Frisii: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{for|penutur bahasa Frisia Modern|Bangsa Frisia}}
{{Infobox ethnic group
| group = Frisii
Baris 21 ⟶ 22:
'''Frisii''' adalah [[suku Jermanik]] yang hidup di wilayah [[delta Rhein–Meuse–Scheldt]] dan [[Sungai Ems|Ems]], dan diduga merupakan nenek moyang suku bangsa [[bangsa Frisia|Frisia]] saat ini.
 
Frisii merupakan salah satu suku-suku Jermanik yang menetap di wilayah pesisir [[Laut Utara]] setelah mereka mengalahkan bangsa [[Kelt]] pada abad ke-4 SM. Suku ini mengendalikan wilayah yang terbentang dari [[Bremen]] hingga [[Brugge]] modern. Mereka juga menaklukkan pulau-pulau kecil di pesisir Laut Utara. Pada abad ke-1 SM, suku Frisii berhasil menghentikan serangan [[Romawi]] dan mempertahankan kemerdekaan mereka.<ref>{{cite book | last = Minahan | first = James | title = One Europe, many nations : a historical dictionary of European national groups | url = https://archive.org/details/oneeuropemanynat0000mina | publisher = Greenwood Press | location = Westport, Conn | year = 2000 | page = [https://archive.org/details/oneeuropemanynat0000mina/page/264 264] | isbn = 9780313309847 }}</ref> Sebelum dimulainya [[Masa Migrasi]] pada tahun 300 M, suku Frisii dan suku [[Chauci]], [[suku Sachsen|Sachsen]] dan [[Angle]] menghuni pesisir Eropa daratan dari wilayah [[Zuiderzee|Zuyder Zee]] hingga [[Jutlandia]] selatan.<ref>{{Harvcolnb|Haywood|1999|pp=14}}, ''Dark Age Naval Power''. Haywood uses the term 'North German' to distinguish them from the 'Rhine Germans' (the Caninnefates, Batavians, and "Frankish" tribes).</ref> Suku-suku ini memiliki kebudayaan material yang sama, sehingga tidak dapat didefinisikan secara arkeologis.<ref>{{Harvcolnb|Haywood|1999|pp=17–19}}, ''Dark Age Naval Power''. Haywood cites Todd's ''The Northern Barbarians 100 BC&ndash;ADBC–AD 300'' (1987) for this conclusion.</ref> Mereka pada awalnya berbatasan dengan suku [[Ampsivarii]] yang tinggal di mulut Sungai Ems hingga sekitar tahun 58 M,<ref>{{Harvcolnb|Tacitus|117|pp=253–254}}, ''The Annals'', Bk XIII, Ch 55. Events of AD 54&ndash;5854–58. The Germans under [[Arminius]] had wiped out 3 Roman legions under [[Publius Quinctilius Varus|Varus]] at the [[Battle of the Teutoburg Forest]] in AD 9. The Ampsivarii had not supported the German cause and were ostracized as a result. Many years later, c. AD 58, the Chauci took the opportunity to expel them and occupy their land at the mouth of the [[Ems (river)|River Ems]].</ref><ref>{{Harvcolnb|Haywood|1999|pp=17–19}}, ''Dark Age Naval Power''. Haywood cites Tacitus as well as a number of other sources.</ref> tetapi kemudian suku Chauci mengusir suku Ampsivarii dan menjadi tetangga suku Frisii.
 
Suku Chauci di timur pada akhirnya ter[[asimilasi]] oleh [[suku Sachsen]] pada abad ke-3. Beberapa anggota suku Frisii mungkin telah bergabung dengan suku [[Franka]] atau Sachsen pada akhir periode Romawi, tetapi mereka tetap dianggap memiliki identitas yang berbeda oleh orang Romawi paling tidak hingga tahun 296. Mereka kemudian dipindah paksa sebagai ''[[laeti]]''&nbsp;<ref name="Grane 2007 109">{{Citation
Baris 28 ⟶ 29:
|year=2007
|contribution=From Gallienus to Probus - Three decades of turmoil and recovery
|title=The Roman Empire and Southern Scandinavia&ndash;aScandinavia–a Northern Connection! (PhD thesis)
|publisher=University of Copenhagen
|publication-date=2007
Baris 39 ⟶ 40:
|editor-last=SSG Uitgeverij
|contribution=History, Archaeology and Runes
|title=Runes Around the North Sea and on the Continent AD 150&ndash;700150–700; Texts and Contexts (PhD dissertation)
|publisher=Groningen University
|publication-date=1997
Baris 45 ⟶ 46:
|page=40
|isbn=90-6781-014-2
|url=http://dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/arts/1997/j.h.looijenga/thesis.pdf}}. Looijenga cites Gerrets' ''The Anglo-Frisian Relationship Seen from an Archaeological Point of View'' (1995) for this contention.</ref> kemungkinan sebagai ''laeti'' yang tunduk kepada Romawi.
|accessdate=2017-08-15
|archive-date=2005-05-02
|archive-url=https://web.archive.org/web/20050502101056/http://dissertations.ub.rug.nl/FILES/faculties/arts/1997/j.h.looijenga/thesis.pdf
|dead-url=yes
}}. Looijenga cites Gerrets' ''The Anglo-Frisian Relationship Seen from an Archaeological Point of View'' (1995) for this contention.</ref> kemungkinan sebagai ''laeti'' yang tunduk kepada Romawi.
 
Wilayah suku Frisii ditinggalkan oleh banyak penduduknya pada tahun 400 akibat peperangan yang dipicu oleh periode migrasi, memburuknya kondisi iklim, dan banjir yang dipicu oleh kenaikan permukaan laut. Wilayah ini sempat kosong selama satu atau dua abad, dan kemudian wilayah tersebut kembali dapat dihuni. Pada masa itu, para pemukim baru yang datang ke wilayah ini disebut "[[bangsa Frisia|orang Frisia]]". Catatan sejarah dari abad pertengahan yang menyebutkan "orang Frisia" mengacu kepada para pemukim ini dan bukan kepada suku Frisii kuno.<ref name="Bazelmans 2009 321–337">{{Harvcolnb|Bazelmans|2009|pp=321–337}}, ''The case of the Frisians''.</ref>
Baris 53 ⟶ 59:
 
{{sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Suku bangsa Jermanik]]
[[Kategori:Bangsa Frisia]]
[[Kategori:Sejarah Frisia]]