Tatanan imajiner: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Mengganti kategori Terminologi psikoanalisis dengan Istilah psikoanalisis
 
(41 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Psikoanalisis|expanded=Tokoh}}
{{Under_construction}}
'''Tatanan imajiner''' adalah salah satu konsep [[psikoanalisis]] [[Jacques Lacan]], dalam menjelaskan struktur dasar pembentukan [[Subjek (filsafat)|Subjek]], dalam mendapatkan konsepsi ke-diri-annya, selain [[tatanan simbolik]], dan [[tatanan riil]]; di mana hubungan antara ketiga tatanan ini membentuk simpul matematis ''[[c:File:Simpul_Borromean.png|Borromean]]'', yang saling terkait satu sama lain, saling melingkar dan bertautan.
'''Tatanan imajiner''' adalah salah satu konsep [[psikoanalisis]] [[Jacques Lacan]], dalam menjelaskan struktur pembentukan [[Subjek_(filsafat)|Subjek]], dalam mendapatkan konsepsi ke-diri-annya, selain [[tatanan simbolik]], dan [[tatanan riil]]; yang membentuk formasi simpul Borromean. Pada perkembangan tatanan imajiner terjadi tiga hal penting. Pertama, adalah saat bayi menyadari keterpisahannya dengan sang ibu. Pada saat kebutuhannya tidak langsung atau otomatis terpenuhi seperti fase pra [[oedipal]], bayi akan menyadari bahwa ternyata dirinya tidaklah menyatu dengan objek pemuas kebutuhannya; yaitu sang ibu. Hal ini membuat sang bayi merasa kehilangan, kekurangan, dan ingin menyatu kembali dengan ibunya. Bayi pun mulai menyadari bahwa ternyata ada "yang lain" (ibu dan orang lain) yang utuh. Namun demikian, bayi masih belum mempunyai konsep tentang "diri".<ref name=":0">Polimpung, Hizkia Yosie. (2014). "Asal-usul Kedaulatan: Telusur Psikogenealogis Atas Hasrat Mikrofasis Bernegara". Depok: Penerbit Kepik.</ref> Hal ini membawa bayi pada hal penting berikutnya, yaitu bergesernya keutuhan menjadi permintaan. Karena kebutuhannya tak lagi terpenuhi, sang bayi harus memintanya. Sayang bayi belum bisa mengartikulasikan permintaanya dengan tepat; ia hanya menangis untuk mengungkapkan segala permintaannya; ia belum bisa berbahasa. Alhasil, sang ibu atau siapa pun tidak akan dengan tepat memenuhi permintaan si bayi.<ref name=":0"/> Ketiga, sekaligus terpenting, adalah [[tahap cermin]], yaitu tahap dimana terjadi proses identifikasi dari pada bayi. Identifikasi, menurut Lacan, adalah suatu transformasi yang terjadi pada benak [[Subjek_(filsafat)|Subjek]] saat membayangkan suatu citra; atau suatu transformasi yang terjadi pada subjek saat ia mengenakan suatu citraan pada dirinya. Identifikasi yang pertama-tama dilakukan sang bayi terjadi saat ia mengidentifikasi "yang lain" (''others''), yaitu saat ia menyadari citraan-citraan yang lain di sekitarnya. Berikutnya adalah saat ia mengidentifikasikan dirinya di depan cermin.<ref name=":0"/>
 
== Tatanan imajiner ==
Dalam proses [[tahap cermin]], seorang anak tidak mengenali dirinya secara utuh dan baru mendapatkan gambaran dirinya secara utuh dalam cermin. Proses ini akan berkembang dan seseorang akan mulai mencari gambaran dirinya dan mengidentifikasikan dirinya dalam gambaran lain yang dilihatnya. Proses ini dikenal dengan istilah Jerman ''Spaltung'' (atau "spliting of the self"); yaitu keterpecahan diri subjek. Dalam tatanan inilah ego muncul, dibangun melalui identifikasi dengan ''specular image''. Lacan menyebut refleksi pada cermin ini sebagai ''imago''. Imago adalah sesuatu yang lain, sesuatu yang bukan diri sang anak, tetapi diidentifikasikan sebagai dirinya oleh sang anak. Dalam tahap ini Lacan juga menyebutkan bahwa sang Subjek direduksi menjadi sebuah mata; karena dalam tatanan ini persepsi visual memegang peranan utama. Tatanan Imajiner adalah tatanan yang dipenuhi dengan gambaran-gambaran, baik bersifat sadar maupun tidak sadar. Tatanan ini mendahului [[bahasa]] dan pemahaman tentang [[seksualitas]]. Tatanan ini sangat bergantung pada persepsi visual (atau Lacan menyebutnya ''specular imaging''). Dalam tatanan ini ada tatapan (''gaze'') yang menurut Lacan adalah medium bagi hasrat. Tatapan inilah yang memisahkan hasrat dengan objeknya, sehingga menciptakan sebuah jurang lebar, atau sebuah lubang dalam diri sang [[Subjek_(filsafat)|Subjek]] dan antara [[Subjek_(filsafat)|Subjek]] dengan dunia luar.<ref name=":1">Lukman, Lisa. (2011). "Proses Pembentukan Subjek: Antropologi Jacques Lacan". Jakarta: Penerbit Kanisius.</ref>
'''Tatanan imajiner''' adalah salah satu konsep [[psikoanalisis]] [[Jacques Lacan]], dalam menjelaskan struktur pembentukan [[Subjek_(filsafat)|Subjek]], dalam mendapatkan konsepsi ke-diri-annya, selain [[tatanan simbolik]], dan [[tatanan riil]]; yang membentuk formasi simpul Borromean. Pada perkembangan tatanan imajiner terjadi tiga hal penting. Pertama, adalah saatketika bayi masih belum mempunyai konsep tentang "diri", tetapi sudah menyadari keterpisahannya dengan sang ibu. PadaHal saatini terjadi ketika kebutuhannya tidak langsung atau otomatis terpenuhi seperti pada fase pra [[oedipaltatanan riil]], namun sang bayi akansudah menyadari bahwa ternyata dirinya tidaklahtidak menyatu dengan objek pemuas kebutuhannya; yaitu sang ibu. Hal ini membuatLalu sang bayi pun merasa kehilangan, kekurangan, dan ingin menyatu kembali dengan ibunya. Bayikembali; pundan sang bayi mulai menyadari bahwa ternyata ada "yang[[Liyan lain(filsafat)|Liyan]]" (ibuyaitu ibunya dan orang lain) yang utuh. Namun demikian, bayi masih belum mempunyai konsep tentang "diri".<ref name=":0">Polimpung,{{Cite Hizkia Yosie. (2014). "book|title=Asal-usul Kedaulatan: Telusur Psikogenealogis Atas Hasrat Mikrofasis Bernegara". Depok:|last1=Polimpung|first1=Hizkia Yosie.|year=2014|publisher=Penerbit Kepik.|location=Depok|isbn=9786021426128|ref=harv}}</ref> Hal ini membawa sang bayi pada hal penting berikutnya, yaitu bergesernyaberubahnya keutuhankebutuhan menjadi permintaan. Karena kebutuhannya tak lagi terpenuhi, maka sang bayi harus memintanya. SayangNamun pada tahap ini, sang bayi belum bisa mengartikulasikan permintaanya dengan tepat;, karena ia belum bisa berbahasa. Maka ia hanya bisa menangis untukdalam mengungkapkan segala permintaannya; ia belum bisa berbahasa. Alhasil, sang ibu atau siapa pun tidak akan dengan tepat memenuhi permintaan sisang bayi.<ref name=":0"/> Ketiga, sekaligus terpenting, adalah [[tahap cermin]], yaitu tahap dimana terjaditerjadinya proses identifikasi dari pada bayi. Identifikasi, menurut [[Jacques Lacan|Lacan]], adalah suatu transformasi yang terjadi pada benak [[Subjek_Subjek (filsafat)|Subjek]] saat membayangkan suatu [[citra;]], atau suatu transformasiperubahan yang terjadi pada subjekSubjek saat ia mengenakan suatu citraan pada dirinya. Identifikasi yang pertama-tama dilakukan sang bayi terjadi saat ia mengidentifikasi "yang[[Liyan lain(filsafat)|Liyan]]" (atau "yang Lain''others",''), yaitu saat ia menyadari citraan-citraan yang lain di sekitarnya. Berikutnya adalahKemudian saat ia mengidentifikasikan dirinya di depan cermin.<ref name=":0"/>
 
== Subjek yang terbelah ==
Dalam tatanan inilah terjadi alienasi pada disi sang anak. Sang anak diasingkan dari dirinya sendiri dan diidentifikasikan dengan "yang lain", yang bukan dirinya. Hal ini akan terjadi di sepanjang hidup sang anak, dia akan selalu mengidentifikasikan diirinya dengan "yang lain", sebagai pantulan dalam cermin yang mengandung diri ilusif maupun mencari gambaran dirinya dalam diri orang lain. Tatanan imajiner ini dipenuhi dengan gambaran dan imajinasi, dan juga kekeliruan.<ref name=":0"/>
Dalam proses [[tahap cermin]], seorang anak tidak mengenali dirinya secara utuh dan baru mendapatkan gambaran dirinya secarayang utuh dalam cermin. Proses ini akan berkembangberlanjut dan seseorang akanbaru mulai mencari gambaran dirinya dan mengidentifikasikan dirinya dalam gambaran lain yang dilihatnya. Proses ini dikenal dengan istilah Jerman '<nowiki/>''Spaltung'<nowiki/>'' (ataudari "splitingkata ofJerman the'<nowiki/>''Spalte''<nowiki/>' self"= '<nowiki/>''split'<nowiki/>'', terbelah); yaitu keterpecahanketerbelahan diri subjek[[Subjek (filsafat)|Subjek]]. DalamPada tatanan inilahini [[ego]] pada Subjek muncul, yang dibangun melaluidengan cara identifikasimengidentifikasi dengan '<nowiki/>''ego''specular <nowiki/>''image'<nowiki/>'' atau gambaran mengenai yang ideal. Lacan menyebut refleksibayangan pada cermin ini sebagai ''[[imago]],''. Imago adalahyaitu sesuatu yang lain,; sesuatu yang bukan diri sang anak, tetapi diidentifikasikan sebagai dirinya oleh sang anak dan sang anak tidak menyadari hal ini. Dalam tahap ini Lacan juga menyebutkan bahwa sang[[Subjek (filsafat)|Subjek]] direduksi menjadisebagai sebuahorgan [[mata;]], karena dalam tatanan ini persepsi visual memegang peranan utama., Tatanandi Imajinermana adalahLacan tatananmenyebutnya yang dipenuhijuga dengan gambaran-gambaran, baik bersifat sadar maupun tidak sadar. Tatanan ini mendahului [[bahasa]] dan pemahaman tentang [[seksualitas]]. Tatanan ini sangat bergantung pada persepsi visual (atau Lacan menyebutnyaistilah '''specular imaging'<nowiki/>''). Dalamatau tatanan ini ada tatapan ('<nowiki/>'gaze'mirroring''<nowiki/>'<nowiki/>''.'') yangTatanan menurut LacanImajiner adalah medium bagi hasrat. Tatapan inilahtatanan yang memisahkan hasratdipenuhi dengan objeknyagambaran-gambaran, sehinggabaik menciptakan sebuah jurang lebar,disadari atau sebuah lubang dalam diri sang [[Subjek_(filsafat)|Subjek]] dan antara [[Subjek_(filsafat)|Subjek]] dengan dunia luartidak.<ref name=":1">Lukman,{{cite Lisa. (2011). "book|title=Proses Pembentukan Subjek: Antropologi Jacques Lacan"|last1=Lukman|first1=Lisa. Jakarta: |year=2011|publisher=Penerbit Kanisius.|location=Yogyakarta|isbn=9789792130317|ref=harv}}</ref>
 
Tatanan ini mendahului [[bahasa]] dan pemahaman tentang [[seksualitas]]. Dalam tatanan ini ada tatapan ({{lang-en|gaze}}) yang menurut Lacan adalah medium bagi [[Filsafat hasrat|hasrat]]. Tatapan inilah yang memisahkan [[Filsafat hasrat|hasrat]] dengan objeknya, sehingga menciptakan sebuah jurang lebar, atau sebuah lubang dalam diri [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dan antara [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dengan dunia luar.<ref name=":1"/> Pada tatanan ini terjadi alienasi pada disidiri sang anak., Sangdi mana sang anak diasingkan dari dirinya sendiri dan diidentifikasikan dengan "yang lainLain" atau [[Liyan (filsafat)|Liyan]], yang bukan dirinya. Hal ini akan terjadi di sepanjang hidup sang anak, dia akan selalu mengidentifikasikan diirinyadirinya dengan "yang lainLain", sebagai pantulan dalam cermin yang mengandung diri ilusif maupun mencari gambaran dirinya dalam diri orang lain. Tatanan imajiner ini dipenuhi dengan gambaran dan imajinasi, dan juga kekeliruan.<ref name=":0"/>
==Catatan kaki==
== Neurosis dan psikosis ==
{{reflist}}
Lacan menjelaskan bahwa tatanan imajiner adalah tatanan di mana tidak ada perantara antara diri dan benda, antara diri dan objek [[Filsafat hasrat|hasrat]], serta antara diri dan ide atau konsep. [[Subjek (filsafat)|Subjek]] masuk ke dalam [[tatanan simbolik]] dan mengenal [[Petanda dan penanda|penanda]]. Penanda inilah yang menjadi perantara yang absen dalam tatanan imajiner. Dengan menamai benda, seorang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] memiliki perantara antara dirinya dengan [[Liyan (filsafat)|Liyan]]. Hal ini menciptakan individualitas pada diri sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dengan cara membawanya keluar dari tatanan imajiner. Dengan menamai benda, seseorang menjadi berjarak terhadap sang benda, menempatkan benda terlepas dari dirinya dan bukan dirinya. Benda adalah liyan. Penanda dan efek pembedaan simbol inilah yang dibutuhkan dalam pembentukan [[Subjek (filsafat)|Subjek]].<ref name=":3">{{cite book|title=Jacques Lacan|last1=Lemaire|first1=Anika.|year=1977|publisher=Routledge & Kegan Paul|location=Boston|isbn=9780415078443|ref=harv}}</ref>
 
[[Neurosis]] dipengaruhi dalam tahap transisi ke [[tatanan simbolik]], sedangkan seorang [[psikosis]] tidak pernah mengalami hal tersebut secara keseluruhan. Neurosis kehilangan hubungan simbolik dari penanda yang menghasilkan inti struktur dari kelainannya. Neurosis menekan gejala-gejala "[[petanda dan penanda|penanda]]" dari "yang ditandakan"; di mana seorang neurosis menekan makna dari "yang ditandakan". Hal ini menyebabkan seorang neurosis selalu kembali pada tatanan imajiner, karena tidak ada perantara antara diri dan ide. Sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] tidak mampu membedakan antara [[Subjek (filsafat)|Subjek]], simbol-simbol, dan kenyataan. Sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] tidak mampu masuk ke dalam dimensi simbolik dari gejala-gejalanya. Dalam hal neurosis, [[Subjek (filsafat)|Subjek]] membangun pengalaman imajinernya dalam [[tatanan riil]]. Neurosis juga ditandai oleh kekacauan dalam penggunaan umum terhadap hubungan antara tanda-tanda yang saling memunculkan.<ref name=":3"/>
 
Penyembuhan pada pasien [[neurosis]] yaitu dengan cara transisi dari tatanan imajiner yang tidak disimbolkan pada tatanan imajiner yang bersimbolik. Penyembuhan dilakukan dengan cara mengembalikan rantai yang saling menyambung dan menopang simbol-simbol sampai didapat akses pada kebenaran dari wilayah tidak-sadar menuju wilayah kesadaran melalui [[metafora]] dan [[metonimi]]. Penyembuhan terjadi melalui pengintegrasian kembali pada wacana perkataan yang sebelumnya tidak rusak.<ref name=":3"/> Sedangkan untuk [[psikosis]], Lacan mengacu pada [[Sigmund Freud|Freud]] yang membedakan [[psikosis]] dari [[neurosis]] dengan pemahamannya bahwa neurosis "menekan" kenyataan pada wilayah tidak-sadar, sedangkan psikosis "menutupi" atau "menolak" kenyataan. Bagi psikosis, penanda adalah sesuatu dan bukan perantara, tidak ada jarak antara dirinya dan segala sesuatu di dunia ini. Baginya, segala sesuatu di dunia ini adalah gambaran, bahkan kenyataan itu sendiri hanyalah sebuah gambaran. Tidak ada perbedaan antara "penanda" (''signifier'') dengan "yang ditandakan" (''signified)''. Lacan membahas kasus psikosis dalam seminarnya ''The Wolf! The Wolf!'' yang membahas kasus ''Wolf-man''{{efn|''Wolf-man'' adalah kasus [[Sigmund Freud|Freud]] mengenai pasiennya yang sering melolong seperti serigala. Pada kasus ini Freud menemukan bahwa telah terjadi "kastrasi" terhadap pasien tersebut yang menyebabkan seksualitasnya tidak berkembang. Pada kasus ini Freud juga menemukan bahwa "penekanan" tidaklah sama dengan "penolakan" terhadap [[kenyataan]]. Melalui kasus Freud ini, Lacan memahami pembedaan Freud dalam pengertian [[neurosis]] dan [[psikosis]], yang kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam pemikirannya.<ref name=":1"/>}} dari [[Sigmund Freud|Freud]]. Lacan beranggapan bahwa dalam psikosis penanda tertutup, penanda-penanda yang merepresentasikan tidak berkaitan dengan wilayah tidak-sadar sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]], tetapi masuk ke dalam kenyataan dan termanifestasi melalui perkataan dan pandangan sang [[Subjek (filsafat)|Subjek]] dalam bentuk [[halusinasi]] atau [[delusi]].<ref name=":3"/>
 
== Catatan ==
{{notelist}}
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{Library resources box |by=no |onlinebooks=no |others=no |cheading=yes}}
* {{en}} [http://www.lacanianworks.net/?p=855286 "Empat Konsep FundamentalKarya Jacques Lacan (Rangkuman)dalam Bahasa Inggris"]
* {{en}} [https://www.psychologistworld.com/freud/wolf-man-case-freud "Sejarah Manusia Serigala: Kasus Freud"]
 
* {{en}} [http://www.lacan.com/seminars1a.htm "Seminar-seminar Jacques Lacan"]
{{DEFAULTSORT:Tatanan imajiner}}
{{portal bar|Bahasa|Budaya|Filsafat|Psikologi}}
Baris 20 ⟶ 32:
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Strukturalisme]]
[[Kategori:TerminologiIstilah psikoanalisis]]