Ngekak Sangger: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Menambahkan prana aktif Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala |
||
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{wikify}}{{noref}}{{paragraf pembuka}}{{kelayakan}}
'''Upacara
▲Upacara [[adat]] ngekak sangger merupakan salah satu adat budaya dari desa "''Leggung''" [[Sumenep]]. Sampai saat ini upacara adat ini masih dilestarikan oleh masyarakat desa Legung kecamatan Batang-Batang setiap ada hajatan pernikahan.<ref>[http://ceritapulaumadura.blogspot.fr/2011/11/tradisi-upacara-pengantin-ngekak.html http://ceritapulaumadura.blogspot.fr/2011/11/tradisi-upacara-pengantin-ngekak.html]</ref>
▲== Rangkaian Upacara Pernikahan ==
=== Tahap mencari jodoh ===
Proses pernikahan ini dimulai dengan tahapan mencari jodoh yang dibagi kedalam dua bagian, antara lain
; Ngen-angen khabar ( ''informasi'' )
:Dimana orang tua akan berusaha mencari calon isteri untuk anaknya yang sudah dewasa (baligh) dan berkeinginan mencari pasangan hidup dengan meminta batuan kepada seseorang yang disebut sebagai "''pangadek''"
; Arabas Pagar
:Setelah melalui tahapan Ngen angen khabar, selanjutnya adalah proses Arabas pagar, maksudnya seorang pangadek mencari keterangan calon penganten apakah sang calon yang dituju sudah memiliki pasangan atau masih tidak, informasi ini diperoleh dari tetangga atau kerabat dekat dari calon yang dituju. Setelah melalui proses yang panjang dan si calon sudah cocok dengan pasangannya, maka tahap selanjutnya adalah ''Abakalan'' atau ''tunangan''.
=== Nyabak Jajan atau Lamaran ===
Calon mempelai laki-laki mengirimkan seperangkat alat-alat keperluan mempelai wanita yang dibawa oleh rombongan kerabat keluarga pihak laki-laki secara beriringan seperti kain, sperangkat perhiasan, bedak, serta macam-macam jajan pasar. Tahapan tersebut dikenal oleh masyarakat dengan ''bhan-gibhan''.
Setelah menerima pemberian ini maka pihak wanita akan membalas pemberian calon mempelai laki-laki dengan berbagai macam masakan kuliner yang juga dibawa oleh keluarga kerabat mempelai wanita. Prosesi ini disebut dengan istilah ''balessan'' atau ''tongebbhan''.
Setelah melalui kedua proses
Menjelang hari-hari pernikahan, kedua pihak mempelai mulai mengadakan persiapan-persiapan diantaranya [[Mamapar gigi]] oleh calon wanita setelah itu mulai tahapan pingitan,
Selanjutnya setelah melalui proses tahapan
Sehari menjelang dilaksanakannya upacara pernikahan adat di kediaman mempelai wanita, ada tradisi yang dilakukan oleh sesepuh wanita yang dituakan berpakaian serba tertutup, yang selanjutnya membawa kendi berisi air beserta ''dhamar kambhang'' (lampu minyak) untuk di percikkan disekitar jalan yang akan dilalui oleh para tamu, setelah selesai maka sesepuh tadi kembali ke rumah pengantin wanita dan meletakkan ''dhamar kambhang''
== Pelaksanaan Upacara Penganten Adat "''ngekak sangger''" ==
Baris 31 ⟶ 29:
Pagi hari rombongan pengantin pria yang akan menuju rumah mempelai wanita akan diiringi musik [[saronen]] atau musik Hadrah. Dibelakannya beriringan pula para remaja serta sesepuh kerabat keluarga mempelai laki-laki membawa bermacam-macam bingkisan*. Dalam iring-iringan ini Pengantin Pria dengan gagahnya menaiki ''Jaran Serek'' (kuda hias) mengenakan busana penganten yang belum lengkap.
Setelah tiba di pintu depan rumah mempelai wanita, rombongan mempelai pria akan disambut oleh seorang laki-laki dari keluarga mempelai wanita untuk menyelesaikan
Di serambi depan rumah akan terdapat satu buah ''Sangger'' yang untaiannya lepas satu persatu. Dalam upacara adat ini penganten pria dituntut harus mengikat atau merangkai kembali untaian
== Makna "''Penganten Ngekak Sangger''" ==
Menurut penuturan para sesepuh di Desa Leggung Kecamatan Batang-Batang ini melambangkan
* Bahwa Pernikahan bagi orang-orang di pedesaan Sumenep bukanlah pertautan kedua mempelai, melainkan masuknya penganten pria kedalam keluarga besar sang isteri, seperti halnya ''sangger'' yang terdiri dari bilah-bilah bambu yang rapi tersusun dalam satu ikatan dan tahan dalam menghadapi tantangan hidup
* Mendidik penganten pria agar selalu arif, tertip, dan memegang sopan santun seperti halnya rangkaian ''Sangger''.
▲* Mendidik penganten pria agar selalu arif, tertip, dan memegang sopan santun seperti halnya rangkaian ''Sangger''.
== Daftar Pustaka ==
Baris 50 ⟶ 47:
{{Topik Sumenep}}
[[Kategori
[[Kategori
[[Kategori
[[Kategori:Upacara adat di Indonesia]]
|