara Belanda yang mundur beserta sekutu Australia dapat bergabung. Tentara Jepang yang dipimpin Kolonel [[Toshinari Shōji]] memutuskan untuk menyerbu garis tersebut untuk mencegah serangan balik, saat tentara Belanda masih terpencar.
 
DikarenakanBerkat dukungan angkatan udara dan kualitas prajurit yang lebih baik, Jepang berhasil menyerbu dan merebut titik-titik pertahanan Belanda yang kekurangan personil setelah tiga hari pertempuran, dan jalan mereka ke Bandung terbuka lebar seusai jatuhnya [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]]. Sebelum pertempuran sempat berkecamuk di Bandung, Pemerintah Hindia Belanda menyerah terlebih dahulu sehingga mengakhiri kekuasaan Belanda di [[Indonesia]].
 
Dikarenakan dukungan angkatan udara dan kualitas prajurit yang lebih baik, Jepang berhasil menyerbu dan merebut titik-titik pertahanan Belanda yang kekurangan personil setelah tiga hari pertempuran, dan jalan mereka ke Bandung terbuka lebar seusai jatuhnya [[Lembang, Bandung Barat|Lembang]]. Sebelum pertempuran sempat berkecamuk di Bandung, Pemerintah Hindia Belanda menyerah terlebih dahulu sehingga mengakhiri kekuasaan Belanda di [[Indonesia]].
== Latar belakang ==
[[Belanda]] menyatakan perang melawan [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] pada tanggal 8 Desember 1941, satu hari setelah [[Pengeboman Pearl Harbor]]. Sepanjang tahun 1942, Jepang meluncurkanmelancarkan kampanye militer dan [[Pertempuran Malaya|merebut Malaya]] danserta [[Pertempuran Filipina (1941–42)|Filipina]], dengan tujuan akhir untuk merebut Hindia Belanda (Indonesia) beserta sumber daya alam yang melimpah - (seperti [[minyak bumi]], [[karet]], dan [[timah]]). BulanPada Januari 1942, tentara Jepang mulai berperang di Hindia Belanda, dan pada tanggal 14 Februari 1942 Jepang sudah mendarat di [[Palembang]] dan [[Pulau Bangka|Bangka]]. Seusai jatuhnya Palembang, beserta pulau-pulau [[Bali]], dan [[Pulau Timor|Timor]], pulauPulau [[Jawa]] terputus dari bala bantuan Sekutu. Melihat situasi medan perang pada saat itu, Komandan Pasukan Gabungan [[American-British-Dutch-Australian Command|ABDACOM]] (Amerika Serikat, Britania, Belanda, dan Australia) [[Archibald Wavell, 1st Earl Wavell|Archibald Wavell]] memutuskan bahwa pulauPulau Jawa tidak dapat dipertahankan lagi dan ia memindahkan markas besarnya ke [[India]],. dan wewenangWewenang untuk mempertahankan Jawa pun jatuh ke tentara Belanda dibawah [[Hein ter Poorten]].{{sfn|Boer|2011|p=xix-xxii}}
 
Sementara itu, [[Angkatan Darat ke-16 Jepang]] ditugaskan untuk merebut Jawa, dan terdiri dari [[Divisi (militer)|divisi]] ke-2, 38, dan 48.{{sfn|OCMH|1958|p=1}} Pasukan Jepang mendarat padadi tiga titik di pulauPulau Jawa seusai kemenangan atas angkatan laut di [[Pertempuran Laut Jawa]]. Salah satunya, dikenal sebagai ''Detasemen Shoji'' (bagian dari Divisi ke-38){{sfn|OCMH|1958|p=15}} yang dipimpin Kolonel [[Toshinari Shōji]], mendarat di [[Eretan Wetan, Kandanghaur, Indramayu|Eretan Wetan, Indramayu]], pada subuh tanggal 1 Maret 1942.{{sfn|OCMH|1958|p=26}} Detasemen itu dengan cepat merebut [[Pangkalan Udara Suryadarma|Lapangan Udara Kalijati]] dan wilayah sekitarnya di [[Subang]],{{sfn|OCMH|1958|p=26}} sehingga Divisi 3 AU Jepang dibawah Mayjen [[Endō Saburō]] dapat memberikan dukungan udara dari dekat.{{sfn|Remmelink|2015|p=189}} Dari daerah Subang, ada dua jalan menuju [[Bandung]]: melalui [[Purwakarta]] atau melalui jalan-jalan Perlintasan Tjiater yang kurang bagus di kaki [[Gunung Tangkuban Parahu]].{{sfn|de Jong|1985|p=1017}} Tentara Belanda meluncurkanmelancarkan dua kali serangan balik untuk mencoba merebut kembali Kalijati, tetapi keduanya gagal. Jepang telahpun berhasil memenangkan [[Pertempuran Kalijati]].{{sfn|de Jong|1985|pp=1018-1020}}{{sfn|Boer|2011|p=365}}
 
Kekuatan tempur Sekutu di Jawa terkuras oleh kedua serangan tersebut,. dan satuanSatuan "West Group" (satu [[resimen]] [[infanteri]] [[KNIL]] dan [[brigade]] "Blackforce" Australia) diperintahkan untuk mundur dari Batavia dan Bogor/Buitenzorg menuju Bandung,{{sfn|Boer|2011|pp=369-370}} sementara Batavia sendiri pun dinyatakan sebagai "[[kota terbuka]]" untuk mencegah kehancuran kota tersebut dalam pertempuran.<ref>{{cite book sfn| url=https://books.google.co.uk/books?id=voerPYsAB5wC&pg=PA398 Ring| title=Asia and Oceania: International Dictionary of Historic Places Watson| publisher=Routledge Schellinger| year=2012| pagep=398 | isbn=9781136639791|language=en}}</ref> Satuan KNIL (tentara kolonial Hindia Belanda) lainnya, "Bandung Group", ditugaskan untuk mempertahankan dataran tinggi Bandung sampai West Group tiba, dengan harapan bahwa kedua satuan dapat disatukan untuk menahan serangan Jepang.{{sfn|Boer|2011|p=367}} Bandung Group dipimpin oleh Mayjen {{ill|[[Jacob Pesman|nl}}]].{{sfn|Boer|2011|p=368}} Rencana Belanda untuksendiri adalah bertahan di [[Jawa Barat]] dan menjadikan daerah Bandung dan sekitarnya yang dikelilingi pegunungan sebuah "benteng",; darimanadari tempat tersebut mereka berharap dapat meluncurkanmelancarkan serangan-serangan balik.{{sfn|Boer|2011|p=509}} Sementara itu, dari posisi Jepang di daerah Subang, ada dua jalan menuju Bandung: melalui [[Purwakarta]] atau melalui jalan-jalan Perlintasan Ciater yang kurang bagus di kaki [[Gunung Tangkuban Parahu]].{{sfn|de Jong|1985|p=1017}}
 
== Kekuatan ==
[[Berkas:Operational Progress of Shoji Detachment.jpg|300px|jmpl|Pergerakan Detasemen Shoji dari Eretanwetan menuju ke arah Bandung]]
AdaTerdapat 9.000 prajurit dibawahyang berada di bawah pimpinan Jacob Pesman'''—''', termasuk 5.900 orang dari komando awalnya, dan sisanya berasal dari resimen infanteri 2 KNIL dan satu batalion tambahan'''—'''. tetapiNamun, mereka terpencar karena harus mempertahankan beberapa titik sekaligus. Resimen Infanteri 2, (yang turut dalam serangan balik yang gagal,) juga sudah tidak efektif dalam pertempuran.{{sfn|Boer|2011|p=368}} Dalam hal angkatan udara, KNIL dapat menggunakan 27 pesawat.{{sfn|Boer|2011|p=368}} West Group diperkirakan tiba antara tanggal 6 dan 7 Maret dan akan siap tempur pada tanggal 10, tetapi sebelumnya Bandung Group harus mengisi celah dalam pertahanan Bandung.{{sfn|Boer|2011|pp=393-394}} Belanda telah membangun pertahanan di jalur-jalur menuju Bandung,{{sfn|Boer|2011|p=367}} dan Kolonel W.J. de Veer memimpin prajurit yang mempertahankan TjiaterCiater.{{sfn|Boer|2011|p=417}}
 
[[Tentara ke-16 Jepang]] awalnya hanya menugaskan Detasemen Shoji untuk menjaga titik-titik yang telah mereka rebut di sekitar Kalijati dan jembatan-jembatan yang melintasi [[Sungai Citarum]] sambilsembari menunggu bala bantuan datang dari barat.{{sfn|OCMH|1958|p=28}}{{sfn|Boer|2011|p=369}} Namun, Shōji memutuskan untuk langsung menyerang Bandung melalui Tjiater,Ciater sebelum Belanda dapat meluncurkanmelancarkan serangan balik dan untuk mencegah serangan udara terus-terusan padaterhadap AU Jepang di Kalijati.{{sfn|Boer|2011|p=367}} Meskipun atasannya khawatir ia dapat tersangkut di TjiaterCiater, rencana Shōji diamini.{{sfn|Boer|2011|p=395}} AdaTerdapat sekitar 3.000 tentara dalam Detasemen Shoji, dan mereka secara umum lebih berpengalaman dan lebih terlatih dari tentara KNIL. Di antara detasemen ini, 2.000-2.400 akan turut serta dalam pertempuran. AU Jepang yang tersedia dalam pertempuran sejumlah 39 pesawat.{{sfn|Boer|2011|p=368}}
 
Garis pertahanan di ujung utara TjiaterCiater terletak di samping jurang dan dirancang untuk satu resimen, dan terdiri dari [[Perang parit|parit pertahanan]], dua garis [[kasemat]], dan kawat berduri yang semuanya sepanjang 2 kilometer. Saat pertempuran pecah, pertahanan tersebut hanya berisi satu [[batalion]] yang didukung sejumlah satuan kecil. Garis pertahanan paling depan hanya dipertahankan satu kompi infanteri. Di ujung selatan terdapat garis pertahanan lain, yang belum selesai dibangun karena kurang pekerja.{{sfn|Boer|2011|pp=404-407}}
 
== Jalannya pertempuran ==
[[Berkas:ToshinariShoji.jpg|jmpl|150px|Tentara Jepang di Ciater dipimpin Kolonel [[Toshinari Shōji]]]]
Pada pagi hari tanggal 4 Maret, kedua belah pihak meluncurkan serangan udara, melibatkan serangan pesawat Belanda dan Britania Raya ([[Angkatan Udara Britania Raya|Royal Air Force]]) terhadap Kalijati, dan serangan pesawat Jepang menyasar posisi terdepan pertahanan Belanda dan [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|pangkalan udara Andir]].{{sfn|Boer|2011|pp=373-382}} Serangan udara Jepang memaksa serdadu Belanda yang diposisikan terdepan untuk mundur kembali ke arah Lembang.{{sfn|Boer|2011|pp=382-386}} Serangan-serangan udara terus berlanjut sepanjang hari.{{sfn|Boer|2011|pp=390-392}}
[[Berkas:Pesman Jacob Jan.jpg|jmpl|150px|Jacob Pesman merupakan panglima KNIL di wilayah Bandung]]
Pada pagi hari tanggal 4 Maret, kedua belah pihak meluncurkanmelancarkan serangan udara,. melibatkan serangan pesawatPesawat Belanda dan Britania Raya ([[Angkatan Udara Britania Raya|Royal Air Force]]) melakukan serangan terhadap Kalijati, dan serangansementara pesawat Jepang menyasar posisi terdepan pertahanan Belanda dan [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|pangkalanPangkalan udaraUdara Andir]].{{sfn|Boer|2011|pp=373-382}} Serangan udara Jepang memaksa serdadu Belanda yang diposisikan terdepan untuk mundur kembali ke arah Lembang.{{sfn|Boer|2011|pp=382-386}} Serangan-serangan udara terus berlanjut sepanjang hari.{{sfn|Boer|2011|pp=390-392}}
 
Pertempuran di darat baru mulai tanggal 5 Maret, ketika [[tank]] Jepang mencapai garis depan Belanda di Perlintasan TjiaterCiater, yang termasuk sejumlah posko[[benteng pertahananpengintai]] (''[[pillbox]]'') dan sepucuk meriam 50mm. Serdadu Belanda hanya didukung empat pucuk artileri di belakang pertahanan, dan artileri Belanda tidak banyak membantu dalam pertempuran.{{sfn|Boer|2011|p=409}} Dedaunan yang lebat juga menghalangi sudut tembak dari ''pillbox''-''pillbox''benteng pengintai yang ada.{{sfn|Remmelink|2015|p=522}} Setelah pertempuran selama kurang lebih tiga jam, serdadu Jepang telah hampir mencapai posisi-posisi tentara Belanda. Akibatnya, dan menyebabkan sekitar 50 serdadu Belanda yang berada di garis paling depanterdepan ditarik mundur setelahseusai menghancurkan meriam dan jembatan yang melintasi jurang di depan mereka.{{sfn|Boer|2011|p=410}} Tembakan mortir dan senapan mesin dari garis utama kemudian berbunyi, menyebabkan banyak korban jatuh di pihak Jepang sebelum mereka membalas dengan mortir mereka sendiri.{{sfn|Boer|2011|p=410}} Dalam setengah jam saja, sejumlah serdadu Jepang berhasil menyusupi titik-titik yang kosong di garis pertama, dan memaksa serdadu-serdadu Belanda untuk mundur ke garis kedua sejauh 500 meter agar tidak terkepung. Dalam proses mundur, tentara-tentara Belanda kehilangan banyak lampu sorot dan radio mereka.{{sfn|Boer|2011|p=411}} SaatPada pukul 4 sore, tentara Jepang telah sepenuhnya merebut garis pertama dan kini mulai menembaki posisi-posisi Belanda di hadapan mereka.{{sfn|Boer|2011|pp=413-414}}
 
Setelah menerima laporan mengenai serangan Jepang, Mayjen Pesman memindahkan pasukan cadangannya ke medan pertempuran.{{sfn|Boer|2011|pp=416-417}} Namun, bala bantuan ini tertunda karena macet di jalan yang sempit menuju ke TjiaterCiater.{{sfn|Boer|2011|p=418}} Sekitar jampukul 6, pasukan tambahan mereka sudah hampir tiba, tetapi terhalang oleh sejumlah serdadu Jepang yang berhasil menyusup ke belakang garis kedua.{{sfn|Boer|2011|p=420}} Selagi bala bantuan mulai tiba, tentara Belanda di garis kedua ditarik mundur kembali ke garis pertahanan yang baru pada subuh keesokan harinya.{{sfn|Boer|2011|p=423}} Ada sekitar 950 prajurit Belanda di garis pertahanan yang baru,{{sfn|Boer|2011|p=434}} dan di belakang lagi ada 400 prajurit yang menjaga garis pertahanan yang belum selesai dibangun.{{sfn|Boer|2011|p=435}} Sepanjang tanggal 5 Maret, tentara Jepang telah merebut lima ''pillbox''benteng pengintai.{{sfn|Remmelink|2015|p=522}}
 
Awalnya, komandan-komandan Jepang mengira ada 3.000 serdadu Belanda di hadapan mereka, tetapi mereka baru menyadari jumlah sesungguhnya setelah menginterogasi seorang tawanan.{{sfn|Remmelink|2015|p=524}} Tentara Jepang sendiri berjumlah 1.000 orang di TjiaterCiater pada tanggal 6 Maret, dengan keunggulan dari segi mortir dan tank.{{sfn|Boer|2011|p=434}} AU Jepang juga menjatuhkan ratusan bom ke posisi-posisi Belanda di TjiaterCiater, sehingga menghancurkan kendaraan-kendaraan Belanda dan menjatuhkan moril mereka.{{sfn|Boer|2011|p=440}} Pada pukul 5:30 pagi, Jepang meluncurkan suatumelancarkan serangan di sisi barat pertahanan Belanda. Serangan pertama mereka gagal, begitu pula serangan kedua yang disertai bantuan udara, tetapi serangan ketiga mereka yang didukung tiga tank dan tembakan mortir berhasil menerobos dua kompi infanteri Belanda yang bertahan di sana.{{sfn|Boer|2011|pp=443-445}} Antara 30 hingga 50 korban jatuh di pihak Belanda dari kedua kompi tersebut, dan Jepang juga membantai 75 orang tahanan perang yang ditawan.{{sfn|Boer|2011|pp=446-447}} Pada siang harinya, sejumlah pasukan patroli Jepang sudah beradu tembak dengan serdadu-serdadu yang berada di garis terakhir.{{sfn|Boer|2011|p=449}} Pada sore harinya, posisi belakang tersebut telah terkepung, tetapi sebuah serangan balik Belanda memukul mundur tentara Jepang dan memungkinkan prajurit-prajurit Belanda untuk mundur ke arah Lembang. Dalam serangan balik tersebut, Kolonel de Veer terbunuh.{{sfn|Boer|2011|pp=467-468}}
 
Pertempuran pada tanggal 7 Maret sebagian besar mencakup operasi pembersihan Jepang melawan sisa-sisa prajurit Belanda yang tidak sempat mundur.{{sfn|Remmelink|2015|p=526}} Jepang juga terus maju ke arah Lembang, dan setelah sejumlah pertempuran dan baku tembak, serdadu-serdadu Belanda di Lembang kembali mundur ke Bandung.{{sfn|Boer|2011|p=479}}
 
== Kelanjutan ==
Setelah TjiaterCiater jatuh ke tangan Jepang, posisi pasukan sekutu di Jawa Barat tidak dapat dipertahankan lagi.{{sfn|Boer|2011|p=369}} MalamPada harimalam tanggal 7 Maret, Lembang juga jatuh ke tangan Jepang, dan Belanda mengirim seorang pembawa pesan dengan bendera putih.{{sfn|Boer|2011|pp=484-485}}{{sfn|Remmelink|2015|p=528}} Awalnya, Belanda hanya ingin menyerah di wilayah Bandung. Namun, dalam negosiasi keesokan harinya di Kalijati, panglima Tentara ke-16 [[Hitoshi Imamura]] meminta keseluruhan Hindia Belanda beserta pasukan sekutu di Jawa untuk menyerah. Gubernur-Jenderal [[Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]] dan Komandan KNIL [[Hein ter Poorten]] awalnyapada mulanya menolak.{{sfn|Remmelink|2015|pp=529-533}}
 
Pada saat itu, West Group telah tiba di Bandung dengan niat untuk meluncurkanmengobarkan perang gerilya melawan Jepang, tetapi mereka mengurungkan niat mereka setelah menyadari bahwa kondisi tidak memungkinkan -; Hindia Belanda terlalu besar untuk perang gerilya dengan pasukan yang tersedia, dan jumlah orang Indonesia atau [[Tionghoa]] yang berpihak kepada Belanda tidak memadai.{{sfn|Boer|2011|pp=484-485}}{{sfn|De Jong|1985|p=1053}} [[Surabaya]] pun telah direbut oleh Jepang pada tanggal 8, dan tentara KNIL di Jawa Timur sudah mengibarkan bendera putih pada hari itu juga (meskipun secara resmi mereka baru menyerah keesokan harinya).{{sfn|OCMH|1958|pp=15-16}} MenghadapiAkibat kemungkinan pecahnya pertempuran di Bandung yang penuh pengungsi sipil,{{sfn|Boer|2011|p=425}} pemerintah Hindia Belanda mengumumkan penyerahan mereka tengah hari tanggal 9 Maret. Kurang dari tiga jam kemudian, [[Perjanjian Kalijati]] ditandatangani, dan mengakhiri kekuasaan Belanda di Indonesia.{{sfn|Remmelink|2015|pp=534-535}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
* {{cite book citation|last1=Boer |first1=P. C. |title=The Loss of Java: The Final Battles for the Possession of Java Fought by Allied Air, Naval and Land Forces in the Period of 18 February - 7 March 1942 |date=2011 |publisher=NUS Press |isbn=978-9971-69-513-2 |location=Singapore|url=https://books.google.com/books?id=iHsuCAAAQBAJ |language=en|ref=harv}}
* {{cite bookcitation|language=nl |title=Het Konikrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog Deel 11b: Nederlands-Indië II|date=1985 |publisher=Martinus Nijhoff |location=Leiden |url=http://loe.niod.knaw.nl/grijswaarden/De-Jong_Koninkrijk_deel-11b_tweede-helft_bw.pdf|ref=harv|last=de Jong|first=Louis}}
* {{citation|last1=Ring|first1=Trudy|last2=Watson|first2=Noelle|last3=Schellinger|first3=Paul | url=https://books.google.co.uk/books?id=voerPYsAB5wC&pg=PA398 | title=Asia and Oceania: International Dictionary of Historic Places | publisher=Routledge | year=2012| isbn=9781136639791|language=en}}
* {{cite bookcitation|title=The Invasion of the Netherlands East Indies (16th Army) |date=1958 |url=https://apps.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a606375.pdf |ref={{harvid|OCMH|1958}}|accessdate=23 January 2020|publisher=Office of the Chief of Military History|location=Tokyo|author1=United States Army Forces in the Far East|author2=Eighth U.S. Army}}
* {{cite book citation|translator=William Remmelink|author=National Defense College of Japan |title=The invasion of the Dutch East Indies |date=2015 |orig-year=1967|publisher=Leiden University Press |location=Leiden |isbn=978-9087-28-237-0 |url=https://www.cortsfoundation.org/images/PDF/9789087282370%20The%20Invasion%20of%20the%20Dutch%20East%20Indies.pdf|ref={{harvid|Remmelink|2015}}}}
 
{{Artikel baguspilihan}}
 
[[Kategori:SejarahKonflik Jawadalam tahun 1942]]
[[Kategori:Pertempuran Perang Dunia II melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Pertempuran Perang Dunia II melibatkan Jepang]]
[[Kategori:Pertempuran Perang Dunia II melibatkan Britania Raya]]
[[Kategori:Pertempuran dan operasi militer dalam Perang Dunia II]]
[[Kategori:Sejarah Jawa Barat]]
[[Kategori:Pendudukan Jepang di Indonesia]]