Murid yang Yesus kasihi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori Perkataan Yesus dengan Kata-kata Yesus
(17 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
Frase '''murid yang Yesus kasihi''' ({{lang-el|ὁ μαθητὴς ὃν ἠγάπα ὁ Ἰησοῦς}}, ''ho mathētēs hon ēgapā ho Iēsous'') atau, dalam [[Yohanes 20:2]], '''murid yang dikasihi Yesus''' ({{lang-el|ὃν ἐφίλει ὁ Ἰησοῦς}}, ''hon efilei ho Iēsous'') disebutkan enam kali dalam [[Injil Yohanes]],<ref>{{Alkitab|Yohanes 13:23}}, {{Alkitab|Yohanes 19:26}}, {{Alkitab|Yohanes 20:2}}, {{Alkitab|Yohanes 21:7}}, {{Alkitab|Yohanes 21:20}}</ref> namun tidak dalam kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] lainnya. {{Alkitab|Yohanes 21:24}} menyatakan bahwa Injil Yohanes mendasarkan pada pernyataan tertulis dari murid ini.
 
Sejak akhir abad ke-1, murid yang dikasihi umum diidentifikasikan dengan [[Yohanes Penginjil]].<ref>[[Eusebius dari Kaisarea]], ''Ecclesiastical History'' Book iii. Chapter xxiii.</ref> Para cendekiawan mendebatkan kepengarangan dari [[Sastra Yohanes]] ([[Injil Yohanes]], Surat-surat Yohanes Pertama, Kedua dan Ketiga dan Kitab Wahyu) sejak sekitar abad ketiga, namuntetapi secara khusus sejak [[Zaman Pencerahan]], para cendekiawan modern cenderung menolak identifikasi ini meskipun tidak bisa memberikan identitas pasti.<ref name="harris">{{cite book|last1=Harris|first1=Stephen L.|<!--authorlink=Stephen L. Harris-->|title=Understanding the Bible: a Reader's Introduction|url=https://archive.org/details/understandingbib0000harr_w2l8|date=1985|publisher=Mayfield|location=Palo Alto|isbn=978-0-87484-696-6|page=[https://archive.org/details/understandingbib0000harr_w2l8/page/355 355]|edition=2nd|quote=Meskipun tradisi kuno meyakini Rasul Yohanes menulis Injil Keempat, Kitab Wahyu dan tiga Surat Yohanes, para sarjana modern meragukan ia menulis semua itu.}}</ref>
 
== Catatan Alkitab ==
[[FileBerkas:Brooklyn Museum - Saint Peter and Saint John Run to the Sepulchre (Saint Pierre et Saint Jean courent au sépulcre) - James Tissot.jpg|uprightlurus|thumbjmpl|"Murid yang dikasihi" ([[Yohanes|Santo Yohanes]]) sampai di kubur Yesus mendahului [[Simon Petrus|Santo Petrus]]; lukisan [[James Tissot]] ca. 1886–94|leftkiri]]
"Murid yang Yesus kasihi" secara khusus disebutkan enam kali dalam Injil Yohanes:
* Yohanes 13:23-25: ''Seorang di antara murid Yesus, yaitu '''murid yang dikasihi-Nya''', bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya'' (yaitu pada [[Perjamuan Malam Terakhir]]) ''Kepada '''murid itu''' Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" '''Murid yang duduk dekat Yesus itu''' berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"''<ref>{{Alkitab|Yohanes 13:23-25}}</ref>
* Yohanes 19:26-27: pada waktu [[Penyaliban Yesus|Yesus di atas kayu salib]], ''Yesus melihat ibu-Nya dan '''murid yang dikasihi-Nya''' di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya*:<ref>Dalam [[Terjemahan Baru]] dimuat "murid-murid-Nya:", tetapi kata asli dalam bahasa Yunani berbentuk tunggal.</ref> "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu '''murid itu''' menerima dia di dalam rumahnya.''<ref>{{Alkitab|Yohanes 19:26-27}}</ref>
* Yohanes 20:1-10: ''Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah [[Maria Magdalena]] ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan '''murid yang lain yang dikasihi Yesus''', dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan '''murid yang lain itu''' ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi '''murid yang lain itu''' berlari lebih cepat dari padadaripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga '''murid yang lain''', yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.<ref>{{Alkitab|Yohanes 20:1-10}}</ref>
* Yohanes 21:1-25: Dalam [[Yohanes 21]], pasal terakhir [[Injil Yohanes]], "murid yang dikasihi adalah salah satu dari tujuh penangkap ikan yang menyaksikan [[Yesus memberikan hasil tangkapan 153 ekor ikan|mukjizat penangkapan 153 ekor ikan]] ({{Alkitab|Yohanes 21:1-25}}).<ref>James D. G. Dunn and John William Rogerson, ''Eerdmans Commentary on the Bible'', Wm. B. Eerdmans Publishing, 2003, p. 1210, {{ISBN|0-8028-3711-5}}.</ref>
* Yohanes 21:20-23: Juga dalam pasal terakhir ini, setelah Yesus menyiratkan ''bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah'', ''Petrus berpaling'' dan ''melihat bahwa '''murid yang dikasihi Yesus''' sedang mengikuti mereka, yaitu '''murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus''' dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."''<ref>{{Alkitab|Yohanes 21:20-23}}</ref>
Baris 21:
=== Rasul Yohanes ===
Dalam kata-kata penutup Injil Yohanes secara eksplisit mengenai "murid yang dikasihi" tertulis: "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar."{{Alkitab|Yohanes 21:24}} Ini memberikan dasar kuat bahwa "murid yang dikasihi" itu adalah [[Yohanes|rasul Yohanes]] putra [[Zebedeus]].<ref>[
http://www.academia.edu/10375621/The_Identity_of_the_Beloved_Disciple_in_Johns_Gospel Allen, Joshua L. ''The Identity of the Beloved Disciple in John's Gospel'']. Lipscomb University. 2014.</ref>
 
[[Irenaeus]] pada tahun 180 menulis dalam karyanya "''[[Melawan Ajaran Sesat#Sejarah penulisan Injil|Melawan Ajaran Sesat]]''":
: ''Sesudahnya, Yohanes, murid Tuhan, yang bersandar dekat dada Tuhan, sendiri menerbitkan suatu Injil ketika ia hidup di Efesus di Asia''<ref>[[Irenaeus]]. ''[[Melawan Ajaran Sesat]]''. III.1.1.</ref>
 
[[Eusebius dari Kaisarea|Eusebius]] pada abad ke-4 mencatat dalam karyanya [[:en:Church History (Eusebius)|''Church History'']] isi sebuah surat yang diyakininya ditulis oleh [[:en:Polycrates of Ephesus|PolycratesPolikrates dari Efesus]] (sekitar 130–196) pada abad ke-2. Polycrates percaya Yohanes adalah "yang bersandar dekat dada Tuhan"; menunjukkan identifikasi "murid yang dikasihi" itu.
 
: ''Yohanes, yang adalah seorang saksi dan sekaligus guru, "yang bersandar dekat dada Tuhan", dan, sebagai seorang imam, mengenakan plat kudus. Ia jatuh tidur (=meninggal) di [[Efesus]]''.<ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf201.iii.x.xxv.html|title=NPNF2-01. Eusebius Pamphilius: Church History, Life of Constantine, Oration in Praise of Constantine – Christian Classics Ethereal Library|work=ccel.org}}</ref>
Baris 32:
[[Augustinus dari Hippo]] (354 – 430 M) Juga percaya bahwa Yohanes adalah "murid yang dikasihi", dalam tulisannya ''Tractates on the Gospel of John''.
 
: ''"..sang penginjil berkata, 'Dan sejak saat itu murid tersebut menerimanya [Maria, ibu Yesus] dalam rumahnya,' mengatakan mengenai dirinya sendiri. Sesungguhnya, dengan cara ini ia biasanya menyebut dirinya sendiri sebagai "murid yang Yesus kasihi": yang tentunya mengasihi mereka semua, tetapi dia lebih dari yang lain, dan dengan suatu keakraban dekat, sehingga Ia membuatnya bersandar dekat dada-Nya pada waktu makan malam; supaya, aku percaya, dengan cara ini untuk lebih tinggi menghargai keistimewaan ilahi Injil tersebut, di mana Ia kemudian berkata-kata melalui sarananya."''<ref>''[http://newadvent.org/fathers/1701119.htm Tractate 119]'' (John 19:24-30). Quote: "..the evangelist says, 'And from that hour the disciple took her unto his own,' speaking of himself. In this way, indeed, he usually refers to himself as the disciple whom Jesus loved: who certainly loved them all, but him beyond the others, and with a closer familiarity, so that He even made him lean upon His bosom at supper; in order, I believe, in this way to commend the more highly the divine excellence of this very gospel, which He was thereafter to preach through his instrumentality."</ref>
 
Pengertian bahwa "murid yang dikasihi" adalah salah seorang [[Kedua Belas Rasul]] karena jelas ia hadir dalam [[Perjamuan Malam Terakhir]] yang dalam Injil Matius dan Markus dinyatakan bahwa Yesus makan dengan kedua belas murid itu.<ref>{{Alkitab|Matius 26:20}} dan {{Alkitab|Markus 14:17}}</ref> Jadi, identifikasi paling umum adalah dengan [[Yohanes|rasul Yohanes]], yang berarti juga penulis Injil Yohanes.<ref>"'beloved disciple.'" Cross, F. L., ed. (2005) ''The Oxford Dictionary of the Christian Church''; 3rd ed., revised by Elizabeth A. Livingstone. New York: Oxford University Press {{ISBN|0-19-280290-9}}</ref> Merril F. Unger mempresentasikan suatu kasus mengenai kesimpulan ini melalui suatu proses eliminasi.<ref>Merrill F. Unger, ''The New Unger's Bible Dictionary'', Chicago: Moody, 1988; p. 701</ref>
Baris 39:
 
=== Identifikasi lain ===
Sejumlah hipotesis telah dikemukakan sebagai alternatif identifikasi "murid yang dikasihi" ini, meskipun tidak ada yang diterima secara umum, antara lain:<ref>Köstenberger, Andreas J.; Stout, Steven O. Stout, “''The Disciple Jesus Loved'',, ''Bulletin for Biblical Research'' 18 (2008), 209. Mengutip sejumlah pengarang yang mengajukan "pendapat yang berani" untuk mengidentifikasi "murid yang dikasihi" dengan Tomas, Maria Magdalena, Lazarus, perempuan Samaria, dan lain-lain.</ref>
''Bulletin for Biblical Research'' 18 (2008), 209. Mengutip sejumlah pengarang yang mengajukan "pendapat yang berani" untuk mengidentifikasi "murid yang dikasihi" dengan Tomas, Maria Magdalena, Lazarus, perempuan Samaria, dan lain-lain.</ref>
The Beloved Disciple: Whose Witness Validates the Gospel of John?
(Valley Forge, PA: Trinity Press International, 1995), 414-21.</ref>
* [[Lazarus]]<ref>Ben Witherington III, ''What Have They Done with Jesus?'' (San Francisco: Harper, 2006), 141-56.</ref>James H. Charlesworth,
The Beloved Disciple: Whose Witness Validates the Gospel of John?
(Valley Forge, PA: Trinity Press International, 1995), 414-21.</ref>
* [[Maria Magdalena]]<ref> Joseph A. Grassi, ''The Secret Identity of the Beloved Disciple''. (Mahwah, NJ: Paulist Press, 1992).</ref>
* [[Yakobus, saudara Yesus]]
* [[Tomas]]ref>
* [[Yohanes 4||Perempuan Samaria]]<ref>James P. Carse, ''The Gospel of the Beloved Disciple'' (San Francisco: Harper, 1997).</ref>
* Murid lain yang tidak disebutkan namanya
 
* [[Lazarus]]<ref>Ben Witherington III, ''What Have They Done with Jesus?'' (San Francisco: Harper, 2006), 141-56.</ref>James H. Charlesworth,
* [[Maria Magdalena]]<ref> Joseph A. Grassi, ''The Secret Identity of the Beloved Disciple''. (Mahwah, NJ: Paulist Press, 1992).</ref>
* [[Yakobus, saudara Yesus]]<ref name=tabor>Tabor, James D. ''The Jesus Dynasty: The Hidden History of Jesus, His Royal Family, and the Birth of Christianity'', Simon & Schuster (2006) {{ISBN|978-0-7432-8724-1}}</ref>
* [[Tomas]]<ref>James H. Charlesworth, ''The Beloved Disciple: Whose Witness Validates the Gospel of John?'' (Valley Forge, PA: Trinity Press International, 1995), 414-21.</ref>
* [[Yohanes 4||Perempuan Samaria]]<ref>James P. Carse, ''The Gospel of the Beloved Disciple'' (San Francisco: Harper, 1997).</ref>
* Murid lain yang tidak disebutkan namanya<ref name="Bauckham, Richard 2008">Bauckham, Richard. ''Jesus and the Eyewitnesses: The Gospels As Eyewitness Testimony''. Grand Rapids: Eerdmans, 2008. {{ISBN|978-0-8028-3162-0}}</ref>
<!--
==== Lazarus ====
 
Ada pendapat bahwa "murid yang dikasihi" adalah [[Lazarus]] dari [[Betania]], berdasarkan {{Alkitab|Yohanes 11:5}}:
{{quote|Now Jesus loved Martha and her sister and Lazarus.<ref>W.R.F. Browning, ''A Dictionary of the Bible'', Oxford University Press, 1996, p. 207.</ref>}}
Baris 68 ⟶ 62:
<!--
[[File:El Greco - The Penitent Magdalene - Google Art Project.jpg|upright|right|thumb|Maria Magdalena; karya [[El Greco]] sekitar 1580]]
--><!--
Another school of thought has proposed that the Beloved Disciple in the Gospel of John really was originally [[Mary Magdalene]]. To make this claim and maintain consistency with scripture, the theory is suggested that Mary's separate existence in the two common scenes with the Beloved Disciple{{Bibleref2c|Jn|19:25-27}}{{Bibleref2c-nb|Jn|20:1-11}} were later modifications, hastily done to authorize the gospel in the late 2nd century. Both scenes are claimed to have inconsistencies both internally and in reference to the synoptic Gospels, possibly coming from rough editing to make Mary Magdalene and the Beloved Disciple appear as different persons.<ref name="brown" />
 
In the ''[[Gospel of Mary]]'', part of the [[New Testament apocrypha]] — specifically the [[Gnostic gospels]] uncovered at [[Nag Hammadi]] — a certain Mary who is commonly identified as Mary Magdalene is constantly referred to as being loved by Jesus more than the others.<ref>King, Karen L. Why All the Controversy? Mary in the Gospel of Mary. "Which Mary? The Marys of Early Christian Tradition" p. 74. F. Stanley Jones, ed. Brill, 2003</ref> In the [[Gospel of Philip]], another Gnostic Nag Hammadi text, the same is specifically said about Mary Magdalene.<ref>See http://www.gnosis.org/naghamm/gop.html</ref>
 
==== UnknownSeorang priestmurid oryang discipletidak dikenal ====
 
Brian J. Capper argues that the Beloved Disciple was a priestly member of a quasimonastic, mystical, and ascetic Jewish aristocracy, located on Jerusalem's prestigious southwest hill, who had hosted Jesus' last supper in that location,<ref>'With the Oldest Monks...' Light from Essene History on the Career of the Beloved Disciple?, Journal of Theological Studies 49 (1998) pp. 1–55</ref> citing the scholar D.E.H. Whiteley, who deduced that the Beloved Disciple was the host at the last supper.<ref>D.E.H. Whiteley, 'Was John written by a Sadducee?, Aufstieg und Niedergang der Römischen Welt II.25.3 (ed. H. Temporini and W. Haase, Berlin: De Gruyter, 1995), pp. 2481–2505, this quotation from p. 2494</ref> Capper suggests, to explain the largely distinctive designation of the Beloved Disciple as one loved by Jesus, that the language of 'love' was particularly related to Jewish groups which revealed the distinctive social characteristics of 'virtuoso religion' in ascetic communities.<ref>Brian J. Capper, ‘Jesus, Virtuoso Religion and Community of Goods.’ In Bruce Longenecker and Kelly Liebengood, eds., Engaging Economics: New Testament Scenarios and Early Christian Interpretation, Grand Rapids: Eerdmans, 2009, pp. 60–80.</ref> The British scholar [[Richard Bauckham]]<ref name="Bauckham, Richard 2008">Bauckham, Richard. ''Jesus and the Eyewitnesses: The Gospels As Eyewitness Testimony''. Grand Rapids: Eerdmans, 2008. {{ISBN|978-0-8028-3162-0}}</ref> reaches the similar conclusion that the beloved disciple, who also authored the gospel attributed to John, was probably a literally sophisticated member of the (surprisingly extensive) high priestly family clan.
Baris 79 ⟶ 73:
Gerd Theissen and Annette Merz suggest the testimony may have come from a lesser known disciple, perhaps from Jerusalem.<ref name="TM1998 2">Theissen, Gerd and Annette Merz. The historical Jesus: a comprehensive guide. Fortress Press. 1998. translated from German (1996 edition). Chapter 2. Christian sources about Jesus.</ref>
 
==== JamesYakobus, brothersaudara of JesusYesus ====
James D. Tabor <ref name=tabor> mengajukan sejumlah argumen bahwa Yakobus, saudara Yesus adalah "murid yang dikasihi", antara lain berdasarkan penafsiran literal {{Alkitab|Yohanes 19:26}}, "Ketika YesusYesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
James D. Tabor <ref>Tabor, James D. ''The Jesus Dynasty: The Hidden History of Jesus, His Royal Family, and the Birth of Christianity'', Simon & Schuster (2006) {{ISBN|978-0-7432-8724-1}}</ref> argues that the Beloved Disciple is [[James, brother of Jesus]]. One of several pieces of evidence Tabor offers is a literal interpretation of {{Bibleref2|John|19:26}}, "Then when Jesus saw His mother and the disciple whom He loved standing by, He said to His mother, Woman, behold your son." However, elsewhere in that gospel,{{Bibleref2c|John|21:7}} the beloved disciple refers to the risen Jesus as "the Lord" rather than as "my brother".
 
Namun, di bagian lain dari Injil yang sama, {{Alkitab|Yohanes 21:7}} murid yang dikasihi menyebut Yesus yang telah bangkit sebagai "Tuhan" bukan "saudaraku".
== Reasons for concealing the identity by name ==
-->
[[File:Rubens apostel johannes grt.jpg|thumb|upright|''St John at Patmos'' by [[Pieter Paul Rubens]]]]
== Alasan untuk menyembunyikan identitas ==
Theories about the reference usually include an attempt to explain why this anonymizing idiom is used at all, rather than stating an identity.
[[FileBerkas:Rubens apostel johannes grt.jpg|thumbjmpl|uprightlurus|"Rasul Yohanes" (''StApostel John at PatmosJohannes''), bykarya [[:en:Pieter Paul Rubens|Pieter Paul Rubens]]]]
Teori mengenai identitas biasanya memasukkan upaya untuk menjelaskan mengapa perlu menggunakan istilah "murid yang dikasihi' bukannya menyebutkan nama. Suatu usulan yang umum adalah bahwa pengarang menyembunyikan namanya karena kerendahan hatinya. Ada pula yang mengusulkan penyembunyian nama ini karena alasan politik maupun keselamatan karena adanya ancaman penganiayaan.
<!--
Suggestions accounting for this are numerous. One common proposal is that the author concealed his name due simply to modesty. Another is that concealment served political or security reasons, made necessary by the threat of persecution or embarrassment during the time of the gospel's publication. The author may have been a highly placed person in Jerusalem who was hiding his affiliation with Christianity,<ref name="Bauckham, Richard 2008" /> or the anonymity may have been appropriate for one living the withdrawn life of an ascetic, and one of the many unnamed disciples in the Gospel may have been either the Beloved Disciple himself or others under his guidance, who out of the humility of their ascetic commitment hid their identity or subsumed their witness under that of their spiritual master.<ref>Brian J. Capper, ''Jesus, Virtuoso Religion and Community of Goods.'' In Bruce Longenecker and Kelly Liebengood, eds., Engaging Economics: New Testament Scenarios and Early Christian Interpretation, Grand Rapids: Eerdmans, 2009, pp. 60–80.</ref>
-->
Martin L. Smith, seorang anggota [[:en:Society of St. John the Evangelist|Society of St. John the Evangelist]], menulis bahwa pengarang Injil Yohanes sengaja mengaburkan identitas "murid yang dikasihi" supaya para pembaca Injil dapat lebih mudah mengidentifikasi hubungan para murid dengan Yesus:
 
{{Quotation|Perhaps: theMungkin disciplemurid isini nevertidak named,pernah neverdisebut individualizednamanya, sotidak thatpernah wediindividualisasi, cansupaya morekita easilydapat acceptlebih thatmudah hemenerima bearskesaksian witnesskeakraban toyang andimaksudkan intimacyuntuk thatkita is meant for each one of ussemua. TheKedekatan closenessyang thatdinikmatinya headalah enjoyedtanda iskedekatan ayang signjuga ofdari thesaya closenessdan thatAnda iskarena minekita andsemua yoursdalam becauseKristus, wedan areKristus indi Christdalam and Christ is in uskita.<ref>{{cite book |last=Smith |first=Martin L., [[:en:Society of St. John the Evangelist|SSJE]] |title=A Season for the Spirit |url=https://archive.org/details/seasonforspiritr0000smit |edition=Tenth anniversary |year=1991 |publisher=[[:en:Society of St. John the Evangelist|Cowley Publications]] |location=Cambridge, Massachusetts |isbn=1-56101-026-X |chapter=Lying Close to the Breast of Jesus |page=190}}</ref>}}
Suggestions accounting for this are numerous. One common proposal is that the author concealed his name due simply to modesty. Another is that concealment served political or security reasons, made necessary by the threat of persecution or embarrassment during the time of the gospel's publication. The author may have been a highly placed person in Jerusalem who was hiding his affiliation with Christianity,<ref name="Bauckham, Richard 2008" /> or the anonymity may have been appropriate for one living the withdrawn life of an ascetic, and one of the many unnamed disciples in the Gospel may have been either the Beloved Disciple himself or others under his guidance, who out of the humility of their ascetic commitment hid their identity or subsumed their witness under that of their spiritual master.<ref>Brian J. Capper, ''Jesus, Virtuoso Religion and Community of Goods.'' In Bruce Longenecker and Kelly Liebengood, eds., Engaging Economics: New Testament Scenarios and Early Christian Interpretation, Grand Rapids: Eerdmans, 2009, pp. 60–80.</ref>
 
== Seni ==
Martin L. Smith, a member of the [[Society of St. John the Evangelist]], writes that the author of John's gospel may have deliberately obscured the identity of the Beloved Disciple so readers of the gospel may better identify with the disciple's relationship with Jesus:
Dalam seni, "murid yang dikasihi" sering digambarkan sebagai seorang muda tanpa janggut, biasanya sebagai salah satu [[Kedua Belas Rasul]] pada [[Perjamuan Malam Terakhir]] atau bersama Maria pada waktu peristiwa penyaliban. Pada sejumlah seni abad pertengahan, "murid yang dikasihi" digambarkan dengan kepalanya pada pangkuan Kristus. Banyak artis memberikan penafsiran berbeda mengenai {{Alkitab|Yohanes 13:25}} di mana murid yang dikasihi Yesus "bersandar dekat Yesus" (ayat 23; lebih harfiah, "pada dada-Nya," ''en to kolpo'').<ref>Rodney A. Whitacre,"Jesus Predicts His Betrayal." IVP New Testament Commentaries, Intervarsity Press, 1999. {{ISBN|978-0-8308-1800-6}}</ref>
 
== Lihat pula ==
{{Quotation|Perhaps the disciple is never named, never individualized, so that we can more easily accept that he bears witness to an intimacy that is meant for each one of us. The closeness that he enjoyed is a sign of the closeness that is mine and yours because we are in Christ and Christ is in us.<ref>{{cite book |last=Smith |first=Martin L., [[Society of St. John the Evangelist|SSJE]] |title=A Season for the Spirit |edition=Tenth anniversary |year=1991 |publisher=[[Society of St. John the Evangelist|Cowley Publications]] |location=Cambridge, Massachusetts |isbn=1-56101-026-X |chapter=Lying Close to the Breast of Jesus |page=190}}</ref>}}
* Bagian [[Alkitab]] yang berkaitan: [[Yohanes 13]], [[Yohanes 19]], [[Yohanes 20]], [[Yohanes 21]]
 
== Seni ==
Dalam seni, the Beloved Disciple is often portrayed as a beardless youth, usually as one of the [[Apostle (Christian)|Twelve Apostles]] at the [[Last Supper]] or with Mary at the crucifixion. In some medieval art, the Beloved Disciple is portrayed with his head in Christ's lap. Many artists have given different interpretations of {{Bibleref2|John|13:25}} which has the disciple whom Jesus loved "reclining next to Jesus" (v. 23; more literally, "on/at his breast/bosom," ''en to kolpo'').<ref>Rodney A. Whitacre,"Jesus Predicts His Betrayal." IVP New Testament Commentaries, Intervarsity Press, 1999. {{ISBN|978-0-8308-1800-6}}</ref>
-->
 
== Referensi ==
Baris 108 ⟶ 106:
{{Authority control}}
 
[[Kategori:PerkataanKata-kata Yesus]]
[[Kategori:Injil Yohanes]]