Imperialisme bahasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k ~ref
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 4:
Sejak awal 1990-an, imperialisme bahasa telah menarik perhatian dalam kalangan ahli [[linguistik terapan]]. Khususnya, buku keluaran tahun 1992 yang berjudul ''[[Linguistic Imperialism]]'' karya [[Robert Phillipson]] telah menimbulkan banyak perbahasan tentang kekurangan dan kelebihannya. Phillipson mendapati pengecaman imperialisme bahasa yang berawal dari kritik [[Jerman Nazi|Nazi]] terhadap [[British Council|Dewan Britania]] dan kupasan [[Uni Soviet|Soviet]] tentang [[bahasa Inggris]] sebagai bahasa [[kapitalisme]] dan [[Hegemoni|penguasaan dunia]].<ref>Phillipson, Robert (1992), p36.</ref> Dalam hal ini, kritik terhadap bahasa Inggris sebagai bahasa dunia sering kali berakar dari [[Globalisme|antiglobalisme]].
 
Imperialisme bahasa juga sering dilihat dalam konteks [[imperialisme budaya]].
 
== Definisi ==
Imperialisme bahasa adalah satu bentuk [[Diskriminasi bahasa|linguisisme]] yang menguntungkan dan memberikan kekuatan kepada bahasa yang menguasai atau menindas dan penuturnya. Seperti yang diringkaskan oleh ahli bahasa [[Heath Rose]] dan [[John Conama]], Dr. Phillipson berpendapat bahwa ciri-ciri yang menentukan imperialisme bahasa adalah sebagai berikut:
# Sebagai satu bentuk linguisisme, yang menjelma dalam mengutamakan bahasa yang paling berpengaruh di atas yang lain menurut jalur yang sama seperti [[rasisme]] dan [[seksisme]].
# Sebagai ide yang diwujudkan secara terstruktur, yang lebih banyak memberikan sumber daya dan prasarana kepada bahasa yang paling berpengaruh
# Sebagai ideologi, dalam hal ini meyakinkan bahwa bentuk bahasa yang paling berpengaruh lebih bergengsi daripada yang lain. Gagasan-gagasan ini bersifat hegemoni dan dihayati serta [[Naturalisasi|diserap]] sebagai "kebiasaan".
# Sebagai sesuatu yang terjalin dengan struktur yang sama dengan imperialisme dalam budaya, pendidikan, media, dan politik.
# Sebagai sesuatu yang memiliki intisari yang bersifat mengeksploitasi, yang menyebabkan [[ketidakadilan]] dan ketidaksetaraan antara orang yang menggunakan bahasa yang paling berpengaruh dan orang yang tidak menggunakannya.
# Oleh sebab mempunyai pengaruh subtraktif pada bahasa-bahasa lain, dalam mempelajari bahasa yang paling berpengaruh adalah dengan mengorbankan bahasa yang lain.
# Sebagai sesuatu yang dipertikaikan dan dipertentangkan karena faktor-faktor tersebut.<ref>{{Cite journal|last1=Conama|first1=John Bosco|last2=Rose|first2=Heath|date=2018-08-01|title=Linguistic imperialism: still a valid construct in relation to language policy for Irish Sign Language|journal=Language Policy|language=en|volume=17|issue=3|pages=385–404|doi=10.1007/s10993-017-9446-2|issn=1573-1863|doi-access=free}}</ref><ref>{{Cite book|last=Phillipson|first=Robert|title=www.forskningsdatabasen.dk|editor1-first=Bernard|editor1-last=Spolsky|date=2012|chapter=Imperialism and Colonialism|url=http://www.forskningsdatabasen.dk/en/catalog/2286726295|journal=Cambridge Handbook of Language Policy|pages=203–225|doi=10.1017/CBO9780511979026.013|isbn=9780511979026}}</ref>
 
Walaupun tidak mudah untuk menentukan maksud kebijakan tertentu yang mengarah pada [[linguisisme]], beberapa ahli percaya bahwa maksud tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati kelanjutan praktik imperialis setelah kerusakan [[sosiolinguistik]], sosiologis, psikologis, politis, dan pendidikan bahasa lain telah disadari.<ref>{{Cite web|url=https://scholar.google.com/scholar_lookup?title=Linguicism&author=T.%20Skutnabb-Kangas&pages=583-586&publication_year=2016|title=Linguicism|last=Skutnabb-Kangas|first=T.|date=2016|website=scholar.google.com|access-date=2019-01-08}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=yR5mspS2kpoC&pg=PP1|title=Linguistic Genocide in Education--or Worldwide Diversity and Human Rights?|last=Skutnabb-Kangas|first=Tove|date=2000-02-01|publisher=Routledge|isbn=9781135662363|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.afn.ca/uploads/files/education2/indigenouschildrenseducation.pdf|title=Indigenous children's education as linguistic genocide and a crime against humanity? : a global view|last1=Skutnabb-Kangas|first1=Tove|last2=Dunbar|first2=Bob|last3=Peoples|first3=Gáldu-Resource Centre for the Rights of Indigenous|date=2010|publisher=Guovdageiadnu / Kautokeino, Norway : Gáldu - Resource Centre for the Rights of Indigenous Peoples|isbn=9788281440494|language=en}}</ref>
 
== Bahasa Inggris ==
Dalam buku ''Linguistic Imperialism'', Robert Phillipson mendefinisikan imperialisme bahasa Inggris sebagai
{{Quote|Dominasi bahasa Inggris yang ditegaskan dan dipertahankan oleh pihak berwenang serta penyusunan kembali ketidaksetaraan struktur dan budaya antara bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain secara terus-menerus.}} <!-- one way influence? --> <ref>Phillipson, Robert (1992), p [https://books.google.com/books?id=4jVeGWtzQ1oC&pg=PA47 47].</ref> Bahasa Inggris sering disebut "[[basantara|bahasa perantara]]" (''lingua franca'') sedunia. Namun, Phillipson berpendapat bahwa ketika dominasinya mengarah pada [[Kematian bahasa|pembunuhan bahasa]] atau linguisida, bahasa Inggris lebih tepat disebut "bahasa [[Frankenstein (novel)|frankenstein]]" (''lingua frankensteinia'') {{Vague|date=Januari 2022}} menurut pandangannya.<ref name="Phillipson 2008 250–267">{{Cite journal|last=Phillipson|first=Robert|date=2008|title=Lingua franca or lingua frankensteinia? English in European integration and globalisation1|journal=World Englishes|language=en|volume=27|issue=2|pages=250–267|doi=10.1111/j.1467-971X.2008.00555.x|issn=1467-971X}}</ref>
 
Teori Phillipson mendukung sejarah penyebaran bahasa Inggris sebagai bahasa antarbangsa dan dominasi bahasa tersebut secara berkelanjutan, tidak hanya di lingkungan [[Pascakolonialisme|pascapenjajahan]] seperti Wales, Skotlandia, Irlandia, India, Pakistan, Uganda, Zimbabwe, dan lain-lain., tetapi juga semakin meningkat di lingkungan "[[Neokolonialisme|penjajahan baru]]" seperti [[Eropa]] daratan. Teorinya terutama didasarkan pada teori [[imperialisme]] [[Johan Galtung]], teori persekongkolan [[Antonio Gramsci]], dan khususnya pada gagasannya sendiri tentang [[hegemoni budaya]].<ref name="Phillipson 2008 250–267"/>
Baris 86 ⟶ 98:
 
"Pengantarbangsaan (''internationalization'') bahasa Inggris semacam itu dapat membuka lembaran baru bagi penutur jati bahasa Inggris. McCabe menjelaskan:
{{Blockquote|...sedangkan selama dua abad kita mengekspor bahasa dan kebiasaan kita untuk memburu...pasar segar, kini kita mendapati bahwa bahasa dan kebiasaan kita dikembalikan kepada kita tetapi diubah sehingga dapat digunakan oleh orang lain... sehingga bahasa dan budaya kita sendiri menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dan [[Kontradiksi|percanggahan]] segar.<ref>McCabe (1985), p. 45.</ref>}}
 
== Lihat pula ==
{{Col div|colwidth=20em}}
* [[Anglifikasi|Penginggrisan]]
* [[Linguistik terapan kritid]]
* [[Hegemoni budaya]]
* [[Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing]]
* [[Bahasa Esperanto]]
* [[Bahasa perantara internasional|Bahasa perantara antarbangsa]]
* [[Bahasa Inggris internasional|Bahasa Inggris antarbangsa]]
* [[Perendaman bahasa]]
* [[Kebijakan bahasa]]
* [[Perencanaan bahasa]]
* [[Revitalisasi bahasa|Penggiatan kembali bahasa]]
* [[Kematian bahasa]]
* [[Purisme bahasa|Pemurnian bahasa]]
* [[Pemisahan bahasa]]
* [[Monolingualisme|Keekabahasaan]]
* [[Bilingualisme|Kedwibahasaan]]
* [[Multilingualisme|Keanekabahasaan]]
* [[Alih kode]]
* [[Lintas bahasa]]
* [[Bahasa resmi]]
* [[Ketidakterterjemahan]]
* [[Bahasa global|Bahasa dunia]]
* [[Hipotesis bahasa ayah]]
* [[Latinx]]
{{colend}}
 
== Rujukan ==
Baris 130 ⟶ 170:
* [[Henry Widdowson|Widdowson, H.G.]] (1998a) ''EIL: squaring the Circles. A Reply.'' World Englishes 17/3 397–401.
* Widdowson, H.G. (1998b) ''The Theory and Practice of Critical Discourse Analysis.'' Applied Linguistics 19/1 136–151.
{{Refend}}
 
== Pranala luar ==