Periode Hakuhō: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Yakushiji-MF007-0069.jpg|ka|jmpl|Pagoda di [[Yakushi-ji]], sebuah [[Kuil Buddha di Jepang|kuil Buddhis]] yang dibangun selama periode Hakuhō.]]
{{nihongo|'''Periode Hakuhō'''|白鳳時代|Hakuhō jidai|"periode feniks putih"}} adalah {{nihongo|[[nama zaman di Jepang]]|年号|''nengō''|"nama tahun"}} dari [[Kaisar Tenmu]]<ref name="nussbaum280">Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "''Hakuhō''" in {{Google books|p2QnPijAEmEC|''Japan Encyclopedia'', p. 280|page=280}}; n.b., Louis-Frédéric is pseudonym of Louis-Frédéric Nussbaum, ''see'' [http://dispatch.opac.ddb.de/DB=4.1/PPN?PPN=128842709 Deutsche Nationalbibliothek Authority File] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120524174828/http://dispatch.opac.ddb.de/DB=4.1/PPN?PPN=128842709 |date=2012-05-24 }}.</ref> setelah ''[[
Periode Hakuhō lebih sering digunakan sebagai sebuah istilah umum yang menggambarkan suatu rentang tahun yang lebih luas.
Baris 14:
Istilah "periode Hakuhō" terutama diterapkan dalam diskusi mengenai arsitektur, patung, dan lukisan.
Ratusan [[kuil Buddha di Jepang|kuil Buddhis]] dibangun pada periode Hakuhō, termasuk [[Kawara-dera]], [[Daikandai-ji]], dan [[Yakushi-ji]] di Fujiwara-kyō dalam [[Sangharama|gaya]] menunjukkan pengaruh [[Dinasti Tang|Dinasti Tang Tiongkok]] yang cukup besar. Wakakusa-dera, yang habis terbakar pada tahun 670, juga dibangun kembali pada periode ini menjadi [[Hōryū-ji]], menunjukkan pengaruh gaya yang sama.<ref>[[Hanshin Electric Railway]] - Area Guide [http://www.hanshin.co.jp/global/en/guide/nara.html#kouen] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181119010929/https://www.hanshin.co.jp/global/en/guide/nara.html#kouen |date=2018-11-19 }} "With the Tang Dynasty-style and Chinese western region-style designs seen in the platform for the image of Buddha in the Main Hall, Yakushi-ji Temple is regarded as the terminal point of the Silk Road."</ref><ref>Mason. pp. 61–62.</ref> Ketika Baekje hancur pada tahun 660, pengungsi dinaturalisasikan di Jepang dan mereka memainkan peran utama dalam merancang dan membangun kuil-kuil ini, dan mengajar dan melatih rekan-rekan Jepang mereka.
Pada saat itu, batu dan perunggu adalah media utama yang digunakan untuk patung-patung Buddha di Jepang, dan akan tetap demikian di benua ini untuk beberapa waktu yang akan datang;<ref>Morse, Anne Nishimura. "Art of the Temple". in ''mfa Highlights: Arts of Japan''. Boston: [[Museum of Fine Arts, Boston]], 2008. p. 34.</ref> namun, di Jepang, patung-patung ukiran dari kayu yang akan mendominasi pada abad-abad kemudian ternyata mulai muncul sejak periode Hakuhō.
|