Laskar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Pengembalian manual
 
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Three Lascars on the Viceroy of India.jpg|jmpl|Tiga orang laskar {{RMS|Viceroy of India}}, kapal penumpang milik Maskapai Pelayaran [[Peninsular and Oriental Steam Navigation Company|P&O]]]]
'''Laskar''' adalah [[pelaut|kelasi]] atau [[milisi]] dari [[Asia Selatan]], [[Asia Tenggara]], [[dunia Arab]], dan negeri-negeri lain di sebelah timur [[Tanjung Harapan]], yang dipekerjakan di atas kapal-kapal [[Eropa]] sejak abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-20.
 
Istilah laskar (dilafalkan pula sebagai ''lasykar'' dan ''alaskar'') berasal dari kata ''al-askar'', kata Arab untuk pengawal atau prajurit. Kata ini diserap dan diadaptasi oleh [[bahasa Portugis|Portugis]] menjadi istilah ''lascarim'', yang berarti milisi atau kelasipelaut Asia, khususnya yang berasal dari negeri-negeri di sebelah timur Tanjung Harapan. Definisi istilah Portugis ini mencakup semua awak kapal yang berkebangsaan India, Melayu, Tionghoa, dan Jepang. [[Bangsa Inggris|Orang-orang Inggris]] yang bekerja pada [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Kompeni Inggris]] mula-mula menyebut para laskar India dengan sebutan ''Portugis Hitam'' atau ''Topaze'', tetapi kelak mengadopsi istilah Portugis dan menyebut mereka sebagai ''laskar''.<ref>{{Cite web|title = Bengali-speaking community in the Port of London - Port communities - Port Cities|url = http://www.portcities.org.uk/london/server/show/ConNarrative.126/chapterId/2599/Bengalispeaking-community-in-the-Port-of-London.html|website = www.portcities.org.uk|access-date = 2016-02-20}}</ref> Para laskar bekerja di atas kapal-kapal Inggris berdasarkan ''"lascar agreement"'' (surat perjanjian kerja laskar). Surat perjanjian kerja ini jauh lebih menguntungkan pihak pemilik kapal jika dibandingkan dengan surat-surat perjanjian kerja biasa. Para laskar dapat saja dipindahkan dari satu kapal ke kapal lain, dan terikat masa kerja sampai dengan tiga tahun untuk sekali kontrak. Sebutan ''laskar'' juga digunakan untuk menyebut para pelayan India, yang biasanya dipekerjakan oleh perwira-perwira militer Inggris.<ref>{{citation|first=Romesh C|last=Butalia|title=The evolution of the Artillery in India|year=1999|publisher=Allied Publishers|isbn=81-7023-872-2|page=239}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Abad keenam belas ===
Kelasi-kelasi India sudah dipekerjakan di atas kapal-kapal Eropa sejak pelayaran pertama orang Eropa ke India. [[Vasco da Gama]], orang Eropa pertama yang sampai ke India melalui laut (pada 1498), mempekerjakan seorang [[Kapal pandu|pandu]] India di [[Malindi]] (sebuah pemukiman pesisir di [[Kenya]] sekarang) untuk mengemudikan kapal Portugis menyeberangi [[Samudra Hindia]] menuju [[Pesisir Malabar]] di barat daya India. Kapal-kapal Portugis terus-menerus mempekerjakan laskar-laskar dari Asia Selatan dalam jumlah besar sepanjang abad ke-16 dan ke-17, terutama laskar-laskar dari [[Goa]] dan [[India Portugis|daerah-daerah jajahan Portugis]] lainnya di India. Orang-orang Portugis menggunakan istilah laskar sebagai sebutan untuk semua pelautkelasi di atas kapal-kapal mereka yang berasal dari ''Hindia'', yang mereka definisikan sebagai negeri-negeri di sebelah timur Tanjung Harapan.
 
Melalui kekaisaran-kekaisaran dunia bahari Portugis dan Spanyol, beberapa laskar Asia Selatan berhasil mendapatkan pekerjaan di atas kapal-kapal Inggris, dan berada di antara para pelautkelasi di atas kapal-kapal pertama milik [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Kompeni Inggris]] yang berlayar ke India. Awak kapal laskar-laskar dari Asia Selatan diabadikan pula dalam lukisan sekat-sekat [[Seni rupa Nanban|Namban]] buatan Jepang dari abad ke-16.<ref>{{cite book|author=Lisboa, Luiz Carlos; Arakaki, Mara Rúbia |title=Namban: o dia em que o Ocidente descobriu o Japão|url=http://www.worldcat.org/title/namban-o-dia-em-que-o-ocidente-descobriu-o-japao/oclc/30602150&referer=brief_results|year=1993|publisher=Aliança Cultural Brasil-Japão|location=São Paulo}}</ref> Orang-orang [[Orang Luso-Asia|Luso-Asia]] tampaknya mengembangkan bahasa Portugis pijin mereka sendiri yang digunakan di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara.<ref name="Jayasuriya2008">{{cite book|last=Jayasuriya|first=Shihan de Silva |title=The Portuguese in the East: A Cultural History of a Maritime Trading Empire|url=https://books.google.com/books?id=bkoBAwAAQBAJ&pg=PA191|year=2008|publisher=Tauris Academic Studies|location=London|isbn=978-0-85771-582-1|pages=191ff}}</ref>
 
=== Abad ketujuh belas ===
Baris 21:
 
=== Abad kesembilan belas ===
[[Perusahaan Hindia Timur Britania|Kompeni Inggris]] merekrut kelasi-kelasi dari daerah-daerah sekitar pabrik-pabriknya di [[Benggala]], [[Assam]], [[Gujarat]], juga dari [[Yaman]], [[Somaliland Britania|Somaliland Inggris]], dan [[Goa]] Portugis. Mereka disebut sebagai ''laskar'' oleh orang-orang Inggris.<ref name="Halliday 2010 51">{{cite book|last=Halliday|first=Fred|title=Britain's First Muslims: Portrait of an Arab Community|date=2010|publisher=I.B. Tauris|isbn=1848852991|page=51|url=https://www.google.com/books?id=0EQmAQAAMAAJ|accessdate=23 February 2016}}</ref> Kelasi-kelasi Asia Selatan ini kelak terus dipekerjakan di atas kapal-kapal Inggris (dan Eropa) sampai era 1960-an.
 
Antara 1803 sampai 1813, ada lebih dari 10.000 laskar dari [[subbenua India|Anak Benua]] India yang pernah menjejakkan kakinya di bandar-bandar dan kota-kota Inggris.<ref name="Fisher2004"/>{{rp |140, 154–6, 160–8, 172}} Jelang 1842, ada 3.000 laskar yang berkunjung ke Inggris setiap tahun, dan jelang 1855, ada 12.000 laskar yang tiba di bandar-bandar Inggris setiap tahun. Pada 1873, ada 3.271 laskar yang tiba di Inggris.<ref name="Ansari">{{cite book |first=Humayun|last=Ansari|title=The Infidel Within: The History of Muslims in Britain, 1800 to the Present|year=2004|publisher=C. Hurst & Co. Publishers|isbn=1-85065-685-1}}.</ref>{{rp |35}} Sepanjang permulaan abad ke-19 laskar-laskar yang berlayar sampai ke Britania telah mencecah angka 1.000 orang per tahun.<ref name="Fisher2004"/>{{rp |140,54–6,60–8,72}} Jumlah ini meningkat menjadi 10.000 sampai 12.000 orang per tahun selama penghujung abad ke-19.<ref>{{cite web |first=Diane|last=Robinson-Dunn|title=Lascar Sailors and English Converts: The Imperial Port and Islam in late 19th-Century England|publisher=Seascapes, Littoral Cultures, and Trans-Oceanic Exchanges|date=February 2003|url=http://www.historycooperative.org/proceedings/seascapes/dunn.html|accessdate=13 January 2009|archive-date=2012-08-02|archive-url=https://archive.today/20120802143210/http://www.historycooperative.org/proceedings/seascapes/dunn.html|dead-url=yes}}</ref><ref name = behal>{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=oy67XQk5cukC&pg=PA114&lpg=PA114#v=onepage&q&f=false|title = Coolies, Capital and Colonialism: Studies in Indian Labour History|date = |access-date = |website = |last = Behal, Rana P.; van der Linden, Marcel (eds.) |first = |location= Cambridge|publisher = Cambridge University Press|page =114}}</ref> Para laskar biasanya menginap di bandar-bandar Inggris sebelum kembali berlayar.<ref>{{Cite web|url=http://www.thehindu.com/thehindu/lr/2003/01/05/stories/2003010500200300.htm|title=The lascars' lot (The Hindu newspaper)|last=|first=|date=|website=|publisher=|access-date=}}</ref> Beberapa laskar menetap di bandar-bandar dan kota-kota Inggris, seringkalisering kali akibat pembatasan pemerintah semisal Akta Pelayaran, akibat diturunkan dari kapal, dan akibat menderita perlakuan buruk. Banyak telantar dan hidup terlunta-lunta akibat aturan kuota laskar yang diizinkan bekerja di atas satu kapal. Laskar-laskar terkadang menempati rumah-rumah, asrama-asrama, dan barak-barak yang disediakan oleh yayasan-yayasan amal Kristen.<ref>{{cite book|lastname="Halliday|first=Fred|title=Britain's First Muslims: Portrait of an Arab Community|date=2010|publisher=I.B. Tauris|isbn=1848852991|page=51|url=https:"//www.google.com/books?id=0EQmAQAAMAAJ|accessdate=23 February 2016}}</ref><ref>{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=kFykCgAAQBAJ&pg=PA88&lpg=PA88&dq=lascar+poverty&source=bl&ots=aoauAXErGY&sig=CICU9Mx6e7rXIoYfpq0qyCFGlBU&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjq6vbpgIvLAhVFOhoKHegvD-EQ6AEIIzAA#v=onepage&q=barracks&f=false|title = Law and Imperialism: Criminality and Constitution in Colonial India and Victorian Britain|date = |access-date = |website = |publisher = |last = |first = }}</ref> Beberapa laskar beralih ke agama Kristen (sekurang-kurangnya sekadar nama saja) karena aturan hukum kala itu mewajibkan seseorang untuk beragama Kristen bilamana hendak menikah di Inggris.<ref>{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=iPHqigUD6FUC&pg=PA52&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=snippet&q=marry%20these%20women&f=false|title = Counterflows to Colonialism|date = |access-date = |website = |publisher = |last = |first = }}</ref> Yang paling terkenal adalah kasus peralihan agama [[Sake Dean Mahomed]] yang disusul pernikahannya dengan Jane Daly.<ref>{{Cite book|title = Counterflows to Colonialism: Indian Travellers and Settlers in Britain, 1600-1857|url = https://books.google.com/books?id=iPHqigUD6FUC|publisher = Orient Blackswan|date = 2006-01-01|isbn = 9788178241548|language = en|first = Michael H.|last = Fisher}}</ref> Pernikahan para laskar dengan perempuan-perempuan Inggris mungkin pula disebabkan oleh langkanya perempuan Asia di Inggris kala itu.<ref name="Fisher2004"/>{{rp |111–119, 129–30, 140, 154–6, 160–8, 181}}<ref>{{cite book|last=Halliday|first=Fred|title=Britain's First Muslims: Portrait of an Arab Community|date=2010|publisher=I.B. Tauris|isbn=1848852991|page=51|url=https://www.google.com/books?id=0EQmAQAAMAAJ|accessdate=30 December 2015}}</ref> Diperkirakan ada 8.000 orang India (beberapa di antaranya pernah menjadi laskar) yang menetap secara permanen di Inggris sebelum era 1950-an.<ref name = behal/><ref>{{Cite book|title = Asians In Britain|url = https://archive.org/details/asiansbritainyea00visr|last = visram|first = |publisher = |year = 2002|isbn = |location = |pages = 254–269[https://archive.org/details/asiansbritainyea00visr/page/n263 254]–269}}</ref>
 
Hambatan-hambatan bahasa dalam komunikasi antara para perwira kapal dan laskar-laskar menyebabkan tenaga-tenaga penerjemah menjadi sangat penting. Sangat sedikit yang bekerja di geladak karena hambatan bahasa ini. Beberapa orang Eropa berhasil belajar hingga lancar bertutur dalam bahasa anak buah mereka. Nakhoda-nakhoda mahir seperti John Adolphus Pope menguasai bahasa anak buahnya sampai sedemikian mahirnya sehingga mampu memberikan perintah-perintah kerja yang rumit kepada para awak laskar. Seringkali pemuka-pemuka pribumi yang disebut [[Serang (jabatan)|Serang]] (yang mengepalai awak mesin dan awak geladak) dan Tindal (naib serang) menjadi satu-satunya pihak yang mampu berkomunikasi secara langsung dengan nakhoda dan bertindak selaku juru bicara mewakili para laskar.<ref name="P&O Indian and Pakistani Crews">{{Cite web|url=http://www.pandosnco.co.uk/crews.html|title=P&O Indian and Pakistani Crews|website=www.pandosnco.co.uk|access-date=2016-03-17}}</ref> <ref>{{Cite book|title = Mutiny and Maritime Radicalism in the Age of Revolution|url = https://books.google.co.uk/books?id=-F1kAgAAQBAJ&pg=PA156&lpg=PA156&dq=lascar+language+barrier&source=bl&ots=5_JyoEPL_F&sig=MsqxLz2kfKlBTPOeR08FP_sG4yU&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjCkJrE9ovLAhWH0hoKHdv7AZwQ6AEIJzAA#v=onepage&q=lascar%2520language%2520barrier&f=false|publisher = Cambridge University Press|date = 2013-12-19|isbn = 9781107689329|language = en|first = Niklas|last = Frykman}}</ref> Banyak laskar yang berusaha mempelajari bahasa Inggris tetapi hanya segelintir yang berhasil mencapai tahap kemampuan yang memungkinkan untuk bercakap-cakap secara panjang-lebar dengan nakhoda-nakhoda Eropa mereka.<ref>{{Cite book|title = Lascars and Indian Ocean Seafaring, 1780-1860: Shipboard Life, Unrest and Mutiny|url = https://books.google.com/books?id=Lgc3CwAAQBAJ|publisher = Boydell & Brewer|date = 2015-11-17|isbn = 9781783270385|language = en|first = Aaron|last = Jaffer}}</ref>
 
Laskar-laskar turut mengawaki kapal-kapal yang dipergunakan dalam pelayaran-pelayaran [[Ten Pound Poms|Bantuan Perjalanan ke Australia]], dan turut pula mengawaki kapal-[[Kapal angkut tentara|kapal pengangkut tentara]] semasa perang kolonial Inggris, termasuk dalam [[Sejarah militer Afrika Selatan|Perang Boer]] dan [[Pemberontakan Boxer]]. Pada 1891, ada 24.037 laskar yang bekerja di atas kapal-kapal niaga Inggris. Sebagai contoh, lebih dari setengah awak kapal "Massilia", yang berlayar dari London menuju [[Sydney]], Australia, pada 1891 adalah laskar-laskar India.
Baris 42:
 
=== Laskar di Inggris ===
Laskar-laskar mulai menetap di Inggris dalam jumlah kecil semenjak pertengahan abad ke-17, bekerja sebagai pelayan atau punataupun kelasi di atas kapal-kapal Inggris. Catatan pembaptisan menunjukkan bahwa ada sejumlah pemuda dari daerah pesisir Malabar yang dibawa ke Inggris sebagai pelayan.<ref name="portcities.org.uk" /> Para laskar tiba dalam jumlah besar pada abad ke-18 dan ke-19, tatkala [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Kompeni Inggris]] mulai merekrut ribuan laskar (sebagian besar adalah [[Muslim]] [[Bangladesh|Benggali]], tetapi ada pula orang-orang Kristen penutur bahasa Konkani dari bagian utara wilayah Goa Portugis dan orang-orang Muslim dari Distrik Ratnagiri di daerah Maharashtra yang bersebelahan) untuk bekerja di atas kapal-kapal Inggris dan kadang-kala juga di pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia. Sekalipun ada prasangka dan hambatan bahasa, sejumlah laskar menetap di kota-kota pelabuhan Inggris, seringkalisering kali karena terpaksa akibat perlakuan buruk yang mereka terima di atas kapal-kapal Inggris, atau karena tidak dapat meninggalkan Inggris akibat pembatasan-pembatasan semisal Akta Pelayaran, dan karena ditelantarkan oleh majikannya.<ref name="portcities.org.uk">{{Cite web|title = The Goan community of London - Port communities - Port Cities|url = http://www.portcities.org.uk/london/server/show/ConNarrative.50/chapterId/739/The-Goan-community-of-London.html|website = www.portcities.org.uk|access-date = 2016-02-23}}</ref><ref>{{Cite web|url = http://www.swadhinata.org.uk/files/Bengalis%20in%20London's%20East%20End%20Book.pdf|title = Bengalis in London's East End|date = |access-date = |website = Bengalis in London|publisher = |last = |first = }}</ref><ref name="Nijhar">{{Cite book|title = Law and Imperialism: Criminality and Constitution in Colonial India and Victorian England|url = https://books.google.com/books?id=kFykCgAAQBAJ|publisher = Routledge|date = 2015-09-30|isbn = 9781317316008|language = en|first = Preeti|last = Nijhar}}</ref> Para pemilik kapal diancam dengan hukuman berat karena meninggalkan para laskar.<ref name=":1">{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=-5pGCgAAQBAJ&pg=PT38&lpg=PT38&dq=lascar+abandoning&source=bl&ots=W6kqj-kXsW&sig=bI6ZkIabO0mcuMjmId_Y8_TITto&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjsvt_grpDLAhXJQBQKHdF1AQoQ6AEIOTAF#v=onepage&q=face%20a%20penalty&f=false|title = Ayahs, Lascars and Princes: The Story of Indians in Britain 1700-1947|date = |access-date = |website = |publisher = |last = |first = }}</ref> Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kelasi Asia di Inggris yang memutuskan untuk menetap.<ref name=":1" />
 
Laskar-laskar seringkalisering kali hidup di rumah-rumah amal Kristen, rumah-rumah penginapan, dan barak-barak, serta terkadang hidup bersama dengan perempuan-perempuan Inggris setempat. Musafir-musafir Asia Selatan yang paling pertama dan paling sering berkunjung ke Inggris adalah orang-orang India Kristen dan kaum peranakan Eropa. Bagi orang-orang India Muslim, pertimbangan pola makan dan praktik-praktik keagamaan mereka tentu akan membuat mereka terasing dari masyarakat Inggris, tetapi pertimbangan-pertimbangan ini kerap dikorbankan demi meraih peluang-peluang ekonomi. Laskar-laskar yang menetap seringkalisering kali mengganti nama, pakaian, dan pola makan mereka dengan nama, pakaian, dan pola makan khas Inggris.<ref name="Fisher2004">{{cite book|last=Fisher|first=Michael H. |title=Counterflows to Colonialism: Indian Travellers and Settlers in Britain, 1600-1857|url=https://books.google.com/books?id=iPHqigUD6FUC|year=2004|publisher=Permanent Black|location=Delhi|isbn=978-81-7824-154-8}}</ref>{{rp|12}}
 
Meskipun kehadiran orang-orang Asia Selatan di London pada abad ke-19 didominasi oleh para laskar dan kelasi pria, kadang-kadang ada pula beberapa perempuan. Para prajurit Inggris terkadang menikahi perempuan-perempuan India di tempat tugasnya dan mengirim anak-anak mereka yang berdarah campuran kembali ke Inggris meskipun tanpa ditemani isteri mereka. Istri-istri India para prajurit Inggris kadang-kadang minta diberangkatkan kembali ke kampung halamannya setelah ditelantarkan atau menjanda jika tidak menemani anak-anak mereka. Pada 1835, Bridget Peter, seorang pribumi daerah Madras di India, kehilangan suaminya, seorang prajurit Inggris yang bertugas dalam Resimen Pejalan Kaki Pertama Kerajaan Inggris. Ia mengajukan petisi kepada Dewan Direktur Kompeni Inggris dari Rumah Sakit Chelsea 'dalam keadaan serba kekurangan'. Mereka mengongkosi pemberangkatannya bersama ketiga anaknya ke India.<ref name="Fisher2004"/>{{rp|186}}
Baris 50:
Perihal perempuan-perempuan Inggris yang hidup bersama dengan laskar-laskar telah menjadi sebuah bahan pergunjingan. Seorang magistrat dari kawasan [[Borough London|Borough London Tower Hamlets]] pada 1817 menyatakan "rasa jijiknya" atas perihal perempuan-perempuan Inggris warga area itu yang menikah dan hidup bersama dengan pelaut-pelaut asing para laskar India. Meskipun demikian, tidak ada aturan hukum yang melarang perkawinan 'campur' di Inggris.<ref name="Fisher2004"/>{{rp |106, 111–116, 119–20, 129–35, 140–2, 154–8, 160–8, 172, 181}}<ref name="Ansari" />{{rp |58}}<ref>{{cite journal |first=Michael Herbert |last=Fisher|title=Working across the Seas: Indian Maritime Labourers in India, Britain, and in Between, 1600–1857|year=2006|journal=[[International Review of Social History]]|volume=51|pages=21–45|doi=10.1017/S0020859006002604}}</ref> Para pelaut laskar India membentuk beberapa keluarga antarras Asia-Inggris pertama yang menetap di daerah sekitar galangan kapal di bandar-bandar besar.<ref>{{cite web |title=Growing Up |publisher=Moving Here |url= http://www.movinghere.org.uk/galleries/histories/asian/growing_up/growing_up.htm |accessdate=2009-02-12}}</ref> Perkawinan campur ini menghasilkan sejumlah kecil anak-anak "[[Campuran (kategori etnis Britania Raya)|ras campuran]]" yang terlahir di Inggris. Jumlah perempuan dari etnis minoritas di Inggris sering dilampaui oleh jumlah putri-putri "peranakan India" yang terlahir dari ibu kulit putih dan ayah India,<ref>{{cite book |first1=Sonya O.|last1=Rose|first2=Laura Levine |last2=Frader|title=Gender and Class in Modern Europepublisher=[[Cornell University Press]]|year=1996|isbn=0-8014-8146-5|page=184}}</ref> yang paling terkenal dari anak-anak berdarah campuran ini adalah [[Albert Mahomet]], ayahnya seorang laskar dan ibunya pribumi Inggris. Ia kelak menulis sebuah buku berisi kisah hidupnya dengan judul ''From Street Arab to Pastor'' (Dari Arab Jalanan Menjadi Pastor).
 
Para laskar pada umumnya menderita kemiskinan di Inggris. Pada 1782, catatan-catatan Kompeni Inggris mendeskripsikan laskar-laskar yang datang ke kantor-kantor mereka di ''Leadenhall Street'' ‘terpuruk dalam kesusahan besar dan mengajukan permohonan kepada kami untuk dibantu’.<ref>{{Cite web|url=https://books.google.co.uk/books?id=kFykCgAAQBAJ&pg=PA88&lpg=PA88&dq=lascar+%E2%80%98reduced+to+great+distress+and+applying+to+us+for+relief&source=bl&ots=aobpEUMvC_&sig=UIzdwD6envBxVjA51iKH-vjkrUs&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjy_7bkxKfMAhUDLBoKHQA4CoAQ6AEIIzAA#v=onepage&q=lascar%20%E2%80%98reduced%20to%20great%20distress%20and%20applying%20to%20us%20for%20relief&f=false|title=Law and Imperialism: Criminality and Constitution in Colonial India and ...|last=|first=|date=|website=|publisher=|access-date=}}</ref> Pada 1785 seorang pembaca yang suratnya dimuat dalam surat khabar ''Public Advertiser'' menulis tentang ‘hal-hal menyedihkan, laskar-laskar, yang saya lihat menggigil dan kelaparan di jalan-jalan.’ Selama era 1780-an tidak jarang terlihat laskar-laskar yang kelaparan di jalan-jalan London. Kompeni Inggris menanggapi kritik atas perlakuan terhadap laskar-laskar dengan menyediakan penginapan-penginapan bagi mereka, tetapi tidak ada perhatian yang diberikan secara teratur pada asrama-asrama dam barak-barak yang mereka sediakan. Para laskar dibiarkan hidup dalam kondisi berdesak-desakan dan penuh kesusahan sehingga banyak yang meninggal dunia setiap tahun, masih ditambah pula dengan laporan-laporan tentang laskar-laskar yang dikurung dalam lemari dan dicambuk karena bertindak kurang ajar oleh para induk semang mereka. Perlakuan buruk yang mereka terima dilaporkan oleh ''Society for the Protection of Asiatic Sailors'' (Paguyuban Bagi Perlindungan Para Pelaut Asia) (yang terbentuk pada 1814).<ref name="Nijhar"/><ref>{{Cite web|title = LMA Learning Zone > schooLMAte > Black and Asian Londoners > Timeline|url = http://www.learningzone.cityoflondon.gov.uk/schoolmate/Bal/sm_bal_timeline_detail.asp?ID=24|website = www.learningzone.cityoflondon.gov.uk|access-date = 2016-02-21|archive-date = 2016-03-07|archive-url = https://web.archive.org/web/20160307001450/http://www.learningzone.cityoflondon.gov.uk/schoolmate/Bal/sm_bal_timeline_detail.asp?ID=24|dead-url = yes}}</ref>
 
Sepucuk surat yang dimuat dalam surat khabar ''The Times'' mengungkapkan bahwa <nowiki>''Laskar-laskar telah diturunkan dari kapal ... Seorang dari mereka telah meninggal dunia...peti matinya diisi dengan makanan dan uang, dengan maksud agar makanan itu menjadi bekalnya sampai tiba di dunia lain yang baru... Beberapa orang-orang miskin itu sampai dengan saat ini masih menggigil di jalan-jalan, basah kuyup dan setengah telanjang, mempertontonkan sebuah gambar penderitaan tetapi hanya sedikit bantuan yang diulurkan bangsa Inggris''</nowiki>.<ref>{{Cite web|url = https://books.google.co.uk/books?id=kFykCgAAQBAJ&pg=PA90&dq=The+Lascars+have+been+landed+from+the+ship+...+One+of+them+has+since+died...the+coffin+being+filled+with+food+and+money,+under+the+idea+that+the+food+would+maintain+him+till+his+arrival+in+the+new+other&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwin4-mSiIvLAhUGiRoKHcGGCCwQ6AEIHzAA#v=onepage&q=The%20Lascars%20have%20been%20landed%20from%20the%20ship%20...%20One%20of%20them%20has%20since%20died...the%20coffin%20being%20filled%20with%20food%20and%20money%2C%20under%20the%20idea%20that%20the%20food%20would%20maintain%20him%20till%20his%20arrival%20in%20the%20new%20other&f=false|title = Law and Imperialism: Criminality and Constitution in Colonial India and Victorian Britain|date = |access-date = |website = |publisher = |last = |first = }}</ref>
Baris 65:
}}</ref> Tak lama setelah terbitnya laporan-laporan ini, orang-orang Kristen Injili mengusulkan pembangunan sebuah rumah amal dan menghimpun dana sebesar 15.000 Pound untuk membantu laskar-laskar. Pada 1856, ''The Strangers' Home for Asiatics, Africans and South Sea Islanders'' (Rumah Orang Asing Bagi Orang-Orang Asia, Afrika dan Pulau-Pulau Laut Selatan) dibuka di ''Commercial Road'', ''Limehouse'' dipimpin manajer Letnan Kolonel R. Marsh Hughes. Rumah amal ini menolong dan memberi sokongan bagi para laskar dan pelaut-pelaut yang datang dari tempat-tempat yang jauh hingga Tiongkok. Rumah amal ini membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan dan untuk meninggalkan Inggris. Selain itu, rumah amal ini juga berperan sebagai sebuah pusat repatriasi, tempat bermacam-macam pelaut direkrut bagi kapal-kapal yang akan berlayar kembali ke Timur. Rumah amal ini digunakan pula sebagai sebuah pusat misi, dengan Joseph Salter dari ''London City Mission'' (Misi Kota London) sebagai misionarisnya. Di antara berbagai fasilitas yang disediakan rumah amal ini, terdapat sebuah perpustakaan yang menampung buku-buku Kristen dalam bahasa-bahasa Asia dan Afrika, sebuah ruang penyimpanan barang-barang berharga, dan sebuah tempat yang dapat digunakan oleh para laskar untuk mengirim penghasilan mereka ke India.<ref>{{cite web|title=Strangers' Home for Asiatics, Africans and South Sea Islanders|url=http://www.open.ac.uk/researchprojects/makingbritain/content/strangers-home-asiatics-africans-and-south-sea-islanders|website=The Open University}}</ref> Laskar-laskar diizinkan masuk selama mereka berencana untuk mendapatkan pekerjaan di Inggris, atau sementara bekerja di atas kapal yang akan berlayar kembali ke Timur.<ref name="portcities.org.uk" /> Penyebutan secara kolektif orang-orang ini sebagai ''orang asing'' mencerminkan sikap Inggris kala itu.<ref name="BehalLinden2006"/>
 
Para imigran laskar seringkalisering kali merupakan orang-orang asia pertama yang terlihat di kota-kota Inggris dan mula-mula disangka pemalas karena ketergantungan mereka pada karya-karya amal Kristen.<ref>{{Cite web|url = http://www.fathom.com/course/21701766/session3.html|title = "British Attitudes towards the Immigrant Community". Columbia University|date = |access-date = |website = |publisher = |last = Fathom archive.|first = |archive-date = 2011-01-03|archive-url = https://web.archive.org/web/20110103132528/http://fathom.com/course/21701766/session3.html|dead-url = yes}}</ref>
 
Pada 1925, akta ''Coloured Alien Seamen Order'' (Tata-Tertib Kelasi Asing Kulit Berwarna) 1925 dijadikan aturan hukum oleh Sekretaris Negara untuk Departemen Dalam Negeri. Aturan ini menyatakan bahwa <nowiki>''semua kelasi asing kulit berwarna yang belum terdaftar harus mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan Sertifikat Pendaftaran dengan segera.''</nowiki> Any foreign seaman, regardless of whether they had been in Britain for several months had to register with the police. In 1931 383 Indians and Ceylonese were registered.<ref>{{Cite web
Baris 78:
}}</ref>
 
Sepucuk surat bertanggal 7 September 1925, dari istri seorang pria India kelahiran Peshawar yang berdomisili di Inggris dan bekerja sebagai pelaut, mendeskripsikan perlakuan yang diterima beberapa orang Asia Selatan yang merupakan warga negara Britania Raya menurut ''Coloured Alien Seamen Order'' 1925 dari Departemen Dalam Negeri: ''Suami saya mendarat di Cardiff, selepas berlayar di laut di atas SS Derville, sebagai seorang juru api dan dapat menunjukkan ''Mercantile Marine Book'' (Buku Marinir Niaga) miliknya, R.S 2 No. 436431, yang mencantumkan <nowiki>'Sertifikat Kebangsaan', menyatakannya sebagai orang Inggris dan ditandatangani oleh seorang ''Mercantile Marine Superintendent'' (Penilik Marinir Niaga), tertanggal 18 Agustus 1919. Buku ini beserta sertifikatnya diabaikan, dan suami saya didaftarkan sebagai seorang Warga Asing. Mohon kiranya diberitahukan kepada saya apakah benar adanya bahwa Buku Marinir Niaga patut diabaikan sebagai bukti dokumenter?''</nowiki>'' <ref>{{Cite web|url=http://www.bl.uk/reshelp/findhelpsubject/history/history/asiansinbritain/ayahsservantsandsailors/britishayahs.html|title=Asians in Britain: Ayahs, Servants and Sailors|last=Bond|first=XiaoWei|website=www.bl.uk|access-date=2016-03-19}}</ref>Police eagerPolisi togencar deportmendeportasi para kelasi<nowiki>''colouredkulit berwarna''</nowiki> seamendan wouldsering oftenkali (andsecara illegallyilegal) registermendaftarkan para kelasi ini sebagai orang-orang asing tanpa mempedulikan seamenketerangan asyang alienstertulis regardlessdi ofdalam correctdokumen-dokumen documentationmereka.<ref>{{Cite web
| url = https://books.google.co.uk/books?id=J8rVeu2go8IC&pg=PA356&lpg=PA356&dq=(Coloured+Alien+Seamen)+Order,+1925&source=bl&ots=MtY769ZGCT&sig=hAB0tLK_BgJ6TkF4WxsPKpyKpgY&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjWoNLByJ_LAhWBhhoKHQaGC444ChDoAQgoMAI#v=snippet&q=being%20lascars&f=false
| title = Staying Power: The History of Black People in Britain
Baris 91:
Persinggahan para laskar berlanjur sampai memasuki era 1930-an, dengan ''disebut-sebutnya laskar-laskar oleh ''Port of London Authority'' (Otoritas Pelabuhan London) dalam sebuah artikel pada Februari 1931 yang menyatakan bahwa: <nowiki>''</nowiki>''Kendati terlihat begitu tidak serasi dengan lingkungan East End, mereka sangat mampu mengurus diri sendiri, berkat pengalaman mereka sebagai kelasi reguler yang datang ke Docklands dari waktu ke waktu dan sudah sedikit menguasai bahasa Inggris dan tahu cara untuk membeli apa yang mereka kehendaki.<nowiki>''</nowiki><ref>{{Cite web|title = Lascars In The Port of London - Feb. 1931|url = http://www.lascars.co.uk/plafeb1931.html|website = www.lascars.co.uk|access-date = 2016-01-22}}</ref>
 
Pada 1932, survei Kongres Nasional India atas 'semua orang India di luar India' memperkirakan bahwa ada 7.128 orang India di negara Inggris, sudah termasuk para pelajar, para laskar, dan para profesional semisal dokter-dokter. Warga India di Birmingham tercatat sebanyak 100 orang. Jelang 1945, jumlahnya telah mencecah angka 1.000 orang. <ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.co.uk/books?id=-5pGCgAAQBAJ&lpg=PT138&ots=W6kqi3lQvV&dq=british%2520indians%2520lascars&pg=PT138#v=onepage&q=estimated%2520that%2520before&f=false|title=Ayahs, Lascars and Princes: The Story of Indians in Britain 1700-1947|last=Visram|first=Rozina|date=2015-07-30|publisher=Routledge|isbn=9781317415336|language=en}}</ref>
 
Selama era 1940-an, beribu-ribu laskar ikut serta bertempur dalam Perang Dunia II dan gugur dalam tugas di seluruh dunia.
 
Pada era 1950-an, penggunaan istilah laskar menjadi berkurang seiring berakhirnya Imperium Britania dan “Akta Laskar” India 1832 dinyatakan tidak berlaku pada 1963<ref>{{Cite web|url=http://www.pandosnco.co.uk/crews.html|titlename="P&O Indian and Pakistani Crews|website=www.pandosnco.co.uk|access-date=2016-03-17}}<"/ref> Akan tetapi, tenaga para awak geladak India dan awak mesin Pakistan <nowiki>''tradisional''</nowiki> masih terus dipekerjakan di Australia sampai 1986 tatkala rombongan awak terakhir dibebastugaskan dari P&O dan diganti dengan serombongan awak kapal Serba Guna berkebangsaan Pakistan.<ref>{{Cite web|url=http://www.pandosnco.co.uk/crews.html|titlename="P&O Indian and Pakistani Crews|website=www.pandosnco.co.uk|access-date=2016-03-17}}<"/ref>
 
=== Laskar di Kanada ===
Baris 104:
Sesudah kematian James Cook di Hawaii, kapal [[HMS Resolution]] berlayar ke [[Makau]] membawa muatan kulit binatang dari pesisir barat laut Amerika Utara. Kapal ini benar-benar kekurangan awak sehingga mengambil awak baru di Makau pada bulan Desember 1779 termasuk pula seorang laskar dari Kalkuta bernama Ibraham Mohammed.<ref>{{cite book|authors=Marshall, James Stirrat; Marshall, Carrie|title=Pacific voyages: selections from Scots magazine, 1771-1808|url=http://www.worldcat.org/title/pacific-voyages-selections-from-scots-magazine-1771-1808/oclc/759092744?referer=di&ht=edition|year=1960|location= Portland,OR|publisher=Binfords & Mort|page =21}}</ref>
 
Para laskar tiba di [[Hong Kong]] sebelum [[Perjanjian Nanking]] 1842. Karena Pulau Hong Kong pada awalnya merupakan sebuah pangkalan angkatan laut, maka ada pula laskar-laskar Asia Selatan dari [[Armada Timur|Armada Hindia Timur]] yang tiba di Hong Kong pada hari-hari awal zaman kolonial di pulau itu. Para laskar diinapkan di beberapa jalan di kawasan [[Sheung Wan]]. Kawasan ini memiliki dua jalan yang masing-masing diberi nama ''Upper [[Lascar Row]]'' dan ''Lower Lascar Row''.<ref> Research by Pereira, Clifford J. 2016. Hong Kong, SAR. China.</ref> Tempat ini tidak jauh dari barak-barak yang didirikan pada 1847 di [[Sai Ying Pun]] bagi para serdadu india atau para [[sepoy]].<ref> Hal. 10. Chi Man, Kwong & Yiu Lun, Tsoi. Eastern Fortress - A Military History of Hong Kong, 1840-1970. Hong Kong, SAR. China 2014.</ref>
 
=== Laskar di Amerika Serikat ===
Baris 110:
 
== Penggambaran laskar dalam sastra dan sinema ==
Sir [[Arthur Conan Doyle]] menciptakan tokoh seorang laskar sebagai [[foil]] bagi [[Sherlock Holmes]] dalam kisah "[[The Man with the Twisted Lip]]". Para laskar di atas kapal ''Patna'' ditampilkan dengan baik pada bab-bab awal novel ''[[Lord Jim]]'' karya [[Joseph Conrad]]. Novel ''[[A Little Princess]]'' karya [[Frances Hodgson Burnett]] juga menampilkan seorang laskar bernama Ram Dass. [[Caleb Carr]] juga menampilkan dua orang laskar sebagai pengawal-pengawal pribadi seorang diplomat Spanyol di bagian akhir kisah ''[[The Angel of Darkness]]''. Dalam ''[[Wuthering Heights]]'', diduga [[Heathcliff (Wuthering Heights)|Heathcliff]], tokoh utama kisah ini, mungkin berasal-usul seorang laskar.<ref>{{cite journal|last1=Michie|first1=E|title=From Simianized Irish to Oriental Despots: Heathcliff, Rochester and Racial Difference|journal=NOVEL: A Forum on Fiction|date=Winter 1992|volume=25|issue=2|url=http://www.jstor.org/discover/10.2307/1346001?uid=3739864&uid=2&uid=4&uid=3739256&sid=21104758443277|doi=10.2307/1346001|pages=125}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Tytler|first1=Graeme|title=Physiognomy in Wuthering Heights|journal=Brontë Society Transactions|date=1994|volume=21|issue=4|pages=137–148|url=http://www.maneyonline.com/doi/abs/10.1179/030977694796439250|doi=10.1179/030977694796439250}}{{paywall}}</ref> Buku karya [[Amitav Ghosh]], ''[[Sea of Poppies]]'', mengisahkan tentang Kompeni Inggris dan para laskar yang mereka pekerjakan sebagai awak kapal. Buku karya [[Shahida Rahman]], ''[[Lascar]]'' (2012), mengisahkan tentang perjalanan seorang laskar Hindia Timur menuju Inggris dipada era ''Victoria''. Dalam [[cerita pendek]] karya [[H.P. Lovecraft]] berjudul ''[[The Call of Cthulhu]]'', Gustaf Johansen, pelaut terakhir yang bertahan hidup dalam sebuah ekspedisi ke [[R'lyeh]], kota Cthulhu yang tenggelam, dikisahkan dibunuh (kemungkinan besar dengan jarum beracun) oleh dua orang "kelasi laskar" yang merupakan anggota dari sekte pemuja iblis ''Cthulhu''.
Dalam [[film bisu]] 1919 karya [[D.W. Griffith]] berjudul ''[[Broken Blossoms]]'', rumah candu di London yang dikunjungi sang protagonis diterangkan dengan [[antarjudul|telop]] sebagai "Tionghoa, Melayu, Laskar, tempat dunia Timur berjongkok di pintu-pintu gerbang dunia Barat."