'''Melayu Bengkulu''' adalah salah satu suku yang ada di [[provinsi Bengkulu]] dan merupakan suku terbesar kedua setelah [[suku Rejang]]. Biasanya Melayu Bengkulu berdomisili di ibukota provinsi Bengkulu yaitu [[Bengkulu Kota|Kota Bengkulu]].
Budaya Melayu Bengkulu sangat kental dirasakan di masyarakat [[Bengkulu Kota|Kota Bengkulu]] itu sendiri, baik dari falsafah hidup hingga [[kuliner]], khususnya lagi yaitu bahasa Melayu Bengkulu yang dikenal dengan bahasa Bengkulu. Bahasa Bengkulu memiliki beberapa pengucapkan kata yang sama dengan Melayu lainnya, seperti Melayu Minang, [[Melayu Palembang]], [[Melayu Jambi]], dan [[Melayu Riau]], terutama yang berlogat "o". Penuturan bahasa Melayu di Bengkulu hampir mirip penuturan bahasa Melayu dialek Negeri Sembilan, Malaysia.
Budaya dan bahasa Melayu Bengkulu, sama seperti Melayu lainnya di [[Sumatera]] dan [[Semenanjung Malaka]], yaitu memiliki falsafah hidup yang membenci pertikaian. Pertikaian ala Melayu biasanya dilakukan dengan cara berbalas [[pantun]], begitu juga dengan Melayu Bengkulu, yaitu dengan menggunakan pantun. Tidak hanya pertikaian, namun berpantun juga sering digunakan untuk berdendang. Berdendang sambil berpantun yang panjang dilakukan disaat acara-acara resmi, seperti [[pernikahan]], dan dilakukan semalam suntuk oleh puluhan orang bersama-sama dan bersahut-sahutan.