Douglas C-47 Skytrain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.9 |
||
(25 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
|manufacturer=[[Douglas Aircraft Company]]
|designer=[[Douglas Aircraft Company]]
|first flight=23 December 1941<ref name
| last =
| first =
Baris 23:
|retired=
|status=Tidak diproduksi, dalam pelayanan (di [[Kolombia]], [[El Salvador]] dan [[Afrika Selatan]])
|primary user=
|more users= [[Royal Air Force|Angkatan Udara AS]]<br/>[[Angkatan Laut Amerika Serikat|Angkatan Laut AS]]<br/> [[TNI AU]]
|produced=<!--years in production, e.g. 1970-1999, still in active use but no longer built-->
Baris 34:
'''Douglas C-47 Skytrain''' atau '''Dakota''' (sebutan dari [[RAF]]) adalah [[pesawat angkut militer]] sayap rendah (low wing) yang dikembangkan dari pesawat [[Douglas DC-3]].
Pesawat ini digunakan secara luas oleh [[Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]] selama [[Perang Dunia II]] dan tetap di garis depan pelayanan dengan berbagai operator [[militer]] selama [[1950]].
Selain itu pesawat ini juga dipergunakan oleh [[TNI AU]] sebagai bagian dari alut sista (alat utama sistem senjata) yang diterima [[Indonesia]] atas pengakuan kedaulatannya dari [[Belanda]] dan pernah memperkuat [[Skadron Udara 2]], [[Skadron Udara 1]] dan [[Daum (taksaka)|Skadron DAUM]].
Di [[TNI AU]], ia telah turut serta dalam operasi militer penumpasan pemberontakan [[RMS]], [[DI/TII]], [[PRRI/Permesta]], [[Operasi Trikora]] dan [[Operasi Seroja]]. Pesawat ini di [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]], berkiprah dari tahun [[1950-an]] hingga akhirnya pada tahun [[1978]] diabadikan sebagai salah satu koleksi alat utama sistim senjata (alutsista) dari [[Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala]], [[Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].{{Sfn|Tarigan|2015|p=95}}
== Sejarah ==
=== Dunia ===
C-47 Dakota berkiprah sejak [[Perang Dunia II]] hingga [[Perang Vietnam]]
==== Perang Dunia II ====
[[Berkas:US_Army_Pathfinders_June_1944.jpg|jmpl|Kru Penerbangan [[Pathfinders (military)|U.S. Army Pathfinders]] dan [[United States Army Air Force|USAAF]] sebelum [[D-Day]], [[Juni]] 1944, di depan sebuah C-47 Skytrain di [[RAF North Witham]]|al=]]
<!--
The C-47 was vital to the success of many Allied campaigns, in particular those at [[Battle of Guadalcanal|Guadalcanal]] and in the jungles of [[New Guinea]] and [[Burma Campaign|Burma]], where the C-47 and its naval version, the R4D, made it possible for Allied troops to counter the mobility of the light-travelling Japanese Army. C-47s were used to airlift supplies to the encircled American forces during the [[Battle of Bastogne]] in Belgium. Possibly its most influential role in military aviation, however, was flying "[[The Hump]]" from India into China. The expertise gained flying "The Hump" was later used in the [[Berlin Airlift]], in which the C-47 played a major role, until the aircraft were replaced by [[Douglas C-54 Skymaster|Douglas C-54 Skymasters]].{{Citation Needed|date=February 2018}}
-->
Di [[Eropa]], C-47 dan versi yang khusus untuk mengangkut pasukan yang lebibh dikenal sebagai C-53 Skytrooper, sangat banyak dipergunakan dalam perang, khususnya untuk menarik glider dan menerjukan pasukan. Pada pendudukan [[Sisilia]] di [[Juli]] [[1943]], ia menerjukan tidak kurang dari 4,381 [[Pasukan terjun payung|pasukan terjung payung]] sekutu. Selain itu, tidak kurang dari 50,000 [[pasukan terjun payung]] diterjunkannya selama beberapa hari pertama dari [[D-Day]] yang dikenal juga sebagai [[Invasi Normandia]], [[Prancis]], pada [[Juni]] [[1944]].<ref>{{Cite book|title=The world's greatest aircraft : an illustrated history of the most famous civil and military planes.|url=https://www.worldcat.org/oclc/18771089|publisher=Exeter Books|date=[[1988]]|location=New York, NY|isbn=0791700119|oclc=18771089|last=|first=|year=[[1988]]|page=}}</ref> Selama [[Perang Pasifik]], dengan mempergunakan beberapa landasan pendaratan di beberapa pulau di [[Lautan Pasifik]], pesawat ini dipergunakan untuk membawa para tentara yang bertugas di sana kembali ke [[Amerika Serikat]].
[[Berkas:C-47s_at_Tempelhof_Airport_Berlin_1948.jpg|jmpl|C-47 sedang menurunkan muatan di [[Bandar Udara Berlin Tempelhof|Bandara Tempelhof, Berlin]] selama operasi [[Blokade Berlin|Berlin Airlift]]|al=]]
=== C-47 Dakota di TNI AU ===
Tiga pesawat ini, termasuk salah satu alut sista yang diserahkan oleh [[Belanda]] kepada [[Indonesia]], ketika mereka mengakui kedaulatannya, dimana pada masa itu, kekuasaannya diserahkan kepada negara [[Republik Indonesia Serikat]] sejak tanggal [[27 Desember]] [[1949]].{{Sfn|Saragih|2019|p=29}} Berdasarkan Surat Perintah [[KASAU]] No. 0493,Pr/KSAU/50 tanggal [[1 Agustus]] [[1950]], ia ditempatkan di [[Skadron Udara 2]] yang berkedudukan di [[Pangkalan Udara Andir]] ([[Pangkalan Udara Andir|PU Andir]]),
* [[LU (Letnan Udara) I]] Sudarjono * [[LU I]] Sutardjo Sigit * [[LU II]] Budiarto Iskak * [[LU II]] Sjamsudin Noor Pada [[1 Januari]] [[1951]], ==== Operasi ====
Pesawat ini hingga paruh akhir [[1950-an]], menjadi satu-satunya pesawat transportasi udara militer dan tulang punggung untuk pergeseran pasukan dan logistik ke garis depan.
===== Operasi militer penumpasan pemberontakan organisasi Republik Maluku Selatan (RMS) =====
Pesawat ini juga pernah mendukung operasi militer penumpasan [[RMS|Organisasi Republik Maluku Selatan]] ([[RMS]]). Salah satu tugasnya adalah mempersiapkan Pangkalan Udara Kendari sebagai pangkalan aju, dimana untuk itu diterbangkan pesawat ini dengan nomor ekor T-457 dari [[Bandar Udara Halim Perdana Kusuma|Pangkalan Udara Cililitan]] menuju [[Kendari]]. Pesawat ini dipiloti LU I Sudarjono dan LU I Sutardjo Sigit, yang bertujuan membantu pergeseran pasukan dan logistik. Pesawat ini mendarat pertama kali pada [[14 Juli]] [[1950]] di Pulau [[Buru]] dimana 2 hari kemudian [[Namlea, Buru|Namlea]] berhasil diduduki oleh [[Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat]] ([[APRIS]]){{Sfn|Saragih|2019|p=31 - 37}}▼
{{main|RMS}}
▲Pesawat ini juga pernah mendukung operasi militer penumpasan [[RMS|Organisasi Republik Maluku Selatan]] ([[RMS]]). Salah satu tugasnya adalah mempersiapkan Pangkalan Udara Kendari sebagai pangkalan aju, dimana untuk itu diterbangkan pesawat ini dengan nomor ekor T-457 dari [[Bandar Udara Halim Perdana Kusuma|Pangkalan Udara Cililitan]] menuju [[Kendari]]. Pesawat ini dipiloti LU I Sudarjono dan LU I Sutardjo Sigit, yang bertujuan membantu pergeseran pasukan dan logistik. Pesawat ini mendarat pertama kali pada [[14 Juli]] [[1950]] di Pulau [[Buru]] dimana 2 hari kemudian [[Namlea, Buru|Namlea]] berhasil diduduki oleh [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat]] ([[Panglima Tentara Nasional Indonesia|APRIS]]), yaitu gabungan antara [[Angkatan Perang Republik Indonesia]] dengan [[Knil|K]]NIL.{{Sfn|Saragih|2019|p=
[[File:C-47A Skytrain.jpg|right|thumb|<center>Sebuah Dakota dalam peringatan perang [[Inggris Raya]] dengan pintu parasut terbuka di [[Duxford]] tahun [[2008]]]]▼
===== Operasi militer penumpasan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) =====
{{main|DI/TII}}
Dalam operasi ini, pesawat ini juga bertugas untuk mensuplai logistik lewat udara dikarenakan tidak memungkinkan melalui jalan darat.{{Sfn|Saragih|2019|p=34}}
===== Operasi militer penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta =====
{{main|PRRI/Permesta}}
Dalam operasi militer, [[PRRI/Permesta|PRRI]] di [[Sumatra]], C-47 Dakota merupakan bagian dari operasi gabungan, dimana ia bertugas untuk memberikan perlindungan udara (air cover), dan juga pasokan logistik serta pasukan. Dalam operasi tersebut, andilnya cukup besar dengan menerjunkan [[Korps Pasukan Khas|Pasukan Gerak Tjepat]] ([[PGT]]) [[AURI]] dan [[RPKAD]] dan mereka tergabung dalam tim Komando X Ray dipimpin oleh [[Letnan Satu|LU]] ([[Letnan Satu|Letnan Udara]]) Sugiri Sukani, sehingga [[TNI]] mengusai lapangan terbang [[Simpang Tiga, Aceh Besar|Simpang Tiga]], [[Pekanbaru]] pada [[12 Maret]] [[1958]]. Begitu juga lapangan terbang [[Polonia]], [[Medan]] berhasil dikuasai pada [[17 Maret]] [[1958]]. Penguasaan kedua lapangan terbang ini membuat pihak pemberontak tidak bisa mempergunakannya sebagai lapangan aju. Tercatat tidak kurang dari 26 pesawat C-47 Dakota dikerahkan ke [[Tanjung Pinang]], sebagai pangkalan aju.{{Sfn|Saragih|2019|p=35}}
Selanjutnya pesawat-pesawatnya digeser ke [[Sulawesi]], untuk penumpasan [[Permesta]], dengan sandi Operasi Merdeka, yang terbagi menjadi Operasi Mena dan Operasi Saptamarga. Dalam pemberontakan ini, pihak musuh didukung oleh [[B-26 Invader]] dan [[P-51 Mustang]] yang didukung oleh penerbang-penerbang asing. Kali ini, pesawat ini bertugas untuk penerjunan pasukan beserta perbengkalannya guna merebut pangkalan udara dari tangan pemberontak.{{Sfn|Saragih|2019|p=35}}
===== Operasi Trikora =====
{{main|Operasi Trikora}}
Dalam operasi ini pihak [[TNI AU]] melibatkan kekuatan yang sangat besar hingga membentu AULA (Angkatan Udara Mandala), sebagai salah satu unsur Komando Mandala. Dalam operasi ini, pesawat ini dipergunakan untuk mempersiapkan pangkalan-pangkalan aju di perbatasan [[Maluku]] dan [[Irian Barat]], seperti [[Morotai]], [[Amahai, Maluku Tengah|Amahai]], [[Letwuan, Hoat Sorbay, Maluku Tenggara|Letfuan]], [[Kota Kendari|Kendari]], [[Kupang]], [[Kota Gorontalo|Gorontalo]], [[Namlea]], Laha, [[Langgur]], Doka Barat dan [[Selaru, Kepulauan Tanimbar|Selaru]].{{Sfn|Saragih|2019|p=35}}
Penyiapan ini dilakukan oleh C-47 Dakota dengan registrasi T-477 dan T-474 dengan mendarat di landasan [[Kendari]] yang antara lain diterbangkan oleh [[LU I]] Suhardjo. Dalam operasi inilah timbul ide untuk mempersenjatai pesawat ini sehingga bisa memiliki kemampuan serang. Sehingga, ia tidak hanya membantu pergeseran pasukan maupun medis udara, ia dapat digunakan sebagai bantuan tembakan udara.{{Sfn|Saragih|2019|p=36}}
Perubahan atas dua pesawat ini dilakukan oleh tim Depo Pesbang 10 [[Bandara Husein Sastranegara|Lanud Husein Sastranegara]], [[Bandung]]. Perubahan yang dilakukan dengan menempatkan masing-masing 3 pucuk senapan kaliber 12,7 mm yang ditempatkan di jendela-jendela di belakang sayap. Dan Dakota C-47 hasil modifikasi ini dikenal dengan julukan '''"C-47 Dakota Gunship"'''.{{Sfn|Saragih|2019|p=36}}
===== Operasi Seroja =====
{{main|Operasi Seroja}}
Dalam operasi inilah dipergunakan untuk pertama kalinya C-47 Dakota Gunship yang bertugas mendampingi [[B-26 Invader]] dalam melakukan serangan udara langsung guna menghadapi senapan mesin pihak [[Fretilin]]. Ujicoba modifikasi ini, dengan penembakan di [[Pameungpeuk, Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]], [[Jawa Barat]] dan Lanud Penfui, [[Kupang]]. Namun akhirnya pesawat tidak dipergunakan karena berdasarkan informasi intelejen, kekuatan musuh telah melemah.{{Sfn|Saragih|2019|p=36}}
Sebagai pengabdian terakhirnya dan juga untuk mengenang peranan, pengabdian dan jasa-jasanya dalam menegakkan kedaulatan [[NKRI]] dan juga pembinaan potensi dirgantara, maka satu pesawat ditempatkan di kantor [[Wing Udara 1]], [[Lanud Halim Perdanakusuma]], lainnya ditempatkan di [[Lakespra Dr Saryanto]] serta di [[Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala]], [[Yogyakarta (kota)|Yogyakarta]] pada tahun [[1978]].{{Sfn|Saragih|2019|p=37}}{{Sfn|Tarigan|2015|p=95}}
== Operator ==
▲[[
{{Div col|colwidth=18em}}
* {{ARG}}
Baris 63 ⟶ 112:
* {{CAM}}
* {{CAN}}<ref name="DakotaC47Canada">{{cite web
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Douglas DC-3 (CC-129) Dakota
| work =
| publisher = Angkatan Udara Kanada
| date = [[11 Juni]] [[2011]]
| url =
| format =
| doi =
| accessdate = [[14 Oktober]] [[2009]]
| archive-date = 2011-06-11
| archive-url = https://web.archive.org/web/20110611201610/http://www.airforce.forces.gc.ca/v2/equip/hst/dakota-eng.asp
| dead-url = unfit
}}</ref>{{CHA}}
* {{CHI}}
* {{ROC}}
Baris 102 ⟶ 155:
* {{IND}}
* {{IDN}}
* [[
* {{ISR}}
* {{ITA}}
Baris 166 ⟶ 219:
== Spesifikasi ==
[[
{{Aircraft specs
|ref=Buku McDonnell Douglas aircraft since 1920 : Volume I
Baris 270 ⟶ 323:
* {{Cite book|title=Alat Utama Sistem Senjata TNI AU Periode Tahun 1951 - 1960|last=Saragih|first=Kol. Sus Dra. Maylina|publisher=Sub Dinas Sejarah Dinas Penerangan TNI AU|year=[[2019]]|isbn=|location=Jakarta|page=}}
* {{Cite book|title=Monumen Angkatan Udara (Revisi I)|last=Tarigan|first=Kol Sus Dra. Lisa M.|publisher=Sub Dinas Sejarah Dinas Penerangan TNI AU|year=[[2015]]|isbn=|location=Jakarta|page=}}
{{Refbegin}}
* Donald, David. ''The Complete Encyclopedia of World Aircraft''. New York: Barnes & Noble, 1997. ISBN 0-7607-0592-5.
Baris 281 ⟶ 335:
== Pranala luar ==
{{Commons|C-47 Skytrain}}
* [http://www.scribd.com/doc/53264079 Manual: (1943) T.O. No. 01-40NC-1 Pilot's Flight Operating Instructions C-47 Airplane]{{Pranala mati|date=Agustus 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.assaultgliderproject.co.uk The Assault Glider Trust] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130308153454/http://www.assaultgliderproject.co.uk/ |date=2013-03-08 }}
* [http://www.warbirdalley.com/c47.htm Warbird Alley: C-47 page]
* [http://www.aluminummistress.org American Aeronautical Foundation, C-47B "Aluminum Mistress"] {{
* [http://www.the-snafu-special.com The SNAFU Special C-47A aircraft recovered and restored]
* [http://images.google.com/hosted/life/7e0c3fc8bdd641c6.html] LIFE photo interior C-47 'Litter-ship' North Africa 1943
Baris 295 ⟶ 349:
[[Kategori:Pesawat patroli maritim]]
[[Kategori:Pesawat terbang sayap rendah]]
[[Kategori:Alutsista Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala]]
|