Stola: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 114.125.117.56 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot Tag: Pengembalian |
|||
(39 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Stola''' adalah [[vestimentum]] liturgis dari berbagai [[Denominasi Kristen|denominasi]] [[Kristen]]. Stola berupa sehelai selempang kain dengan bordiran, dulunya berbahan dasar [[sutera]], panjangnya sekitar tujuh setengah sampai sembilan kaki dan selebar tiga sampai empat inci, makin ke ujung makin lebar.
== Etimologi dan sejarah ==
Kata [[Bahasa Latin|Latin]] ''stola'' berasal dari kata [[Bahasa Yunani|Yunani]] στολη (''stolē''), "pakaian", arti aslinya adalah "tatanan" atau "kelengkapan".
Baris 9:
Ada banyak teori mengenai "leluhur" stola. Ada yang berpendapat bahwa stola berasal dari ''tallit'' (mantel sembahyang Yahudi), karena kemiripannya dengan tata cara penggunaan tallit saat ini (pemimpin ibadah Yahudi mengerudungi kepalanya dengan tallit pada saat memimpin doa) tetapi teori ini sudah tidak dipergunakan lagi sekarang. Teori yang lebih populer adalah bahwa stola berasal dari semacam kain lap liturgis yang disebut orarium dan sangat mirip dengan sudarium. Kenyataanya, di banyak tempat stola disebut orarium. Oleh karena itu stola dihubung-hubungkan dengan kain lap yang digunakan Yesus tatkala membasuh kaki murid-muridNya, dan merupakan simbol yang tepat bagi kuk Kristus, yakni kuk pelayanan.
Bagaimanapun juga, "leluhur" stola yang mungkin paling dekat adalah syal jabatan yang dikenakan para pejabat [[Kekaisaran Romawi]]. Ketika kaum klerus menjadi angota badan administrasi Romawi, mereka pun menerima tanda kehormatan yang sama, yang merupakan penanda jenjang jabatan dalam
== Penggunaan ==
[[
=== Katolik Roma ===
Dalam Gereja
=== Anglikan ===
[[
[[
Demikian pula halnya, dalam Gereja-Gereja [[Komuni Anglikan]], stola diberikan pada saat seseorang ditahbiskan menjadi diakon serta disampirkan pada pundak. Dalam pentahbisan imam, sang imam yang baru saja ditahbiskan tersebut menyampirkan stola pada tengkuk dengan kedua ujungnya menjuntai di depan, baik menjuntai lurus atau dengan cara tradisional yakni disilangkan. Klerus injili yang berkeberatan mengenakan stola karena alasan hati nurani, mengikuti praktik reformasi yakni mengenakan syal khotbah (''preaching scarf'').
=== Protestan ===
Dalam gereja-gereja Protestan, stola sangat sering dipandang sebagai lambang tahbisan dan jabatan pelayanan Firman dan [[Sakramen]]. Stola kerap diberikan oleh jemaat (kadang kala berupa stola buatan tangan atau stola yang diberi hiasan) sebagai hadiah pada saat pentahbisan atau perayaan peringatan tahbisan seseorang. Umumnya klerus protestan mengenakan stola dengan aturan yang sama dengan imam Anglikan atau imam Katolik Ritus Latin yakni disampirkan pada tengkuk dan membiarkan kedua ujungnya menjuntai pada dada (dan tidak disilangkan).
Dalam Gereja Lutheran Injili di Amerika (ELCA, Evangelical Lutheran Church in America), hanya para uskup dan pastor yang mengenakan stola karena hanya merekalah yang menerima tahbisan, yakni stola imam, karena dalam tradisi Lutheran jabatan uskup bukanlah suatu tahbisan tersendiri melainkan hanya suatu jabatan tertentu saja. Para petugas pelayanan diakonal ELCA (setara dengan diakon) umumnya tidak
Dalam Gereja Persatuan Methodis di Amerika Serikat (United Methodist Church), para diakon mengenakan stola dengan cara yang sama seperti diakon-diakon dalam tradisi Anglikan dan Katolik Ritus Latin. Seorang penatua yang tertahbis mengenakan stola dengan cara yang sama dengan imam-imam Anglikan dan Katolik Ritus Latin, karena jabatan penatua dalam gereja ini setara dengan jabatan imam dalam Gereja Anglikan atau Katolik.
== Simbolisme dan warna ==
[[Berkas:Stolecolours.jpg|jmpl|220px|Warna-warna stola]]
Stola beserta sinktura dan manipel, melambangkan ikatan dan rantai yang membelenggu Yesus dalam jalan sengsaraNya; stola biasanya diberi hiasan
Warna-warna stola dan vestimentum lainnya dalam Gereja Katolik Roma tercantum dalam Petunjuk Umum Buku Misa Romawi (Missale Romanum), 346. Warna putih digunakan dalam masa [[Paskah]] dan [[Natal]] serta hari-hari raya yang bukan hari peringatan [[martir]]; merah untuk hari Minggu Palma, Jumat Agung, dan hari Minggu [[Pentakosta]], serta hari-hari peringatan [[santo|orang-orang kudus]] yang wafat sebagai martir; hijau untuk masa biasa (antara masa Natal dan masa Prapaskah, serta antara masa Paskah dan masa Adven). Lembayung (
[[Komuni Anglikan]] dan Gereja Lutheran Injili di Amerika menggunakan warna-warna utama yang sama (putih, merah, hijau, dan ungu), namun sering pula menggunakan warna biru sebagai ganti ungu untuk masa Adven (melambangkan langit malam hari atau [[Perawan Maria]]), merah-keunguan (Komuni Anglikan) atau merah-kirmizi(Gereja Lutheran Injili di Amerika) digunakan selama Pekan Suci. Hitam, warna umum dalam kebanyakan [[Denominasi Kristen|denominasi]], melambangkan perkabungan, mulanya digunakan pada hari Jumat Agung dan upacara pemakaman, akan tetapi sejak tahun 1960-an, hitam tergantikan oleh putih. Dalam keadaan-keadaan tertentu, warna hitam tetap digunakan untuk upacara pemakaman dalam beberapa upacara pemakaman Anglikan (misalnya dalam pemakaman Ratu Elizabeth, "Queen Mother"), Sedangkan Gereja Lutheran Injili di Amerika menggunakan warna hitam hanya untuk ibadah hari Rabu Abu, dan sebagai warna selubung salib pada hari Jumat Agung. Sebagai aturan, tata cara Anglikan umumnya identik dengan tata cara Katolik Roma.
== Stola dalam Gereja-Gereja Timur ==
Dalam Gereja-Gereja Timur, stola dikenal sebagai ''[[Vestimentum#Vestimentum Gereja Timur|epitrakhelion]]'' (dikenakan oleh imam atau uskup) dan ''[[Vestimentum#Vestimentum Gereja Timur|orarion]]'' (dikenakan oleh diakon atau subdiakon). Stola milik imam berupa sehelai selempang yang disampirkan pada tengkuk, dan kedua ujungnya dibiarkan menjuntai di bagian depan, kedua sisi stola yang bertemu di bagian depan disatukan dengan jahitan. Protodiakon atau diakon agung menyampirkan stolanya pada pundak kiri lalu disilangkan pada pinggul kanan, sedangkan diakon menyampirkannya pada pundak kiri dan membiarkan kedua ujungnya menjuntai bebas di sisi kiri. Dua cara tersebut hanya dapat dijumpai dalam Gereja-Gereja Ortodoks yang paling tradisional. Dalam kebanyakan tradisi Timur, hanya cara pertama yang digunakan, kecuali jika diakon yang bersangkutan hanya mengenakan eksorasson (jubah luar) maka orarion disampirkan ganda pada bahu kiri. Subdiakon menyampirkan orarion-nya pada kedua pundak lalu disilangkan di belakang dan depan. Orang-orang yang bertindak selaku subdiakon menyilangkan orarion hanya pada bagian belakang agar menunjukkan bahwa mereka tidak ditahbiskan.
== Referensi ==
* ''Encyclopaedia Britannica'', edisi ke-11., vol. 26, hal. 953.
== Pranala
* {{en}}[http://www.newadvent.org/cathen/14301a.htm Catholic Encyclopedia Artikel mengenai Stola (ditulis tahun 1912)]
{{Peralatan liturgi Katolik}}
[[
|