Sanggar Anak Alam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syafaat2012 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Syafaat2012 (bicara | kontrib)
k Sebelumnya sudah ditambahkan penjelasan 4 pilar pendidikan. Poin ini, ditambahkan ttg Tanpa Guru, Tanpa Pelajaran, Tanpa Seragam, Tanpa Aturan
 
Baris 1:
'''Sanggar Anak Alam (SALAM)''' adalah sanggar belajar yang didirikan oleh sepasang suami istri Sri Wahyaningsih dan [[Toto Rahardjo]] pada 17 Oktober 1988. Pada tahun 2000, SALAM memulai aktivitasnya di Kampung Nitiprayan, Kasihan, Bantul, sebuah kampung yang terletak di perbatasan antara Kodya Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Sekolah ini didirikan atas dasar keprihatinan dalam melihat sistem pendidikan di Indonesia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Rahardjo|first=Toto|date=Agustus 2014|title=Sekolah Biasa Saja|location=Kabupaten Sleman|publisher=Insist Press|isbn=978-602-0857-56-5|pages=252|url-status=live}}</ref>
 
Di SALAM, para siswa belajar menggunakan metode riset (''by research''). Di sini, para siswa akan memilih sendiri topik riset yang diminatinya sesuai denganmemiliki empat pilar [[pendidikan]] SALAM yaitu pangan, kesehatan, lingkungan hidup, dan sosial budaya. Peserta didik SalamSALAM diajarkan mencintai panganan lokal seperti beras dengan cara memperkenalkan beras dimulai dari Ritual hingga cara menyajikan. Peserta didik diajarkan untuk tidak mengkonsumsi makan minum yang mengandung bahan kimia buatan seperti pengawet. Peserta didik SalamSALAM diajarkan untuk bersikap toleransi terhadap sesamanya. Berdasarkan wawancara penyusun kepada seorang wali murid, selama di SalamSALAM anaknya tidak pernah mengalami perundungan ketika sekolah dan jika diperhatikan tidak ada sekat antara kelas atas dan kelas bawah dalam pergaulan (misal bermain bola). Sedangkan fokus utama di SALAM adalah pembentukan [[karakter]] anak, dan bukan pada hal-hal fisik di lingkungan sekitar.<ref>{{Cite web|date=2018-05-03|title=Sanggar Anak Alam Sekolah dengan Konsep Membebaskan Anak {{!}} radarsukabumi.com|url=https://radarsukabumi.com/pendidikan/sanggar-anak-alam-sekolah-dengan-konsep-membebaskan-anak/|language=id-ID|access-date=2021-09-03}}</ref>
 
SALAM tidak mempunyai mata pelajaran, aturan, seragam, dan guru. Peserta didik dapat berguru dari siapa saja dan di SALAM dikenal dengan '''Fasilitator.''' Tidak seperti sekolah pada umumnya yang memiliki mata pelajaran, di SALAM, peserta didik belajar dengan metode '''Riset''' (''by research''). Riset yang dilakukan sesuai dengan '''passion''' masing – masing individu. '''Passion''' yang mereka temukan, dipelajari, dipahami dan dikuasai. SALAM tidak memiliki seragam seperti sekolah – sekolah pada umumnya yang harus dikenakan setiap ke sekolah dan peserta didik dibolehkan menggunakan sandal japit. SALAM mengajarkan kebhinekaan hingga ketingkat individual. SALAM memiliki jam masuk, keluar dan istirahat yang bisa saja berbeda antar kelas. Tingkat SMA, SALAM mengajarkan anak – anak membuat sendiri raportnya
SALAM tidak mempunyai mata pelajaran, aturan, seragam, dan seluruh siswa-siswinya diperbolehkan untuk memakai sandal jepit. [[Kurikulum]] atau konsep pendidikan yang diusung SALAM mengacu pada konsep pendidikan merdeka [[Ki Hadjar Dewantara]] yang memiliki semboyan tidak diperintah dan tidak terperintah, dan tidak bergantung pada orang lain. Atau dengan kata lain anak boleh belajar tentang apa saja sesuai dengan bakat dan minatnya.<ref name=":0" />
 
SALAM tidak mempunyai mata pelajaran, aturan, seragam, dan seluruh siswa-siswinya diperbolehkan untuk memakai sandal jepit. [[Kurikulum]] atau konsep pendidikan yang diusung SALAM mengacu pada konsep pendidikan merdeka [[Ki Hadjar Dewantara]] yang memiliki semboyan tidak diperintah dan tidak terperintah, dan tidak bergantung pada orang lain. Atau dengan kata lain anak boleh belajar tentang apa saja sesuai dengan bakat dan minatnya.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==