Pururawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Pranala luar: Perubahan kosmetika |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox
| Nama = Pururawa
| Image =
| Caption = Lukisan Pururawa karya Khitindra Nath Mazumdar.
| Nama_lain = Pururawa Aila
Baris 7:
| Devanagari = पुरूरव
| Ejaan_Sanskerta = Purūrava
|
| Dinasti = [[Dinasti Candra|Candra]]
| Kasta =
|
|
| Anak = [[Ayu (mitologi)|Ayu]]
}}
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Pururawa'''
== Leluhur Dinasti Candra ==
Baris 21:
== Menerima kutukan ==
Dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' dikisahkan bahwa Pururawa memuja tiga di antara empat tujuan hidup yang utama (''
== Pururawa dan Urwasi ==
Dalam [[mitologi Hindu]] terdapat cerita klasik mengenai Pururawa dan [[Urwasi]]. Diceritakan bahwa ketika Pururawa dengan kereta kencananya sedang dalam perjalanan melintasi langit, ia melihat Urwasi sedang dihadang [[rakshasa|raksasa]] ganas. Pururawa datang menyelamatkan sehingga raksasa berhasil dikalahkan. Semenjak kejadian itu, Pururawa dan Urwasi saling jatuh cinta. Namun karena merasa berbeda dunia, mereka mencoba untuk saling menjauh. Pururawa telah menikah dengan Ausiniri, tetapi tidak memiliki keturunan. Ketika Pururawa tahu bahwa Urwasi turun ke dunia karena menjalani kutukan, ia sangat senang dan siap untuk berpisah dengan istri lamanya. Pururawa menemui Urwasi yang sudah menunggu di hutan Gandamadana. Mereka berencana untuk tinggal di sana.
Pada suatu hari, Urwasi marah dan cemburu karena Pururawa terpikat dengan kecantikan seorang gadis yang sedang mencuci pakaian di sungai. Dengan diliputi rasa cemburu, Urwasi berlari sampai ke wilayah hutan keramat milik Dewa [[Kartikeya]] yang pantang dimasuki oleh wanita. Karena tanpa sengaja Urwasi memasuki wilayah keramat tersebut, tubuhnya berubah menjadi batu. Pururawa mencari Urwasi selama berbulan-bulan. Pururawa meminta petunjuk para dewa yang sudah sering ia bantu dalam peperangan. Kartikeya menjadi iba dengan Pururawa. Ia memberi sebuah [[permata]] [[merah]] dan menyuruh Pururawa agar digosok pada sebuah batu yang ada di dalam kawasan hutannya. Ketika perintah itu dilaksanakan, Urwasi segera terbebas dari kutukan.
[[Berkas:Urvashi-Pururavas by RRV.jpg
Pururawa dan Urwasi kembali ke istana setelah bertahun-tahun tinggal di hutan Gandamadana. Pada suatu hari, permata merah pemberian Kartikeya direbut oleh seekor [[gagak]]. Urwasi yang amat menyukai permata tersebut memohon kepada Pururawa untuk merebutnya kembali. Sebelum Pururawa berhasil menembakkan [[panah]]nya, ada orang lain yang terlebih dahulu memanah si gagak. Si gagak jatuh ke halaman istana. Ketika anak panah yang menancap di tubuh si gagak diamati, tertulis bahwa anak panah tersebut dimiliki oleh [[Ayu (mitologi)|Ayu]]. Setelah ditelusuri ternyata Ayu adalah
Setelah Urwasi kembali ke kahyangan, Ayu dinobatkan sebagai raja, sedangkan Pururawa memilih pergi meninggalkan kerajaannya untuk tinggal di Gandamadana. Pada suatu ketika, para [[rakshasa|raksasa]] menyerbu kahyangan. Saat mengetahui keadaan tersebut, Pururawa segera memberikan bantuan seperti yang sudah sering ia lakukan. Atas bantuan Pururawa, para raksasa berhasil dikalahkan. Sebagai rasa terima kasih, Indra mengizinkan Urwasi untuk melayani Pururawa di Gandamadana. Di sana Pururawa menghabiskan sisa hidupnya dengan ditemani Urwasi. Di sana pula Urwasi melahirkan lebih banyak
== Lihat pula ==
|