Tag: Suntingan perangkat selulerSuntingan peramban selulerSuntingan seluler lanjutan
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
}}
'''Kuil Buddha dan Shinto di Nikko''' adalah sebuah kuil yang yang dibangun pada [[Zaman Edo]] yang didirikan dilereng gunung [[Nikko]] yang terletak di Prefektur [[Tochigi]]. selama berabad-abad menjadi situs suci dikenal karena karya-karyanya [[arsitektur]] dan [[dekoratif]]. Mereka yang terkait erat dengan sejarah para [[shogun Tokugawa]]. Sebuah [[Situs Warisan Dunia]] yang menarik, karena terletak di [[lereng gunung]] [[Nikko]] yang merupakan Gunung Keramat.
== Sejarah ==
Pada akhir abad ke-8 seorang [[biarawan]] Buddhas, [[Shodo]], mendirikan bangunan pertama di lereng gunung suci [[Nikko]], yang telah disembah sejak jamanzaman dahulu. Pada akhir abad ke-12, Keshogunan [[Kamakura]] menempatkan dirinya di wilayah [[Kanto]], memungkinkan [[Nikko]] untuk memperkuat posisinya lebih lanjut sebagai situs suci utama di [[Kanto]]. Namun, situs itu ditinggalkan karena gejolak masa [[Muromachi]], pada abad ke-16. Tempat ini dipilih sebagai tempat untuk [[Toshogu]], tempat ini terdiri dari beberapa bangunan didirikan untuk rumah makam [[Ieyasu]], pendiri Keshogunan [[Tokugawa]]. Rezim ini masih berkuasa selama lebih dari 250 tahun dalam sejarah [[Jepang]]. Sejak periode ini, Nikko telah memainkan peran yang sangat penting sebagai simbol kedaulatan nasional, tidak hanya di mata pemerintah daerah tetapi juga dari pemimpin negara-negara tetangga yang mengirimkan utusan mereka untuk membayar upeti kepada [[Ieyasu]], seorang tokoh yang didewakan pada zaman itu.
== Tujuan Wisata ==
Kuil ini menjadi tujuan wisata yang unik karena keindahan alam dan beberapa kuil kuno yang dibangun di kaki gunung [[Nikko]]. Selain itu, Nikko adalah gambaran sempurna dari gaya [[arsitektur[[ ]][[zaman Edo]] yang diterapkan pada [[kuil]] [[Shinto]] dan kuil [[Buddha]]. Kepintaran dan kreativitas arsitek dan dekorator yang terungkap dalam luar biasa dan terhormat. Tempat-tempat suci dan kuil-kuil, bersama dengan lingkungan mereka, merupakan contoh luar biasa dari sebuah pusat agama tradisional Jepang, dikaitkan dengan persepsi Shinto hubungan manusia dengan alam, di mana gunung-gunung dan hutan memiliki makna [[sakral]] dan obyekobjek [[pemujaan]], dan praktik keagamaan yang masih sangat hidup hingga hari ini. Dan pada tahun 1999 Kuil ini masuk ke dalam Daftar [[Situs Warisan Dunia UNESCO]].