Anomi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''
Istilah ini secara umum dipahami sebagai "ketiadaan norma" dan dipercaya dipopulerkan oleh Durkheim dalam bukunya yang berpengaruh, ''[[Le Suicide]]'' (1897). Namun, Durkheim pertama kali memperkenalkan konsep
Menurut Durkheim,
== Pemaknaan ==
Menurut M. Taufik Rahman, anomi berbeda dengan alienasi [[Asimilasi (sosial)|(dalam asimilasi)]]. Kedua istilah ini memiliki makna yang hampir sama yaitu kekacauan dalam diri seseorang. Kekacauan ini disebabkan oleh kurangnya kebebasan dalam [[lingkungan sosial]]. Perbedaannya ada pada penyebabnya. Anomi lebih terkhusus pada kekurangan [[norma sosial]] dan [[pengendalian sosial]] dalam kehidupan sosial. Di sisi lain, alienasi disebabkan oleh adanya penguasaan dan tekanan terhadap individu. Anomi menyebabkan seseorang kurang terlibat dalam kegiatan sosial sehingga menimbulkan penderitaan diri. Di sisi lain, alienasi menyebabkan seseorang tidak dapat mengembangkan kebiasaan yang murni dari dirinya sendiri.<ref>{{Cite book|last=Rahman, M. T.|first=|date=2011|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/11819/1/Glosari%20Teori%20Sosial%20%28Baik%29.pdf|title=Glosari Teori Sosial|location=Bandung|publisher=Ibnu Sina Press|isbn=978-602-99802-0-2|pages=7-8|url-status=live}}</ref>
[[Freda Adler]] menciptakan istilah ''synnomie'' sebagai lawan kata ''anomi''.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Nivette|first=Amy E.|date=2011-02|title=Old theories and new approaches: Evaluating Freda Adler’s theory of low crime and its implications for criminology|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1362480610380103|journal=Theoretical Criminology|language=en|volume=15|issue=1|pages=83–99|doi=10.1177/1362480610380103|issn=1362-4806}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Adler|first=Freda|date=1983|url=https://www.worldcat.org/oclc/9619453|title=Nations not obsessed with crime|location=Littleton, Colo.|publisher=F.B. Rothman|isbn=0-8377-0216-X|oclc=9619453}}</ref> Bersangkutan dengan konsep Durkheim tentang [[kesetiakawanan sosial]] dan [[kesadaran kolektif]],<ref name=":1" /> Adler mengartikan ''synnomie'' sebagai "kecocokan [[Norma sosial|norma-norma]] hingga akomodasi harmonis terjadi".<ref name=":2" /> Adler mendeskripsikan masyarakat yang mengalami ''synnomie'' ialah "bercirikan konformitas norma, kohesi, kontrol sosial yang utuh, dan integrasi norma." [[Institusi sosial]] seperti keluarga, agama, dan komunitas, dengan besar-besaran berperan sebagai sumber norma dan [[kontrol sosial]] untuk memelihara masyarakat yang berkeadaan ''synnomie''.
== Sejarah ==
Pada tahun 1893, Durkheim memperkenalkan konsep
Kemudian pada tahun 1897, dalam penelitiannya tentang bunuh diri, Durkheim mengasosiasikan anomi dengan pengaruh ketiadaan [[Norma sosial|norma]] atau norma yang terlalu kaku. Namun, ketiadaan norma atau norma yang terlalu kaku tersebut adalah gejala anomi, yang disebabkan oleh ketiadaan adaptasi diferensial yang memungkinkan norma berkembang secara alami karena [[Teori regulasi diri|regulasi diri]], baik sehingga norma terbentuk dari ketiadaan norma maupun norma yang menjadi kaku dan kuno berubah.
▲Ketika solidaritas adalah organik, anomie tidak mungkin terjadi.<ref name=":0">The Division of Labor in Society, The MacMillan Co. 1933, Free Press edition, 1964, hal. 368-369</ref> Sensitivitas terhadap kebutuhan satu sama lain meningkatkan pengembangan divisi kerja. "Produsen, dekat dengan konsumen, dapat dengan mudah menghitung jangkauan kebutuhan yang akan dipuaskan. Keseimbangan terjadi tanpa masalah dan produksi mengatur dirinya sendiri."<ref name=":0" /> Durkheim membedakan anomie sebagai hasil kegagalan solidaritas organik setelah transisi kepada solidaritas mekanis:<blockquote>Namun kebalikannya, jika lingkungan ''opaque'' diinterposisikan... hubungan jarang, tidak cukup terulang... terlalu sebentar-sebentar. Kontak tidak lagi cukup. Produsen tidak lagi dapat menangkap pasar dalam sekejap, tidak juga dalam pemikiran. Ia tidak lagi dapat melihat batasannya karena, boleh dikatakan, tidak terbatas. Dengan demikian, produksi tidak terkekang dan tidak teregulasi.<ref name=":0" /></blockquote>Penggunaan istilah anomie oleh Durkheim adalah mengenai fenomena industrialisasi—regimentasi massa yang tidak dapat beradaptasi karena inersianya sendiri—perlawanannya terhadap perubahan, yang menyebabkan siklus disruptif perilaku kolektif
Pada tahun 1983, [[Robert King Merton|Robert K. Merton]] menghubungkan anomi dengan ''deviance'' dan berargumen bahwa tidak tersambungnya [[budaya]] dengan [[Struktur sosial|struktur]] berkonsekuensi disfungsional, menyebabkan ''deviance'' dalam masyarakat. Ia mendeskripsikan lima tipe ''deviance'' dalam hal penerimaan atau penolakan tujuan sosial dan alat adat dalam menggapainya.<ref>{{Cite journal|last=Merton|first=Robert K.|date=1938-10|title=Social Structure and Anomie|url=https://www.jstor.org/stable/2084686?origin=crossref|journal=American Sociological Review|volume=3|issue=5|pages=672|doi=10.2307/2084686|issn=0003-1224}}</ref>
== Anomie sebagai kekacauan pada diri individu ==▼
== Etimologi ==
[[Émile Durkheim]], [[sosiolog]] perintis [[Prancis]] [[abad ke-19]] menggunakan kata ini dalam bukunya yang menguraikan sebab-sebab [[bunuh diri]] untuk menggambarkan keadaan atau kekacauan dalam diri [[individu]], yang dicirikan oleh ketidakhadiran atau berkurangnya standar atau nilai-nilai, dan perasaan [[alienasi]] dan ketiadaan tujuan yang menyertainya. Anomie sangat umum terjadi apabila [[masyarakat]] sekitarnya mengalami perubahan-perubahan yang besar dalam situasi ekonomi, entah semakin baik atau semakin buruk, dan lebih umum lagi ketika ada kesenjangan besar antara teori-teori dan nilai-nilai ideologis yang umumnya diakui dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.▼
Kata ini, "pemakaian kembali dengan ejaan Prancis 'anomy'",<ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/anomie|title=anomie {{!}} Origin and meaning of anomie by Online Etymology Dictionary|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=2019-01-01}}</ref> berasal dari bahasa [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani]] ἀνομία "tanpa hukum",<ref>{{Cite web|url=https://www.etymonline.com/word/anomy|title=anomy {{!}} Origin and meaning of anomy by Online Etymology Dictionary|website=www.etymonline.com|language=en|access-date=2019-01-01}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus:text:1999.04.0057:entry=a)nomi/a|title=Henry George Liddell, Robert Scott, A Greek-English Lexicon, ἀνομ-ία|website=www.perseus.tufts.edu|access-date=2019-01-01}}</ref> yaitu [[Awalan|prefiks]] [[privatif alfa]] (a-"tanpa") dan "nomos" (hukum). Pengguna bahasa Yunani membedakan "nomos" (νόμος, hukum) dan "arché" (ἀρχή; aturan pemula, aksiom, prinsip). Misalnya, [[penguasa monarki]] adalah pemerintah tunggal tetapi ia masih merupakan subjek, yaitu tidak bebas dari, hukum yang ada, i.e. nomos. Pada [[demokrasi]] [[negara kota]] yang asli, [[aturan mayoritas]] adalah bagian arché karena berdasar pada kekuasaan, sistem kebiasaan, yang mungkin atau tidak mungkin menciptakan hukum, yaitu nomos. Maka dari itu, maksud awal anomi adalah mendefinisikan apa saja atau siapa saja yang bertentangan atau di luar hukum, atau kondisi yang mana hukum yang berlaku tidak diterapkan, menghasilkan keadaan yang tidak sah atau tanpa hukum.
Pemahaman bahasa Inggris kontemporer terhadap "anomi" dapat mencakup "[[Norma (sosiologi)|norma]]" dengan sangat fleksibel dan sebagian orang menggunakan ketiadaan norma untuk mencerminkan situasi yang mirip dengan [[Anarkisme|anarki]]. Namun, sesuai penggunaan Durkheim di kemudian hari, anomi adalah reaksi yang bertentangan terhadap atau pengunduran diri dari [[kontrol sosial]] [[masyarakat]] yang berkaitan dengan pengaturan, dan merupakan konsep yang sepenuhnya terpisah dari anarki, yang tersusun atas ketiadaan peran penguasa dan pengikutnya.
Dalam pandangan Durkheim, agama-agama tradisional seringkali memberikan dasar bagi nilai-nilai bersama yang tidak dimiliki oleh individu yang mengalami anomie. Lebih jauh ia berpendapat bahwa [[pembagian kerja]] yang banyak terjadi dalam kehidupan ekonomi modern sejak [[Revolusi Industri]] menyebabkan individu mengejar tujuan-tujuan yang [[egois]] ketimbang kebaikan komunitas yang lebih luas.▼
[[Robert King Merton]] juga mengadopsi gagasan tentang anomie dalam karyanya. Ia mendefinisikannya sebagai kesenjangan antara tujuan-tujuan sosial bersama dan cara-cara yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dengan kata lain, individu yang mengalami anomie akan berusaha mencapai tujuan-tujuan bersama dari suatu masyarakat tertentu, namun tidak dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan sah karena berbagai keterbatasan sosial. Akibatnya, individu itu akan memperlihatkan [[perilaku menyimpang]] untuk memuaskan dirinya sendiri.▼
▲[[Émile Durkheim]], [[sosiolog]] perintis yang berasal dari [[Prancis]] [[abad ke-19]],
== Anomie sebagai kekacauan masyarakat ==▼
▲Dalam pandangan Durkheim, [[Agama|agama-agama]] tradisional
Kata ini (kadang-kadang juga dieja "anomy") telah digunakan untuk masyarakat atau kelompok manusia di dalam suatu masyarakat, yang mengalami kekacauan karena tidak adanya aturan-aturan yang diakui bersama yang eksplisit ataupun implisit mengenai perilaku yang baik, atau, lebih parah lagi, terhadap aturan-aturan yang berkuasa dalam meningkatkan isolasi atau bahkan saling memangsa dan bukan kerja sama.▼
▲[[Robert King Merton]] juga mengadopsi gagasan tentang
Menurut sebuah survei akademik, uji psikometrik mengonfirmasi hubungan antara anomi dan [[ketidakjujuran akademik]] pada mahasiswa universitas, menunjukkan bahwa universitas perlu membantu perkembangan kode etik pada mahasiswa untuk mengekang hal ini.<ref>"The effect of anomie on academic dishonesty among university students" oleh Albert Caruana, B. Ramaseshan, Michael T. Ewing. ''International Journal of Educational Management'' (2000). Volume 14, isu 1. hal. 23–30.</ref> Dalam penelitian lain, anomi dipandang sebagai "faktor pendorong" dalam pariwisata.<ref>{{Cite journal|last=Dann|first=Graham M. S.|title=Anomie, ego-enhancement and tourism|url=https://www.academia.edu/1534649/Anomie_ego-enhancement_and_tourism|journal=Annals of Tourism Research|language=en|volume=4|issue=4|pages=184–194|issn=0160-7383}}</ref>
▲Kata ini (kadang-kadang juga dieja "anomy")
== Anomie dalam sastra dan film ==▼
Dalam novel [[eksistensialisme|eksistensialis]] karya [[Albert Camus]] ''[[Orang Asing (novel)|Orang Asing]]'', tokoh protagonisnya, [[Mersault]] bergumul untuk membangun suatu sistem nilai individual sementara ia menanggapi hilangnya system yang lama. Ia berada dalam keadaan anomie, seperti yang terlihat dalam apatismenya yang tampak dalam kalimat-kalimat pembukaannya: ''"Aujourd'hui, maman est morte. Ou peut-être hier, je ne sais pas."'' ("Hari ini ibunda meninggal. Atau mungkin kemarin, aku tak tahu.”) Camus mengungkapkan konflik Mersault dengan struktur nilai yang diberikan oleh agama tradisional dalam suatu dialog hampir pada bagian penutup bukunya dengan seorang [[pastur]] [[Katolik Roma|Katolik]] yang berseru, “Apakah engkau ingin hidupku tidak bermakna?”▼
Kamus [[Webster 1913]], sebuah versi yang lebih tua, melaporkan penggunaan kata "anomi" dalam pengertian "ketidakpedulian atau pelanggaran terhadap hukum".<ref>{{Cite journal|last=Roberts|first=A. H.|last2=Rokeach|first2=M.|date=1956|title=Anomie, authoritarianism, and prejudice: A replication|journal=American Journal of Sociology}}</ref> ''Anomi'' sebagai kekacauan sosial tidak boleh disalahartikan sebagai "anarki". Kata "anarki" menunjukkan tidak adanya penguasa, hierarki, dan kepemimpinan. Banyak pendukung [[anarkhisme|anarkisme]] mengklaim bahwa anarki belum tentu mengakibatkan anomi dan pemerintahan dengan [[hierarki]] sesungguhnya meningkatkan ketiadaan hukum, bukan keteraturan (lih. misalnya [[Discordianism#Law of Eristic Escalation|Law of Eristic Escalation]]). Sebagian penganut [[anarko-primitivisme]] berargumen bahwa masyarakat yang kompleks, khususnya masyarakat industri dan pascaindustri, secara langsung menyebabkan kondisi seperti anomi dengan mencabut determinasi diri dan grup rujukan yang relatif kecil, seperti kelompok, marga, atau suku, dari individu.
[[Dostoevsky]], yang karyanya seringkali dianggap sebagai pendahulu filosofis bagi [[eksistensialisme]], seringkali mengungkapkan keprihatinan yang sama dalam novel-novelnya. Dalam ''[[The Brothers Karamazov]]'', tokoh Dimitri Karamazov bertanya kepada sahabatnya yang [[ateis]], Rakitin, "...tanpa Allah dan kehidupan kekal? Jadi segala sesuatunya sah, mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai?’" [[Raskolnikov]], anti-hero dari novel Dostoevsky ''[[Kejahatan dan Hukuman]]'', mengungkapkan filsafatnya ke dalam tindakan ketika ia membunuh seorang juru gadai tua dan saudara perempuannya, dan belakangan merasionalisasikan tindakannya itu kepada dirinya sendiri dengan kata-kata, "... yang kubunuh bukanlah manusia, melainkan sebuah prinsip!"▼
Yang lebih belakangan, protagonis dari film [[Taxi Driver]] karya [[Martin Scorsese]] dan protagonis dari [[Fight Club]], yang aslinya ditulis oleh [[Chuck Palahniuk]] dan belakangan dijadikan [[Fight Club (film)|film]], dapat dikatakan mengalami anomie.▼
▲Dalam novel [[eksistensialisme|eksistensialis]] karya [[Albert Camus]] ''[[Orang Asing (novel)|Orang Asing]]'', tokoh protagonisnya, [[Mersault]] bergumul untuk membangun suatu sistem nilai
▲[[Dostoevsky]], yang karyanya
== Pranala luar ==▼
▲Yang lebih belakangan, protagonis dari film [[Taxi Driver]] karya [[Martin Scorsese]] dan protagonis dari [[Fight Club]], yang aslinya ditulis oleh [[Chuck Palahniuk]] dan belakangan dijadikan [[Fight Club (film)|film]], dapat dikatakan mengalami
* {{en}} [http://durkheim.itgo.com/anomie.html "Anomie"] dibahas dalam Arsip Émile Durkheim.▼
== Referensi ==
[[Kategori:Sosiologi]]
[[Kategori:Psikologi sosial]]
[[Kategori:Filsafat sosial]]
<references />
▲== Pranala luar ==
|