Bendahara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Suntingan 2404:C0:7550:0:0:0:56B:28AA (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot Tag: Pengembalian |
||
(42 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{further|Gelar kehormatan Melayu}}
[[
'''Bendahara''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: '''بنداهارا''') adalah jabatan penyelenggara pemerintahan di kerajaan-kerajaan [[Suku Melayu|Melayu]] klasik, setara dengan jabatan [[mangkubumi]] atau [[wazir]], sebelum diintervensi oleh bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-19. Bendahara diangkat oleh [[sultan]] dan merupakan suatu jabatan yang diwariskan turun-temurun. Lazimnya bendahara adalah kerabat sultan, dan berasal dari nasab yang sama.
Jabatan ini masih digunakan di negara [[Brunei Darussalam]], dengan gelar
== Tugas dan tanggung jawab bendahara ==
Jabatan yang paling sebanding dengan bendahara adalah jabatan [[wazir]]
* Menobatkan dan menabalkan sultan
* Mengurus hajat hidup sultan
* Memberi nasihat kepada sultan
* Bertanggung jawab atas urusan kelahiran, pernikahan, dan pemakaman di lingkungan istana
* Bertanggung jawab atas pewarisan
* Memerintah selaku [[wali penguasa|
* Melaksanakan segala titah sultan
Campur tangan Inggris dan Belanda dalam penyelenggaraan pemerintahan
Di zaman modern, jabatan bendahara lazimnya disamakan dengan jabatan [[perdana menteri]].<ref>http://prpm.dbp.gov.my/Search.aspx?k=Bendahara</ref> Meskipun tugas dan tanggung jawab seorang bendahara agak mirip dengan yang diemban seorang perdana menteri, kedua jabatan ini tidak dapat disetarakan. Salah satu perbedaan yang sangat jelas adalah
== Sejarah ==
Meskipun belum jelas bilamana gelar ini pertama kali dipergunakan, pemerintahan [[Kesultanan Malaka]] pernah dikelola oleh sejumlah bendahara yang sangat berwibawa. Bendahara Malaka yang termasyhur adalah [[Tun Perak]]. Pada masa jabatan Tun Perak, yang meliputi masa pemerintahan beberapa sultan, Malaka mencapai puncak kejayaannya menjelang akhir abad ke-15. Menurut ''[[Sulalatus Salatin]]'' dan ''[[Hikayat Hang Tuah]]'', Tun Perak secara diam-diam menyelamatkan nyawa [[Hang Tuah]], seorang [[laksamana]] yang telah diperintahkan untuk dibunuh oleh Sultan Malaka.
Pada 1612, Bendahara [[Tun Sri Lanang]] dari [[Kesultanan Johor]] menerima amanat Sultan Johor, Alauddin Riaayat Syah, untuk menghimpun dan menyusun sejarah Melayu ke dalam bentuk pustaka. Kitab yang dihasilkannya diberi judul ''Sulalatus Salatin'' (silsilah raja-raja) dan
Pada 1699, Bendahara Johor, Abdul Jalil, naik takhta menjadi Sultan Kesultanan [[Terengganu]] yang ada saat ini didirikan oleh Sultan Terengganu, Zainal Abidin I, pada 1708. Sutan Zainal Abidin I adalah putra [[Tun Habib Abdul Majid]], Bendahara Johor pada abad ke-17.
== Bendahara Malaka dan Johor ==
* Tun Perpatih Muka Berjajar, Bendahara Malaka
* Tun Perpatih Tulus, Bendahara Malaka
* Raden Bagus, Bendahara Malaka
* Raden Anum, Bendahara Sri Amar Diraja, Bendahara Malaka
* Tun Perpatih Sedang, Bendahara Sri Wak Raja, Bendahara Malaka
* Tun Perpatih Putih, Bendahara Paduka Tuan, Bendahara Malaka
* [[Tun Perak]], Bendahara Paduka Raja, Bendahara Malaka
* [[Tun Mutahir dari Malaka|Tun Mutahir]], Bendahara
* Tun Tepok, Bendahara Paduka Tuan, Bendahara Malaka
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Kesultanan Malaka digantikan oleh Kesultanan Johor.
* Tun Koja, Bendahara Paduka Raja, Bendahara Johor
* Tun Biajid, Bendahara
* Tun Mahmud, Bendahara Tun Narawangsa, Bendahara Johor
* Tun Isap Misai, Bendahara
* [[Tun Sri Lanang]], Bendahara Paduka Raja, Bendahara Johor (ditawan oleh bala tentara Aceh dan memutuskan untuk menetap di Aceh)
Bendahara-bendahara berikut ini
* Tun Anum, Bendahara
* Tun Mat Ali, Bendahara Paduka Tuan, Bendahara Johor
* Tun Rantau, Bendahara
* [[Tun Habib Abdul Majid]], Bendahara
* Tun Abdul Jalil, Bendahara Paduka Raja (naik takhta menjadi Sultan Johor setelah kemangkatan [[Mahmud Syah II, Sultan Johor|Sultan Mahmud Syah II]], cabang nasab [[Tumenggung]] dari wangsa Tun Abdul Jalil menjadi penguasa negeri Johor di Malaysia sampai sekarang)
* Tun Abbas, Bendahara
Setelah Sultan Abdul Jalil IV naik takhta, Bendahara Johor dianugerahi negeri Pahang sebagai tanah ulayat pribadi. Oleh karena itu, untuk seterusnya para bendahara Johor digelari Bendahara di Pahang. Para bendahara ini juga digelari "Raja Bendahara" karena kedudukan mereka selaku penguasa Pahang, negeri [[jajahan]] Kesultanan Johor.
=== Bendahara di Pahang ===
* [[Tun Abdul Majid dari Pahang|Tun Abdul Majid]], Raja Bendahara Pahang I (1777–1802)
* [[Tun Muhammad dari Pahang|Tun Muhammad]], Raja Bendahara Pahang II
* [[Tun Koris dari Pahang|Tun Koris]], Bendahara Paduka Raja, Raja Bendahara Pahang III (1803–1806)
* [[Tun Ali dari Pahang|Tun Ali]], Bendahara Siwa Raja, Raja Bendahara Pahang IV (1806–1847)
* [[Tun Mutahir dari Pahang|Tun Mutahir]], Bendahara
Tun Mutahir adalah Raja Bendahara Pahang yang terakhir. Ia
== Lihat pula ==
Baris 80 ⟶ 82:
;Daftar pustaka
* R.O. Windstedt, ''Bendaharas and Temenggungs'', Journal of Malayan Branch of Royal Asiatic Society, Jilid X Bagian I, 1932
* R.O. Windstedt, ''Early Rulers of Perak, Pahang and Acheh'', Journal of Malayan Branch of Royal Asiatic Society, Jilid X Bagian I, 1932
* R.O. Windstedt, ''A History of Johore'', Journal of Malayan Branch of Royal Asiatic Society, Jilid X Bagian III, 1932
* (Tun) Suzana (Tun) Othman, ''Institusi Bendahara; Permata Melayu yang hilang'', 2002, {{ISBN|983-40566-6-4}}
* (Tun) Suzana (Tun) Othman, ''Tun Seri Lanang: Sejarah dan Warisan Tokoh Melayu Tradisional'', 2008, {{ISBN|978-983-43485-6-4}}
* (Tun) Suzana (Tun) Othman, ''Perang bendahara Pahang, 1857-63: pensejarahan semula menelusi peranan British'', 2007, {{ISBN|978-983-195-282-5}}
[[Kategori:Sejarah Malaysia]]
|