Transubstansiasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.9 |
||
(40 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ekaristi}}
[[File:Transubstantiation Eucharistic Adoration at St Thomas Aquinas Cathedral in Reno NV USA.jpg|thumb|Transubstansiasi – [[Kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi|kehadiran nyata]] [[Yesus Kristus]] dalam [[adorasi Ekaristi]] di [[Gereja Katedral Santo Tomas Aquinas]], [[Reno, Nevada|Reno]], [[Nevada]]]]
'''Transubstansiasi''' atau '''alih zat''' ({{lang-la|transsubstantiatio}}; {{lang-el|μετουσίωσις}}, ''[[metousiosis|metusiosis]]'') menurut ajaran [[Gereja Katolik]] adalah "perubahan keseluruhan zat ({{lang-el|οὐσίᾱ}}, ''usia''; {{lang-la|substantia}}) roti menjadi zat [[tubuh Kristus]] dan keseluruhan zat anggur menjadi zat [[darah Kristus]]. Perubahan ini berlangsung pada saat pelisanan [[Ekaristi|Doa Syukur Agung]], berkat kemangkusan sabda [[Kristus]], oleh karya [[Roh Kudus]]. Meskipun zatnya berubah, spesies Ekaristi, yakni sifat-sifat lahiriah dari roti dan anggur, tidak berubah.<ref>{{Cite web|url=https://www.vatican.va/archive/compendium_ccc/documents/archive_2005_compendium-ccc_en.html|title=Compendium of the Catechism of the Catholic Church|website=www.vatican.va}}</ref> Pengertian "zat" maupun "alih zat" dalam ajaran ini tidak berkaitan dengan teori [[metafisika]] mana pun.<ref>{{Cite web|url=https://zenit.org/articles/liturgy-q-a-on-transubstantiation/|title=LITURGY Q & A: On Transubstantiation|date=April 19, 2016}}</ref>
Gereja Katolik mengajarkan bahwa, dalam pelaksanaan ibadat Ekaristi, persembahan roti dan anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.<ref>{{cite web |url=http://www.usccb.org/prayer-and-worship/the-mass/order-of-mass/liturgy-of-the-eucharist/the-real-presence-of-jesus-christ-in-the-sacrament-of-the-eucharist-basic-questions-and-answers.cfm |title=The Real Presence of Jesus Christ in the Sacrament of the Eucharist: Basic Questions and Answers |last1=Fay |first1=William |date=2001 |website=United States Conference of Catholic Bishops |publisher= |access-date=13 Desember 2015 |quote= Gereja Katolik menegaskan bahwa, dalam perayaan Ekaristi, roti dan anggur diubah menjadi tubuh dan darah yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus dengan memperalat imam.}}</ref> Pengukuhan doktrin ini diungkapkan dengan menggunakan kata "transubstansi" oleh [[Konsili Lateran IV]] pada tahun 1215.<ref>{{Cite web|url=https://sourcebooks.fordham.edu/basis/lateran4.asp|title=Internet History Sourcebooks Project|website=sourcebooks.fordham.edu}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/topic/Lateran-Council-Roman-Catholicism|title=Lateran Council | Roman Catholicism|website=Encyclopedia Britannica}}</ref> Pada abad ke-14, doktrin ini digugat para pegiat reforma Gereja, khususnya [[John Wycliffe]].<ref name=OEOR>{{Cite encyclopedia| publisher = Oxford University Press| isbn = 978-0-19-506493-3| editor-last = Hillebrand| editor-first = Hans J.| title = Transubstantiation| encyclopedia = The Oxford Encyclopedia of the Reformation| accessdate = 2017-05-30| date = 2005| url = http://www.oxfordreference.com/view/10.1093/acref/9780195064933.001.0001/acref-9780195064933-e-1414}}</ref>
Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa cara berlangsungnya perubahan tersebut merupakan suatu misteri, karena "roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dengan cara yang melampaui pemahaman."<ref name=":0" /> Di kalangan [[Anglikanisme|Kristen Anglikan]], perangkat istilah baku yang digunakan untuk menyifatkan hakikat Ekaristi maupun implikasi-implikasi teologisnya memiliki sejarah yang sarat dengan silang pendapat, misalnya istilah "roti dan cawan" yang dilawankan dengan istilah "tubuh dan darah", istilah "menyajikan" yang dilawankan dengan istilah "mempersembahkan", dan istilah "perubahan objektif" yang dilawankan dengan istilah "signifikansi baru".<ref>Paul F. Bradshaw, Maxwell E. Johnson, ''The Eucharistic Liturgies: Their Evolution and Interpretation'' (Liturgical Press 2012 {{ISBN|978-0-81466240-3}}), [https://books.google.com/books?id=849oqrkWnx8C&pg=PA323 hlm. 323]; [http://www.stjosephs-anderton.com/credo2003.html Francis Marsden, "Pope John Paul II's new Document on the Eucharist"] (2003). "Misa Katolik mengharapkan Allah untuk melakukan transformasi, yakni perubahan unsur-unsur roti dan anggur menjadi kehadiran sejati Kristus. Doa-doa Anglikan tidak menuntut perubahan objektif unsur-unsur tersebut, tetapi sekadar memohon agar kiranya roti dan anggur memiliki signifikansi baru bagi kita, yakni sebagai lambang dari tubuh dan darah-Nya. Pada kenyataannya rumusan-rumusan doa Anglikan dapat ditafsirkan bermakna kedua-duanya. Hal ini memang disengaja, dan merupakan bagian dari genius Kristen Anglikan, yakni kemampuannya untuk mewadahi doktrin-doktrin yang saling bertentangan dengan bentuk lahiriah kata-kata."</ref>
Di [[Gereja Ortodoks Yunani]], doktrin ini diwacanakan dengan istilah ''[[metousiosis|metosiosis]]'', yang merupakan hasil terjemahan harfiah dari istilah ''transsubstantiatio'' pada abad ke-17. Di kalangan [[Gereja Ortodoks Timur|Kristen Ortodoks Timur]] pada umumnya, [[Misteri Suci]] (Sakramen) Ekaristi lebih jamak diwacanakan dengan istilah-istilah lain, misalnya "trans-elementasi" ({{Lang-el|μεταστοιχείωσις}}, ''metastoikeiosis''), "re-ordinasi" ({{Lang-el|μεταρρύθμισις}}, ''metaritmisis''), maupun hanya dengan istilah "perubahan" ({{Lang-el|μεταβολή}}, ''metabole'').
== Sejarah ==
=== Zaman Bapa Gereja ===
Keyakinan bahwa [[Ekaristi]] diterimakan oleh orang-orang beriman sebagai tubuh dan darah Kristus
Dalam sebuah surat dari [[Santo]] [[Ignatius dari Antiokhia]] kepada orang-orang [[Roma]] pada tahun [[106]] tertulis: "Saya menginginkan roti Tuhan, roti surgawi, roti kehidupan, yang mana adalah daging Yesus Kristus."<ref>{{en}} {{
Sekitar tahun [[150]], Santo [[Yustinus Martir]] menulis tentang Ekaristi: "Bukanlah roti biasa dan minuman biasa yang kita terima ini; tetapi sedemikian seperti Yesus Kristus Juru selamat kita, telah menjadi daging oleh Firman Allah, memiliki baik daging maupun darah demi keselamatan kita, demikian juga kita telah diajarkan bahwa makanan yang diberkati oleh doa dari firman-Nya, dan yang darinya darah dan daging kita dipelihara karena transmutasi (perubahan wujud), adalah daging dan darah dari Yesus yang telah menjadi manusia."<ref>{{en}} {{
Santo [[Ambrosius]] pada tahun [[387]], dalam ''On the Mysteries'' Ch.9, menuliskan:<ref>{{en}} {{
:Mungkin kamu akan berkata, "Saya melihat sesuatu yang lain, bagaimana mungkin kamu menyatakan bahwa saya menerima [[Tubuh Kristus]]?" ... Mari kita buktikan bahwa ini bukanlah buatan alam, tetapi yang telah di[[konsekrasi|sucikan]] oleh berkat, dan kekuatan dari berkat itu lebih dahsyat daripada alam, karena alam itu sendiri diubah oleh berkat. ... Untuk itulah sakramen yang kamu terima adalah terbuat apa adanya dari firman Kristus. Jikalau kata-kata [[Elia]] memiliki kuasa sedemikian untuk menurunkan api dari langit, tidakkah kata-kata Kristus mempunyai kuasa untuk mengubah sifat (
Penulis Kristen lainnya dari [[abad ke-4]] mengatakan bahwa dalam Ekaristi terjadi suatu "perubahan" (menurut St. [[
Pada tahun [[400]], Santo [[Agustinus]] dalam tulisannya — ''On Christian Doctrine'' — mengutip kata-kata Santo [[Siprianus]]: "Sebagaimana Kristus katakan 'Akulah pokok anggur yang benar,' berarti bahwa Darah Kristus adalah anggur, bukan air; dan cawan itu tidaklah dapat mengandung Darah-Nya, yang dengannya kita ditebus dan dihidupkan, seandainya anggur tersebut tidak ada; karena dengan anggur itulah [[Darah Kristus]] ditandakan ... ."<ref>{{en}} {{
Pada [[abad ke-7]], St [[Yohanes dari Damaskus]] dalam ''Holy and Immaculate Mysteries of the Lord'' menuliskan: "Tubuh tersebut, yang mana dilahirkan oleh Sang [[Perawan Maria|Perawan Suci]], sesunguhnya bersatu dengan keilahian; bukan berarti bahwa Tubuh yang telah terangkat itu turun dari surga, tetapi roti dan anggur itu sendiri yang diubah menjadi Tubuh dan Darah Tuhan."<ref name="Damascene">{{en}} {{
=== Abad pertengahan ===
Penggunaan awal, yang diketahui pertama kali, atas istilah "transubstansiasi" untuk menggambarkan perubahan dari roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi adalah oleh [[Uskup Agung]] Tours [[Hildebert de Lavardin]]
Lalu selama [[Reformasi Protestan]], [[doktrin]] transubstansiasi sangat dikecam karena dianggap sebagai "[[:en:pseudophilosophy|pseudophilosophy]]"-nya [[Aristoteles]] yang diimpor ke ajaran Kristiani.<ref name="McGrath">{{en}} {{cite book
Kemudian [[Konsili Trente]] dalam sesi ke-13, yang berakhir pada [[11 Oktober]] [[1551]], mendefinisikan transubstansiasi sebagai "perubahan yang indah dan tunggal dari keseluruhan substansi roti menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]], dan keseluruhan substansi anggur menjadi [[Darah Kristus|Darah]] – penampilan luarnya hanyalah roti dan anggur yang tersisa – dimana memang atas perubahan ini Gereja Katolik paling tepat menyebutnya Transubstansiasi (perubahan hakiki)".<ref name="ct13">{{en}} {{
== Pandangan Katolik Roma ==
[[Berkas:Fractio-panis1.JPG|jmpl|Pemecahan roti Ekaristi dalam suatu perayaan [[Jalan Neokatekumen|Neokatekumen]]]]
=== Substansi dan aksiden ===▼
Pandangan [[Gereja Katolik]] bahwa roti dan anggur [[Ekaristi]] adalah [[Tubuh Kristus|Daging]] dan [[Darah Kristus]] dalam arti [[harafiah]] terutama didasarkan pada [[Injil]] [[Yohanes 6]]:51, seperti dikutip dalam [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) 1406: "Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,<ref name="p44">{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P44.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Article 3 The Sacrament of the Eucharist - In Brief |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref> dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Dan ditegaskan dalam Yoh 6:55: "Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman." KGK 1384 dan 1406 juga mengutip kata-kata Yesus dalam Yoh 6:53-54,56 berupa desakan supaya daging dan darah-Nya menjadi makanan dan minuman agar seseorang memperoleh hidup [[abadi]] dan bersatu dengan-Nya.<ref name="p44"/><ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P42.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=VI. The Paschal Banquet |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref>
Perbedaan antara "[[substansi]]" dan "[[aksiden]]" berasal dari filosofi Aristoteles, namun teologi Ekaristi Katolik Roma tidak berdasar pada filosofi tersebut. Substansi merujuk pada kenyataan yang mendasarinya, sementara aksiden adalah kualitas-kualitas yang dialami secara [[empiris]]. Substansi adalah hakikat atau [[esensi]] dasar dari suatu hal, yang mana sifatnya mempertahankan dan mengumpulkan satu kesatuan aksiden.<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=Q-2CRzlijgwC |title=The Sacramental Mystery |author=Paul Haffner |publisher=Gracewing Publishing |edition=1999 |isbn=9780852444764 |page=91-92}}</ref> Substansi di sini berarti sesuatu di dalamnya sendiri, hakikatnya. Misalnya: bentuk sebuah topi bukanlah topi itu sendiri; bukan juga warna, ukuran, kelembutan atau hal apapun dari topi tersebut yang bisa dicerna oleh [[panca indra]] manusia. Topi itu sendiri (sang "substansi") ''memiliki'' bentuk, warna, ukuran, kelembutan dan ciri-ciri lainnya, namun topi itu sendiri berbeda dengan hal-hal tersebut.<ref>{{en}} {{cite book |url=https://books.google.co.id/books?id=4cU9AAAAIAAJ |title=Catholic Evidence Training Outlines |author=Maisie Ward, Francis Joseph Sheed |publisher=Sheed and Ward |year=1935 |edition=3, digital: 27 Ags 2007}}</ref> Walau penampilannya — yang mana juga dirujuk oleh istilah filsafat 'aksiden' — dapat dicerna oleh indera manusia, tapi substansinya tidak.▼
Namun KGK 1336 juga menuliskan bahwa pernyataan pertama mengenai Ekaristi membuat sebagian murid-Nya mengundurkan diri (Yoh 6:66): "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yoh 6:60), dan KGK pada bagian yang sama juga menyatakan bahwa Ekaristi memang adalah batu sandungan — sama seperti [[Penyaliban Yesus|salib]] — yang membentuk misteri yang sama dengan salib dan tidak berhenti menjadi sebab perpecahan; namun siapa yang menerima perkataan-Nya (Yoh 6:68) dan menerima anugerah Ekaristi-Nya dengan penuh [[iman]], menerima [[Tuhan]] sendiri.<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P3Z.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=III. The Eucharist in the Economy of Salvation |publisher=Libreria Editrice Vaticana}}</ref>
Istilah "aksiden" tidak pernah digunakan dalam [[dogma]] atau penjelasan resmi Gereja Katolik mengenai doktrin transubstansiasi; misalnya dalam KGK atau [[Konsili Trente]] sesi ke-13 — ketika menegaskan definisi transubstansiasi — istilah aksiden tidak ditemukan, sementara Konsili Trente menggunakan istilah ''species''.<ref name="ct13"/> Namun beberapa [[teolog]] menggunakan istilah aksiden dalam menjelaskan transubstansiasi, misalnya St [[Thomas Aquinas]]. ▼
▲
Pembedaan "[[substansi]]" dengan "[[aksiden]]" sebenarnya berasal dari filsafat Aristoteles, yang meyakini bahwa setiap perubahan substansial melibatkan suatu perubahan penampilan —atau yang disebutnya "aksiden" (''accidere'').<ref name="giorni">{{en}} {{citation |url=http://www.30giorni.it/articoli_id_9352_l3.htm?id=9352 |author=Avery Cardinal Dulles, SJ |title=Christ’s Presence in the Eucharist: True, Real and Substantial |publisher=30GIORNI}}</ref> [[Kardinal]] [[Avery Dulles]] memberikan contoh: saat seseorang memakan sebuah apel, apel tersebut kehilangan kualitas-kualitas yang kelihatan sebagaimana juga substansinya sebagai sebuah apel, karena apel yang telah dimakan itu menjadi bagian dari orang tersebut. Oleh sebab itu teologi Ekaristi Katolik Roma tidak berdasar pada filosofi dari Aristoteles tersebut, karena penampilan luar roti dan anggur tetap tidak berubah saat konsekrasi roti dan anggur dalam [[Misa]].<ref name="giorni"/>
▲Istilah "aksiden" tidak pernah digunakan dalam [[dogma]] atau penjelasan resmi Gereja Katolik mengenai doktrin transubstansiasi; misalnya dalam KGK atau [[Konsili Trente]] sesi ke-13 — ketika menegaskan definisi transubstansiasi — istilah aksiden tidak ditemukan,
=== Transubstansiasi ===
Ketika berada di [[Perjamuan Terakhir]]-nya, [[Yesus]] berkata: "Inilah tubuh-Ku",<ref>{{ayat|Matius|26|26}}, {{ayat|Markus|14|22}}, {{ayat|Lukas|22|18}}, {{ayat|1 Korintus|11|24}}</ref> apa yang
Karena [[Kristus]] yang bangkit dari antara yang mati adalah Kristus yang hidup, Gereja Katolik percaya bahwa ketika roti berubah menjadi
===
Doktrin "[[konsubstansiasi]]" berpendapat bahwa [[substansi]] dari roti dan anggur masih tetap ada, setelah [[konsekrasi]] dalam Ekaristi, bersamaan dengan substansi [[Tubuh|Tubuh Kristus]] dan [[Darah Kristus]].<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.lcms.org/ca/www/cyclopedia/02/display.asp?t1=C&word=CONSUBSTANTIATION |editor=Erwin L. Lueker, Luther Poellot, Paul Jackson |edition=2000 |location=St. Louis |title=Consubstantiation |publisher=Concordia Publishing House |others=retrieved from Christian Cyclopedia |accessdate=2015-05-17 |archive-date=2004-11-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20041109230057/http://www.lcms.org/ca/www/cyclopedia/02/display.asp?t1=C&word=CONSUBSTANTIATION |dead-url=unfit }}</ref> Gereja Katolik menolak doktrin konsubstansiasi karena, seperti ditegaskan dalam Konsili Trente dan tertulis dalam KGK 1376, konsekrasi mengubah <u>seluruh</u> substansi roti menjadi substasi [[Tubuh Kristus]] dan <u>seluruh</u> substansi anggur menjadi substansi Darah Kristus;<ref name="ct13"/><ref name="p41"/> yang berarti bahwa substansi roti dan substansi anggur tidak ada lagi setelah konsekrasi.
Istilah serupa lainnya adalah "[[konsubstansial]]" (sehakikat) yang digunakan untuk menjelaskan doktrin [[Tritunggal]], seperti tertulis dalam [[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] 467, bahwa Kristus sehakikat (konsubstansial) dengan [[Allah Bapa|Bapa]] dalam keilahian-Nya dan sehakikat (konsubstansial) dengan [[manusia]] dalam kemanusiaan-Nya.<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P1J.HTM |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Paragraph 1. The Son of God Became Man |publisher=Libreria Editrice Vatican}}</ref> Secara prinsip istilah konsubstansiasi dan konsubstansial bermakna serupa, yaitu satu substansi (sehakikat), hanya secara teknis digunakan dalam konteks berbeda; sementara istilah transubstansiasi berarti perubahan substansi (hakikat).
== Pandangan Ortodoks Timur ==
[[Berkas:Κοινωνικόν του Πάσχα - «Σῶμα Χριστοῦ μεταλάβετε».JPG|
''The Confession of Dositheus'' yang dihasilkan dalam [[:en:Synod of Jerusalem (1672)|Sinode Yerusalem]] oleh [[Gereja Ortodoks Timur]] pada tahun [[1672]] berbicara tentang suatu "perubahan" (μεταβολή) atau "''metousiosis''" (μετουσίωσις) dari roti dan anggur. "Μετ-ουσί-ωσις" (''met-ousi-osis'') adalah kata Yunani yang digunakan untuk merepresentasikan kata Latin "''trans-substanti-atio''",<ref name="creeds1"/><ref name="elcore">{{en}} {{
Gereja Ortodoks Timur, seperti juga [[Gereja Timur]] lainnya, bersepakat bahwa roti dan anggur yang digunakan dalam [[Liturgi Suci]] benar-benar menjadi tubuh dan darah Kristus secara nyata. Namun, sebagaimana tertulis dalam Katekismus St. Philaret, dikatakan bahwa kata "transubstansiasi" tidak digunakan untuk menentukan bagaimana cara roti dan anggur diubah menjadi [[Tubuh Kristus|Tubuh]] dan [[Darah Kristus]].<ref name="Philaret"/> Dan dikatakan bahwa hanya [[Tuhan]] saja yang mengerti akan hal itu; tetapi roti tersebut sungguh, benar-benar, dan secara substansial menjadi [[Tubuh Kristus]] yang sebenarnya, dan anggur tersebut adalah [[Darah Kristus]] yang sebenarnya.<ref name="
:Dalam perayaan (Ekaristi) kita meyakini Tuhan Yesus Kristus hadir. Ia bukan hadir seperti biasanya, bukan hanya figuratif, bukan juga melalui limpahan rahmat, sebagaimana dalam [[Misteri Suci|Misteri]] lainnya ... Tetapi sungguh-sungguh dan benar-benar (hadir), sehingga setelah [[konsekrasi]] roti dan anggur, roti tersebut ditransmutasikan, ditranssubstansiasikan, diubah, dan ditransformasikan menjadi benar-benar Hakikat Tubuh Tuhan ... dan anggur tersebut diubah dan ditranssubstansiasikan menjadi benar-benar Hakikat Darah Tuhan, yang seperti saat Ia tergantung di kayu salib, tercurah bagi kehidupan dunia ini.
== Seni konseptual ==
''[[An Oak Tree]]'' (Sebuah Pohon Ek) adalah sebuah [[seni konseptual]] karya [[Michael Craig-Martin]], yang terdapat di [[Tate Modern]], berupa segelas [[air]] dimana sang [[seniman]] menyatakannya telah berubah menjadi "sebuah [[pohon ek]] dewasa" tetapi "tanpa mengubah [[aksiden]] dari gelas air tersebut".<ref name =CMtext>
== Lihat pula ==
{{col|2}}
* [[Ecclesia de Eucharistia]]
* [[Institusi (liturgi)]]
* [[Kehadiran nyata Kristus dalam Ekaristi]]
* [[Konsekrasi]]
* [[Konsubstansiasi]]
Baris 65 ⟶ 80:
* [[Perjamuan Suci]]
* [[Transignifikasi]]
{{EndDiv}}
== Referensi ==
Baris 70 ⟶ 86:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/05573a.htm#3 "Transubstantiation" in ''Catholic Encyclopedia'']
* {{en}} [http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/encyclicals/documents/hf_p-vi_enc_03091965_mysterium_en.html Pope Paul VI: Encyclical ''Mysterium Fidei'']
* {{en}} [http://www.ewtn.com/library/papaldoc/p6credo.htm Pope Paul VI: ''Credo of the People of God''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190527205032/http://www.ewtn.com/library/papaldoc/p6credo.htm |date=2019-05-27 }}
* {{en}} [http://www.bringyou.to/apologetics/num31.htm Eastern Orthodox Church statements on transubstantiation/metousiosis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180813090526/http://www.bringyou.to/apologetics/num31.htm |date=2018-08-13 }}
* {{en}} [http://www.catholicculture.org/docs/doc_view.cfm?recnum=1192 The Antiquity of the Doctrine of Transubstantiation]
[[Kategori:Istilah dalam Gereja Katolik Roma]]
|