Bindusara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
 
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Royalty|title=Amitraghata|image=ImperioDeChandragupta269aC.svg|caption=Kekaisaran Maurya beberapa tahun setelah kematian Bindusara, tahun 269 SM.|succession=Kaisar Maurya ke-2<br>|reign={{circa|297|273 BCE}}|coronation=kr. 297 SM<br>|predecessor=[[Chandragupta Maurya]]|successor=[[Ashoka]]|death_date=kr. 273 SM<br>|spouse=Ibu Susima<!-- DO NOT ADD Charumitra HERE. SHE IS A FICTIONAL CHARACTER --><br>
Ibu Ashoka ([[Subhadrangi]] menurut ''[[Ashokavadana]]'')|issue={{unbulleted list|[[Susima]]|[[Ashoka]]|[[Vitashoka]]}}|father=[[Chandragupta Maurya]]|mother=[[Durdhara]] (menurut tradisi Jain)}}Bindusara (kr. 297 - 273 SM) adalah kaisarKaisar Maurya kedua di India. Dia adalah putra dari pendiri dinasti Maurya yakni Chandragupta, dan ayah dari Ashoka, penguasa dinasti Maurya. Kehidupan Bindusara tidak didokumentasikan sebaik kehidupan kedua kaisar tersebut. Sebagian besar informasi tentangnya berasal dari catatan legendaris yang ditulis beberapa ratus tahun setelah kematiannya.
 
Bindusara mengkonsolidasikan kekaisaran yang diciptakan oleh ayahnya. Penulis Buddha Tibet abad ke-16, Taranatha, memuji pemerintahannya dengan penaklukan wilayah yang luas di India selatan, namuntetapi beberapa sejarawan meragukan keaslian historis dari klaim ini.
 
== Latar belakang ==
Sumber kuno dan abad pertengahan belum mendokumentasikan kehidupan Bindusara secara rinci. Sebagian besar informasi tentang dia berasal dari legenda Jain yang berfokus pada Chandragupta dan legenda Buddhis yang berfokus pada Ashoka. Legenda Jain, seperti Parishishta-Parvan Hemachandra ditulis lebih dari seribu tahun setelah kematiannya. {{Sfn|Singh|2008}} Sebagian besar legenda Buddhis tentang kehidupan awal Ashoka juga nampaktampak telah disusun oleh penulis Buddhis yang tinggal beberapa ratus tahun setelah kematian Ashoka, dan memiliki nilai historis yang lemah.{{Sfn|Srinivasachariar|1974}} Sementara legenda ini dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan tentang pemerintahan Bindusara, mereka tidak sepenuhnya dapat diandalkan karena hubungan erat antara Ashoka dan Buddhisme.{{Sfn|Singh|2008}}
 
Sumber Buddhis yang memberikan informasi tentang Bindusara meliputi Divyavadana (termasuk Ashokavadana dan Pamsupradanavadana), Dipavamsa, Mahavamsa, Vamsatthappakasini (juga dikenal sebagai Mahvamsa Tika atau "komentar Mahavamsa"), Samantapasadika, dan tulisan-tulisan abad ke 16 di Taranatha.{{Sfn|Srinivasachariar|1974}}{{Sfn|Singh|2008}} Sumber Jain termasuk Parishishta-Parvan dari abad ke 12 oleh Hemachandra dan Rajavali-Katha dari abad ke-19 oleh Devachandra.{{Sfn|Daniélou|2003}} Orang-orang Hindu Puranas juga menyebutkan Bindusara dalam silsilah penguasa Maurya mereka.{{Sfn|Guruge|1993}} Beberapa sumber Yunani juga menyebutkan dirinya dengan nama "Amitrochates" atau variasinya.{{Sfn|Kosmin|2014}}{{Sfn|Daniélou|2003}}
Baris 25:
 
=== Keluarga ===
Versi prosa Ashokavadana menyebutkan tiga putra Bindusara: Sushima, Ashoka dan Vigatashoka. Ibu Asoka dan Vigatashoka adalah seorang wanita bernama Subhadrangi, putri seorang Brahmana dari kota Champa. Ketika dia lahir, seorang peramal meramalkan bahwa salah satu anaknya akan menjadi raja, dan satu lagi orang religius. Ketika dia dewasa, ayahnya membawanya ke istana Bindusara di Pataliputra. Istri-istri Bindusara, cemburu akan kecantikannya, melatihnya sebagai penata rambut kerajaan. Suatu ketika, ketika Kaisar senang dengan keterampilan menata rambutnya, dia mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang ratu. Bindusara pada awalnya merasa khawatir dengan kelasnya yang rendah, namuntetapi menjadikannya ratu setelah mempelajari keturunan Brahmana-nya. Pasangan itu memiliki dua putra: Ashoka dan Vigatashoka. Bindusara tidak menyukai Asoka karena "anggota badannya sulit disentuh".<ref name="EB_legends">{{cite book|url=https://archive.org/stream/legendsofindianb00burn#page/20/mode/2up|title=Legends of Indian Buddhism|author=Eugène Burnouf|publisher=E. P. Dutton|year=1911|location=New York|pages=20–29}}</ref>
 
Legenda lain dalam Divyavadana menyebut ibu Ashoka sebagai Janapadakalyani.{{Sfn|Singh|2008}} Menurut Vamsatthappakasini (Mahavamsa Tika), nama ibu Ashoka adalah Dhamma.{{Sfn|Sastri|1988}} ] Mahavamsa menyatakan bahwa Bindusara memiliki 101 anak laki-laki dari 16 wanita. Yang tertua adalah Sumana, dan yang termuda adalah Tishya (atau Tissa). Ashoka dan Tishya lahir dari ibu yang sama. {{Sfn|Srinivasachariar|1974}}
 
== Pemerintahan ==
] Mahavamsa menyatakan bahwa Bindusara memiliki 101 anak laki-laki dari 16 wanita. Yang tertua adalah Sumana, dan yang termuda adalah Tishya (atau Tissa). Ashoka dan Tishya lahir dari ibu yang sama.{{Sfn|Singh|2008}}
 
=== Penaklukan wilayah ===
Penulis Buddha Tibet dari abad ke 16 menulis Taranatha yang menyatakan bahwa Chanakya, salah satu "penguasa besar" Bindusara, menghancurkan bangsawan dan raja di 16 kota dan membuatnya menguasai seluruh wilayah antara laut barat dan timur (Laut Arab dan Teluk Benggala). ). Menurut beberapa sejarawan, ini berarti penaklukan Deccan oleh Bindusara, sementara yang lain percaya bahwa ini hanya mengacu pada penekanan pemberontakan. {{Sfn|Singh|2008}}
 
Sailendra Nath Sen mencatat bahwa kerajaan Maurya telah meluas dari laut barat (di samping Saurashtra) ke laut timur (di samping Bengal) selama masa pemerintahan Chandragupta. Selain itu, prasasti Ashoka yang ditemukan di India selatan tidak menyebutkan apapun tentang penaklukan Bindusara terhadap Deccan (India bagian selatan). Berdasarkan hal tersebut, Sen menyimpulkan bahwa Bindusara tidak memperluas kerajaan Maurya, namuntetapi berhasil mempertahankan wilayah yang diwarisi dari Chandragupta.{{Sfn|Sen|1999}}
 
Sailendra Nath Sen mencatat bahwa kerajaan Maurya telah meluas dari laut barat (di samping Saurashtra) ke laut timur (di samping Bengal) selama masa pemerintahan Chandragupta. Selain itu, prasasti Ashoka yang ditemukan di India selatan tidak menyebutkan apapun tentang penaklukan Bindusara terhadap Deccan (India bagian selatan). Berdasarkan hal tersebut, Sen menyimpulkan bahwa Bindusara tidak memperluas kerajaan Maurya, namun berhasil mempertahankan wilayah yang diwarisi dari Chandragupta.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=yWfeU9eQd5YC&pg=SL1-PA42|title=General Studies History|author=K Krishna Reddy|publisher=Tata McGraw-Hill|year=2005|isbn=9780070604476|location=New Delhi|page=A42-43}}</ref>
 
Alain Daniélou percaya bahwa Bindusara mewarisi sebuah kerajaan yang mencakup wilayah Deccan, dan tidak membuat penambahan teritorial ke kekaisaran. Daniélou, bagaimanapun, percaya bahwa Bindusara membawa wilayah selatan Cheras, Cholas dan Satyaputras di bawah kendali Maurya, meskipun ia tidak dapat mengatasi tentara mereka. Teorinya didasarkan pada fakta bahwa literatur Tamil kuno menyinggung Vamba Moriyar (penaklukan Maurya), meskipun tidak memberikan rincian tentang ekspedisi Maurya. Menurut Daniélou, prestasi utama Bindusara adalah pengorganisasian dan konsolidasi kerajaan yang diwarisi dari Chandragupta. {{Sfn|Daniélou|2003}}
 
=== Pemberontakan Takshashila ===
Mahavamsa menunjukkan bahwa Bindusara menunjuk anaknya Asoka sebagai raja muda Ujjayini{{Sfn|Srinivasachariar|1974}} Ashokavadana menyatakan bahwa Bindusara mengirim Ashoka untuk mengepung Takshashila. Sang Kaisar menolak memberikan senjata atau kereta untuk ekspedisi Ashoka. Dewata kemudian secara ajaib membawa dia tentara dan senjata. Ketika pasukannya sampai di Takshashila, penduduk kota mendekatinya. Mereka mengatakan kepadanya bahwa mereka hanya menentang para menteri-menteri Bindusara yang suka menindas; Mereka tidak punya masalah dengan Kaisar atau pangeran. Asoka kemudian memasuki kota tanpa tentangan, dan Dewata menyatakan bahwa ia akan memerintah seluruh bumi suatu hari nanti. Sesaat sebelum kematian Bindusara, terjadi pemberontakan kedua di Takshashila. Kali ini, Sushima dikirim untuk memadamkan pemberontakan tersebut, namuntetapi dia gagal dalam tugas tersebut.
 
=== Para Menteri ===
Baris 50 ⟶ 49:
 
=== Hubungan luar negeri ===
Bindusara mempertahankan hubungan diplomatik yang bersahabat dengan orang-orang Yunani. Deimachus adalah duta besar kaisar Seleukus Antiochus I di istana Bindusara. {{Sfn|Sen|1999}} Penulis Yunani abad ke-3 bernama Athenaeus, dalam bukunya Deipnosophistae, menyebutkan sebuah kejadian yang dia pelajari dari tulisan-tulisan Hegesander: Bindusara meminta Antiokhus untuk mengiriminya anggur manis, buah ara kering dan seorang sofis.{{Sfn|Kosmin|2014}} Antiokhus menjawab bahwa dia akan mengirim anggur dan buah ara, namuntetapi hukum Yunani melarangnya menjual seorang sofis. {{Sfn|Mookerji|1988}}<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=ADJpAgAAQBAJ&pg=PA99|title=A Cabinet of Greek Curiosities: Strange Tales and Surprising Facts from the Cradle of Western Civilization|author=J. C. McKeown|publisher=Oxford University Press|year=2013|isbn=9780199982110|page=99}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=g98IAAAAQAAJ|title=The Deipnosophists, or, Banquet of the learned of Athenaeus|author=Athenaeus (of Naucratis)|publisher=Henry G. Bohn|others=Literally Translated by C. D. Yonge, B. A.|year=1854|volume=III|location=London|page=1044|id=Original Classification Number: 888 A96d tY55 1854|authorlink=Athenaeus}}</ref>
 
Diodorus menyatakan bahwa raja Palibothra (Pataliputra, ibukotaibu kota Maurya) menyambut seorang penulis Yunani, Iambulus. Raja ini biasanya diidentifikasi sebagai Bindusara.{{Sfn|Sen|1999}} Pliny menyatakan bahwa raja Mesir Philadelphus mengirim seorang utusan bernama Dionysius ke India.<ref>"Three Greek ambassadors are known by name: Megasthenes, ambassador to Chandragupta; Deimachus, ambassador to [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Chandragupta_Maurya Chandragupta's] son Bindusara; and Dyonisius, whom Ptolemy Philadelphus sent to the court of Ashoka, Bindusara's son", McEvilley, p.367</ref><ref>''India, the Ancient Past'', Burjor Avari, p.108-109</ref> Menurut Sailendra Nath Sen, ini tampaknya terjadi selama pemerintahan Bindusara.{{Sfn|Sen|1999}}
 
== Agama ==
Baris 79 ⟶ 78:
* Gerson da Cunha memerankan Bindusara dalam film Bollywood 2001, Aśoka.<ref>{{Cite web|url=http://m.rediff.com/movies/2001/oct/24slide1.htm|title=Asoka|last=Sukanya Verma|date=24 October 2001|publisher=[[rediff.com]]}}</ref>
* Sameer Dharmadhikari berperan sebagai Bindusara dalam serial televisi, [[Chakravartin Ashoka Samrat]] yang ditayangkan di [[Colors TV]].<ref>{{Citation|title=Happy Birthday Sameer Dharamadhikari|date=25 September 2015|url=http://m.timesofindia.com/tv/news/hindi/happy-birthday-sameer-dharamadhikari/Raja-Bindusara-turns-37-today/photostory/49104437.cms|work=[[The Times of India]]}}</ref>
* [[Siddharth Nigam]] memainkan Bindusara di serial televisi [[Chandra Nandni]] yang ditayangkan di [[Star Plus]].<ref>{{Cite news|url=http://www.abplive.in/television/avneet-kaur-joins-chandra-nandni-opposite-siddharth-nigam-563694|title=Avneet Kaur joins ‘Chandra Nandni' opposite Siddharth Nigam|date=10 August 2017|publisher=ABP Live|access-date=2018-02-04|archive-date=2017-08-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20170824133157/http://www.abplive.in/television/avneet-kaur-joins-chandra-nandni-opposite-siddharth-nigam-563694|dead-url=yes}}</ref>
 
== Referensi ==