Dinasti Han: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
GuerraSucia (bicara | kontrib) memperbaiki penggunaan istilah |
||
(37 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 29:
|stat_area1 = 6000000
|stat_year2 = 2 M{{sfnp|Nishijima|1986|pp=595–596}}
|stat_pop2 =
|stat_year3 = Diperkirakan tahun 100 M (puncak Han Timur){{sfnp|Taagepera|1979|p=128}}
|stat_area3 = 6500000
Baris 90:
|oc-bs=*{{IPA|n̥ˤar-s m-t<r>aw}}
}}
[[Berkas:Han commanderies and kingdoms CE 2.jpg|jmpl|Peta pengaruh Dinasti Han.]]
'''Dinasti Han''' ({{IPAc-en|h|ɑː|n}};<ref>[http://www.dictionary.com/browse/han "Han"]. ''[[Random House Webster's Unabridged Dictionary]]''.</ref> {{zh|t={{linktext|漢朝}}|p=Hàncháo}}) adalah [[dinasti dalam sejarah Tiongkok|dinasti kekaisaran Tiongkok]] (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah [[Dinasti Qin]] (221–206 SM) dan sebelum [[Zaman Tiga Negara]] (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai [[masa keemasan|zaman keemasan]] dalam sejarah Tiongkok.{{sfnp|Zhou|2003|p=34}} Hingga saat ini, [[Tionghoa Han|kelompok etnis mayoritas]] Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "[[aksara Han]]".{{sfnp|Schaefer|2008|p=279}} Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak [[Liu Bang]], [[nama anumerta|yang dikenal secara anumerta]] dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]]. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh [[Dinasti Xin]] (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, [[Wang Mang]]. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: [[Dinasti Han#Han Barat|Han Barat]] atau Han Awal (206 SM—9 M) dan [[Dinasti Han#Han Timur|Han Timur]] atau Han Akhir (25—220 M).
Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk [[pemerintahan Dinasti Han]], tetapi juga berbagi kekuasaan dengan [[bangsawan|bangsawan Tiongkok]] dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut [[Jun (subdivisi negara)|''jun'']]), serta sejumlah [[Para Raja Dinasti Han|kerajaan semiotonom]]. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah [[Pemberontakan Tujuh Negara]]. Sementara itu, dari masa pemerintahan [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu]] (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung [[
Dinasti Han menikmati [[Ekonomi Dinasti Han|kemakmuran ekonomi]] dan pertumbuhan pesat [[Renminbi|ekonomi uang]] yang sebelumnya diperkenalkan pada masa [[Dinasti Zhou]] (sekitar tahun 1050–256 SM). [[Koin Tiongkok kuno|Koin]] yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa [[Dinasti Tang]] (618–907 M). Untuk membiayai [[Tentara Dinasti Han|perang]] dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han [[nasionalisasi|menasionalisasi]] industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang [[Ilmu pengetahuan dan teknologi Dinasti Han|ilmu pengetahuan dan teknologi]]. Contohnya adalah dalam [[pembuatan kertas]], pemakaian [[kemudi]] di kapal, penggunaan [[bilangan negatif]] dalam [[matematika Tiongkok|matematika]], serta penemuan [[peta timbul]], [[bola
Konfederasi suku nomaden yang disebut [[Xiongnu]]{{sfnp|Bailey|1985|pp=25–26}} berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan [[Perang Han-Xiongnu|sejumlah perang]] melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke [[Cekungan Tarim]] di [[Asia Tengah]], membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan [[Jalur Sutra]], yang menjangkau hingga [[Laut Tengah|kawasan Laut Tengah]]. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden [[Xianbei]]. Kaisar Wu juga [[Perluasan wilayah Dinasti Han ke Kawasan Selatan|memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok]] dan menaklukkan [[Penaklukan Nanyue oleh Han|Nanyue pada 111 SM]] dan [[Penaklukan Dian oleh Han|Dian pada 109 SM]]. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke [[Semenanjung Korea]] dan mendirikan [[Xuantu Jun|''Jun'' Xuantu]] dan [[Lelang Jun|Lelang]] di wilayah tersebut pada 108 SM.
Baris 109:
{{Main|Perang Han–Xiongnu|Perluasan wilayah Dinasti Han ke Kawasan Selatan|l2=Perluasan ke Selatan}}
{{further|Kerajaan Loulan|Kerajaan Shule|Kerajaan Khotan|Saka (Skithia)|orang Tokharia}}
{{multiple image| align =left | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Gambar kiri''': Guci keramik Han Barat berlukis yang dihiasi dengan [[relief]] timbul [[naga Tiongkok|naga]], [[fenghuang]], dan ''[[taotie]]''<br /> '''Gambar kanan''': Sisi belakang sebuah [[cermin TLV|cermin perunggu]] Han Barat dengan desain motif lukisan bunga
[[Dinasti dalam sejarah Tiongkok|Dinasti kekaisaran]] pertama [[Tiongkok]] adalah [[Dinasti Qin]] (221–207 SM). Qin menyatukan [[Zaman Negara-negara Berperang|Negara-Negara Berperang]] Tiongkok melalui penaklukan, tetapi kekaisarannya menjadi tidak stabil setelah kematian kaisar pertama [[Qin Shi Huang]]. Dalam waktu empat tahun, kekuasaan dinasti tersebut telah runtuh akibat pemberontakan.{{sfnp|Ebrey|1999|pp=60–61}} Dua mantan pemimpin pemberontak, [[Xiang Yu]] (meninggal 202 SM) dari [[Chu (negara)|Chu]] dan [[Liu Bang]] (meninggal 195 SM) dari [[Hanzhong|Han]], [[Perang Chu-Han|saling berperang]] untuk menentukan siapa yang akan menjadi penguasa Tiongkok. Tiongkok sendiri telah terpecah menjadi [[Delapan Belas Kerajaan|18 kerajaan]], masing-masing menyatakan kesetiaan pada Xiang Yu atau Liu Bang.{{sfnp|Loewe|1986|pp=116–122}} Meskipun Xiang Yu terbukti merupakan panglima yang cakap, Liu Bang mengalahkannya dalam [[Pertempuran Gaixia]] (202 SM), di wilayah [[Anhui]] modern. Liu Bang mengambil gelar [[Kaisar Tiongkok|"kaisar"]] (''huangdi'') atas desakan para pengikutnya dan dikenal secara anumerta dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]] (berkuasa 202–195 SM).{{sfnp|Davis|2001|pp=44–46}} [[Chang'an]] (kini dikenal sebagai Xi'an) dipilih sebagai ibu kota baru dari kekaisaran yang dipersatukan kembali di bawah Han.{{sfnp|Loewe|1986|p=122}}
Baris 122:
[[Berkas:Mawangdui silk banner from tomb no1.jpg|jmpl|upright=0.7|ka|Sebuah [[Sejarah sutra|panji sutra]] dari [[Mawangdui]], [[Changsha]], Provinsi [[Hunan]]. Selempang ini digantungkan di atas peti mati [[Xin Zhui|Putri Dai]] (meninggal 168 SM), istri ''Hou'' Li Cang (利 蒼) (meninggal 186 SM), Kanselir [[Kerajaan Changsha]].{{sfnp|Hansen|2000|pp=117–119}}]]
Walaupun upeti telah dibayarkan dan meskipun [[Laoshang|Laoshang Chanyu]] (berkuasa 174—160 SM) dan [[Kaisar Wen dari Han|Kaisar Wen]] (berkuasa 180–157 SM) berunding untuk membuka kembali pasar perbatasan, banyak bawahan sang [[Chanyu]] yang memilih untuk tidak mematuhi perjanjian. Mereka secara berkala menyerbu wilayah Han di sebelah selatan [[Tembok Besar Tiongkok|Tembok Besar]] untuk memperoleh barang-barang tambahan.<ref>{{harvp|Yü|1986|pp=388–389}}; {{harvp|Torday|1997|pp=77, 82–83}}; {{harvp|Di Cosmo|2002|pp=195–196}}.</ref> Dalam sebuah konferensi istana yang diselenggarakan oleh [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu]] (berkuasa 141—87 SM) pada 135 SM, para menteri bersepakat untuk mempertahankan perjanjian ''heqin''. Kaisar Wu menerima keputusan ini, meskipun serangan Xiongnu terus berlanjut.<ref>{{harvp|Torday|1997|pp=83–84}}; {{harvp|Yü|1986|pp=389–390}}.</ref> Namun, dalam sebuah konferensi istana yang diselenggarakan pada tahun berikutnya, para menteri menyusun sebuah rencana [[Pertempuran Mayi|penyergapan di Mayi]], dengan harapan bahwa sang Chanyu tewas dalam pertempuran tersebut sehingga Xiongnu akan terjerumus dalam kekacauan yang akan menguntungkan Han.<ref>{{harvp|Yü|1986|pp=389–391}}; {{harvp|Di Cosmo|2002|pp=211–214}}.</ref> Setelah upaya persekongkolan ini mengalami kegagalan pada tahun 133 SM,{{sfnp|Torday|1997|pp=91–92}} Kaisar Wu melancarkan [[Perang Han-Xiongnu|serangan besar-besaran]] ke wilayah Xiongnu. Serangan itu mencapai puncaknya pada tahun 119 SM dalam [[Pertempuran Mobei]], dan panglima Han [[Huo Qubing]] (meninggal 117 SM)
Setelah masa pemerintahan Wu, pasukan Han terus menang melawan Xiongnu. Pemimpin Xiongnu Huhanye Chanyu (berkuasa 58—31 SM) akhirnya tunduk kepada Han sebagai pembayar upeti pada tahun 51 SM. Pesaingnya dalam klaim perebutan takhta, [[Zhizhi Chanyu]] (berkuasa 56—36 SM), tewas terbunuh oleh [[Chen Tang]] dan Gan Yanshou dalam [[Pertempuran Zhizhi]] di [[Taraz]], [[Kazakhstan]].<ref>{{harvp|Loewe|1986|pp=196–197, 211–213}}; {{harvp|Yü|1986|pp=395–398}}.</ref>
Baris 143:
Peristiwa banjir menelantarkan ribuan petani; untuk bertahan hidup, banyak dari mereka yang bergabung dengan kawanan pencuri dan kelompok pemberontak seperti [[Alis Merah]].<ref name="hansen 2000 135 de Crespigny 2007 196 bielenstein 1986 241 244"/> Tentara Wang Mang tidak mampu menumpas kelompok pemberontak yang semakin membesar ini. Akhirnya, gerombolan pemberontak menerobos masuk ke [[Istana Weiyang]] dan membunuh Wang Mang.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=568}}; {{harvp|Bielenstein|1986|p=248}}.</ref>
[[Kaisar Gengshi]] (berkuasa 23—25 M), keturunan [[Kaisar Jing dari Han|Kaisar Jing]] (berkuasa 157—141 SM), berupaya memulihkan Dinasti Han dan menduduki Chang'an sebagai ibu kotanya. Namun, pemberontak Alis Merah kemudian menggulingkan, membunuh, dan menggantikannya dengan raja boneka [[Liu Penzi]].<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=197, 560}}; {{harvp|Bielenstein|1986|pp=249–250}}.</ref> Saudara laki-laki Gengshi, Liu Xiu (yang menjadi terkenal setelah berhasil memenangi [[Pertempuran Kunyang]] pada tahun 23 M), didesak untuk menggantikan Gengshi sebagai kaisar. Ia dikenal secara anumerta dengan nama [[Kaisar Guangwu dari Han|Kaisar Guangwu]] (berkuasa 25—57 M).<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=558–560}}; {{harvp|Bielenstein|1986|pp=251–254}}.</ref>
Baris 175 ⟶ 173:
[[Berkas:Han Dynasty Granary west of Dunhuang.jpg|jmpl|Reruntuhan [[lumbung]] yang terbuat dari [[tanah yang dimampatkan]] (''rammed earth'') di Benteng Hecang ({{zh|t=河仓城 |p=Hécāng chéng}}), terletak ~11 km timur laut [[Lintasan Yumen]], dibangun pada masa [[Han Barat]] (202 SM–9 M) dan dibangun kembali pada masa [[Jin Barat]] (280–316 M).{{sfnp|Wang|Li|Zhang|2010|pp=351–352}}]]
Para mahasiswa dari [[Taixue|Universitas Kekaisaran]] melancarkan unjuk rasa menentang para kasim di istana Kaisar Huan.{{sfnp|Hansen|2000|p=141}} Sementara itu, hubungan Huan dengan birokrasi semakin memburuk karena ia memprakarsai proyek-proyek pembangunan yang megah dan memiliki ribuan [[pergundikan|selir]] pada saat krisis ekonomi.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|pp=597, 599, 601–602}}; {{harvp|Hansen|2000|pp=141–142}}.</ref>
Setelah kematian Huan, Dou Wu dan Guru Agung Chen Fan ({{lang|zh-hant|陳蕃}}) (meninggal 168 M) mengupayakan sebuah [[kudeta]] terhadap kasim [[Hou Lan]] (meninggal 172 M), [[Cao Jie (kasim)|Cao Jie]] (meninggal 181 M), dan Wang Fu ({{lang|zh|王甫}}). Setelah rencana persekongkolan ini terbongkar, para kasim menangkap [[Dou Miao|Ibu Suri Dou]] (meninggal 172 M) dan Chen Fan. Panglima Zhang Huan ({{lang|zh-hant|張奐}}) mendukung para kasim. Ia dan pasukannya berhadapan dengan Dou Wu dan pasukannya di gerbang istana dan masing-masing pihak meneriakkan tuduhan pengkhianatan terhadap satu sama lain. Namun, Dou Wu secara perlahan ditinggalkan oleh pasukannya, alhasil ia melarikan diri dan lalu bunuh diri.{{sfnp|Beck|1986|pp=319–322}}
Baris 187 ⟶ 185:
Larangan Dangren dicabut pada tahun 184 M pada masa [[Pemberontakan Serban Kuning]] dan [[Wu Dou Mi Dao|Pemberontakan Wu Dou Mi Dao]], salah satunya karena kaisar tidak ingin golongan elit terpelajar ikut bergabung dalam pemberontakan.{{sfnp|de Crespigny|2007|p=511}} Serban Kuning dan Wu Dou Mi Dao sendiri adalah dua perkumpulan [[Taoisme|Taois]] dengan struktur yang hierarkis. Pemberontakan Serban Kuning dipimpin oleh cenayang [[Zhang Jue]] (meninggal 184 M), sementara pemberontakan Wu Dou Mi Dao dikobarkan oleh [[Zhang Lu]] (meninggal 216 M). Pemberontakan Zhang Lu di [[Sichuan]] utara dan [[Shaanxi]] selatan baru berhasil ditumpas pada tahun 215 M.{{sfnp|Ebrey|1986|pp=628–629}} Pemberontakan besar-besaran Serban Kuning di delapan [[Pemerintahan Dinasti Han#Otoritas provinsi|provinsi]] ditumpas oleh pasukan Han dalam waktu satu tahun, tetapi pemberontakan-pemberontakan kecil masih berlangsung dalam kurun waktu beberapa dasawarsa sesudahnya.{{sfnp|Beck|1986|pp=339–340}} Meskipun kelompok Serban Kuning telah dikalahkan, panglima-panglima yang diangkat selama pemberontakan ini tidak membubarkan pasukan mereka dan kemudian memanfaatkannya untuk menghimpun kekuasaan mereka sendiri.{{sfnp|Ebrey|1999|p=84}}
Panglima Utama [[He Jin]] (meninggal 189 M), yang merupakan
{{multiple image
Baris 214 ⟶ 212:
=== Kelas sosial ===
{{See also|Bangsawan Tiongkok|Adipati_Yansheng#Dinasti Qin (221–206 SM) dan dinasti Han Barat dan Timur_(206_SM_–_220_M)|label 2=Baocheng Hou|Empat pekerjaan}}
{{multiple image| align = right | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = Dua [[barang kerajinan lak]] merah dan hitam Dinasti Han, yang pertama sebuah mangkuk,
{{multiple image
| align = right
Baris 228 ⟶ 226:
}}
Dalam tatanan sosial yang hierarkis, [[Kaisar Tiongkok|kaisar]] berada di puncak masyarakat dan pemerintahan Han. Namun, dalam sejarah Han, terdapat sejumlah kaisar yang naik takhta saat masih di bawah umur. Pada masa seperti ini, pemerintahan berada di bawah kendali seorang [[wali penguasa]] seperti [[janda permaisuri|ibu suri]] atau salah satu dari kerabat
Semakin tinggi pangkat seseorang, semakin besar tunjangan pensiun dan keistimewaan hukum yang diperoleh. Pemegang pangkat yang tertinggi, yaitu ''Che Hou'', menerima tunjangan pensiun dari negara serta mendapatkan [[fief|wilayah feodal]]. Pangkat yang ada di bawahnya, yaitu ''Guannei Hou'', menerima tunjangan pensiun, tetapi tidak mendapatkan wilayah.<ref>{{harvp|Nishijima|1986|pp=552–553}}; {{harvp|Ch'ü|1972|p=16}}.</ref> Para pejabat yang mengabdi untuk pemerintah memiliki status sosial yang lebih rendah dari para bangsawan, walaupun pejabat pemerintahan tertinggi dapat diangkat menjadi ''Hou''.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=84}} Pada masa Han Timur, elit-elit daerah (yang terdiri dari cendekiawan, guru, mahasiswa, dan pejabat pemerintahan) mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari golongan elit terpelajar di tingkat nasional dengan nilai-nilai dan komitmen keilmuan yang sama.<ref>{{harvp|Ebrey|1986|pp=631, 643–644}}; {{harvp|Ebrey|1999|p=80}}.</ref> Pada masa pertengahan hingga akhir Han Timur, pemerintah menjadi semakin korup, dan akibatnya banyak golongan elit terpelajar yang menganggap bahwa pengabdian dalam pemerintahan tidak begitu penting, dan pembinaan hubungan pribadi yang dilandaskan pada moral dianggap lebih utama.<ref>{{harvp|Hansen|2000|pp=141–142}}; {{harvp|de Crespigny|2007|pp=601–602}}.</ref>
Para petani (atau pemilik lahan kecil) berada di bawah para pejabat dan cendekiawan. Para penggarap lahan pertanian lainnya (seperti penyewa dan pekerja upahan) memiliki status sosial yang lebih rendah.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=104–111}}; {{harvp|Nishijima|1986|pp=556–557}}; {{harvp|Ebrey|1986|pp=621–622}}; {{harvp|Ebrey|1974|pp=173–174}}.</ref> Para pengrajin dan tukang memiliki status hukum dan sosial-ekonomi yang berada di antara petani di atas dan pedagang biasa di bawah.{{sfnp|Ch'ü|1972|p=112}} Pedagang yang terdaftar oleh pemerintah secara hukum diwajibkan untuk mengenakan baju berwarna putih dan membayar pajak yang tinggi. Kelompok elit terpelajar menganggap mereka hina dan seperti benalu.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=104–105, 119–120}}; {{harvp|Nishijima|1986|pp=576–577}}.</ref> Para pedagang ini biasanya menjadi penjaga toko di pasar kota; pedagang yang berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya dapat menghindari kewajiban untuk mendaftarkan diri dan
Di masyarakat Han juga terdapat profesi seperti dokter, peternak babi, dan tukang jagal. Mereka memiliki status sosial yang cukup tinggi. Di sisi lain, para peramal dan pembawa pesan memiliki status yang rendah.<ref>{{harvp|Csikszentmihalyi|2006|pp=172–173, 179–180}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=106, 122–127}}.</ref>
Baris 239 ⟶ 237:
Keluarga pada zaman Han bersistem [[patrilineal]] dan biasanya terdiri dari empat hingga lima [[keluarga inti]] yang hidup bersama dalam satu rumah tangga. Tidak seperti keluarga pada masa dinasti sesudahnya, anggota-anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tidak sampai tiga generasi atau lebih.<ref>{{harvp|Hinsch|2002|pp=46–47}}; {{harvp|Ch'ü|1972|pp=3–9}}.</ref> Menurut [[Konfusianisme|norma Kong Hu Cu]], setiap anggota keluarga diperlakukan dengan berbeda. Sebagai contoh, lama periode berkabung untuk ayah dan paman dari pihak ayah tidaklah sama.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=9–10}}
Pernikahan di Dinasti Han penuh dengan ritual, terutama bagi mereka yang kaya. Terdapat sejumlah langkah yang harus diikuti, dan yang paling penting adalah pemberian [[mahar]] dari pihak pengantin pria dan pemberian [[harta
{{multiple image| align = left | direction = horizontal | header = | header_align = left/right/center | footer = '''Kiri''': Kriya tembikar Han yang menggambarkan seorang pelayan wanita yang mengenakan jubah sutra<br /> '''Kanan''': Kriya tembikar Han yang menggambarkan penari wanita yang mengenakan jubah sutra| footer_align = left | image1 = Cernuschi Museum 20060812 069.jpg | width1 = 175 | caption1 = | image2 = Nswag, dinastia han, figurina dipinta di danzatrice.jpg| width2 = 125| caption2 = }}
Dalam sistem waris di keluarga Han, setiap anak lelaki mendapatkan bagian yang sama. Tidak ada sistem [[primogenitur]] (pewarisan kepada anak sulung secara utuh) kecuali untuk pewarisan gelar atau pangkat bangsawan.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=16–17}} Tidak seperti dinasti-dinasti sesudahnya, anak lelaki yang sudah dewasa dan menikah pergi dari rumah orang tua dengan membawa sebagian dari harta keluarga.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=6–9}} Anak perempuan mendapatkan bagiannya dalam bentuk [[harta
Wanita diharapkan untuk menghormati kehendak ayah, suami, dan anak lelaki mereka yang sudah dewasa. Namun, sumber-sumber dari zaman Han menunjukkan bahwa aturan ini tidak selalu diikuti, terutama dalam hubungan antar ibu dengan anak lelaki, serta maharani yang menyuruh-nyuruh dan mempermalukan ayah dan saudara lelakinya di muka umum.{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=49–59}} Wanita dikecualikan dari rodi tahunan untuk bekerja tanpa dibayar, tetapi mereka
Pekerjaan yang paling lumrah bagi wanita di Dinasti Han adalah menenun pakaian untuk keluarga, berjualan di pasar, atau bekerja untuk usaha tekstil yang mempekerjakan ratusan wanita. Ada juga wanita yang membantu saudara lelakinya di ladang atau menjadi penyanyi, penari, penyihir, dokter yang dihormati, dan pedagang sukses yang bisa membeli pakaian sutranya sendiri.<ref>{{harvp|Ch'ü|1972|pp=54–56}}; {{harvp|Hinsch|2002|pp=29, 51, 54, 59–60, 65–68, 70–74, 77–78}}.</ref> Beberapa wanita membentuk usaha bersama dalam bidang pemintalan dan menyatukan sumber daya dari sejumlah keluarga.{{sfnp|Hinsch|2002|p=29}}
Baris 260 ⟶ 258:
| alt2 =
| caption2 =
| footer = [[Relief]] di pintu makam batu yang menggambarkan lelaki berpakaian ''[[Hanfu]]''. Salah satu dari mereka memegang sebuah perisai, yang lainnya sebuah sapu. Relief [[Dinasti Han Timur]] (25–220 AD) ini berasal dari Lanjia, [[Distrik Pidu|Kabupaten Pi]], [[Sichuan]], dan kini disimpan di [[Museum
}}
Dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan, istana Han Barat pada mulanya menerima ajaran [[Legalisme]], [[Huang-Lao|Taoisme Huang-Lao]], dan [[
[[Berkas:CMOC Treasures of Ancient China exhibit - fragment of Xiping stone classics.jpg|jmpl|lurus|Kepingan batu dengan inskripsi [[Empat Kitab dan Lima Klasik|Lima Klasik]]. Batu ini dipasang pada masa kekuasaan [[Kaisar Ling dari Han|Kaisar Ling]] di sepanjang tepi jalan [[Taixue|Universitas Kekaisaran]] (berada tepat di luar kota [[Luoyang]]). Batu ini sendiri dibuat atas dorongan dari [[Cai Yong]] (132–192 AD) karena ia merasa khawatir bahwa para cendekiawan universitas akan menambah-nambah isi Lima Klasik yang disimpan di perpustakaan kekaisaran.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=513}}; {{harvp|Barbieri-Low|2007|p=207}}; {{harvp|Huang|1988|p=57}}.</ref>]]
Baris 360 ⟶ 358:
=== Militer ===
Pada permulaan Dinasti Han, setiap laki-laki berumur dua puluh tiga tahun yang tergolong sebagai rakyat jelata bisa diwajibkan untuk ikut militer. Batas usia minimal untuk wajib militer di Han dikurangi menjadi dua puluh tahun setelah masa [[Kaisar Zhao dari Han|Kaisar Zhao]] (berkuasa 87–74 SM).{{sfnp|Chang|2007|pp=70–71}} Mereka yang diwamilkan mengikuti pelatihan selama setahun sebelum ditugaskan di lapangan selama satu tahun juga. Mereka menjalani tahun pelatihan di salah satu cabang angkatan bersenjata: [[infanteri]] (pasukan pejalan kaki), [[kavaleri]] (pasukan berkuda), atau [[angkatan laut]].<ref name="Nishijima 1986">{{harvp|Nishijima|1986|p=599}}; {{harvp|Bielenstein|1980|p=114}}.</ref> Saat mereka ditugaskan, mereka biasanya dikirim ke wilayah perbatasan, ditugaskan di istana seorang raja, atau bertugas untuk Menteri Penjaga di ibu kota. Sementara itu, angkatan bersenjata profesional yang berjumlah kecil ditugaskan di ibu kota.<ref name="Nishijima 1986"/>
Pada masa Han Timur, wajib militer bisa dihindari dengan membayar pajak. Pemerintah Han Timur lebih suka merekrut sukarelawan.{{sfnp|de Crespigny|2007|pp=564–565, 1234}} Pasukan sukarelawan menjadi bagian dari Pasukan Selatan (''Nanjun'' 南軍), sementara angkatan bersenjata permanen yang ditugaskan di ibu kota atau wilayah sekitarnya disebut Pasukan Utara (''Beijun'' 北軍).{{sfnp|Bielenstein|1980|pp=114–115}} Pasukan Utara dipimpin oleh seorang kolonel (''Xiaowei'' 校尉) dan terdiri dari lima [[resimen]], masing-masing terdiri dari ribuan pasukan.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=1234}}; {{harvp|Bielenstein|1980|pp=117–118}}.</ref> Setelah pemerintah pusat tak dapat lagi mengendalikan wilayah-wilayahnya sesudah tahun 189 M, para pemilik tanah yang kaya, ningrat, dan gubernur militer menjadikan abdi-abdi mereka sebagai pasukan pribadi (''buqu'' 部曲).{{sfnp|Ch'ü|1972|pp=132–133}}
Baris 435 ⟶ 433:
[[Berkas:Winnowing machine and tilt hammer.JPG|jmpl|Maket lempung dari Dinasti Han yang menggambarkan dua lelaki yang sedang menjalankan sebuah [[Fengshanche|mesin penampi]].]]
Teknik mekanika (rekayasa mesin-mesin) dari masa Han dapat diketahui dari tulisan-tulisan para cendekiawan Kong Hu Cu, walaupun mereka kadang-kadang tidak tertarik dengan subjeknya dan menganggap penelitian ilmiah dan teknik sebagai suatu hal yang tidak sebanding dengan diri mereka.{{sfnp|Fraser|2014|p=370}} Para insinyur-pengrajin profesional (''jiang'' 匠) tidak meninggalkan catatan tertulis yang menjabarkan karya-karya mereka.<ref>{{harvp|Needham|1986c|pp=2, 9}}; lihat juga {{harvp|Barbieri-Low|2007|p=36}}.</ref> Para cendekiawan Kong Hu
Berkat arkeologi modern, telah ditemukan karya-karya seni Han yang menggambarkan temuan-temuan yang tidak disebutkan dalam sumber-sumber tertulis. [[Engkol (mekanisme)|Engkol]] dipakai untuk menjalankan kipas [[Fengshanche|mesin penampi]] yang memisahkan [[sekam]] dari [[biji padi-padian]], seperti yang bisa dilihat dalam bentuk maket di makam Han.{{sfnp|Needham|1986c|pp=116–119, Plate CLVI}} Kereta [[odometer]] yang diciptakan pada masa Han dapat mengukur panjang perjalanan. Roda pada mesin ini memutar sejumlah gigi yang kemudian membuat arca-arca mekanis menabuh gendang dan gong untuk menandai jarak yang telah ditempuh (dengan satuan ''[[Li (satuan panjang)|li]]'').{{sfnp|Needham|1986c|pp=281–285}} Temuan ini digambarkan dalam karya seni Han dari abad ke-2, tetapi keterangan tertulis mengenai alat ini baru ada pada abad ke-3.{{sfnp|Needham|1986c|pp=283–285}} Para arkeolog modern juga telah menggali spesimen-spesimen alat yang dipakai pada masa Han, seperti sepasang [[jangka sorong]] yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Di jangka sorong ini terdapat inskripsi yang menandai hari dan tahun pembuatannya. Alat-alat ini sama sekali tidak disebutkan dalam sumber-sumber tertulis dari Dinasti Han.{{sfnp|Loewe|1968|pp=195–196}}
Baris 442 ⟶ 440:
[[Kincir air]] pertama kali muncul dalam sumber tertulis Tiongkok pada masa Han. Seperti yang dituliskan oleh Huan Tan pada kisaran tahun 20 M, kincir air digunakan untuk menggerakkan gigi-gigi yang mengangkat palu penempa yang dipakai untuk menumbuk, [[Perontokan|merontokkan]], dan memoles biji padi-padian.{{sfnp|Needham|1986c|pp=183–184, 390–392}} Tidak cukup bukti yang menunjukkan keberadaan [[kilang tenaga air]] di Tiongkok hingga kisaran abad ke-5.{{sfnp|Needham|1986c|pp=396–400}} Walaupun begitu, insinyur [[Du Shi]] (kematian 38 M) yang juga menjabat sebagai pengurus ''Jun'' Nanyang menciptakan sebuah [[Gerak resiprokasi|resiprokator]] bertenaga air yang dapat menjalankan [[ubub]] yang digunakan untuk [[Peleburan (metalurgi)|peleburan]] besi; sebelum itu, ubub harus dijalankan secara manual dan sangat menguras tenaga.<ref>{{harvp|de Crespigny|2007|p=184}}; {{harvp|Needham|1986c|pp=370}}.</ref> Kincir air juga dipakai untuk menjalankan pompa rantai yang mengangkat air ke saluran irigasi. Keberadaan pompa rantai pertama kali disebutkan di Tiongkok oleh filsuf Wang Chong dalam karyanya yang ditulis pada abad ke-1 M, ''[[Lunheng]]''.{{sfnp|Needham|1986c|pp=89, 110, 342–344}}
[[Bola
=== Matematika ===
Baris 1.526 ⟶ 1.524:
{{Topik Dinasti Han}}
{{empires}}
{{Artikel pilihan}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Dinasti Han| ]]
[[Kategori:
[[Kategori:Abad ke-2 SM di Tiongkok]]
[[Kategori:Abad ke-1 SM di Tiongkok]]
Baris 1.534 ⟶ 1.535:
[[Kategori:Abad ke-2 di Tiongkok]]
[[Kategori:Dinasti Tiongkok]]
[[Kategori:Bekas negara
|