Dinasti Han: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
memperbaiki penggunaan istilah
(42 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 29:
|stat_area1 = 6000000
|stat_year2 = 2 M{{sfnp|Nishijima|1986|pp=595–596}}
|stat_pop2 = 5767140057.671.400
|stat_year3 = Diperkirakan tahun 100 M (puncak Han Timur){{sfnp|Taagepera|1979|p=128}}
|stat_area3 = 6500000
Baris 90:
|oc-bs=*{{IPA|n̥ˤar-s m-t<r>aw}}
}}
[[Berkas:Han commanderies and kingdoms CE 2.jpg|jmpl|Peta pengaruh Dinasti Han.]]
'''Dinasti Han''' ({{IPAc-en|h|ɑː|n}};<ref>[http://www.dictionary.com/browse/han "Han"]. ''[[Random House Webster's Unabridged Dictionary]]''.</ref> {{zh|t={{linktext|漢朝}}|p=Hàncháo}}) adalah [[dinasti dalam sejarah Tiongkok|dinasti kekaisaran Tiongkok]] (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah [[Dinasti Qin]] (221–206 SM) dan sebelum [[Zaman Tiga Negara]] (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai [[masa keemasan|zaman keemasan]] dalam sejarah Tiongkok.{{sfnp|Zhou|2003|p=34}} Hingga saat ini, [[Tionghoa Han|kelompok etnis mayoritas]] Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "[[aksara Han]]".{{sfnp|Schaefer|2008|p=279}} Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak [[Liu Bang]], [[nama anumerta|yang dikenal secara anumerta]] dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]]. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh [[Dinasti Xin]] (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, [[Wang Mang]]. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: [[Dinasti Han#Han Barat|Han Barat]] atau Han Awal (206 SM—9 M) dan [[Dinasti Han#Han Timur|Han Timur]] atau Han Akhir (25—220&nbsp;M).
 
Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk [[pemerintahan Dinasti Han]], tetapi juga berbagi kekuasaan dengan [[bangsawan|bangsawan Tiongkok]] dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut [[Jun (subdivisi negara)|''jun'']]), serta sejumlah [[Para Raja Dinasti Han|kerajaan semiotonom]]. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah [[Pemberontakan Tujuh Negara]]. Sementara itu, dari masa pemerintahan [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu]] (berkuasa&nbsp;141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung [[KonfusianismeAgama Konghucu#Ajaran Konfusius|ajaran Kong Hu Cu]] sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan [[kosmologi]] yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti [[Dong Zhongshu]]. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya [[Dinasti Qing]] pada tahun 1911 M.
 
Dinasti Han menikmati [[Ekonomi Dinasti Han|kemakmuran ekonomi]] dan pertumbuhan pesat [[Renminbi|ekonomi uang]] yang sebelumnya diperkenalkan pada masa [[Dinasti Zhou]] (sekitar tahun 1050–256 SM). [[Koin Tiongkok kuno|Koin]] yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa [[Dinasti Tang]] (618–907 M). Untuk membiayai [[Tentara Dinasti Han|perang]] dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han [[nasionalisasi|menasionalisasi]] industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang [[Ilmu pengetahuan dan teknologi Dinasti Han|ilmu pengetahuan dan teknologi]]. Contohnya adalah dalam [[pembuatan kertas]], pemakaian [[kemudi]] di kapal, penggunaan [[bilangan negatif]] dalam [[matematika Tiongkok|matematika]], serta penemuan [[peta timbul]], [[bola armilariarmiler|bola dunia armilariarmiler]] bertenaga [[hidrolik]] untuk keperluan [[astronomi bangsa Tiongkok|astronomi]], dan [[seismometer]] dengan [[Pendulum terbalik|bandul terbalik]] yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin.
 
Konfederasi suku nomaden yang disebut [[Xiongnu]]{{sfnp|Bailey|1985|pp=25–26}} berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan [[Perang Han-Xiongnu|sejumlah perang]] melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke [[Cekungan Tarim]] di [[Asia Tengah]], membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan [[Jalur Sutra]], yang menjangkau hingga [[Laut Tengah|kawasan Laut Tengah]]. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden [[Xianbei]]. Kaisar Wu juga [[Perluasan wilayah Dinasti Han ke Kawasan Selatan|memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok]] dan menaklukkan [[Penaklukan Nanyue oleh Han|Nanyue pada 111 SM]] dan [[Penaklukan Dian oleh Han|Dian pada 109 SM]]. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke [[Semenanjung Korea]] dan mendirikan [[Xuantu Jun|''Jun'' Xuantu]] dan [[Lelang Jun|Lelang]] di wilayah tersebut pada 108 SM.
Baris 109:
{{Main|Perang Han–Xiongnu|Perluasan wilayah Dinasti Han ke Kawasan Selatan|l2=Perluasan ke Selatan}}
{{further|Kerajaan Loulan|Kerajaan Shule|Kerajaan Khotan|Saka (Skithia)|orang Tokharia}}
{{multiple image| align =left | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Gambar kiri''': Guci keramik Han Barat berlukis yang dihiasi dengan [[relief]] timbul [[naga Tiongkok|naga]], [[fenghuang]], dan ''[[taotie]]''<br /> '''Gambar kanan''': Sisi belakang sebuah [[cermin TLV|cermin perunggu]] Han Barat dengan desain motif lukisan bunga yang dilukis| footer_align = left | image1 = China qing blue.JPG | width1 = 156 | caption1 = | image2 = Bronze mirror with painted designs, Western Han.jpg| width2 = 144 | caption2 = }}
[[Dinasti dalam sejarah Tiongkok|Dinasti kekaisaran]] pertama [[Tiongkok]] adalah [[Dinasti Qin]] (221–207 SM). Qin menyatukan [[Zaman Negara-negara Berperang|Negara-Negara Berperang]] Tiongkok melalui penaklukan, tetapi kekaisarannya menjadi tidak stabil setelah kematian kaisar pertama [[Qin Shi Huang]]. Dalam waktu empat tahun, kekuasaan dinasti tersebut telah runtuh akibat pemberontakan.{{sfnp|Ebrey|1999|pp=60–61}} Dua mantan pemimpin pemberontak, [[Xiang Yu]] (meninggal 202 SM) dari [[Chu (negara)|Chu]] dan [[Liu Bang]] (meninggal 195 SM) dari [[Hanzhong|Han]], [[Perang Chu-Han|saling berperang]] untuk menentukan siapa yang akan menjadi penguasa Tiongkok. Tiongkok sendiri telah terpecah menjadi [[Delapan Belas Kerajaan|18 kerajaan]], masing-masing menyatakan kesetiaan pada Xiang Yu atau Liu Bang.{{sfnp|Loewe|1986|pp=116–122}} Meskipun Xiang Yu terbukti merupakan panglima yang cakap, Liu Bang mengalahkannya dalam [[Pertempuran Gaixia]] (202 SM), di wilayah [[Anhui]] modern. Liu Bang mengambil gelar [[Kaisar Tiongkok|"kaisar"]] (''huangdi'') atas desakan para pengikutnya dan dikenal secara anumerta dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]] (berkuasa 202–195 SM).{{sfnp|Davis|2001|pp=44–46}} [[Chang'an]] (kini dikenal sebagai Xi'an) dipilih sebagai ibu kota baru dari kekaisaran yang dipersatukan kembali di bawah Han.{{sfnp|Loewe|1986|p=122}}
 
Baris 122:
[[Berkas:Mawangdui silk banner from tomb no1.jpg|jmpl|upright=0.7|ka|Sebuah [[Sejarah sutra|panji sutra]] dari [[Mawangdui]], [[Changsha]], Provinsi [[Hunan]]. Selempang ini digantungkan di atas peti mati [[Xin Zhui|Putri Dai]] (meninggal 168 SM), istri ''Hou'' Li Cang (利 蒼) (meninggal 186 SM), Kanselir [[Kerajaan Changsha]].{{sfnp|Hansen|2000|pp=117–119}}]]
 
Walaupun upeti telah dibayarkan dan meskipun [[Laoshang|Laoshang Chanyu]] (berkuasa 174—160 SM) dan [[Kaisar Wen dari Han|Kaisar Wen]] (berkuasa 180–157 SM) berunding untuk membuka kembali pasar perbatasan, banyak bawahan sang [[Chanyu]] yang memilih untuk tidak mematuhi perjanjian. Mereka secara berkala menyerbu wilayah Han di sebelah selatan [[Tembok Besar Tiongkok|Tembok Besar]] untuk memperoleh barang-barang tambahan.<ref>{{harvp|Yü|1986|pp=388–389}}; {{harvp|Torday|1997|pp=77, 82–83}}; {{harvp|Di Cosmo|2002|pp=195–196}}.</ref> Dalam sebuah konferensi istana yang diselenggarakan oleh [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu]] (berkuasa 141—87 SM) pada 135 SM, para menteri bersepakat untuk mempertahankan perjanjian ''heqin''. Kaisar Wu menerima keputusan ini, meskipun serangan Xiongnu terus berlanjut.<ref>{{harvp|Torday|1997|pp=83–84}}; {{harvp|Yü|1986|pp=389–390}}.</ref> Namun, dalam sebuah konferensi istana yang diselenggarakan pada tahun berikutnya, para menteri menyusun sebuah rencana [[Pertempuran Mayi|penyergapan di Mayi]], dengan harapan bahwa sang Chanyu tewas dalam pertempuran tersebut sehingga Xiongnu akan terjerumus dalam kekacauan yang akan menguntungkan Han.<ref>{{harvp|Yü|1986|pp=389–391}}; {{harvp|Di Cosmo|2002|pp=211–214}}.</ref> Setelah upaya persekongkolan ini mengalami kegagalan pada tahun 133 SM,{{sfnp|Torday|1997|pp=91–92}} Kaisar Wu melancarkan [[Perang Han-Xiongnu|serangan besar-besaran]] ke wilayah Xiongnu. Serangan itu mencapai puncaknya pada tahun 119 SM dalam [[Pertempuran Mobei]], dan panglima Han [[Huo Qubing]] (meninggal 117 SM) anddan [[Wei Qing]] (meninggal 106 SM) berhasil memaksamembuat penguasa Xiongnu terpaksa melarikan diri ke wilayah di sebelah utara [[Gurun Gobi]].<ref>{{harvp|Yü|1986|p=390}}; {{harvp|Di Cosmo|2002|pp=237–240}}.</ref>
 
Setelah masa pemerintahan Wu, pasukan Han terus menang melawan Xiongnu. Pemimpin Xiongnu Huhanye Chanyu (berkuasa 58—31 SM) akhirnya tunduk kepada Han sebagai pembayar upeti pada tahun 51 SM. Pesaingnya dalam klaim perebutan takhta, [[Zhizhi Chanyu]] (berkuasa 56—36 SM), tewas terbunuh oleh [[Chen Tang]] dan Gan Yanshou dalam [[Pertempuran Zhizhi]] di [[Taraz]], [[Kazakhstan]].<ref>{{harvp|Loewe|1986|pp=196–197, 211–213}}; {{harvp|Yü|1986|pp=395–398}}.</ref>
Baris 143:
 
Peristiwa banjir menelantarkan ribuan petani; untuk bertahan hidup, banyak dari mereka yang bergabung dengan kawanan pencuri dan kelompok pemberontak seperti [[Alis Merah]].<ref name="hansen 2000 135 de Crespigny 2007 196 bielenstein 1986 241 244"/> Tentara Wang Mang tidak mampu menumpas kelompok pemberontak yang semakin membesar ini. Akhirnya, gerombolan pemberontak menerobos masuk ke [[Istana Weiyang]] dan membunuh Wang Mang.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=568}}; {{harvp|Bielenstein|1986|p=248}}.</ref>
 
[[Berkas:S-148 Wang Mang huo bu.JPG|jmpl|kiri|lurus|Koin perunggu berbentuk sekop yang diterbitkan pada masa kekuasaaan [[Wang Mang]] (berkuasa 9—23 M)]]
 
[[Kaisar Gengshi]] (berkuasa 23—25 M), keturunan [[Kaisar Jing dari Han|Kaisar Jing]] (berkuasa 157—141 SM), berupaya memulihkan Dinasti Han dan menduduki Chang'an sebagai ibu kotanya. Namun, pemberontak Alis Merah kemudian menggulingkan, membunuh, dan menggantikannya dengan raja boneka [[Liu Penzi]].<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=197, 560}}; {{harvp|Bielenstein|1986|pp=249–250}}.</ref> Saudara laki-laki Gengshi, Liu Xiu (yang menjadi terkenal setelah berhasil memenangi [[Pertempuran Kunyang]] pada tahun 23 M), didesak untuk menggantikan Gengshi sebagai kaisar. Ia dikenal secara anumerta dengan nama [[Kaisar Guangwu dari Han|Kaisar Guangwu]] (berkuasa 25—57 M).<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=558–560}}; {{harvp|Bielenstein|1986|pp=251–254}}.</ref>
Baris 172 ⟶ 170:
Pemerintahan [[Kaisar Zhang dari Han|Kaisar Zhang]] (berkuasa 75–88 M) dianggap oleh para cendekiawan Han Timur dari masa sesudahnya sebagai puncak kejayaan dinasti ini.{{sfnp|de Crespigny|2007|pp=497, 500, 592}} Pemerintahan-pemerintahan selanjutnya dihantui oleh campur tangan [[orang kasim]] dalam perebutan kekuasaan.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|p=25}}; {{harvp|Hansen|2000|p=136}}.</ref> Pada tahun 92 M, dengan bantuan kasim [[Zheng Zhong]] (meninggal 107 M), [[Kaisar He dari Han|Kaisar He]] (berkuasa 88–105 M) memerintahkan agar [[Dou Miao|Ibu Suri Dou]] (meninggal 97 M) dijadikan [[tahanan rumah]] dan agar klannya dihapuskan kekuasaannya. Tindakan ini diambil sebagai pembalasan karena Dou tak hanya melakukan pembersihan terhadap klan [[Permaisuri Liang]], tetapi juga menyembunyikan fakta bahwa Liang adalah ibu kandung sang kaisar.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=280–283}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=499, 588–589}}.</ref> Setelah Kaisar He meninggal, istrinya yang bernama [[Deng Sui|Maharani Deng Sui]] (meninggal 121 M) berperan sebagai wali penguasa di tengah bergejolaknya krisis keuangan serta pemberontakan Qiang yang meletus dari tahun 107 hingga 118 M.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=283–284}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=123–127}}.</ref>
 
Setelah Deng tutup usia, kasim Li Run ({{lang|zh-hant|李閏}}) dan Jiang Jing ({{lang|zh|江京}}) meyakinkan [[Kaisar An dari Han|Kaisar An]] (berkuasa 106–125 M) untuk percaya bahwa Deng dan keluarganya berkomplot untuk menggulingkannya. An memecat para anggota klan Deng dari jabatan mereka dan mengasingkan mereka. Banyak pula yang terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=284}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=128, 580}}.</ref> Selepas kematian An, istrinya, [[Yan Ji|Ibu Suri Yan]] (meninggal 126 M), mengangkat [[Marquess Beixiang|Beixiang Hou]] yang masih kecil sebagai kaisar dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan keluarganya. Namun, kasim [[Sun Cheng]] (meninggal 132 M) berhasil mendalangi penggulingan rezim Yan, dan kemudian [[Kaisar Shun dari Han|Kaisar Shun]] (berkuasa 125–144 M) naik takhta. Yan dijadikan tahanan rumah, para kerabatnya dibunuh atau diasingkan, dan para kasim yang menjadi sekutunya dibantai.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=284–285}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=473–474, 582–583}}.</ref> Kakak lelaki [[Liang Na|Permaisuri Liang Na]] (meninggal 150 M), [[Liang Ji]] (meninggal 159 M), kemudian menjadi sosok yang sangat berpengaruh di istana hingga masa [[Kaisar Huan dari Han|Kaisar Huan]] (berkuasa 146-168 M). Liang Ji lalu berupaya mengendalikan [[Deng Mengnü|Permaisuri Deng Mengnü]] (meninggal 165 M). Demi meraih kendali tersebut, kakak ipar sang permaisuri tewas dibunuh atas perintah dari Liang Ji. Ia juga memerintahkan pembunuhan ibu Permaisuri Deng, tetapi upaya tersebut gagal. Setelah terjadinya peristiwa tersebut, Kaisar Huan memanfaatkan para kasim untuk menggulingkan Liang Ji, yang kemudian terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=285–286}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=597–598}}.</ref>
 
Kaisar Shun memiliki seorang permaisuri yang bernama [[Liang Na]] (meninggal 150 M), tetapi mereka tidak dikaruniai anak. Setelah sang kaisar mangkat pada tahun 144, putranya, [[Kaisar Chong dari Han|Liu Bing]] (secara anumerta disebut "Kaisar Chong"), naik takhta pada tahun 145 M, tetapi ibu dari Liu Bing tidak mampu menandingi kekuasaan Liang Na.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=285}}{{harvp|de Crespigny|2007|pp=477–478, 595–596}}</ref> Sesudah itu, [[Kaisar Zhi dari Han|Kaisar Zhi]] yang masih kecil sempat berkuasa pada tahun 145-146 M. Namun, setelah Kaisar Zhi meninggal secara mendadak, kakak lelaki Liang Na, [[Liang Ji]] (meninggal 159 M), menjadi wali penguasa dan memutuskan agar [[Kaisar Huan dari Han|Liu Zhi]] menjadi kaisar yang baru (secara anumerta disebut "Kaisar Huan", berkuasa 146-168 M). Alasannya adalah karena Liu Zhi sudah ditunangkan dengan adik Liang Ji dan Liang Na, [[Maharani Liang Nüying|Liang Nüying]].<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|p=285}}{{harvp|de Crespigny|2007|pp=477–478, 595–596}}</ref> Liang Nüying meninggal pada tahun 159 M, sehingga Liang Ji kemudian berupaya mengendalikan [[Deng Mengnü]] (meninggal 165 M), selir yang paling disukai Kaisar Huan dan kemudian juga menjadi permaisurinya. Demi meraih kendali tersebut, kakak ipar Deng tewas dibunuh atas perintah dari Liang Ji. Ia juga mengirim pembunuh bayaran untuk merenggut nyawa ibu Deng, tetapi upaya pembunuhan ini gagal. Setelah terjadinya peristiwa tersebut, Kaisar Huan memanfaatkan para kasim untuk menggulingkan Liang Ji, yang kemudian terpaksa bunuh diri.<ref>{{harvp|Bielenstein|1986|pp=285–286}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=597–598}}.</ref>
 
[[Berkas:Han Dynasty Granary west of Dunhuang.jpg|jmpl|Reruntuhan [[lumbung]] yang terbuat dari [[tanah yang dimampatkan]] (''rammed earth'') di Benteng Hecang ({{zh|t=河仓城 |p=Hécāng chéng}}), terletak ~11 km timur laut [[Lintasan Yumen]], dibangun pada masa [[Han Barat]] (202 SM–9 M) dan dibangun kembali pada masa [[Jin Barat]] (280–316 M).{{sfnp|Wang|Li|Zhang|2010|pp=351–352}}]]
Para mahasiswa dari [[Taixue|Universitas Kekaisaran]] melancarkan unjuk rasa menentang para kasim di istana Kaisar Huan.{{sfnp|Hansen|2000|p=141}} Sementara itu, hubungan Huan dengan birokrasi semakin memburuk karena ia memprakarsai proyek-proyek pembangunan yang megah dan memiliki ribuan [[pergundikan|selir]] pada saat krisis ekonomi.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=597, 599, 601–602}}; {{harvp|Hansen|2000|pp=141–142}}.</ref> ParaPada tahun 166 M, para kasim di istana memenjarakanmelayangkan tuduhan kepada pejabat Li Ying ({{lang|zh-hant|李膺}}) danbahwa rekan-rekannyaia tengah merencanakan pengkhianatan bersama dengan para mahasiswa daridi Universitas Kekaisaran atasbeserta tuduhanpara mengkhianaticendekiawan negaraKong (walaupunHu kebenaranCu dariyang tuduhanmenjadi inilawan meragukan)politik para kasim. PadaKaisar tahunHuan 167pun Mmarah, sehingga Li Ying dan pengikutnya dijebloskan ke penjara. Setahun sesudahnya, Perwira Utama [[Dou Wu]] (meninggal 168 M) berhasil meyakinkan menantunya, Kaisar Huan,kaisar untuk membebaskan mereka.{{sfnp|de Crespigny|2007|p=602}} Kendati demikian, kaisar melarang Li Ying dan rekan-rekannya menjabat,; sehinggalarangan ini disebut [[Bencana Larangan Dangren|Larangan Dangren]] mulai diberlakukan.{{sfnp|de Crespigny|2007|p=602}}
 
Setelah kematian Huan, Dou Wu dan Guru Agung Chen Fan ({{lang|zh-hant|陳蕃}}) (meninggal 168 M) mengupayakan sebuah [[kudeta]] terhadap kasim [[Hou Lan]] (meninggal 172 M), [[Cao Jie (kasim)|Cao Jie]] (meninggal 181 M), dan Wang Fu ({{lang|zh|王甫}}). Setelah rencana persekongkolan ini terbongkar, para kasim menangkap [[Dou Miao|Ibu Suri Dou]] (meninggal 172 M) dan Chen Fan. Panglima Zhang Huan ({{lang|zh-hant|張奐}}) mendukung para kasim. Ia dan pasukannya berhadapan dengan Dou Wu dan pasukannya di gerbang istana dan masing-masing pihak meneriakkan tuduhan pengkhianatan terhadap satu sama lain. Namun, Dou Wu secara perlahan ditinggalkan oleh pasukannya, alhasil ia melarikan diri dan lalu bunuh diri.{{sfnp|Beck|1986|pp=319–322}}
Baris 189 ⟶ 185:
Larangan Dangren dicabut pada tahun 184 M pada masa [[Pemberontakan Serban Kuning]] dan [[Wu Dou Mi Dao|Pemberontakan Wu Dou Mi Dao]], salah satunya karena kaisar tidak ingin golongan elit terpelajar ikut bergabung dalam pemberontakan.{{sfnp|de Crespigny|2007|p=511}} Serban Kuning dan Wu Dou Mi Dao sendiri adalah dua perkumpulan [[Taoisme|Taois]] dengan struktur yang hierarkis. Pemberontakan Serban Kuning dipimpin oleh cenayang [[Zhang Jue]] (meninggal 184 M), sementara pemberontakan Wu Dou Mi Dao dikobarkan oleh [[Zhang Lu]] (meninggal 216 M). Pemberontakan Zhang Lu di [[Sichuan]] utara dan [[Shaanxi]] selatan baru berhasil ditumpas pada tahun 215 M.{{sfnp|Ebrey|1986|pp=628–629}} Pemberontakan besar-besaran Serban Kuning di delapan [[Pemerintahan Dinasti Han#Otoritas provinsi|provinsi]] ditumpas oleh pasukan Han dalam waktu satu tahun, tetapi pemberontakan-pemberontakan kecil masih berlangsung dalam kurun waktu beberapa dasawarsa sesudahnya.{{sfnp|Beck|1986|pp=339–340}} Meskipun kelompok Serban Kuning telah dikalahkan, panglima-panglima yang diangkat selama pemberontakan ini tidak membubarkan pasukan mereka dan kemudian memanfaatkannya untuk menghimpun kekuasaan mereka sendiri.{{sfnp|Ebrey|1999|p=84}}
 
Panglima Utama [[He Jin]] (meninggal 189 M), yang merupakan saudarakakak tiri dari [[Lingsi|Maharani He]] (meninggal 189 M), bersekongkol dengan [[Yuan Shao]] (meninggal 202 M) untuk menggulingkan para kasim dengan memerintahkan beberapa panglima untuk datang ke pinggiran ibu kota. Di tempat tersebut para panglima ini menuntut penghukuman mati para kasim melalui sebuah pernyataan tertulis kepada Maharani He.{{sfnp|Beck|1986|pp=339–344}} Setelah sempat ragu-ragu, Maharani He menyetujuinya. Kendati demikian, setelah para kasim mengetahui hal ini, mereka meminta saudaranya, He Miao ({{lang|zh|何苗}}) untuk membatalkan perintah tersebut.<ref>{{harvp|Beck|1986|p=344}}; ''Zizhi Tongjian'', [[:zh:s:資治通鑑/卷059|vol. 59]].</ref> Para kasim membunuh He Jin pada 22 September 189 M. Yuan Shao kemudian mengepung Istana Utara Luoyang, sementara saudaranya [[Yuan Shu]] (meninggal 199 M) mengepung Istana Selatan. Pada 25 September, kedua istana tersebut ditembus dan sekitar dua ribu kasim dibunuh.<ref>{{harvp|Beck|1986|pp=344–345}}; {{harvp|Morton|Lewis|2005|p=62}}.</ref> Sebelum peristiwa naas ini terjadi, Zhang Rang telah melarikan diri dengan [[Liu Bian|Kaisar Shao]] (berkuasa 189 M) dan saudaranyaadik sang kaisar Liu Xie (kelak disebut [[Kaisar Xian dari Han|Kaisar Xian]], berkuasa 189-220 M). Saat sedang dikejar oleh Yuan bersaudara, Zhang bunuh diri dengan melompat ke Sungai Kuning.{{sfnp|Beck|1986|p=345}}
 
{{multiple image
Baris 203 ⟶ 199:
| footer = '''Kiri:''' Roh-roh pelindung siang dan malam berwujud hewan mengenakan [[Hanfu|jubah Tiongkok]], [[lukisan Tionghoa|lukisan]] Dinasti Han di atas [[ubin]] keramik; [[Michael Loewe]] menulis bahwa [[Hewan hibrida dalam folklor|campuran antara manusia dan hewan]] dalam kepercayaan seni dan agama sudah ada sebelum Han dan tetap populer selama paruh pertama Han Barat dan Han Timur.{{sfnp|Loewe|1994|pp=38–52}} <br>'''Kanan:''' Lukisan dinding yang menunjukkan dua wanita mengenakan jubah [[sutra]] ''[[Gerakan hanfu|Hanfu]]'', [[c:Kategori:Mural Makam Dahuting|dari Makam Dahuting]] ({{zh|labels=no |s=打虎亭汉墓 |p=Dáhǔtíng hànmù}}) dari akhir [[Sejarah Dinasti Han|Dinasti Han Timur]] (25–220 M), terletak di [[Zhengzhou]], [[Henan]]
}}
Panglima Dong Zhuo (wafat 192 M) menemukan sang kaisar muda dan saudaranyaLiu Xie sedang berkeliaran di pedesaan. Ia mengantar mereka kembali ke ibu kota dengan selamat dan kemudian diangkat menjadi [[Pemerintahan Dinasti Han|Menteri Pekerjaan Umum]]. Ia berhasil menancapkan kendalinya atas Luoyang, sehingga Yuan Shao terpaksa melarikan diri.{{sfnp|Beck|1986|pp=345–346}} Setelah Dong Zhuo melengserkan Kaisar Shao dan mengangkat saudaranya Liu Xie sebagai Kaisar Xian, Yuan Shao memimpin sebuah koalisi bersama dengan para mantan pejabat dan perwira dengan maksud untuk menjatuhkan Dong. Dong membumihanguskan Luoyang dan memindahkan istana kekaisaran ke Chang'an pada Mei 191 M. Dong Zhuo kemudian meracuni Kaisar Shao.{{sfnp|Beck|1986|pp=346–349}}
 
Dong dibunuh oleh putra angkatnya [[Lu Bu]] (meninggal 198 M) dalam sebuah persekongkolan yang direncanakan oleh [[Wang Yun (Dinasti Han)|Wang Yun]] (meninggal 192 M).{{sfnp|de Crespigny|2007|p=158}} Kaisar Xian melarikan diri dari Chang'an pada tahun 195 M ke reruntuhan Luoyang. Xian dibujuk oleh Cao Cao (155-220 M), yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Provinsi Yan di Shandong barat dan Henan timur, untuk memindahkan ibu kota ke Xuchang pada tahun 196 M.<ref>{{harvp|Beck|1986|pp=349–351}}; {{harvp|de Crespigny|2007|p=36}}.</ref>
Baris 209 ⟶ 205:
Yuan Shao dan Cao Cao memperebutkan kendali atas kaisar. Namun, Cao Cao mengalahkan seterunya dalam [[Pertempuran Guandu]] pada 200 M. Setelah Yuan meninggal, Cao Cao membunuh putra Yuan Shao, [[Yuan Tan]] (173-205 M), yang sebelumnya berseteru dengan saudara-saudaranya perihal warisan keluarga.<ref name="beck 1986 351 352 crespigny 2007 36 37">{{harvp|Beck|1986|pp=351–352}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=36–37}}.</ref> Saudara Yuan Shao yang lain, [[Yuan Shang]] dan [[Yuan Xi]], dibunuh pada tahun 207 M oleh [[Gongsun Kang]] (meninggal 221 M), yang kemudian mengirim kepala mereka kepada Cao Cao.<ref name="beck 1986 351 352 crespigny 2007 36 37"/>
 
Setelah Cao mengalami kekalahan dalam [[Pertempuran Chibi]] di [[Sungai Yangtze]] pada 208 M, Tiongkok terbagi menjadi tiga wilayah: kekuasaan Cao Cao di utara, [[Sun Quan]] (182–252 M) di selatan, dan [[Liu Bei]] (161–223 M) di barat.<ref>{{harvp|Beck|1986|p=352}}; {{harvp|de Crespigny|2007|p=37}}.</ref> Cao Cao meninggal pada Maret 220 M. Pada bulan Desember, putranya [[Cao Pi]] (187–226 M) memaksa Kaisar Xian menyerahkan takhta kepadanya, dan sangmenjadi kaisar yang kemudian secara anumerta dikenal dengan nama anumerta [[Kaisar Wen dari Wei]]. Peristiwa ini secara resmi mengakhiri riwayat Dinasti Han dan memulai konflik panjang antar [[Zaman Tiga Negara|tiga negara]]: [[Cao Wei]], [[Dong Wu]], dan [[Shu Han]].<ref>{{harvp|Beck|1986|pp=353–357}}; {{harvp|Hinsch|2002|p=206}}.</ref>
 
== Masyarakat dan kebudayaan ==
Baris 216 ⟶ 212:
=== Kelas sosial ===
{{See also|Bangsawan Tiongkok|Adipati_Yansheng#Dinasti Qin (221–206 SM) dan dinasti Han Barat dan Timur_(206_SM_–_220_M)|label 2=Baocheng Hou|Empat pekerjaan}}
{{multiple image| align = right | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = Dua [[barang kerajinan lak]] merah dan hitam Dinasti Han, yang pertama sebuah mangkuk, lainnyayang kedua sebuah nampan; biasanya hanya para pejabat kaya, bangsawan, dan pedagang yang mampu membeli barang-barang mewah seperti pernis, yang merupakan komoditas yang diproduksi oleh para perajin dan tukang yang terampil.<ref>{{harvp|Wang|1982|pp=83–85}}; {{harvp|Nishijima|1986|pp=581–583}}.</ref>| footer_align = left | image1 = Lacquerware bowl, Western Han Dynasty.JPG | width1 = 135 | caption1 = | image2 = CapitalMuseum15.jpg | width2 = 165| caption2 = }}
{{multiple image
| align = right
Baris 230 ⟶ 226:
}}
 
Dalam tatanan sosial yang hierarkis, [[Kaisar Tiongkok|kaisar]] berada di puncak masyarakat dan pemerintahan Han. Namun, dalam sejarah Han, terdapat sejumlah kaisar yang naik takhta saat masih di bawah umur. Pada masa seperti ini, pemerintahan berada di bawah kendali seorang [[wali penguasa]] seperti [[janda permaisuri|ibu suri]] atau salah satu dari kerabat prianyalaki-lakinya. Sementara itu, di bawah kaisar terdapat raja-raja yang juga berasal dari klan keluarga [[Liu]].<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|p=76}}; {{harvp|Bielenstein|1980|pp=105–107}}.</ref> Kelompok masyarakat lainnya (meliputi para [[Bangsawan Tiongkok|bangsawan]] yang lebih rendah dari raja dan semua rakyat jelata kecuali para [[budak]]) dapat digolongkan ke dalam salah satu dari dua puluh pangkat (''ershi gongcheng'' {{lang|zh|二十公乘}}).
 
Semakin tinggi pangkat seseorang, semakin besar tunjangan pensiun dan keistimewaan hukum yang diperoleh. Pemegang pangkat yang tertinggi, yaitu ''Che Hou'', menerima tunjangan pensiun dari negara serta mendapatkan [[fief|wilayah feodal]]. Pangkat yang ada di bawahnya, yaitu ''Guannei Hou'', menerima tunjangan pensiun, tetapi tidak mendapatkan wilayah.<ref>{{harvp|Nishijima|1986|pp=552–553}}; {{harvp|Ch'ü|1972|p=16}}.</ref> Para pejabat yang mengabdi untuk pemerintah memiliki status sosial yang lebih rendah dari para bangsawan, walaupun pejabat pemerintahan tertinggi dapat diangkat menjadi ''Hou''.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=84}} Pada masa Han Timur, elit-elit daerah (yang terdiri dari cendekiawan, guru, mahasiswa, dan pejabat pemerintahan) mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari golongan elit terpelajar di tingkat nasional dengan nilai-nilai dan komitmen keilmuan yang sama.<ref>{{harvp|Ebrey|1986|pp=631, 643–644}}; {{harvp|Ebrey|1999|p=80}}.</ref> Pada masa pertengahan hingga akhir Han Timur, pemerintah menjadi semakin korup, dan akibatnya banyak golongan elit terpelajar yang menganggap bahwa pengabdian dalam pemerintahan tidak begitu penting, dan pembinaan hubungan pribadi yang dilandaskan pada moral dianggap lebih utama.<ref>{{harvp|Hansen|2000|pp=141–142}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=601–602}}.</ref>
 
Para petani (atau pemilik lahan kecil) berada di bawah para pejabat dan cendekiawan. Para penggarap lahan pertanian lainnya (seperti penyewa dan pekerja upahan) memiliki status sosial yang lebih rendah.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=104–111}}; {{harvp|Nishijima|1986|pp=556–557}}; {{harvp|Ebrey|1986|pp=621–622}}; {{harvp|Ebrey|1974|pp=173–174}}.</ref> Para pengrajin dan tukang memiliki status hukum dan sosial-ekonomi yang berada di antara petani di atas dan pedagang biasa di bawah.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=112}} Pedagang yang terdaftar oleh pemerintah secara hukum diwajibkan untuk mengenakan baju berwarna putih dan membayar pajak yang tinggi. Kelompok elit terpelajar menganggap mereka hina dan seperti benalu.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=104–105, 119–120}}; {{harvp|Nishijima|1986|pp=576–577}}.</ref> Para pedagang ini biasanya menjadi penjaga toko di pasar kota; pedagang yang berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya dapat menghindari kewajiban untuk mendaftarkan diri dan seringkalisering kali lebih kaya dan lebih kuat daripada sebagian besar pejabat pemerintahan.<ref>{{harvp|Nishijima|1986|pp=576–577}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=114–117}}.</ref> Sementara itu, pemilik lahan yang kaya (seperti bangsawan dan pejabat) seringkalisering kali menyediakan tempat tinggal untuk pembantu yang melakukan berbagai tugas penting, dan terkadang mereka ditugaskan melawan penyamun atau ikut bertempur. Tidak seperti para budak, para pembantu bebas untuk pergi dari rumah majikan mereka.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=127–128}}
 
Di masyarakat Han juga terdapat profesi seperti dokter, peternak babi, dan tukang jagal. Mereka memiliki status sosial yang cukup tinggi. Di sisi lain, para peramal dan pembawa pesan memiliki status yang rendah.<ref>{{harvp|Csikszentmihalyi|2006|pp=172–173, 179–180}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=106, 122–127}}.</ref>
Baris 241 ⟶ 237:
Keluarga pada zaman Han bersistem [[patrilineal]] dan biasanya terdiri dari empat hingga lima [[keluarga inti]] yang hidup bersama dalam satu rumah tangga. Tidak seperti keluarga pada masa dinasti sesudahnya, anggota-anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tidak sampai tiga generasi atau lebih.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|pp=46–47}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=3–9}}.</ref> Menurut [[Konfusianisme|norma Kong Hu Cu]], setiap anggota keluarga diperlakukan dengan berbeda. Sebagai contoh, lama periode berkabung untuk ayah dan paman dari pihak ayah tidaklah sama.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=9–10}}
 
Pernikahan di Dinasti Han penuh dengan ritual, terutama bagi mereka yang kaya. Terdapat sejumlah langkah yang harus diikuti, dan yang paling penting adalah pemberian [[mahar]] dari pihak pengantin pria dan pemberian [[harta bawaansesan]] dari pihak pengantin wanita kepada keluarga pengantin pria. Jika mahar dan harta bawaansesan tidak diberikan sama sekali, keluarga yang bersangkutan akan menanggung malu, dan wanitanya tidak akan dianggap sebagai istri, tetapi hanya sebagai selir.{{sfnp|Wiesner-Hanks|2011|p=30}} Perjodohan merupakan hal yang lumrah, dan masukan dari ayah dianggap lebih penting daripada masukan dari ibu.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|p=35}}; {{harvp|Ch'ü|1972|p=34}}.</ref> Pernikahan [[monogami]] juga lumrah, walaupun para bangsawan dan pejabat tinggi bisa memiliki selir.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=44–47}}; {{harvp|Hinsch|2002|pp=38–39}}.</ref> Sesuai dengan ketentuan adat (dan bukan hukum), suami dan istri sama-sama bisa bercerai dan menikah lagi kemudian.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|pp=40–45}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=37–43}}.</ref> Namun, wanita yang menjanda tetap menjadi bagian dari keluarga suaminya setelah suaminya meninggal. Agar bisa menikah lagi, sang janda harus membayar keluarga suaminya agar ia bisa kembali ke keluarga asalnya. Anak-anaknya tidak boleh ikut dengannya.{{sfnp|Wiesner-Hanks|2011|p=30}}
 
{{multiple image| align = left | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Kiri''': Kriya tembikar Han yang menggambarkan seorang pelayan wanita yang mengenakan jubah sutra<br /> '''Kanan''': Kriya tembikar Han yang menggambarkan penari wanita yang mengenakan jubah sutra| footer_align = left | image1 = Cernuschi Museum 20060812 069.jpg | width1 = 175 | caption1 = | image2 = Nswag, dinastia han, figurina dipinta di danzatrice.jpg| width2 = 125| caption2 = }}
 
Dalam sistem waris di keluarga Han, setiap anak lelaki mendapatkan bagian yang sama. Tidak ada sistem [[primogenitur]] (pewarisan kepada anak sulung secara utuh) kecuali untuk pewarisan gelar atau pangkat bangsawan.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=16–17}} Tidak seperti dinasti-dinasti sesudahnya, anak lelaki yang sudah dewasa dan menikah pergi dari rumah orang tua dengan membawa sebagian dari harta keluarga.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=6–9}} Anak perempuan mendapatkan bagiannya dalam bentuk [[harta bawaansesan]] dalam pernikahan, walaupun jumlahnya biasanya lebih rendah daripada bagian yang diterima anak lelaki.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=17–18}} Pewarisan juga bisa ditentukan melalui surat wasiat, tetapi tidak diketahui seberapa lumrah praktik ini di masyarakat Han.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=17}}
 
Wanita diharapkan untuk menghormati kehendak ayah, suami, dan anak lelaki mereka yang sudah dewasa. Namun, sumber-sumber dari zaman Han menunjukkan bahwa aturan ini tidak selalu diikuti, terutama dalam hubungan antar ibu dengan anak lelaki, serta maharani yang menyuruh-nyuruh dan mempermalukan ayah dan saudara lelakinya di muka umum.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=49–59}} Wanita dikecualikan dari rodi tahunan untuk bekerja tanpa dibayar, tetapi mereka seringkalisering kali bekerja untuk mendapatkan penghasilan dan juga melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan membersihkan rumah.{{sfnp|Hinsch|2002|pp=74–75}}
 
Pekerjaan yang paling lumrah bagi wanita di Dinasti Han adalah menenun pakaian untuk keluarga, berjualan di pasar, atau bekerja untuk usaha tekstil yang mempekerjakan ratusan wanita. Ada juga wanita yang membantu saudara lelakinya di ladang atau menjadi penyanyi, penari, penyihir, dokter yang dihormati, dan pedagang sukses yang bisa membeli pakaian sutranya sendiri.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=54–56}}; {{harvp|Hinsch|2002|pp=29, 51, 54, 59–60, 65–68, 70–74, 77–78}}.</ref> Beberapa wanita membentuk usaha bersama dalam bidang pemintalan dan menyatukan sumber daya dari sejumlah keluarga.{{sfnp|Hinsch|2002|p=29}}
Baris 262 ⟶ 258:
| alt2 =
| caption2 =
| footer = [[Relief]] di pintu makam batu yang menggambarkan lelaki berpakaian ''[[Hanfu]]''. Salah satu dari mereka memegang sebuah perisai, yang lainnya sebuah sapu. Relief [[Dinasti Han Timur]] (25–220 AD) ini berasal dari Lanjia, [[Distrik Pidu|Kabupaten Pi]], [[Sichuan]], dan kini disimpan di [[Museum Provinsi Sichuan]] di [[Chengdu]]
}}
Dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan, istana Han Barat pada mulanya menerima ajaran [[Legalisme]], [[Huang-Lao|Taoisme Huang-Lao]], dan [[KonfusianismeAgama Konghucu#Ajaran Konfusius|Kong Hu Cu]].<ref>{{harvp|Csikszentmihalyi|2006|pp=24–25}}; {{harvp|Loewe|1994|pp=128–130}}.</ref> Namun, istana Han pada masa [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu]] hanya memberikan dukungan kepada KonfusianismeKong Hu Cu saja. Ia menghapuskan semua jabatan akademis non-Kong Hu Cu (''bóshì'' 博士) yang sama sekali tidak berurusan dengan [[Empat Kitab dan Lima Klasik|Lima Klasik]] (''Wǔjīng'') pada tahun 136 SM. Ia juga mendorong calon-calon pejabat untuk memperoleh pendidikan berbasis Konfusius di [[Taixue|Universitas Kekaisaran]] yang ia bentuk pada tahun 124 SM.<ref>{{harvp|Kramers|1986|pp=754–756}}; {{harvp|Csikszentmihalyi|2006|pp=7–8}}; {{harvp|Loewe|1994|pp=121–125}}; {{harvp|Ch'en|1986|p=769}}.</ref> Tidak seperti ideologi yang pada mulanya dikemukakan oleh [[Kong Hu Cu (filsuf)|Kong Hu Cu]] (551–479 SM), Konfusianismealiran HanKong Hu Cu pada masa Kaisar Wu diciptakan oleh [[Dong Zhongshu]] (179–104 BC). Dong adalah seorang cendekiawan dan pejabat rendah yang menyatukan gagasan etika Konfusius mengenai [[Li (Kong Hu Cu)|ritual]], [[xiao|bakti kepada orang tua]], dan [[Ren (Kong Hu Cu)|hubungan yang serasi]] dengan kosmologi [[Wu Xing|Lima Unsur]] dan [[Yin dan yang|yin-yang]].<ref>{{harvp|Kramers|1986|pp=753–755}}; {{harvp|Loewe|1994|pp=134–140}}.</ref> Ideologi yang dicetuskan Dong menjustifikasi keberadaan sistem kekaisaran di tatanan alam semesta.{{sfnp|Kramers|1986|p=754}} Sementara itu, Universitas Kekaisaran menjadi lembaga yang penting dengan jumlah mahasiswa yang melebihi 30.000 pada abad ke-2 M.<ref>{{harvp|Ebrey|1999|pp=77–78}}; {{harvp|Kramers|1986|p=757}}.</ref> Pendidikan berbasis KonfusianismeKong Hu Cu juga disediakan di sekolah-sekolah tingkat ''jun'' dan sekolah swasta yang dibuka di kota-kota kecil.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=103}}
 
[[Berkas:CMOC Treasures of Ancient China exhibit - fragment of Xiping stone classics.jpg|jmpl|lurus|Kepingan batu dengan inskripsi [[Empat Kitab dan Lima Klasik|Lima Klasik]]. Batu ini dipasang pada masa kekuasaan [[Kaisar Ling dari Han|Kaisar Ling]] di sepanjang tepi jalan [[Taixue|Universitas Kekaisaran]] (berada tepat di luar kota [[Luoyang]]). Batu ini sendiri dibuat atas dorongan dari [[Cai Yong]] (132–192 AD) karena ia merasa khawatir bahwa para cendekiawan universitas akan menambah-nambah isi Lima Klasik yang disimpan di perpustakaan kekaisaran.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=513}}; {{harvp|Barbieri-Low|2007|p=207}}; {{harvp|Huang|1988|p=57}}.</ref>]]
Baris 297 ⟶ 293:
Menurut kepercayaan Han, seseorang dapat hidup abadi jika ia berhasil mencapai negeri "[[Xi Wangmu|Ibu Ratu dari Barat]]" (Xi Wangmu) atau [[Gunung Penglai]].<ref>{{harvp|Loewe|2005|pp=101–102}}; {{harvp|Csikszentmihalyi|2006|pp=116–117}}.</ref> Para pertapa [[Taoisme|Taois]] pada masa Han membentuk kelompok-kelompok kecil dan mencoba memperoleh kehidupan abadi melalui latihan napas, teknik seksual, dan [[ramuan panjang umur]].{{sfnp|Hansen|2000|p=144}} Pada abad ke-2 M, para penganut Taois telah membentuk perkumpulan-perkumpulan yang besar, contohnya adalah [[Wu Dou Mi Dao]]. Para pengikut perkumpulan keagamaan yang hierarkis ini percaya bahwa [[Laozi]] (abad ke-6 SM) akan membawa keselamatan dan kesehatan bagi para pengikutnya jika mereka mengaku dosa, melarang pemujaan dewa-dewa najis yang mau menerima persembahan daging, serta melantunkan isi dari ''[[Tao Te Ching|Daodejing]]''.{{sfnp|Hansen|2000|pp=144–146}}
 
[[Buddhisme]] pertama kali masuk ke Tiongkok pada masa Han Timur, dan keberadaan agama ini pertama kali disebutkan pada 65 M.<ref name="needham 1972 112">{{harvp|Needham|1972|p=112}}; {{harvp|Demiéville|1986|pp= 821–822}}.</ref> [[Liu Ying (pangeran)|Liu Ying]] (kematian 71 M) yang merupakan saudara tiri [[Kaisar Ming dari Han|Kaisar Ming]] (berkuasa 57–75 M) adalah salah satu pengikut Buddha yang pertama dari Tiongkok, walaupun [[Agama Buddha di Tiongkok|Buddhisme Tionghoa]] pada masa ini sangat terkait dengan [[Huang–Lao|Taoisme Huang-Lao]].{{sfnp|Demiéville|1986|pp=821–822}} Kuil Buddha pertama di Tiongkok yang disebut "[[Kuil Kuda Putih]]" dibangun di luar tembok ibu kota Han, [[Luoyang]], pada masa Kaisar Ming.{{sfnp|Demiéville|1986|p=823}} Kitab-kitab Buddha diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa pada abad ke-2 M, termasuk di antaranya adalah ''[[Sutra Empat Puluh Dua Bab]]'', ''[[PrajnaparamitaPradnyaparamita]]'', ''[[ShurangamaSuranggama Sutra]]'', dan ''[[Pratyutpanna Samadhi Sutra|Pratyutpanna Sutra]]''.<ref>{{harvp|Akira|1998|pp=247–251}}; see also {{harvp|Needham|1972|p=112}}.</ref>
 
{{clear}}
Baris 362 ⟶ 358:
 
=== Militer ===
Pada permulaan Dinasti Han, setiap laki-laki berumur dua puluh tiga tahun yang tergolong sebagai rakyat jelata bisa diwajibkan untuk ikut militer. Batas usia minimal untuk wajib militer di Han dikurangi menjadi dua puluh tahun setelah masa [[Kaisar Zhao dari Han|Kaisar Zhao]] (berkuasa&nbsp;87–74 SM).{{sfnp|Chang|2007|pp=70–71}} Mereka yang diwamilkan mengikuti pelatihan selama setahun sebelum ditugaskan di lapangan selama satu tahun juga. Mereka menjalani tahun pelatihan di salah satu cabang angkatan bersenjata: [[infanteri]] (pasukan pejalan kaki), [[kavaleri]] (pasukan berkuda), atau [[angkatan laut]].<ref name="Nishijima 1986">{{harvp|Nishijima|1986|p=599}}; {{harvp|Bielenstein|1980|p=114}}.</ref> Saat mereka ditugaskan, mereka biasanya dikirim ke wilayah perbatasan, ditugaskan di istana seorang raja, atau bertugas untuk Menteri Penjaga di ibu kota. Sementara itu, angkatan bersenjata profesional yang berjumlah kecil ditugaskan di ibu kota.<ref name="Nishijima 1986"/>
 
Pada masa Han Timur, wajib militer bisa dihindari dengan membayar pajak. Pemerintah Han Timur lebih suka merekrut sukarelawan.{{sfnp|de Crespigny|2007|pp=564–565, 1234}} Pasukan sukarelawan menjadi bagian dari Pasukan Selatan (''Nanjun'' 南軍), sementara angkatan bersenjata permanen yang ditugaskan di ibu kota atau wilayah sekitarnya disebut Pasukan Utara (''Beijun'' 北軍).{{sfnp|Bielenstein|1980|pp=114–115}} Pasukan Utara dipimpin oleh seorang kolonel (''Xiaowei'' 校尉) dan terdiri dari lima [[resimen]], masing-masing terdiri dari ribuan pasukan.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=1234}}; {{harvp|Bielenstein|1980|pp=117–118}}.</ref> Setelah pemerintah pusat tak dapat lagi mengendalikan wilayah-wilayahnya sesudah tahun 189 M, para pemilik tanah yang kaya, ningrat, dan gubernur militer menjadikan abdi-abdi mereka sebagai pasukan pribadi (''buqu'' 部曲).{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=132–133}}
Baris 384 ⟶ 380:
{{multiple image| align = left | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Kiri''': Maket menara-menara dengan struktur ''[[dougong]]'' yang menyangga balkonnya, dari abad ke-1 hingga ke-2 M. [[Zhang Heng]] (78–139 M) menulis bahwa taman kekaisaran yang besar di pinggiran kota Chang'an memiliki menara-menara tinggi, dan dari puncak menara ini para pemanah menembakkan busur untuk menghibur kaisar.{{sfnp|Bulling|1962|p=312}}<br /> '''Kanan''': Maket keramik yang ditemukan di makam Han Timur di Jiazuo, Henan. Maket ini menggambarkan sebuah rumah yang terbentengi dengan menara, lapangan, beranda, atap dengan genteng, struktur penyangga ''[[dougong]]'', dan jembatan penghubung lantai ketiga menara utama dengan menara pantau yang lebih kecil.{{sfnp|Guo|2005|pp=46–48}}| footer_align = left | image1 = Earthenware architecture models, Eastern Han Dynasty, 12.JPG| width1 = 141 | caption1 = | image2 = Pottery tower 6.JPG| width2 = 159| caption2 = }}
 
Dengan beredarnya koin di Dinasti Han, pedagang-pedagang dapat menanamkan modalnya dalam bidang pertanahan, sehingga malah memperkuat golongan sosial yang sebenarnya inginhendak ditindas oleh pemerintah melalui pajak yang tinggi.{{sfnp|Nishijima|1986|p=601}} Kaisar Wu bahkan menegakkan hukum yang menyatakan bahwa pedagang yang terdaftar oleh pemerintah dilarang memiliki lahan, tetapi pedagang-pedagang yang kuat dapat menghindari pendaftaran dan tetap memiliki lahan yang luas.<ref>{{harvp|Nishijima|1986|p=577}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=113–114}}.</ref>
 
Pembayar pajak yang paling besar adalah pemilik lahan kecil. Pendapatan dari mereka sempat terancam pada paruh akhir masa Han Timur karena banyak petani yang berutang, sehingga mereka mau tidak mau harus bekerja untuk tuan tanah yang kaya raya.<ref>{{harvp|Nishijima|1986|pp=558–601}}; {{harvp|Ebrey|1974|pp=173 174}}; {{harvp|Ebrey|1999|pp=74–75}}.</ref> Pemerintah Han melancarkan reformasi agar pemilik lahan kecil tidak terlilit utang, contohnya dengan penurunan pajak, pengampunan pajak untuk sementara waktu, dan pemberian pinjaman. Para petani yang tidak memiliki lahan juga diberikan tempat tinggal sementara dan pekerjaan di koloni pertanian ''[[Tuntian]]'' sampai mereka bisa melunasi utang mereka.<ref>{{harvp|Ebrey|1999|p=75}}; {{harvp|Ebrey|1986|pp=619–621}}.</ref>
Baris 437 ⟶ 433:
[[Berkas:Winnowing machine and tilt hammer.JPG|jmpl|Maket lempung dari Dinasti Han yang menggambarkan dua lelaki yang sedang menjalankan sebuah [[Fengshanche|mesin penampi]].]]
 
Teknik mekanika (rekayasa mesin-mesin) dari masa Han dapat diketahui dari tulisan-tulisan para cendekiawan Kong Hu Cu, walaupun mereka kadang-kadang tidak tertarik dengan subjeknya dan menganggap penelitian ilmiah dan teknik sebagai suatu hal yang tidak sebanding dengan diri mereka.{{sfnp|Fraser|2014|p=370}} Para insinyur-pengrajin profesional (''jiang'' 匠) tidak meninggalkan catatan tertulis yang menjabarkan karya-karya mereka.<ref>{{harvp|Needham|1986c|pp=2, 9}}; lihat juga {{harvp|Barbieri-Low|2007|p=36}}.</ref> Para cendekiawan Kong Hu CiCu ini tidak memiliki keahlian dalam bidang mekanika, dan kadang-kadang keterangan yang mereka tuliskan tidak lengkap.{{sfnp|Needham|1986c|p=2}} Walaupun begitu, sumber-sumber ini tetap memberikan keterangan yang penting. Misalnya, pada tahun 15 SM, filsuf dan penulis [[Yang Xiong (penulis)|Yang Xiong]] mendeskripsikan penemuan [[sabuk (mesin)|penggerak sabuk]] untuk mesin ''[[quilling]]'' yang sangat penting untuk pembuatan tekstil pada masa itu.{{sfnp|Needham|1988|pp=207–208}} Temuan-temuan insinyur dan pengrajin [[Ding Huan]] (丁緩) disebutkan dalam ''Serba-serbi mengenai Ibu Kota Barat''.{{sfnp|Barbieri-Low|2007|p=197}} Pada kisaran tahun 180 M, Ding membuat kipas angin yang dijalankan secara manual untuk menyejukkan udara di dalam istana.{{sfnp|Needham|1986c|pp=99, 134, 151, 233}} Ding juga menggunakan ''[[gimbal]]'' (daya dorong berputar yang memungkinkan rotasi objek) sebagai penopang salah satu alat pembakar dupanya, dan ia juga adalah pencipta lampu [[zoetrop]] pertama di dunia.{{sfnp|Needham|1986b|pp=123, 233–234}}
 
Berkat arkeologi modern, telah ditemukan karya-karya seni Han yang menggambarkan temuan-temuan yang tidak disebutkan dalam sumber-sumber tertulis. [[Engkol (mekanisme)|Engkol]] dipakai untuk menjalankan kipas [[Fengshanche|mesin penampi]] yang memisahkan [[sekam]] dari [[biji padi-padian]], seperti yang bisa dilihat dalam bentuk maket di makam Han.{{sfnp|Needham|1986c|pp=116–119, Plate CLVI}} Kereta [[odometer]] yang diciptakan pada masa Han dapat mengukur panjang perjalanan. Roda pada mesin ini memutar sejumlah gigi yang kemudian membuat arca-arca mekanis menabuh gendang dan gong untuk menandai jarak yang telah ditempuh (dengan satuan ''[[Li (satuan panjang)|li]]'').{{sfnp|Needham|1986c|pp=281–285}} Temuan ini digambarkan dalam karya seni Han dari abad ke-2, tetapi keterangan tertulis mengenai alat ini baru ada pada abad ke-3.{{sfnp|Needham|1986c|pp=283–285}} Para arkeolog modern juga telah menggali spesimen-spesimen alat yang dipakai pada masa Han, seperti sepasang [[jangka sorong]] yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Di jangka sorong ini terdapat inskripsi yang menandai hari dan tahun pembuatannya. Alat-alat ini sama sekali tidak disebutkan dalam sumber-sumber tertulis dari Dinasti Han.{{sfnp|Loewe|1968|pp=195–196}}
Baris 444 ⟶ 440:
[[Kincir air]] pertama kali muncul dalam sumber tertulis Tiongkok pada masa Han. Seperti yang dituliskan oleh Huan Tan pada kisaran tahun 20 M, kincir air digunakan untuk menggerakkan gigi-gigi yang mengangkat palu penempa yang dipakai untuk menumbuk, [[Perontokan|merontokkan]], dan memoles biji padi-padian.{{sfnp|Needham|1986c|pp=183–184, 390–392}} Tidak cukup bukti yang menunjukkan keberadaan [[kilang tenaga air]] di Tiongkok hingga kisaran abad ke-5.{{sfnp|Needham|1986c|pp=396–400}} Walaupun begitu, insinyur [[Du Shi]] (kematian 38 M) yang juga menjabat sebagai pengurus ''Jun'' Nanyang menciptakan sebuah [[Gerak resiprokasi|resiprokator]] bertenaga air yang dapat menjalankan [[ubub]] yang digunakan untuk [[Peleburan (metalurgi)|peleburan]] besi; sebelum itu, ubub harus dijalankan secara manual dan sangat menguras tenaga.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=184}}; {{harvp|Needham|1986c|pp=370}}.</ref> Kincir air juga dipakai untuk menjalankan pompa rantai yang mengangkat air ke saluran irigasi. Keberadaan pompa rantai pertama kali disebutkan di Tiongkok oleh filsuf Wang Chong dalam karyanya yang ditulis pada abad ke-1 M, ''[[Lunheng]]''.{{sfnp|Needham|1986c|pp=89, 110, 342–344}}
 
[[Bola armilariarmiler]] (yang merepresentasikan pergerakan benda-benda langit dalam ranah tiga dimensi) ditemukan di Dinasti Han pada abad ke-1 SM.{{sfnp|Needham|1986a|p=343}} Astronom istana [[Zhang Heng]] (78–139 M) kemudian mampu menghasilkan gerak rotasi pada bola armilarinyaarmilernya dengan menggunakan [[jam air]], kincir air, dan sejumlah gigi.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=1050}}; {{harvp|Needham|1986c|pp=30, 479 footnote e}}; {{harvp|Morton|Lewis|2005|p=70}}; {{harvp|Bowman|2000|p=595}}.</ref> Zhang juga menciptakan sebuah alat bernama ''houfeng didong yi'' (候風地動儀) yang disebut oleh sejarawan Britania [[Joseph Needham]] sebagai "leluhur dari semua [[seismograf]]".<ref>Dikutip dalam {{harvp|Fraser|2014|p=375}}.</ref> Alat ini mampu mendeteksi arah mata angin dari suatu peristiwa gempa bumi yang terjadi ratusan kilometer jauhnya.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=1050}}; {{harvp|Fraser|2014|p=375}}; {{harvp|Morton|Lewis|2005|p=70}}.</ref> Alat ini memakai [[Pendulum terbalik|bandul terbalik]]; jika bandul ini terdampak oleh guncangan di tanah, sejumlah gigi akan digerakkan yang mengakibatkan jatuhnya bola logam dari salah satu dari delapan mulut naga (representasi delapan arah mata angin) ke mulut seekor katak logam.{{sfnp|Needham|1986a|pp=626–631}} Keterangan mengenai alat ini dalam ''[[Kitab Han Akhir]]'' menunjukkan bagaimana salah satu bola logam tersebut terjatuh walaupun orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak merasakan gempa. Beberapa hari kemudian, datang seorang utusan yang mengabarkan bahwa gempa telah mengguncang ''Jun'' Longxi (kini di [[Provinsi Gansu]]) di arah yang ditunjukkan oleh alat ciptaan Zhang Heng, sehingga para pejabat di istana pun mengakui kemujaraban alat ini.{{sfnp|Fraser|2014|p=376}}
 
=== Matematika ===
Baris 1.528 ⟶ 1.524:
{{Topik Dinasti Han}}
{{empires}}
 
{{Artikel pilihan}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Dinasti Han| ]]
[[Kategori:AbadTiongkok abad ke-3 SM di Tiongkok]]
[[Kategori:Abad ke-2 SM di Tiongkok]]
[[Kategori:Abad ke-1 SM di Tiongkok]]
Baris 1.536 ⟶ 1.535:
[[Kategori:Abad ke-2 di Tiongkok]]
[[Kategori:Dinasti Tiongkok]]
[[Kategori:Bekas negara di dalam sejarah Tiongkok]]