Dalem Bekung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(15 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Dalem Bekung''', juga dikenal sebagai '''I Dewa Pamayun''', adalah seorang raja Bali yang berkuasa memerintah Kerajaan Gelgel pada paruh kedua abad ke-16. Ia adalah keturunan seorang perwira dari Majapahit di Jawa, dan memerintah dari istana mereka (puri) di Gelgel. Ia adalah putra sulung [[Dalem Baturenggong|Dalem Watu Renggong]]. Karena umurnya masih muda, dalam menyelenggarakan pemerintahannya, mereka di dampingi oleh lima orang yaitu: I Dewa Gedong Arta, I Dewa Anggungan, I Dewa Nusa, I Dewa Bangli, dan I Dewa Pasedangan. Mereka adalah putra dari I Dewa Tegal Besung, adik dari Dalem Watu Renggong. Jabatan patih agung pada saat itu dipegang oleh I Gusti Arya Batanjeruk, dan semua kebijakan pemerintahan ada di tangan Patih Agung Batanjeruk. Situasi seperti ini lama kelamaan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pejabat kerajaan. Tampaknya gelagat Batanjeruk untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan kedua raja yang masih muda itu telah di ketahui oleh penasihat raja [[Danghyang Astapaka|Dang Hyang Astapaka]]. Penasihat raja ini telah menasihati Batanjeruk agar tidak melakukan hal yang membahayakan, karena pengikut raja cukup kuat. Namun, nasihat Dang Hyang Astapaka itu tidak dihiraukan oleh Batanjeruk sehingga ia meninggalkan istana kerajaan Gelgel menuju ke sebuah desa bernama Budakeling yang terletak di daerah Karangasem, Bali.<ref>C.C. Berg, ''De Middeljavaansche Historische Traditie'' (Santpoort : C.A. Mees, 1927), halaman 138-139.</ref>
{{wikify|date=Juni 2012}}
'''Dalem Bekung''', juga dikenal sebagai Pamayun, adalah seorang raja Bali yang tradisional tanggal pada paruh kedua abad ke-16. Ia milik sebuah dinasti raja-raja yang turun dari Majapahit di Jawa, dan memerintah dari istana mereka (puri) di Gelgel.
 
== Intrik dan pemberontakan ==
Sumber utama untuk pemerintahannya adalah [[Babad Dalem]], sebuah kronik dari abad ke-18.<ref>I Wayan Warna et al. (tr.), ''Babad Dalem''. Teks dan Terjemahan. Denpasar: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat I Bali, 1986.</ref> Ia adalah putra dari Dalem Baturenggong yang sukses, dan diangkat ke tahta saat masih kecil. Pada tahun 1556, pamannya, I Dewa Anggungan, ingin merebut kerajaan, dan didukung oleh bangsawan Batan Jeruk. Dewa Anggungan mengambil Dalem Bekung dan saudaranya [[Dalem Seganing|I Dewa Anom Saganing]] sebagai tahanan, tetapi segera ditentang oleh mayoritas pengikut kerajaan. Kedua bayi pangeran itu berhasil diselamatkan, dan Batan Jeruk melarikan diri, akhirnya dibunuh oleh tentara loyalis.<ref>Tahun meninggalnya [[I Gusti Arya Batanjeruk]] disebutkan dalam tahun caka dalam bentuk Candre Sengkala yang berbunyi: ''Brahmana Nyaritawang Kawahan Wani'', dihitung terbalik, yang artinya ; ''Wani'' = 1, ''Kawahan'' = 4, ''Nyaritawang'' = 1, dan ''Brahmana'' = 8, jadi tahun caka 1418 atau 1556 M. lihat C.C. Berg, ''De Middeljavaansche Historische Traditie'', ibid. halaman 146.</ref> Sanak saudaranya kemudian mendirikan [[kerajaan Karangasem]] di Bali Timur. Dewa Anggungan terhindar tetapi kehilangan status sebagai kasta Ksatria.
 
Sumber utama untuk pemerintahannya adalah Babad Dalem, sebuah kronik dari abad ke-18 <ref>I Wayan Warna et al. (tr.), Babad Dalem. Teks dan Terjemahan. Denpasar: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Tingkat I Bali 1986</ref>. Ia adalah putra dari raja Dalem sukses Baturenggong, dan datang ke tahta saat masih kecil. Pamannya Dewa Anggungan ingin merebut kerajaan, dan didukung oleh bangsawan Batan Jeruk. Yang terakhir mengambil Dalem Bekung dan saudaranya Seganing dalam tahanan, namun segera ditentang oleh mayoritas grandees kerajaan. Kedua pangeran bayi berhasil diselamatkan, dan Batan Jeruk melarikan diri, akhirnya dibunuh oleh tentara loyalis. Sanak saudaranya kemudian mendirikan kerajaan Karangasem di Bali Timur. Dewa Anggungan terhindar tetapi kehilangan status sebagai kasta Ksatria. Para Batan Jeruk pemberontakan adalah tanggal pada tahun 1556 atau 1558 dalam teks-teks Bali. Ketika sudah cukup untuk memerintah atas namanya sendiri, Dalem Bekung terbukti menjadi penguasa aktifyang pasif dan pengecut, yang menyebabkan hilangnya prestise kerajaan dan disiplin antara ''grandees'' (pengikut). Dia meninggalkan urusan negara untuk Ngintepada menteri utamanya, Nginte. Dalam periode ini Brahmana yang terkenal bijak [[Dang Hyang Nirartha]], yang telah menghiburmemberi dampak yang mendalam pada budaya elit agama di Bali, meninggal. Sebuah konflik antara bangsawan Kiyayi Pande dan Gusti Talabah meningkat menjadi pemberontakan skala penuh di mana Kiyayi Pande mountmelakukan serangan putus asa terhadap pasukan raja. Pada akhirnya ia dikalahkan dan dibunuh dengan upaya maksimal, sebuah acara tanggal padatertanggal tahun 1578 oleh berbagai teks. Setelah acarapemberontakan ini, Dalem Bekung harus meninggalkan istana Gelgel. Versi akhir dari Babad Dalem menegaskan bahwa saudaranya [[Dalem Seganing]] mengambil alih sebagai raja menggantikan dia pada saat iniitu. <ref>I B. Rai Putra, Babad Dalem. Denpasar: Upada Sastra 1991, p. 59.</ref>
 
== Dikalahkan oleh orang Jawa ==
Menjelang akhir hidup Dalem Bekung, sebuah ekspedisi militer diselenggarakan untuk mendukung Jawa Timur kerajaan Blambangan di Jawa Timur melawan Pasuruan, portsebuah pelabuhan dan kerajaan kecil di pesisir utara Jawa. Ekspedisi, yang dipimpin oleh bangsawan I Gusti Putu Jelantik bangsawan, berlayar ke [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] di Jawa Timur, dan berbaris ke tanah Pasuruan. Namun, bertemuia denganharus mengalami kekalahan pecahpahit dan I Gusti Putu Jelantik pun tewas. Beberapa saat setelah musibah ini, Dalem Bekung meninggal. Namanya sebenarnya nama panggilan, yang berarti 'punya anak yang'. Saudaranya Dalem Seganing baikmungkin naik takhta atau terusmelanjutkan memerintahpemerintahan. <ref> name="C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.<"/ref>
 
Ketika ekspedisi Belanda yang pertama, di bawah [[Cornelis de Houtman]], mengunjungi Bali pada 1597, mereka bertemu seorang raja yang mungkin telah baikantara Dalem Bekung atau Dalem Seganing Dalem. Raja digambarkan sebagai seorang pria, sangatyang dibangunsangat kokoh dariketika berdiri dan berusia sekitar 40-50 tahun. Orang-orang Belanda menyediakanmemberikan rekeningcerita-cerita hidupindah daritentang splendourskeindahan kerajaan yang mereka lihat di Bali, yang cukup baik sesuai dengan deskripsi dalam sejarahkronik-kronik Bali kemudian hari <ref>C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.</ref> Pada saat kunjungan mereka, sebuah ekspedisi Bali yang besar sedang disiapkan untuk membantu masihkerajaan Hindu. Kerajaan Blambangan melawan Pasuruan Muslim. SebuahCatatan accountBelanda kemudian hari Belanda menunjukkan bahwa ekspedisi takitu membuahkan hasilsia-sia, karena Blambangan jatuh ke Pasuruan dipada tahun c. 1597. Telah berpendapatdikemukakan bahwa ini harus menjadipastilah ekspedisi Jelantik yang disebutkan dalam Babad Dalem. Hipotesis lain tempatmenempatkan pemerintahan Dalem Bekung jauh di kemudian hari, dipada 1630s.tahun 1630-an.<ref name="C.C. Berg 1927">C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.</ref>
 
Menjelang akhir hidup Dalem Bekung, sebuah ekspedisi militer diselenggarakan untuk mendukung Jawa Timur kerajaan Blambangan melawan Pasuruan, port dan kerajaan di pesisir utara Jawa. Ekspedisi, yang dipimpin oleh I Gusti Putu Jelantik bangsawan, berlayar ke Panarukan di Jawa Timur, dan berbaris ke tanah Pasuruan. Namun, bertemu dengan kekalahan pecah dan I Gusti Putu Jelantik tewas. Beberapa saat setelah musibah ini, Dalem Bekung meninggal. Namanya sebenarnya nama panggilan, yang berarti 'punya anak yang'. Saudaranya Dalem Seganing baik naik takhta atau terus memerintah. <ref>C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.</ref>
Ketika ekspedisi Belanda yang pertama, di bawah Cornelis de Houtman, mengunjungi Bali pada 1597, mereka bertemu seorang raja yang mungkin telah baik Dalem Bekung atau Seganing Dalem. Raja digambarkan sebagai seorang pria, sangat dibangun kokoh dari sekitar 40-50 tahun. Orang Belanda menyediakan rekening hidup dari splendours kerajaan yang mereka lihat di Bali, yang cukup baik sesuai dengan deskripsi dalam sejarah Bali kemudian hari <ref>C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.</ref> Pada saat kunjungan mereka, sebuah ekspedisi Bali besar disiapkan untuk membantu masih Hindu. Kerajaan Blambangan melawan Pasuruan Muslim. Sebuah account kemudian hari Belanda menunjukkan bahwa ekspedisi tak membuahkan hasil, karena Blambangan jatuh ke Pasuruan di c. 1597. Telah berpendapat bahwa ini harus menjadi ekspedisi Jelantik disebutkan dalam Babad Dalem. Hipotesis lain tempat pemerintahan Dalem Bekung jauh kemudian, di 1630s. <ref>C.C. Berg, De middeljavaansche historische traditië. Santpoort: Mees 1927, pp. 144-54.</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Lihat pula ==
{{Bali-stub}}
* [[Daftar Raja Bali]]
* [[Danghyang Nirartha]]
* [[Danghyang Astapaka]]
* [[Danghyang Angsoka]]
{{start box}}
{{succession box
|before= [[Dalem Baturenggong]]
|title = [[Daftar raja Bali|Raja Bali]]
|years = c. 1558-1580
|after = [[Dalem Seganing]]
}}
{{end box}}
 
[[Kategori:Sejarah Bali]]
[[Kategori:Suku Bali]]
[[Kategori:Raja Bali]]