Pengguna:Danu Widjajanto/Genosida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(4 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|1915–1917 Ottoman mass murder of its Armenian population during WWI}}
{{good article}}
<!--{{Pp-vandalism|small=yes}}-->
<!--This article has been placed on a one-revert rule. Any editor who makes more than one revert on this article (and this revert must be discussed on the talk page) in a 24-hour period will be blocked. Please edit cooperatively, and seek consensus and compromise rather than edit-war.-->
{{Use dmy dates|date=July 2018}}
Baris 65:
Beberapa hari setelah meletusnya Perang Dunia Pertama, CUP [[persekutuan Utsmaniyah-Jerman|menjalin persekutuan dengan Jerman]] pada 2 Agustus 1914.{{sfn|Suny|2015|pp=214–215}} Pada bulan yang sama, para perwakilan CUP mengikuti [[Kongres Armenia di Erzurum|konferensi ARF]]. Para perwakilan ini menuntut agar ARF mengajak orang [[Armenia Rusia]] untuk membantu Utsmaniyah apabila terjadi perang melawan Rusia. Namun, para delegasi ARF malah memutuskan bahwa orang Armenia harus membela negaranya masing-masing.{{sfn|Suny|2015|pp=223–224}} Selama persiapan perang, Pemerintah Utsmaniyah merekrut ribuan narapidana untuk bergabung dengan kelompok paramiliter yang disebut [[Organisasi Khusus (Kesultanan Utsmaniyah)|Organisasi Khusus]],{{sfn|Üngör|2016|pp=16–17}} yang awalnya bertujuan untuk memicu pemberontakan di kalangan Muslim Rusia sebelum Kesultanan Utsmaniyah secara resmi terjun ke dalam Perang Dunia I.{{sfn|Suny|2015|pp=233–234}} Pada 29 Oktober 1914, Kesultanan Utsmaniyah melakukan [[Serangan Laut Hitam|serangan kejutan]] terhadap pelabuhan-pelabuhan Rusia di [[Laut Hitam]]; serangan ini menandai dimulainya keterlibatan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I di pihak [[Blok Sentral]].{{sfn|Suny|2015|p=218}} Banyak orang Armenia Rusia yang antusias dengan perang ini karena mereka berangan-angan "membebaskan Armenia Turki", tetapi orang-orang Armenia di Kesultanan Utsmaniyah cenderung ragu, karena mereka khawatir bahwa dukungan kepada Rusia akan menimbulkan pembalasan. Organisasi sukarelawan yang dibentuk oleh orang-orang Armenia Rusia (kelak juga diikuti oleh para pembelot dari orang-orang Armenia di Kesultanan Utsmaniyah) semakin meningkatkan kecurigaan Pemerintah Utsmaniyah terhadap populasi Armenia.{{sfn|Suny|2015|pp=221–222}}
Ketika pemerintah mengambil sumber daya dari rakyat untuk keperluan perang, pengambilan tersebut sering kali dilakukan secara korup, sewenang-wenang, dan terlalu menyasar orang-orang Yunani dan Armenia.{{sfn|Suny|2015|p=225}} Para pemimpin Armenia mendesak para pemuda agar mereka bersedia [[seferberlik|diwamilkan]], tetapi banyak tentara dari berbagai kelompok etnis dan agama yang kemudian membelot karena situasi yang sulit dan kekhawatiran atas keluarga mereka.{{sfn|Suny|2015|pp=226–227}} Setidaknya 10 persen dari orang-orang Armenia di Kesultanan Utsmaniyah dimobilisasi, sehingga kampung mereka kehilangan orang-orang muda; hal inilah yang kelak membuat mereka tidak dapat mengangkat senjata untuk melawan deportasi pada tahun 1915.{{sfn|Kévorkian|2011|p=242}}{{sfn|Bozarslan ''et al.''|2015|p=179}} Ketika Utsmaniyah [[kampanye militer Kaukasus|menyerang Rusia]] dan [[kampanye militer Persia (Perang Dunia I)|Persia]], Organisasi Khusus melakukan pembantaian terhadap orang-orang Armenia dan [[Genosida Asiria|Kristen Suryani]].{{sfn|Suny|2015|pp=243–244}}{{sfn|Üngör|2016|p=18}} Semenjak awal November 1914, para gubernur provinsi Van, Bitlis, dan Erzerum mengirimkan banyak telegram ke pemerintah pusat; telegram-telegram tersebut menuntut agar pemerintah mengambil tindakan yang lebih keras terhadap orang-orang Armenia, baik itu di tingkat daerah maupun di seluruh kesultanan.{{sfn|Akçam|2019|p=475}} Tuntutan ini berperan penting dalam memperburuk persekusi terhadap orang Armenia, walaupun persekusi ini sebenarnya sudah didukung oleh pemerintah pusat dari sebelum tahun 1915.{{sfn|Akçam|2019|pp=478–479}} Para pegawai pemerintah yang berdarah Armenia diberhentikan dari posisi mereka pada akhir 1914 dan awal 1915.{{sfn|Üngör|2016|p=19}} Pada Februari 1915, para pemimpin CUP memutuskan untuk melucuti tentara-tentara yang berdarah Armenia dan mengirim mereka ke [[batalion perburuhan Utsmaniyah|batalion
==
[[
[[File:Russian soldiers Sheykhalan 1915.jpg|thumb|left|Tentara Rusia di reruntuhan desa Armenia yang bernama "Sheykhalan" di dekat [[Muş|Mush]], 1915]]
▲[[File:Leavening the Levant (1916) (14586438289) restored.jpg|thumb|left|Armenian defenders in Van]]
Menteri Perang Enver Pasha mengambil alih komando atas angkatan darat Utsmaniyah dan melancarkan serangan terhadap Rusia. Dalam [[Pertempuran Sarikamish]] pada Desember 1914 hingga Januari 1915, ia menyusun strategi yang berupaya mengepung [[Angkatan Darat Kaukasus Rusia (Perang Dunia I)|Angkatan Darat Kaukasus Rusia]]. Namun, prajurit Utsmaniyah tidak siap dengan kejamnya musim dingin di wilayah pegunungan.{{sfn|Suny|2015|pp=241–242}} Akhirnya Utsmaniyah mengalami kekalahan dengan korban jiwa yang melebihi 60.000 prajurit.{{sfn|Akçam|2012|p=157}} Ketika mundur, tentara Utsmaniyah menghancurkan banyak desa Armenia di Vilayet Bitlis dan membantai penduduknya.{{sfn|Üngör|2016|p=19}} Di muka umum, Enver menjadikan orang Armenia sebagai kambing hitam. Ia mengklaim bahwa orang Armenia membela Rusia, dan klaim ini kemudian dipercayai oleh para pemimpin CUP.{{sfn|Üngör|2016|pp=18–19}}{{sfn|Suny|2015|p=243}} Insiden lokal dan penemuan senjata milik orang Armenia dijadikan bukti bahwa orang Armenia sedang berkomplot untuk menghancurkan Utsmaniyah.{{sfn|Suny|2015|p=244}} Sejarawan [[Taner Akçam]] menyimpulkan bahwa "tuduhan pemberontakan Armenia di dokumen-dokumen{{Nbsp}}... pada kenyataannya tidak berdasar tetapi secara sengaja dibuat-buat".{{sfn|Akçam|2012|p=168}}{{sfn|Suny|2015|p=282}}
Massacres of Armenian men were occurring in the vicinity of [[Bashkale]] in Van vilayet from December.{{sfn|Akçam|2019|p=472}} ARF leaders attempted to keep the situation calm, warning that even justifiable self-defense could lead to escalation of killing.{{sfn|Suny|2015|p=255}} The governor, [[Djevdet Bey]], ordered the Armenians of [[Van, Turkey|Van]] to hand over their arms on 18 April, creating a dilemma: If they obeyed, the Armenians expected to be killed, but if they refused, it would provide a pretext for massacres. Armenians fortified themselves in Van and repelled [[defense of Van (1915)|the Ottoman attack]] that began on 20 April.{{sfn|Suny|2015|p=257}}{{sfn|Kévorkian| 2011|p= 319}} During the siege, Armenians in surrounding villages were massacred at Djevdet's orders. Russian forces captured Van on 18 May, finding 55,000 corpses in the province—about half its prewar Armenian population.{{sfn|Suny|2015|pp=259–260}} Djevdet's forces proceeded to Bitlis and attacked Armenian and Syriac villages; men were killed immediately, women and children kidnapped by local Kurds, and others marched away to be killed later. By the end of June, there were only a dozen Armenians in the vilayet.{{sfn|Suny|2015|pp=287, 289}}
Baris 80 ⟶ 79:
===Aims===
{{Quotebox|width=24em
| quote =
During World War I, the CUP—whose central goal was to preserve the Ottoman Empire—came to identify Armenian civilians as an existential threat.{{sfn|Akçam|2012|p=337}}{{sfn|Suny|2015|p=245}} CUP leaders held Armenians—including women and children—collectively guilty for "betraying" the empire, a belief that was crucial to deciding on genocide in early 1915.{{sfn|Akçam|2019|p=457}}{{sfn|Bozarslan ''et al.''|2015|pp=166–167}} At the same time, the war provided an opportunity to enact, in Talaat's words, the "definitive solution to the Armenian Question".{{sfn|Suny|2015|p=245}}{{sfn|Dündar|2011|p=284}} The CUP hoped to permanently eliminate any possibility that Armenians could achieve autonomy or independence in the empire's eastern provinces by annihilating the concentrated Armenian population of these areas.{{sfn|Watenpaugh|2013|p=284}} Ottoman records show the government aimed to reduce the population of Armenians to no more than 5 percent in the sources of deportation and 10 percent in the destination areas. This goal could not be accomplished without mass murder.{{sfn|Akçam|2012|pp=242, 247–248}}{{sfn|Dündar|2011|p=282}}{{sfn|Kieser|2018|p=261}}
|