Surang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(10 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hanacaraka infobox
| Nama = Layar (surang)
| Image(Jawa) = Javanese script - Layar.png
| Image(Bali) = P. Surang, aksara BaliMusical_symbol_Dang_surang.png
| Letak = Di atas aksara yang dilekatinya.
}}
'''LayarSurang''' adalah salah satu ''sandhangan'' (tanda diakritik) dalam [[aksara JawaBali]]. Dalam aksara Bali, Layar disebut '''Surang''',Aksara danini tergolong ke dalam ''[[Aksara Bali#Pangangge tengenan|pangangge tengenan]]'' (sama seperti ''sandhangan'' dalam aksara Jawa). Layar atau surang identik dengan [[cakra (guwung)|cakra]] atau [[guwung]], karena melambangkan [[fonem]] /r/. Perbedaannya terletak pada letak penulisan dan pola suku kata yang dilekatinya.
 
== Penggunaan dan aturan ==
 
Layar atau surang digunakan pada suku kata yang berpola KVK (konsonan-vokal-konsonan) maupun KKVK (konsonan-konsonan-vokal-konsonan), dimanadi mana konsonan terakhir adalah fonem /r/. Contoh suku kata yang dimaksud adalah: sar, tar, swar, plar, dll.
 
Dalam aksara Bali, fonem /r/ ([[Ra (aksara Bali)|Ra]], [[Ra repa]], [[guwung]], surang) dan [[nasal]] /ɳ/ ([[Na rambat]]) sama-sama merupakan warga murdhania ([[konsonan retrofleks]] (tarik-belakang), meskipun menurut [[fonologi]] sesungguhnya Ra merupakan [[konsonan alveolar]]) dalam aksara Bali. Maka dari itu, dalam peraturan aksara Bali, apabila fonem /r/ diikuti dengan nasal /n/, secara otomatis fonem /n/ tersebut menjadi /ɳ/.<ref>Simpen, hal. 27.</ref> Secara sederhana, apabila dalam suatu kata terkandung surang (/r/), dan diikuti oleh aksara [[Na kojong]] (/n/), maka Na kojong tersebut berubah menjadi [[Na rambat]] (/ɳ/). Contoh kata yang dimaksud adalah: warna, karna, parna, dsb. Bila disalin ke dalam aksara Bali, huruf n pada kata-kata tersebut ditulis dengan Na rambat.
 
Layar atau surang dapat ditulis berdampingan dengan [[Pepet (Hanacaraka)|pepet]] atau [[Wulu|ulu]]. Dalam penulisannya, ''pangangge suara'' (pepet dan ulu) didahulukan, lalu diikuti dengan surang.
 
[[FileBerkas:Balinese script - her and hir.png|rightka|thumbjmpl|300px|Contoh penggunaan surang saat suatu huruf sudah dilekati oleh tanda [[pepet (Hanacaraka)|pepet]] dan [[wulu|ulu]].]]
== Surang dalam aksara Bali ==
 
Baris 77:
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Simpen, I Wayan. ''Pasang Aksara Bali.'' Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
 
 
{{aksara Bali}}
 
[[Kategori:Hanacaraka]]
[[Kategori:Aksara Bali]]
 
[[jv:Layar]]