== April 2022 ==
div style="width: 99%; color: #111; {{box-shadow|0|1px|3px|rgba(0, 0, 0, 0.35)}} {{border-radius|2px}}">
<div class="user-block" style="padding: 5px; margin-bottom: 0.5em; border: 1px solid #a9a9a9; background-color: #ffefd5; min-height: 40px">[[File:Stop x nuvola.svg|40px|left|alt=Stop icon]]<div style="margin-left:45px">Anda '''[[Wikipedia:Kebijakan pemblokiran|diblokir]]''' '''[[Wikipedia:Kebijakan pemblokiran#Pemblokiran selamanya|selama-lamanya]]''' dari penyuntingan karena dari kontribusi Anda, tidak mengindikasikan [[Wikipedia:Di sinilah kita membangun ensiklopedia|kontribusi membangun ensiklopedia]]. </div><div style="margin-left:45px">Jika Anda berpikir bahwa Anda sudah memiliki niat baik dan ingin agar blokir Anda dibuka, bacalah [[Wikipedia:Evaluasi pemblokiran|evaluasi pemblokiran]], kemudian tambah teks berikut di halaman pembicaraan Anda: <!-- Copy the text as it appears on your page, not as it appears in this edit area. Do not include the "tlx|" code. -->{{tlx|buka blokir|2=reason=''Isi alasan Anda di sini~~~~''}}. '''···''' <span title="Bunga sakura">πΈ</span> [[User:Rachmat04|'''Rachmat04''']] '''·''' [[User talk:Rachmat04|<span title="Ayo diskusi!">β</span>]] 4 April 2022 15.57 (UTC)</div></div><!-- Template:Uw-nothereblock -->
<div style="overflow:hidden; height:auto; background: #fff; width: 100%; padding-bottom:18px;">
<div style="font-size: 36px; margin-top: 24px;margin-left: 16px; font-family: 'Linux Libertine',Georgia,Times,serif; line-height: 1.2em;">Halo, Pangeranachmad.</div>
<div style="font-size: 24px; padding-top: 0px; margin-left: 16px; font-family: 'Linux Libertine',Georgia,Times,serif; line-height:1.2em; color: #666; ">
[[Wikipedia:Selamat datang|Selamat datang]] di [[Wikipedia bahasa Indonesia]]![[Kategori:Wikipediawan yang bergabung bulan Maret 2022]]
</div></div>
<div style="vertical-align:middle; color: black; background-color:#fff">
<div style="display: flex; flex-flow: row wrap; background-color:#EAECF0; padding: 10px; padding-left: 25px; ">
<div style="flex: 1 1 300px;">
<div style="font-size: 18px; font-family: 'Linux Libertine',Georgia,Times,serif; line-height:1.2em; font-weight:normal;">[[Berkas:OOjs_UI_icon_reference.svg|25px|alt=|link=]] Memulai</div>
<div style="padding-left: 25px; margin-top: -3px;">
* Bacalah halaman <u>'''[[Wikipedia:Pengantar|Pengantar Wikipedia]]'''</u> terlebih dahulu.
* Baca juga '''[[Bantuan:Isi|informasi tentang berkontribusi di Wikipedia]]'''.{{#ifexist:Pengguna:Pangeranachmad||
* Tuliskan juga sedikit profil Anda di [{{fullurl:Pengguna:Pangeranachmad|action=edit&preload=Templat:Selamatdatang/Profil}}&editintro=Templat:Selamatdatang/Editintro3 Pengguna:Pangeranachmad], halaman pribadi Anda, agar kami dapat lebih mengenal Anda.}}
* Lihat pula [[Wikipedia:aturan yang disederhanakan|aturan yang disederhanakan]] sebelum melanjutkan.
</div>
</div>
<div style="flex: 1 1 300px;">
<div style="font-size: 18px; font-family: 'Linux Libertine',Georgia,Times,serif; line-height:1.2em; font-weight:normal;">[[Berkas:OOjs_UI_icon_articleCheck-ltr.svg|25px|alt=|link=]] Tips</div>
<div style="padding-left: 25px; margin-top: -3px;">
* [[Bantuan:Tanda tangan|Selalu tanda tangani]] pertanyaan Anda di [[Wikipedia:Warung Kopi|Warung Kopi]] atau [[Wikipedia:Halaman pembicaraan|halaman pembicaraan]] dengan mengetikkan <code><nowiki>~~~~</nowiki></code> pada akhir kalimat Anda.
* [[Wikipedia:Jangan terbebani aturan|'''''Jangan takut!''''']] Anda tidak perlu takut salah ketika menyunting atau membuat halaman baru, menambahkan, atau menghapus kalimat.
</div>
</div>
</div>
<div style="padding: 10px; padding-left: 25px; ">
<div style="text-align: center;">
{{clickable button 2|Wikipedia:Warung Kopi (Bantuan)|Ada pertanyaan? Tanyakan di sini!|class=mw-ui-constructive center}}
</div>
<div>
'''Selamat menjelajah''', kami menunggu suntingan Anda di [[Wikipedia bahasa Indonesia]]!
</div>
<div style="font-style: italic; font-size: 90%">
'''Welcome!''' If you do not understand the Indonesian language,
Kembali mengumpulkan 'PUING-PUING SEJARAH' Cileungsi yang berserak
Cileungsi daerah yang memiliki sejarah panjang ternyata menyimpan segudang sejarahnya yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum mulai dari era Kerajaan Sunda-Pajajaran, era konfrontasi Mataram versus V.O.C. di Batavia tahun 1628 dan era konfliknya Kesultanan Banten yang berkedudukan di Jayakarta dengan musuh yang sama yaitu V.O.C. yang setelah Pangeran Achmad Jayakarta (Pangeran Jayakarta IV) wafat tahun 1640, perjuangannya kembali diteruskan oleh para Pangeran putra-putra Sultan Ageng Tirtayasa selain dari itu ternyata daerah Cileungsi pada akhir abad ke-19M terdapat tokoh pejuang yang kini diabadikan menjadi nama jalan yang menghubungkan daerah BPN atau Koramil Cileungsi dan Jalan Narogong yakni jalan H. Satibi.
Haji Satibi yang wafat di Cileungsi pada tanggal 27 Januari 1913 memiliki nama lengkap Pangeran Haji Muhammad Satibi merupakan seorang bangsawan putra dari Pangeran Achmad Bolonson bin Mokhammad Tjing Djamaloedin bin Sultan Macmud Badarudin yang wafat di Kampung Bulak Sereh Cibubur Jakarta Timur pada tanggal 6 Desember 1869. Kakek Pangeran Muhammad Satibi yang bernama Pangeran Mokhammad Tjing Djamaloedin bergelar Pangeran Makassar / Pangeran Wangsa Negara adalah putra Sultan Machmud Badarudin Palembang yang pernah tinggal di Batavia tepatnya di Kampung Makasar Kramatjati Jakarta Timur merupakan pejuang besar yang tidak kenal kompromi terhadap penjajah, dikarenakan sikapnya tersebut Pangeran Makassar dibuang ke Ambon Maluku sampai akhir usia beliau pada tahun 1828 dan dimakamkan di Gunung Nona Ambon.
(Bersambung)....
Profil Singkat Pangeran Achmad Bolonson
Susunan: asal-usul keluarga dan keturunan ( disertai keterangan singkat ) dari PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. Yang diriwayatkan Beliau kepada putra tunggalnya Almarhum β PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI β dari catatan anak MOER IDJAH Tahun 1934.
SULTAN MAHMUD BADAROEDDIN II
( Sri Baginda Radja Palembang karena memberontak diturunkan dari tahta oleh penjajah Inggris )
InggriPutera Mahkota : MOEHAMMAD TJIN DJAMALOEDIN. Gelar PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. menolak penobatan menggantikan Ayahnya dan hijrah ke Makasar untuk persekutuan.
Menikah dengan istri pertama putri bangsawan Bugis dari kerajaan Bone Makasar, terus hijrah ke Kartaradja di Sunda kelapa bersekutu dengan Mahesa dengan Gelar " PANGERAN KARTADJAJA".
(singkatan) atau " PANGERAN MAKASSAR " ( asal tempat hijrah II ). Tempat tinggalnya disebut " Kampung Makassar " bersama saudara-saudara iparnya ( Para pangeran ) dari istri kedua memberontak di Banten dan wafat dalam pengasingan di Ambon pada tahun 1852.
Dari 3 orang istri Beliau mempunyai 7 orang anak :
1. Isteri pertama bernama : NAISAH melahirkan putra bernama " PANGERAN ARU PATUDJU yang mewarisi "Tanah Patudju " disebelah Barat kali Tjhaliwung di Kartadjaja Sunda kelapa.
2. Isteri kedua bernama : RATU MAEMUNAH melahirkan putra bernama : " PANGERAN PAPAK " yang mewarisi Tanah Djenglapa di Banten ( Perbatasan Bogor Barat ).
3. Isteri ketiga bernama : SOEY NONA ( putri bangsa Tionghoa dari Djatinegara ) melahirkan 3 orang putera dan 2 Puteri :
1. " PANGERAN ACHMAD BOLONSON " mewarisi Tanah Tjiboeboer di Kartadjaja Selatan Bogor Utara . ( Wafat di Cibubur pada tanggal 6 Desember 1869 ) . Menikah dengan NONA MA SANDING ( keluarga dari Ibunya ) dari daerah Sanding di Tjiboeboer dan melahirkan seorang putera Tunggal yakni " PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI " ( Beliau hijrah di Tjiboeboer ke Tjileungsi di Bogor Timur karena perampasan tanah Tjiboeboer oleh penjajah Belanda dan wafat di Tjileungsi pada tanggal 27 Januari 1913. Keturunannya dari 6 orang isteri melahirkan 13 orang anak :
1. Isteri pertama TAMAH dan anak-anaknya :
ο Moer Daih ( Hadji Sa'id / H.Nun / Yusuf)
ο Moer Haemi
ο Moer Tahi ( Hadji Thaha )
ο Moer Nitjha (+)
2. Isteri kedua MAISAH ANOM dan anak-anaknya
ο Moer Haemi ( Enok )
ο Moer Didjah ( Endjong )
3. Isteri ketiga DAMI dan anak-anaknya
ο Moer Hili
ο Moer Idjah
ο Moer Naib (+)
4. Isteri keempat SAONA dan anak-anaknya
ο Moer Taim
5. Isteri kelima OETI dan anak-anaknya
ο Moer Oekna
6. ROGAMAH dan anak-anaknya
ο Moer Dimah
ο Moer Nandi
2. β PANGERAN MUHAMMAD DJIRDJA β mewarisi Tanah Dramagani Bogor Barat
3. β PANGERAN MUHAMMAD GADUDA β mewarisi Tanah Tjitajam Depok
4. β SARONG dan ALHA , Nurul kakaknya di Tjitajam.
Keterangan :
Tanda + adalah telah meninggal tanpa keterangan.
Salinan sesuai dengan yang aslinya oleh :
--''Pesan ini dikirim secara otomatis menggunakan bot.'' 31 Maret 2022 10.41 (UTC)
Kembali mengumpulkan 'PUING-PUING SEJARAH' Cileungsi yang berserak
Cileungsi daerah yang memiliki sejarah panjang ternyata menyimpan segudang sejarahnya yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum mulai dari era Kerajaan Sunda-Pajajaran, era konfrontasi Mataram versus V.O.C. di Batavia tahun 1628 dan era konfliknya Kesultanan Banten yang berkedudukan di Jayakarta dengan musuh yang sama yaitu V.O.C. yang setelah Pangeran Achmad Jayakarta (Pangeran Jayakarta IV) wafat tahun 1640, perjuangannya kembali diteruskan oleh para Pangeran putra-putra Sultan Ageng Tirtayasa selain dari itu ternyata daerah Cileungsi pada akhir abad ke-19M terdapat tokoh pejuang yang kini diabadikan menjadi nama jalan yang menghubungkan daerah BPN atau Koramil Cileungsi dan Jalan Narogong yakni jalan H. Satibi.
Haji Satibi yang wafat di Cileungsi pada tanggal 27 Januari 1913 memiliki nama lengkap Pangeran Haji Muhammad Satibi merupakan seorang bangsawan putra dari Pangeran Achmad Bolonson bin Mokhammad Tjing Djamaloedin bin Sultan Macmud Badarudin yang wafat di Kampung Bulak Sereh Cibubur Jakarta Timur pada tanggal 6 Desember 1869. Kakek Pangeran Muhammad Satibi yang bernama Pangeran Mokhammad Tjing Djamaloedin bergelar Pangeran Makassar / Pangeran Wangsa Negara adalah putra Sultan Machmud Badarudin Palembang yang pernah tinggal di Batavia tepatnya di Kampung Makasar Kramatjati Jakarta Timur merupakan pejuang besar yang tidak kenal kompromi terhadap penjajah, dikarenakan sikapnya tersebut Pangeran Makassar dibuang ke Ambon Maluku sampai akhir usia beliau pada tahun 1828 dan dimakamkan di Gunung Nona Ambon.
(Bersambung)....
Profil Singkat Pangeran Achmad Bolonson
Susunan: asal-usul keluarga dan keturunan ( disertai keterangan singkat ) dari PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. Yang diriwayatkan Beliau kepada putra tunggalnya Almarhum β PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI β dari catatan anak MOER IDJAH Tahun 1934.
SULTAN MAHMUD BADAROEDDIN II
( Sri Baginda Radja Palembang karena memberontak diturunkan dari tahta oleh penjajah Inggris )
InggriPutera Mahkota : MOEHAMMAD TJIN DJAMALOEDIN. Gelar PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. menolak penobatan menggantikan Ayahnya dan hijrah ke Makasar untuk persekutuan.
Menikah dengan istri pertama putri bangsawan Bugis dari kerajaan Bone Makasar, terus hijrah ke Kartaradja di Sunda kelapa bersekutu dengan Mahesa dengan Gelar " PANGERAN KARTADJAJA".
(singkatan) atau " PANGERAN MAKASSAR " ( asal tempat hijrah II ). Tempat tinggalnya disebut " Kampung Makassar " bersama saudara-saudara iparnya ( Para pangeran ) dari istri kedua memberontak di Banten dan wafat dalam pengasingan di Ambon pada tahun 1852.
Dari 3 orang istri Beliau mempunyai 7 orang anak :
1. Isteri pertama bernama : NAISAH melahirkan putra bernama " PANGERAN ARU PATUDJU yang mewarisi "Tanah Patudju " disebelah Barat kali Tjhaliwung di Kartadjaja Sunda kelapa.
2. Isteri kedua bernama : RATU MAEMUNAH melahirkan putra bernama : " PANGERAN PAPAK " yang mewarisi Tanah Djenglapa di Banten ( Perbatasan Bogor Barat ).
3. Isteri ketiga bernama : SOEY NONA ( putri bangsa Tionghoa dari Djatinegara ) melahirkan 3 orang putera dan 2 Puteri :
1. " PANGERAN ACHMAD BOLONSON " mewarisi Tanah Tjiboeboer di Kartadjaja Selatan Bogor Utara . ( Wafat di Cibubur pada tanggal 6 Desember 1869 ) . Menikah dengan NONA MA SANDING ( keluarga dari Ibunya ) dari daerah Sanding di Tjiboeboer dan melahirkan seorang putera Tunggal yakni " PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI " ( Beliau hijrah di Tjiboeboer ke Tjileungsi di Bogor Timur karena perampasan tanah Tjiboeboer oleh penjajah Belanda dan wafat di Tjileungsi pada tanggal 27 Januari 1913. Keturunannya dari 6 orang isteri melahirkan 13 orang anak :
1. Isteri pertama TAMAH dan anak-anaknya :
ο Moer Daih ( Hadji Sa'id / H.Nun / Yusuf)
ο Moer Haemi
ο Moer Tahi ( Hadji Thaha )
ο Moer Nitjha (+)
2. Isteri kedua MAISAH ANOM dan anak-anaknya
ο Moer Haemi ( Enok )
ο Moer Didjah ( Endjong )
3. Isteri ketiga DAMI dan anak-anaknya
ο Moer Hili
ο Moer Idjah
ο Moer Naib (+)
4. Isteri keempat SAONA dan anak-anaknya
ο Moer Taim
5. Isteri kelima OETI dan anak-anaknya
ο Moer Oekna
6. ROGAMAH dan anak-anaknya
ο Moer Dimah
ο Moer Nandi
2. β PANGERAN MUHAMMAD DJIRDJA β mewarisi Tanah Dramagani Bogor Barat
3. β PANGERAN MUHAMMAD GADUDA β mewarisi Tanah Tjitajam Depok
4. β SARONG dan ALHA , Nurul kakaknya di Tjitajam.
Keterangan :
Tanda + adalah telah meninggal tanpa keterangan.
Salinan sesuai dengan yang aslinya oleh :
==[[Wikipedia:Kriteria penghapusan cepat|Nominasi penghapusan]] [[:Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara]]==
[[Berkas:Information icon4.svg|48px|left|alt=|link=]]
{{Quote box|quote=<p>Jika ini adalah artikel pertama yang Anda buat, mungkin Anda perlu membaca [[WP:1|panduan menulis artikel pertama]] terlebih dahulu.</p><!--<p>You may want to consider using the [[Wikipedia:Article wizard|Article Wizard]] to help you create articles.</p>-->|width=20%|align=right}}
Sebuah tag telah diletakkan di halaman [[:Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara]], yang meminta agar artikel tersebut dihapus sesuai [[WP:KPC#U4|bagian U4 dari kriteria penghapusan cepat]] di Wikipedia, karena artikel tersebut kelihatannya merupakan artikel duplikat yang sebelumnya pernah dihapus sebagai hasil dari [[Wikipedia:Usulan penghapusan|usulan penghapusan]], {{#if:|di [[{{{2}}}]]|seperti di [[Wikipedia:Usulan penghapusan|artikel untuk dihapus]]}}. Menurut kriteria tersebut, jika sebuah artikel memiliki konten dan isi yang identik dengan halaman yang telah dihapus sebelumnya sebagai hasil diskusi, dan setiap perubahan dalam konten tersebut tidak mengatasi alasan yang menjadi dasar penghapusan sebelumnya, artikel tersebut mungkin akan dihapus sewaktu-waktu.
Jika Anda berpendapat bahwa halaman tersebut layak dimasukkan di Wikipedia, Anda dapat mengajukan banding dengan [[:Achmad Bolonson wangsa martaradja wijaya negara|mengunjungi halaman tersebut]] dan mengeklik tombol "ajukan diskusi keberatan penghapusan". Kemudian Anda dapat menjelaskan mengapa menurut Anda artikel tersebut layak dimasukkan di Wikipedia.
Walaupun demikian, harap dimaklumi bahwa artikel Anda mungkin akan tetap dihapus. Jika Anda ingin meminta para pengurus untuk mengevaluasi penghapusan artikel Anda, kunjungi [[Wikipedia:Evaluasi penghapusan]].<!-- Templat:Db-repost-notice --> '''[[User:ΓrkhΓ©zja|<span style="font-family: 'Linux Libertine',Georgia,Times,serif; color:#000F8C;"> ΓrkhΓ©zja </span>]]''' '''[[User talk:ΓrkhΓ©zja|<span style="color:blue">sΓΆrt hoztal?</span>]]''' 3 April 2022 03.07 (UTC)
Kembali mengumpulkan 'PUING-PUING SEJARAH' Cileungsi yang berserak
Cileungsi daerah yang memiliki sejarah panjang ternyata menyimpan segudang sejarahnya yang belum banyak diketahui oleh khalayak umum mulai dari era Kerajaan Sunda-Pajajaran, era konfrontasi Mataram versus V.O.C. di Batavia tahun 1628 dan era konfliknya Kesultanan Banten yang berkedudukan di Jayakarta dengan musuh yang sama yaitu V.O.C. yang setelah Pangeran Achmad Jayakarta (Pangeran Jayakarta IV) wafat tahun 1640, perjuangannya kembali diteruskan oleh para Pangeran putra-putra Sultan Ageng Tirtayasa selain dari itu ternyata daerah Cileungsi pada akhir abad ke-19M terdapat tokoh pejuang yang kini diabadikan menjadi nama jalan yang menghubungkan daerah BPN atau Koramil Cileungsi dan Jalan Narogong yakni jalan H. Satibi.
Haji Satibi yang wafat di Cileungsi pada tanggal 27 Januari 1913 memiliki nama lengkap Pangeran Haji Muhammad Satibi merupakan seorang bangsawan putra dari Pangeran Achmad Bolonson bin Mokhammad Tjing Djamaloedin bin Sultan Macmud Badarudin yang wafat di Kampung Bulak Sereh Cibubur Jakarta Timur pada tanggal 6 Desember 1869. Kakek Pangeran Muhammad Satibi yang bernama Pangeran Mokhammad Tjing Djamaloedin bergelar Pangeran Makassar / Pangeran Wangsa Negara adalah putra Sultan Machmud Badarudin Palembang yang pernah tinggal di Batavia tepatnya di Kampung Makasar Kramatjati Jakarta Timur merupakan pejuang besar yang tidak kenal kompromi terhadap penjajah, dikarenakan sikapnya tersebut Pangeran Makassar dibuang ke Ambon Maluku sampai akhir usia beliau pada tahun 1828 dan dimakamkan di Gunung Nona Ambon.
(Bersambung)....
Profil Singkat Pangeran Achmad Bolonson
Susunan: asal-usul keluarga dan keturunan ( disertai keterangan singkat ) dari PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. Yang diriwayatkan Beliau kepada putra tunggalnya Almarhum β PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI β dari catatan anak MOER IDJAH Tahun 1934.
SULTAN MAHMUD BADAROEDDIN II
( Sri Baginda Radja Palembang karena memberontak diturunkan dari tahta oleh penjajah Inggris )
InggriPutera Mahkota : MOEHAMMAD TJIN DJAMALOEDIN. Gelar PANGERAN ACHMAD BOLONSON WANGSAMARTARADJA WIDJAJANEGARA. menolak penobatan menggantikan Ayahnya dan hijrah ke Makasar untuk persekutuan.
Menikah dengan istri pertama putri bangsawan Bugis dari kerajaan Bone Makasar, terus hijrah ke Kartaradja di Sunda kelapa bersekutu dengan Mahesa dengan Gelar " PANGERAN KARTADJAJA".
(singkatan) atau " PANGERAN MAKASSAR " ( asal tempat hijrah II ). Tempat tinggalnya disebut " Kampung Makassar " bersama saudara-saudara iparnya ( Para pangeran ) dari istri kedua memberontak di Banten dan wafat dalam pengasingan di Ambon pada tahun 1852.
Dari 3 orang istri Beliau mempunyai 7 orang anak :
1. Isteri pertama bernama : NAISAH melahirkan putra bernama " PANGERAN ARU PATUDJU yang mewarisi "Tanah Patudju " disebelah Barat kali Tjhaliwung di Kartadjaja Sunda kelapa.
2. Isteri kedua bernama : RATU MAEMUNAH melahirkan putra bernama : " PANGERAN PAPAK " yang mewarisi Tanah Djenglapa di Banten ( Perbatasan Bogor Barat ).
3. Isteri ketiga bernama : SOEY NONA ( putri bangsa Tionghoa dari Djatinegara ) melahirkan 3 orang putera dan 2 Puteri :
1. " PANGERAN ACHMAD BOLONSON " mewarisi Tanah Tjiboeboer di Kartadjaja Selatan Bogor Utara . ( Wafat di Cibubur pada tanggal 6 Desember 1869 ) . Menikah dengan NONA MA SANDING ( keluarga dari Ibunya ) dari daerah Sanding di Tjiboeboer dan melahirkan seorang putera Tunggal yakni " PANGERAN HADJI MOEHAMMAD SATIBI " ( Beliau hijrah di Tjiboeboer ke Tjileungsi di Bogor Timur karena perampasan tanah Tjiboeboer oleh penjajah Belanda dan wafat di Tjileungsi pada tanggal 27 Januari 1913. Keturunannya dari 6 orang isteri melahirkan 13 orang anak :
1. Isteri pertama TAMAH dan anak-anaknya :
ο Moer Daih ( Hadji Sa'id / H.Nun / Yusuf)
ο Moer Haemi
ο Moer Tahi ( Hadji Thaha )
ο Moer Nitjha (+)
2. Isteri kedua MAISAH ANOM dan anak-anaknya
ο Moer Haemi ( Enok )
ο Moer Didjah ( Endjong )
3. Isteri ketiga DAMI dan anak-anaknya
ο Moer Hili
ο Moer Idjah
ο Moer Naib (+)
4. Isteri keempat SAONA dan anak-anaknya
ο Moer Taim
5. Isteri kelima OETI dan anak-anaknya
ο Moer Oekna
6. ROGAMAH dan anak-anaknya
ο Moer Dimah
ο Moer Nandi
2. β PANGERAN MUHAMMAD DJIRDJA β mewarisi Tanah Dramagani Bogor Barat
3. β PANGERAN MUHAMMAD GADUDA β mewarisi Tanah Tjitajam Depok
4. β SARONG dan ALHA , Nurul kakaknya di Tjitajam.
Keterangan :
Tanda + adalah telah meninggal tanpa keterangan.
Salinan sesuai dengan yang aslinya oleh :
|