Pengguna:Danu Widjajanto/Genosida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|1915–1917 Ottoman mass murder of its Armenian population during WWI}}
{{good article}}
<!--{{Pp-vandalism|small=yes}}-->
<!--This article has been placed on a one-revert rule. Any editor who makes more than one revert on this article (and this revert must be discussed on the talk page) in a 24-hour period will be blocked. Please edit cooperatively, and seek consensus and compromise rather than edit-war.-->
{{Use dmy dates|date=July 2018}}
Baris 61:
Pada bulan Januari 1913, CUP melancarkan [[kudeta Utsmaniyah 1913|kudeta]], membentuk sebuah negara satu partai, dan menindas semua pihak yang dianggap sebagai musuh dari dalam.{{sfn|Suny|2015|pp=189–190}}{{sfn|Kieser|2018|pp=133–134, 136, 138, 172}} Setelah kudeta ini, CUP mengubah batas-batas kesukuan dengan memukimkan kembali orang-orang Muslim Balkan dan memaksa orang-orang Kristen untuk hengkang; para imigran dijanjikan harta benda yang sebelumnya dimiliki oleh orang-orang Kristen.{{sfn|Kaligian|2017|pp=95, 97}} Ketika sebagian dari Trakia Timur diduduki kembali oleh Kesultanan Utsmaniyah dalam [[Perang Balkan Kedua]] pada pertengahan tahun 1913, terjadi penjarahan dan intimidasi terhadap orang-orang Yunani dan Armenia yang mengakibatkan mereka mengungsi.{{sfn|Kaligian|2017|pp=96–97}} Sekitar 150.000 orang Ortodoks Yunani di kawasan [[pesisir Aegea]] dideportasi secara paksa pada bulan Mei dan Juni 1914 oleh [[Çetes|kelompok penyamun Muslim]] (disebut ''Çetes'') yang diam-diam didukung oleh CUP, walaupun ada pula tentara yang ikut serta.{{sfn|Suny|2015|pp=193, 211–212}}{{sfn|Kieser|2018|pp=169, 176–177}}{{sfn|Kaligian|2017|p=98}} Sejarawan Matthias Bjørnlund berpendapat bahwa keyakinan mengenai keberhasilan deportasi orang Yunani mendorong para pemimpin CUP untuk merencanakan kebijakan yang lebih radikal dengan maksud untuk melakukan Turkifikasi terhadap masyarakat Utsmaniyah.{{sfn|Bjørnlund|2008|p=51}}
==
[[
==
[[
[[File:Russian soldiers Sheykhalan 1915.jpg|thumb|left|Tentara Rusia di reruntuhan desa Armenia yang bernama "Sheykhalan" di dekat [[Muş|Mush]], 1915]]
▲[[File:Leavening the Levant (1916) (14586438289) restored.jpg|thumb|left|Armenian defenders in Van]]
Menteri Perang Enver Pasha mengambil alih komando atas angkatan darat Utsmaniyah dan melancarkan serangan terhadap Rusia. Dalam [[Pertempuran Sarikamish]] pada Desember 1914 hingga Januari 1915, ia menyusun strategi yang berupaya mengepung [[Angkatan Darat Kaukasus Rusia (Perang Dunia I)|Angkatan Darat Kaukasus Rusia]]. Namun, prajurit Utsmaniyah tidak siap dengan kejamnya musim dingin di wilayah pegunungan.{{sfn|Suny|2015|pp=241–242}} Akhirnya Utsmaniyah mengalami kekalahan dengan korban jiwa yang melebihi 60.000 prajurit.{{sfn|Akçam|2012|p=157}} Ketika mundur, tentara Utsmaniyah menghancurkan banyak desa Armenia di Vilayet Bitlis dan membantai penduduknya.{{sfn|Üngör|2016|p=19}} Di muka umum, Enver menjadikan orang Armenia sebagai kambing hitam. Ia mengklaim bahwa orang Armenia membela Rusia, dan klaim ini kemudian dipercayai oleh para pemimpin CUP.{{sfn|Üngör|2016|pp=18–19}}{{sfn|Suny|2015|p=243}} Insiden lokal dan penemuan senjata milik orang Armenia dijadikan bukti bahwa orang Armenia sedang berkomplot untuk menghancurkan Utsmaniyah.{{sfn|Suny|2015|p=244}} Sejarawan [[Taner Akçam]] menyimpulkan bahwa "tuduhan pemberontakan Armenia di dokumen-dokumen{{Nbsp}}... pada kenyataannya tidak berdasar tetapi secara sengaja dibuat-buat".{{sfn|Akçam|2012|p=168}}{{sfn|Suny|2015|p=282}}
Massacres of Armenian men were occurring in the vicinity of [[Bashkale]] in Van vilayet from December.{{sfn|Akçam|2019|p=472}} ARF leaders attempted to keep the situation calm, warning that even justifiable self-defense could lead to escalation of killing.{{sfn|Suny|2015|p=255}} The governor, [[Djevdet Bey]], ordered the Armenians of [[Van, Turkey|Van]] to hand over their arms on 18 April, creating a dilemma: If they obeyed, the Armenians expected to be killed, but if they refused, it would provide a pretext for massacres. Armenians fortified themselves in Van and repelled [[defense of Van (1915)|the Ottoman attack]] that began on 20 April.{{sfn|Suny|2015|p=257}}{{sfn|Kévorkian| 2011|p= 319}} During the siege, Armenians in surrounding villages were massacred at Djevdet's orders. Russian forces captured Van on 18 May, finding 55,000 corpses in the province—about half its prewar Armenian population.{{sfn|Suny|2015|pp=259–260}} Djevdet's forces proceeded to Bitlis and attacked Armenian and Syriac villages; men were killed immediately, women and children kidnapped by local Kurds, and others marched away to be killed later. By the end of June, there were only a dozen Armenians in the vilayet.{{sfn|Suny|2015|pp=287, 289}}
Baris 80 ⟶ 79:
===Aims===
{{Quotebox|width=24em
| quote =
During World War I, the CUP—whose central goal was to preserve the Ottoman Empire—came to identify Armenian civilians as an existential threat.{{sfn|Akçam|2012|p=337}}{{sfn|Suny|2015|p=245}} CUP leaders held Armenians—including women and children—collectively guilty for "betraying" the empire, a belief that was crucial to deciding on genocide in early 1915.{{sfn|Akçam|2019|p=457}}{{sfn|Bozarslan ''et al.''|2015|pp=166–167}} At the same time, the war provided an opportunity to enact, in Talaat's words, the "definitive solution to the Armenian Question".{{sfn|Suny|2015|p=245}}{{sfn|Dündar|2011|p=284}} The CUP hoped to permanently eliminate any possibility that Armenians could achieve autonomy or independence in the empire's eastern provinces by annihilating the concentrated Armenian population of these areas.{{sfn|Watenpaugh|2013|p=284}} Ottoman records show the government aimed to reduce the population of Armenians to no more than 5 percent in the sources of deportation and 10 percent in the destination areas. This goal could not be accomplished without mass murder.{{sfn|Akçam|2012|pp=242, 247–248}}{{sfn|Dündar|2011|p=282}}{{sfn|Kieser|2018|p=261}}
|